Tampilkan postingan dengan label Gigi dan Mulut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gigi dan Mulut. Tampilkan semua postingan

31 Mei 2023

Penyebab dan Cara Menghilangkan Bau Mulut

Bau Mulut

Napas yang berbau tidak sedap adalah hal yang sangat menjijikkan. Tapi pada kenyataannya, banyak orang yang mengalaminya tidak menyadari bahwa hal ini sangat mengganggu orang lain. Mereka tidak merasa kalau napas mereka bau, karena mereka sudah terbiasa dengan bau mulutnya sendiri.

Bila ingin mengetahui apakah napas Anda bau atau tidak, perhatikan dengan seksama tingkah laku lawan-lawan bicara saat Anda berbicara dengan mereka. Bila mereka memperlihatkan gelagat yang "mencurigakan" atau selalu ingin berpaling atau menjaga jarak ketika Anda berbicara, maka bisa jadi itu karena napas Anda bau. Untuk pastinya, tidak ada salahnya Anda menanyakan langsung kepada teman dekat, keluarga, istri atau suami tentang bau napas Anda. Mereka tidak akan mencemooh, justru yang mereka cemooh adalah bila Anda bernapas bau namun tidak menyadarinya dan suka berbicara pula.

Penyebab bau mulut

Dalam istilah medis, bau mulut atau napas yang berbau disebut dengan halitosis dan ini bisa disebabkan oleh banyak hal. Namun kebanyakan adalah karena tidak sehatnya keadaan gigi dan mulut seseorang. Pembusukan pada akar-akar gigi seringkali tidak disadari seseorang, ini akan mengakibatkan pernapasan menjadi tidak sedap. Karies dan lubang-lubang kecil pada gigi akan menjadi tempat berkembang biaknya kuman dan menjadikan napas tidak sedap.

Beberapa hal lain yang menyebabkan napas bau adalah gigi-gigi yang susunannya tidak teratur dan tidak dibersihkan dengan baik, terutama pada orang-orang yang sudah tua. Infeksi tonsil (tonsilitis) pada hulu kerongkongan dan sinusitis juga memegang peranan penting dalam hal ini. Bau yang tidak enak juga dapat disebabkan oleh radang lambung dan mungkin juga disebabkan dari makanan tidak dicerna dengan sempurna. Jadi, napas yang berbau juga sangat berhubungan erat dengan kesehatan pencernaan. Dan begitu pula sebaliknya, pencernaan yang sehat juga tergantung dari kebersihan mulut dan gigi. Selain itu, napas bau dapat disebabkan oleh kondisi genetik, lever kronis, diabetes, gangguan paru-paru, bronkhitis kronis, maag dan gangguan THT.

Gangguan fungsi ginjal ternyata juga dapat menyebabkan bau mulut kronis. Kadar ureum-nya yang tinggi, yang kemudian beredar di dalam darah. Melalui proses kimia, dihasilkanlah zat amonia yang berbau menyengat. Komponen ini kemudian masuk ke dalam sistem pernapasan dan menyebabkan napas berubah menjadi tidak sedap.

Mengatasi bau mulut

Untuk mengatasi bau mulut yang tidak sedap, maka yang pertama-tama harus dilakukan adalah mencari penyebabnya. Jika penyebabnya adalah karena gigi yang berlubang, maka pergilah ke dokter gigi. . Dokter akan memeriksa keadaan gusi, tonsil, adenoids, sinus dan bagian-bagian tubuh lain yang dapat meyebabkan bau mulut menjadi tidak sedap.

Untuk mengatasi bau mulut yang tidak sedap karena kuman yang berkembang biak di dalam mulut, sebaiknya Anda melakukan ini:
  • Gosok gigi dengan baik dan benar minimal 2 kali sehari, jangan lupa gosok juga bagian atas dan bawah lidah
  • Jika tidak mungkin menggosok gigi, minimal berkumurlah setiap selesai Anda makan apapun
  • Perbanyak konsumsi buah-buahan dan hindari makan-makanan tertentu yang menyebabkan bau mulut
  • Gunakan obat kumur minimal 1 kali sehari diantara 2 waktu menggosok gigi.
Diluar hal di atas, makanan sehat dan seimbang akan sangat membantu mengatasi gangguan ini, terutama buah-buahan.

Ada beberapa juga yang menyarankan untuk sering mengunyah permen karet guna menghilangkan bau mulut. Permen karet memang dapat memberikan sensasi kesegaran pada mulut dan sementara mengurangi bau mulut. Namun, permen karet tidak secara langsung menghilangkan bau mulut atau mengatasi penyebab yang mendasarinya. Jadi penting untuk diingat bahwa permen karet hanya mengatasi gejala bau mulut dan tidak menghilangkan penyebab yang mendasarinya.

20 Mei 2023

17 Pertanyaan Populer seputar Pertumbuhan dan Perawatan Gigi Anak

Gigi anak

Pertumbuhan dan perawatan gigi anak merupakan hal yang penting dalam menjaga kesehatan gigi mereka sejak dini. Orangtua sering kali memiliki banyak pertanyaan dan kekhawatiran terkait dengan pertumbuhan gigi anak serta perawatan yang tepat. Artikel ini akan menjawab 17 pertanyaan populer seputar pertumbuhan dan perawatan gigi anak. Dari kapan gigi susu anak mulai tumbuh hingga makanan yang baik dan buruk untuk kesehatan gigi anak, artikel ini akan memberikan informasi yang berharga bagi orang tua yang ingin merawat gigi anak dengan baik.

1. Kapan gigi susu anak mulai tumbuh?

Gigi susu anak mulai tumbuh sekitar usia 6 bulan hingga 1 tahun. Proses pertumbuhan gigi susu dimulai dengan munculnya gigi seri, yang biasanya pertama kali muncul adalah gigi seri bawah. Kemudian, secara bertahap gigi seri atas dan gigi taring mulai muncul. Pada umumnya, pada usia 2,5 tahun hingga 3 tahun, anak akan memiliki lengkap 20 gigi susu, termasuk 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham. Gigi susu akan menjadi penting dalam mengunyah makanan, membantu perkembangan bicara, dan sebagai tempat bagi gigi permanen yang akan tumbuh pada tahap selanjutnya.

2. Kapan gigi permanen anak mulai tumbuh?

Gigi permanen anak mulai tumbuh sekitar usia 6-7 tahun. Proses ini dimulai dengan munculnya gigi seri permanen di belakang gigi seri susu. Gigi seri permanen biasanya pertama kali muncul di rahang bawah, diikuti oleh rahang atas. Setelah itu, gigi taring permanen mulai tumbuh, diikuti oleh gigi geraham permanen. Selama periode pertumbuhan ini, gigi susu akan bergantian rontok dan digantikan oleh gigi permanen. Proses pertumbuhan gigi permanen berlangsung secara bertahap selama beberapa tahun hingga anak mencapai usia dewasa, di mana mereka akan memiliki set lengkap 32 gigi permanen.

3. Apa yang harus dilakukan jika anak memiliki gigi yang berlubang?

Jika anak memiliki gigi yang berlubang, maka segeralah temui dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Dokter gigi akan mengevaluasi tingkat kerusakan gigi dan menentukan apakah perlu dilakukan tambalan gigi atau tindakan lain seperti perawatan akar atau pencabutan gigi. Selain itu, penting untuk mendorong anak menjaga kebersihan gigi yang baik dengan menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan benang gigi, dan menghindari makanan manis atau bersoda yang dapat memperburuk kerusakan gigi. Dengan tindakan yang tepat dan perawatan yang diberikan secara teratur, masalah gigi berlubang pada anak dapat ditangani dengan baik dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

4. Bagaimana cara mencegah gigi anak menjadi rusak atau berlubang?

Untuk mencegah gigi anak menjadi rusak atau berlubang, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, pastikan anak menjaga kebersihan gigi yang baik dengan menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. Ajari mereka menggunakan teknik sikat gigi yang benar dan bantu mereka menyikat gigi sampai mereka mampu melakukannya sendiri. Selain itu, batasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula, terutama makanan ringan manis dan minuman bersoda. Dorong kebiasaan sehat seperti mengunyah makanan yang sehat dan serat, serta meminum air bersih secara teratur. Juga penting untuk membawa anak ke dokter gigi secara teratur untuk pemeriksaan rutin dan pembersihan profesional. Dengan menjaga kebersihan gigi yang baik, pola makan yang sehat, dan perawatan rutin, gigi anak dapat terjaga dengan baik dan mencegah kerusakan atau lubang gigi.

5. Kapan sebaiknya anak mulai menggunakan sikat gigi dan pasta gigi?

Anak sebaiknya mulai menggunakan sikat gigi dan pasta gigi sejak gigi pertama mereka muncul, yaitu sekitar usia 6 bulan hingga 1 tahun. Pada awalnya, gunakan sikat gigi bayi dengan bulu lembut atau lap kain yang dibasahi untuk membersihkan gigi-gigi susu. Ketika anak sudah memiliki beberapa gigi, pindah ke sikat gigi anak dengan bulu yang lebih lembut. Pasta gigi yang digunakan harus mengandung fluoride, namun dalam jumlah yang sesuai untuk anak-anak, biasanya seukuran biji beras. Penting untuk mengawasi anak saat menyikat gigi dan memastikan mereka tidak menelan pasta gigi. Melalui pengenalan yang tepat dan kebiasaan yang terbentuk sejak dini, anak akan belajar menjaga kebersihan gigi dengan baik seiring pertumbuhan mereka.

6. Apakah anak memerlukan pasta gigi yang khusus untuk anak?

Ya, anak memerlukan pasta gigi yang khusus untuk anak. Pasta gigi yang dirancang khusus untuk anak-anak mengandung kadar fluoride yang tepat untuk usia mereka dan memiliki rasa yang lebih disukai anak-anak. Pasta gigi anak juga biasanya memiliki tekstur dan aroma yang menarik bagi anak-anak, sehingga dapat membuat proses menyikat gigi menjadi lebih menyenangkan bagi mereka. Selain itu, pasta gigi anak juga tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya jika tertelan dalam jumlah kecil.

7. Bagaimana cara memilih sikat gigi yang tepat untuk anak?

Memilih sikat gigi yang tepat untuk anak melibatkan beberapa faktor penting. Pertama, pastikan sikat gigi tersebut memiliki ukuran kepala yang sesuai dengan mulut anak, sehingga dapat mencapai semua gigi dengan mudah. Pilih sikat gigi dengan bulu yang lembut dan ujung yang bulat, agar tidak melukai gusi atau gigi anak. Selain itu, perhatikan pegangan sikat gigi yang nyaman dan sesuai dengan ukuran tangan anak, sehingga mereka dapat menggunakannya dengan mudah. Pilihan warna dan desain yang menarik juga dapat membantu memotivasi anak untuk menyikat gigi dengan rajin. Penting untuk mengganti sikat gigi anak setiap 3-4 bulan atau saat bulu sikat gigi mulai aus.

8. Apa saja makanan yang baik dan buruk untuk kesehatan gigi anak?

Untuk menjaga kesehatan gigi anak, ada makanan yang baik dan buruk yang perlu diperhatikan. Makanan yang baik untuk kesehatan gigi anak meliputi buah-buahan segar, sayuran renyah, susu, yogurt rendah lemak, keju, dan protein seperti daging tanpa lemak. Makanan ini mengandung nutrisi penting seperti kalsium, vitamin, dan serat yang membantu memperkuat gigi dan menjaga gusi sehat. Di sisi lain, makanan yang buruk untuk kesehatan gigi anak termasuk makanan manis seperti permen, cokelat, kue, dan minuman bersoda yang mengandung gula tinggi. Makanan ini dapat menyebabkan peningkatan produksi asam di mulut, yang dapat merusak lapisan gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Penting untuk mengedukasi anak tentang pentingnya makan makanan sehat dan membatasi konsumsi makanan manis serta mengajak mereka membersihkan gigi setelah mengonsumsi makanan yang berpotensi merusak gigi.

9. Bagaimana cara membersihkan gigi bayi sebelum gigi permanen tumbuh?

Membersihkan gigi bayi sebelum gigi permanen tumbuh penting untuk menjaga kebersihan gigi dan gusi mereka. Anda dapat menggunakan kain lembut yang dibasahi atau sikat gigi bayi dengan bulu yang sangat lembut untuk membersihkan gigi bayi. Dengan lembut gosok gigi dan gusi bayi dalam gerakan melingkar. Pastikan untuk membersihkan semua permukaan gigi, termasuk bagian depan, belakang, dan sela-sela gigi. Jika gigi bayi sudah bersebelahan, gunakan benang gigi bayi atau benang gigi yang dirancang khusus untuk anak-anak untuk membersihkan sela-sela gigi. Membersihkan gigi bayi secara teratur sebelum gigi permanen tumbuh akan membantu mencegah penumpukan plak dan menjaga kesehatan gigi mereka sejak dini.

10. Apakah perlu membawa anak ke dokter gigi secara teratur dan seberapa sering?

Ya, sangat penting untuk membawa anak ke dokter gigi secara teratur. Idealnya, anak perlu mengunjungi dokter gigi setidaknya dua kali setahun untuk pemeriksaan dan pembersihan gigi rutin. Mengajarkan anak untuk memeriksa gigi mereka sejak usia dini akan membantu mereka menjaga kesehatan gigi sepanjang hidup. Selain itu, kunjungan reguler ke dokter gigi juga memungkinkan dokter gigi untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah gigi sedini mungkin, seperti lubang gigi atau pertumbuhan gigi yang tidak normal. Dokter gigi juga dapat memberikan saran dan pedoman tentang perawatan gigi yang tepat dan memberikan perlindungan tambahan seperti penambalan gigi atau pemberian fluoride. Dengan mengatur jadwal kunjungan yang teratur, kita dapat memastikan bahwa kesehatan gigi anak terjaga dengan baik dan mencegah masalah gigi yang lebih serius di masa depan.

11. Apa yang harus dilakukan jika gigi anak goyah atau terlepas lebih awal?

Jika gigi anak goyah atau terlepas lebih awal, langkah-langkah yang perlu diambil bergantung pada apakah itu gigi susu atau gigi permanen. Jika itu gigi susu yang goyah atau terlepas, biarkan gigi itu rontok dengan sendirinya tanpa mencabutnya. Pastikan anak tetap menjaga kebersihan area gigi yang kosong dan mempertahankan kebiasaan menyikat gigi yang baik. Namun, jika itu gigi permanen yang goyah atau terlepas karena cedera atau keadaan lainnya, segera hubungi dokter gigi. Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan dan menentukan tindakan yang diperlukan, seperti mencoba menyelamatkan gigi atau melakukan tindakan restoratif. Penting untuk mendapatkan perawatan segera dalam kasus gigi permanen agar gigi dapat dipelihara dengan baik dan mencegah masalah jangka panjang.

12. Bagaimana cara mengatasi masalah gigi anak yang tumbuh tidak rata atau bergeser?

Untuk mengatasi masalah gigi anak yang tumbuh tidak rata atau bergeser, penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi yang spesialis ortodonti. Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan mungkin merekomendasikan perawatan ortodonti, seperti pemakaian kawat gigi atau alat penyesuai gigi lainnya. Ini akan membantu memperbaiki posisi gigi yang tidak rata atau bergeser dan menciptakan senyuman yang lebih sehat dan estetis. Pemantauan rutin dan kerja sama antara dokter gigi, anak, dan orang tua juga penting untuk mencapai hasil yang optimal.

13. Bagaimana cara mengatasi kebiasaan buruk seperti mengisap jempol atau menggunakan dot yang dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi anak?

Untuk mengatasi kebiasaan buruk seperti mengisap jempol atau menggunakan dot yang dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi anak, perlu dilakukan pendekatan yang bertahap. Pertama, berbicaralah dengan anak secara lembut dan terlibatlah dalam percakapan yang positif mengenai kebiasaan tersebut. Coba cari cara untuk mengalihkan perhatian anak dari kebiasaan tersebut dengan memberikan alternatif yang lebih sehat atau menyenangkan, seperti benda mainan yang dapat mereka gigit atau aktivitas yang menarik. Juga, jangan menghukum atau memarahi anak, tetapi berikan pujian dan penghargaan ketika mereka tidak melakukan kebiasaan buruk. Jika kebiasaan berlanjut, konsultasikan dengan dokter gigi atau ahli lain yang berpengalaman dalam kebiasaan anak. Mereka dapat memberikan saran khusus dan strategi yang lebih lanjut untuk mengatasi kebiasaan buruk dan mempromosikan pertumbuhan gigi yang sehat.

14. Apa yang harus dilakukan jika anak mengalami cedera pada gigi atau mulut?

Jika anak mengalami cedera pada gigi atau mulut, segera lakukan tindakan pertolongan pertama. Bilas mulut anak dengan air bersih untuk membersihkan area yang terluka. Jika ada pendarahan, tekan lembut area yang berdarah dengan kain bersih atau tisu. Jika gigi anak lepas atau patah, simpan gigi atau bagian gigi yang rusak dalam air atau susu dan segera bawa anak ke dokter gigi atau layanan darurat gigi. Jika terjadi benturan hebat atau cedera yang lebih serius, segera hubungi dokter gigi atau pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat. Pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan yang tepat akan membantu meminimalkan kerusakan jangka panjang dan memastikan pemulihan gigi dan mulut anak secara optimal.

15. Bagaimana pengaruh makanan manis atau minuman bersoda terhadap kesehatan gigi anak?

Makanan manis dan minuman bersoda memiliki pengaruh negatif terhadap kesehatan gigi anak. Kandungan gula dalam makanan manis dan minuman bersoda memberikan sumber makanan bagi bakteri di mulut yang dapat menyebabkan pembentukan plak dan asam. Asam ini kemudian dapat merusak lapisan email gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Selain itu, minuman bersoda yang mengandung asam fosforat juga dapat mengikis lapisan email gigi. Oleh karena itu, konsumsi makanan manis dan minuman bersoda harus dibatasi dan disertai dengan kebiasaan menyikat gigi yang baik. Disarankan untuk mengajarkan anak untuk berkumur dengan air setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, serta memberikan perhatian pada pembersihan gigi secara teratur guna menjaga kesehatan gigi mereka.

16. Apakah ada kebiasaan sehari-hari yang dapat membantu memperkuat gigi anak?

Ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang dapat membantu memperkuat gigi anak. Salah satunya adalah menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi dua kali sehari menggunakan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Selain itu, penting untuk mengajarkan anak untuk membersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi atau benang gigi interdental. Memperhatikan pola makan juga penting, dengan mendorong anak untuk mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, susu, dan makanan yang mengandung kalsium untuk memperkuat gigi. Hindari kebiasaan buruk seperti mengunyah es atau memakai gigi untuk membuka benda-benda keras. Selain itu, rutin mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan dan pembersihan gigi juga merupakan bagian penting dalam menjaga kesehatan gigi anak.

17. Bagaimana cara mengatasi masalah gigi anak yang tumbuh dengan perlahan atau tertunda?

Jika gigi anak tumbuh dengan perlahan atau tertunda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi. Dokter gigi dapat melakukan pemeriksaan dan evaluasi perkembangan gigi anak secara menyeluruh. Mereka dapat memberikan nasihat dan tindakan yang tepat, seperti pemantauan teratur terhadap pertumbuhan gigi anak atau mungkin merujuk ke spesialis ortodonti jika diperlukan. Terkadang, faktor genetik atau kondisi kesehatan tertentu dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi anak. Oleh karena itu, dengan bantuan dokter gigi, langkah-langkah yang sesuai dapat diambil untuk mengatasi masalah pertumbuhan gigi anak dan memastikan gigi mereka tumbuh dengan baik dan sehat.

Article Resources
  • "When Do Baby Teeth Come In? Timeline, Order, and More." Healthline. Diakses pada 26 April 2023
  • "How Many Teeth Do Kids Have?" Colgate. Diakses pada 26 April 2023
  • "Cavities in Children: What to Do When Your Child Has a Cavity." Mayo Clinic. Diakses pada 26 April 2023
  • "When Do Permanent Teeth Come In?" American Dental Association. Diakses pada 26 April 2023
  • "Preventing Tooth Decay in Children." National Institute of Dental and Craniofacial Research. Diakses pada 26 April 2023
  • "When Should Children Start Using Toothbrushes and Toothpaste?" American Academy of Pediatrics. Diakses pada 26 April 2023
  • "Choosing the Right Toothpaste for Your Child." American Dental Association. Diakses pada 26 April 2023
  • "How to Choose the Right Toothbrush for Your Child." American Academy of Pediatric Dentistry. Diakses pada 26 April 2023
  • "Foods That Are Good for Teeth and Foods That Are Bad for Teeth." Cleveland Clinic. Diakses pada 26 April 2023
  • "Cleaning Your Baby's Teeth Before They Erupt." American Academy of Pediatrics. Diakses pada 26 April 2023
  • "How Often Should Children Have Dental Checkups?" American Academy of Pediatric Dentistry. Diakses pada 26 April 2023
  • "Baby Teeth: What to Do If They Fall Out Early." Mayo Clinic. Diakses pada 26 April 2023403
  • "How to Fix Crooked Teeth in Kids." Colgate. Diakses pada 26 April 2023

31 Maret 2023

Gigi yang Sehat dan Sekelumit Permasalahannya

Gigi yang Sehat dan Sekelumit Permasalahannya

Gigi merupakan salah satu mahkota wajah. Baik-buruknya gigi seseorang sangat mempengaruhi penampilan. Gigi yang sehat menjadi dambakan setiap orang, namun dalam hal ini seseorang itu sendiri terkadang abai dalam menjaga kesehatan giginya atau bahkan tidak mengetahui apa yang baik dan buruk bagi kesehatan giginya.

Tahapan pertumbuhan gigi

Kita mulai dari gigi pada masa masa kanak-kanak. Anak yang sudah berumur tiga tahun seharusnya sudah mempunyai dua puluh gigi susu atau gigi sulung. Pada akhir umur satu tahun, seharusnya si anak sudah mempunyai enam gigi, dua belas gigi saat umurnya delapan belas bulan, enam belas gigi saat umurnya sudah dua tahun dan total dua puluh gigi menjelang umurnya dua setengah tahun.

Pada orang dewasa normalnya memiliki tiga puluh dua gigi tetap. Gigi tetap mula-mula tumbuh ketika anak memasuki usia sekolah yaitu sekitar 6 sampai 7 tahun. Gigi tetap ini tumbuh dari bawah (gusi), dan biasanya mendorong keluar gigi sulung hingga gigi susu tanggal. Menjelang usia dua puluh lima tahun seseorang seharusnya sudah memiliki gigi tetap yang lengkap yaitu 32.

Jika selama dalam kandungan sang ibu kekurangan kalsium, kemungkinan besar pertumbuhan gigi si anak nantinya akan terlambat. Kekurangan kalsium pada ibu hamil juga dapat mengakibatkan kelainan pertumbuhan gigi pada bayi. Gigi bayi yang terbentuk pada trimester terakhir kehamilan sangat membutuhkan asupan kalsium yang cukup agar pertumbuhannya sempurna.

Gigi yang sehat

Seberapa sehatnya gigi seseorang sangat tergantung dari kebiasaan makan dan minumnya. Gigi yang sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Gigi berwarna putih bersih: Gigi yang sehat tidak berwarna kuning atau coklat. Warna gigi yang kusam dan tidak putih dapat disebabkan oleh plak, karang gigi atau kebiasaan merokok.
  • Gigi tidak berlubang atau keropos: Gigi yang sehat tidak berlubang atau keropos. Keropos gigi dapat disebabkan oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri dalam plak gigi, atau bisa juga disebabkan oleh abrasi atau erosi gigi yang disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman yang asam.
  • Gusi yang sehat dan tidak meradang: Gusi yang sehat memiliki warna merah muda dan tidak meradang. Gusi yang meradang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri yang menumpuk pada gigi dan gusi, dan jika dibiarkan dapat menyebabkan periodontitis atau penyakit gusi yang lebih parah.
  • Tidak terdapat bau mulut yang tidak sedap: Gigi yang sehat tidak menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Bau mulut yang tidak sedap dapat disebabkan oleh bakteri di dalam mulut yang menyebabkan gigi berlubang, penyakit gusi, atau ketidakseimbangan dalam keseimbangan bakteri di dalam mulut.
Pemeliharaan gigi yang baik pada masa pertumbuhan sangat penting untuk kelanjutannya saat dewasa.
Hampir semua ahli kesehatan gigi sepakat bahwa kerusakan gigi sudah tentu sangat berhubungan erat dengan gula.

Masalah-masalah gigi

Berikut adalah beberapa masalah umum yang terkait dengan gigi:
  • Karies gigi: Karies gigi adalah masalah yang disebabkan oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri dalam plak gigi. Asam ini dapat mengikis email gigi dan menyebabkan lubang pada gigi yang disebut karies. Jika tidak diobati, karies gigi dapat menyebabkan kerusakan pada struktur gigi, nyeri gigi, dan bahkan infeksi.
  • Penyakit gusi: Penyakit gusi adalah infeksi pada gusi yang disebabkan oleh bakteri dalam plak gigi. Penyakit gusi dapat menyebabkan gusi merah, bengkak, dan berdarah saat menggosok gigi atau mengunyah makanan. Jika tidak diobati, penyakit gusi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan gusi dan bahkan kerusakan pada tulang yang menopang gigi.
  • Abses gigi: Abses gigi adalah infeksi pada gigi yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam jaringan lunak di sekitar akar gigi. Abses gigi dapat menyebabkan nyeri hebat, pembengkakan pada wajah atau gusi, dan bahkan demam.
  • Sensitivitas gigi: Sensitivitas gigi terjadi ketika email gigi rusak atau terkikis, sehingga lapisan sensitif di bawahnya terbuka. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit atau sensitif pada gigi ketika terkena suhu yang ekstrem, makanan atau minuman yang asam atau manis, atau ketika gigi terkena sentuhan.
  • Maloklusi gigi: Maloklusi gigi adalah masalah yang terjadi ketika gigi tidak berada dalam posisi yang benar atau tidak terletak di rahang dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam mengunyah, sulit membersihkan gigi, dan dapat menyebabkan masalah lain seperti sakit kepala dan nyeri rahang.
  • Pengikisan gigi: Pengikisan gigi terjadi ketika email gigi rusak atau terkikis karena faktor seperti konsumsi makanan dan minuman yang asam, gigi gemeretak atau gigi grinding, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Pengikisan gigi dapat menyebabkan sensitivitas gigi dan keropos gigi.
  • Kegoyangan gigi: Kegoyangan gigi dapat terjadi akibat kerusakan tulang yang menopang gigi, penyakit gusi yang parah, atau cedera pada gigi. Jika gigi goyah tidak diobati, dapat menyebabkan kehilangan gigi.

Hampir setiap orang dewasa mempunyai sekurang-kurangnya satu lubang kecil pada giginya, walaupun hanya seukuran ujung jarum dan ini terkadang tidak diketahui karena mereka tidak melakukan pemeriksaan ke dokter gigi. Jika dibiarkan, lubang akan semakin besar dan merugikan di kemudian hari.

Orang-orang pada masa kini banyak sekali yang giginya berlubang, bahkan banyak yang sudah kehilangan gigi tetapnya bahkan sebelum usianya mencapai dewasa. Hal ini sangat menyedihkan dan sangat disayangkan, karena hilangnya gigi (ompong) selain mempengaruhi fungsi dari pengunyahan juga sangat mempengaruhi penampilan dan rasa percaya diri seseorang.

Namun, ada juga gigi yang memang sudah memiliki cacat sejak awal, hal ini bisa disebabkan karena faktor genetik atau keturunan. Tetapi hampir semua ahli kesehatan gigi sepakat bahwa kerusakan gigi sangat berhubungan erat dengan gula. Pada saat ini, makanan dan minuman yang kita konsumsi pada umumnya mengandung tinggi gula.

Kesehatan gigi mempengaruhi kesehatan tubuh

Kesehatan gigi sangat penting karena dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut beberapa contoh hubungan antara kesehatan gigi dengan kesehatan tubuh:
  • Penyakit gusi dan penyakit jantung: Penyakit gusi dapat menyebabkan peradangan kronis di mulut, yang dapat menyebabkan pembengkakan dan pendarahan gusi. Peradangan ini dapat menyebabkan bakteri dan racun masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk jantung.
  • Kanker mulut dan tenggorokan: Merokok, mengunyah tembakau, dan konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker mulut dan tenggorokan. Penyakit gigi dan gusi yang parah juga dapat meningkatkan risiko kanker.
  • Diabetes: Penyakit gusi yang parah dapat memengaruhi kadar gula darah pada penderita diabetes dan dapat membuat kondisi diabetes sulit dikendalikan. Sebaliknya, diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko infeksi dan peradangan mulut.
  • Kehamilan dan persalinan: Penyakit gusi yang parah pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi dengan berat lahir rendah. Bakteri yang berasal dari peradangan di mulut juga dapat mencapai janin melalui aliran darah ibu hamil.
  • Osteoporosis: Kondisi kesehatan tulang yang melemah, seperti osteoporosis, dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi dan kehilangan gigi.
Dengan demikian, menjaga kesehatan gigi sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan yang lebih serius pada tubuh. Selain itu, merawat gigi dengan baik juga dapat membantu mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini dan menghindari masalah yang lebih serius di masa depan.

Cara merawat gigi

Tidak ingin terkena penyakit-penyakit terkait gigi? Lakukan beberapa cara untuk merawat gigi secara lengkap berikut ini:
  • Sikat gigi dengan benar: Sikat gigi setidaknya dua kali sehari dan sebelum tidur dengan pasta gigi berfluoride. Pastikan untuk menyikat semua permukaan gigi Anda dan menggosok gigi Anda dengan gerakan memutar yang lembut. Selain itu, jangan lupa membersihkan lidah dan bagian dalam pipi untuk mencegah penumpukan bakteri.
  • Gunakan benang gigi: Menggunakan benang gigi setiap hari membantu membersihkan area di antara gigi yang sulit dijangkau oleh sikat gigi. Gunakan benang gigi dengan lembut dan hati-hati untuk mencegah iritasi gusi.
  • Hindari makanan dan minuman yang merusak gigi: Makanan dan minuman yang asam dan manis dapat mengikis email gigi dan menyebabkan kerusakan pada gigi. Batasi konsumsi makanan dan minuman seperti minuman berenergi, minuman bersoda, permen, dan cokelat.
  • Berkumur dengan air bersih: Berkumur dengan air setelah makan membantu menghilangkan sisa makanan yang menempel pada gigi dan mengurangi jumlah asam dalam mulut.
  • Menjaga kelembaban mulut: Mulut kering dapat menyebabkan masalah gigi seperti karies gigi dan infeksi karena kurangnya produksi air liur. Minumlah banyak air dan kunyah permen karet tanpa gula untuk menjaga kelembaban mulut Anda.
  • Rutin memeriksakan gigi: Penting untuk memeriksakan gigi secara teratur ke dokter gigi setidaknya dua kali setahun. Dokter gigi dapat membantu mencegah masalah gigi dan membersihkan gigi Anda secara profesional.
  • Hindari kebiasaan buruk: Kebiasaan buruk seperti merokok dan mengunyah tembakau dapat merusak gigi dan menyebabkan masalah kesehatan mulut lainnya. Juga hindari menggigit kuku dan menggunakan gigi Anda untuk membuka benda keras.
Merawat gigi dengan baik adalah investasi dalam kesehatan gigi dan mulut Anda. Selalu konsisten dalam menjaga kebersihan gigi dan rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi untuk mencegah masalah gigi.

Ciri Gejala dan Perawatan Bayi akan Tumbuh Gigi

Tumbuh gigi pada bayi adalah proses alami di mana gigi bayi mulai tumbuh dan menembus gusi. Proses ini dimulai dari usia enam bulan hingga dua atau tiga tahun. Tumbuh gigi adalah tahap yang penting dalam perkembangan bayi, karena gigi merupakan bagian penting dalam proses pencernaan dan bicara.

Metode yang lazim dilakukan untuk mengetahui apakah gigi bayi sudah mulai tumbuh atau tidak, adalah tentu saja dengan melihat ke dalam mulut bayi atau dengan meraba gusinya. Tapi selain metode sederhana ini, sebenarnya ada banyak tanda-tanda lainnya yang dapat menjelaskan bahwa bayi Anda akan tumbuh gigi. Pada artikel ini kami akan menguraikan tentang semua yang perlu Anda ketahui mengenai tumbuh gigi pada bayi.

Pertumbuhan gigi bayi

Tahapan tumbuh gigi pada bayi

Tumbuh gigi pada bayi biasanya dimulai sekitar usia enam bulan, meskipun bisa dimulai dari usia empat bulan atau bahkan terlambat hingga satu tahun. Tahapan tumbuh gigi pada bayi meliputi:
  1. Tahap awal: Gigi pertama yang tumbuh adalah gigi seri bawah (lower central incisors) di bagian depan mulut, diikuti oleh gigi seri atas (upper central incisors) beberapa minggu kemudian.
  2. Tahap tengah: Gigi geraham (molars) mulai tumbuh pada usia 10-16 bulan. Gigi geraham ini penting untuk menghancurkan makanan dan membantu bayi untuk mengunyah.
  3. Tahap akhir: Gigi taring (canines) tumbuh setelah gigi seri dan geraham, biasanya pada usia 16-20 bulan. Gigi terakhir yang tumbuh adalah gigi geraham belakang (second molars) pada usia 20-30 bulan.
Namun, perlu diingat bahwa setiap bayi dapat mengalami tahapan tumbuh gigi yang berbeda-beda, tergantung pada faktor individu seperti faktor genetik dan nutrisi.

Ciri-ciri bayi akan tumbuh gigi

Ada beberapa tanda-tanda yang dapat menunjukkan bahwa bayi akan tumbuh gigi, di antaranya:

1. Gusi bengkak dan merah:

Gusi bayi mungkin akan terlihat bengkak dan berwarna merah muda atau merah. Hal ini disebabkan oleh adanya tekanan gigi yang sedang tumbuh di bawah gusi.

2. Suka menggigit dan mengunyah benda-benda

Saat gigi bayi mulai tumbuh, bayi mungkin merasa tidak nyaman dan ingin mengurangi rasa sakit dengan menggigit atau mengunyah benda-benda.

3. Mengalami perubahan perilaku

Bayi mungkin akan menjadi lebih rewel, sulit tidur, atau lebih sensitif saat gigi mulai tumbuh. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan bayi. Berguling-guling di tempat tidur, gelisah atau menangis di tengah malam adalah beberapa tanda yang bayi tunjukkan kepada ibu bahwa ia sedang tumbuh gigi.

4. Mengalami gangguan makan

Saat gigi bayi mulai tumbuh, bayi mungkin akan merasa tidak nyaman saat menyusui atau makan makanan padat. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan pada gusi dan rahang.

5. Liur yang berlebihan

Air liur yang berlebihan dapat menjadi satu pertanda yang paling umum bayi akan tumbuh gigi. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa sakit pada gusi yang membuat bayi lebih sering mengisap dan mengunyah. 

6. Sering menarik atau memegang telinga

Bayi mungkin akan menarik atau memegang telinga saat gigi mulai tumbuh. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa sakit atau tekanan yang dialami oleh gusi dan rahang.

7. Demam ringan

Beberapa bayi dapat mengalami demam ringan saat gigi mulai tumbuh. Hal ini disebabkan oleh respons imun tubuh terhadap tekanan dan peradangan yang terjadi pada gusi.

Selain itu, bayi mungkin mungkin mengalami ruam pada wajah dan leher saat gigi mulai tumbuh. Hal ini bisa disebabkan oleh air liur yang berlebihan dan iritasi pada kulit akibat dari gesekan benda-benda yang digigit bayi.

Mengatasi gejala tumbuh gigi pada bayi

Mendengar atau melihat bayi kita yang sedang tumbuh gigi merupakan hal yang sangat membahagiakan sekaligus menakjubkan. Tapi sadarilah bahwa periode tumbuh gigi ini sebenarnya adalah periode yang cukup menyakitkan bagi bayi.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala tumbuh gigi pada bayi, di antaranya:
  • Berikan benda yang bisa digigit: Memberikan benda yang bisa digigit dan dikunyah bayi, seperti mainan khusus bayi (theeter) atau kain khusus bayi yang sudah dibasahi dengan air dingin dapat membantu mengurangi rasa sakit pada gusi. Pastikan benda terbuat dari bahan yang aman dan tidak mudah pecah, sehingga bayi tidak tersedak.
  • Berikan makanan dingin: Bayi mungkin merasa lebih nyaman dengan makanan yang dingin, seperti buah-buahan yang dipotong kecil dan disimpan di dalam kulkas atau freezer. Hal ini dapat memberikan sensasi dingin pada gusi dan membantu meredakan rasa sakit. Namun jangan memberikan makanan dingin yang terlalu keras.
  • Berikan pijatan lembut pada gusi: Pijatan lembut pada gusi bayi dengan jari yang bersih dapat membantu meredakan rasa sakit pada gusi dan memberikan sensasi nyaman pada bayi.
  • Berikan perhatian dan kasih sayang ekstra: Bayi mungkin akan merasa lebih nyaman dengan perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengasuh. Menggendong dan memeluk bayi, serta memberikan perhatian khusus pada saat gigi bayi mulai tumbuh, dapat membantu meredakan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan bayi.
Jika gejala tumbuh gigi yang dialami bayi terus berlanjut atau memburuk, segera ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Cara-cara yang tidak disarankan bagi orangtua

Di bawah ini adalah beberapa cara yang umumnya tidak disarankan dalam meredakan gejala tumbuh gigi pada bayi kecuali atas saran dokter, yaitu:
  • Memberikan obat penghilang rasa sakit: Obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas seperti aspirin dan ibuprofen tidak boleh diberikan pada bayi yang sedang tumbuh gigi. Beberapa jenis obat ini dapat menyebabkan efek samping serius pada bayi, termasuk kerusakan hati dan ginjal.
  • Menggunakan gel gigi yang mengandung benzocaine: Benzocaine adalah bahan yang umumnya digunakan dalam gel gigi yang diklaim dapat meredakan rasa sakit pada gusi bayi. Namun, bahan ini dapat menyebabkan reaksi alergi atau bahkan menyebabkan bayi sulit bernapas.
  • Memberikan es batu langsung pada gusi: Memberikan es batu langsung pada gusi bayi dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan pada jaringan gusi. Sebaiknya gunakan mainan bayi yang dirancang khusus untuk memberikan sensasi dingin pada gusi, atau berikan makanan yang sudah didinginkan.
Berkonsultasilah dengan dokter jika bayi Anda mengalami gejala tumbuh gigi yang parah.

Perawatan untuk gigi bayi yang mulai tumbuh

Setelah gigi bayi mulai tumbuh, perawatan gigi bayi menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk merawat gigi bayi yang baru tumbuh:
  • Membersihkan gigi bayi: Membersihkan gigi bayi dengan menggunakan kain khusus bayi atau sikat gigi bayi yang lembut dapat membantu menghilangkan sisa-sisa makanan dan bakteri pada gigi. Lakukan pembersihan setidaknya dua kali sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur.
  • Hindari memberikan makanan yang manis: Memberikan makanan yang manis dapat meningkatkan risiko gigi bayi mengalami kerusakan gigi. Batasi konsumsi gula dan makanan yang manis pada bayi, terutama sebelum tidur.
  • Memberikan ASI atau susu formula: ASI atau susu formula mengandung nutrisi penting yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan gigi bayi. Berikan ASI atau susu formula pada bayi secara teratur.
  • Menghindari cairan yang terlalu dingin: Cairan yang terlalu dingin dapat membuat gigi bayi menjadi sensitif dan menyebabkan rasa sakit pada gigi. Hindari memberikan cairan yang terlalu dingin pada bayi, seperti jus atau minuman dingin.
  • Membawa bayi ke dokter gigi anak: Membawa bayi ke dokter gigi anak secara teratur dapat membantu mengawasi kondisi gigi bayi dan memberikan perawatan yang diperlukan. Dokter gigi anak juga dapat memberikan saran dan informasi tentang perawatan gigi bayi yang tepat.
Dengan perawatan yang tepat, gigi bayi dapat tumbuh dengan sehat dan kuat. Ingatlah bahwa perawatan gigi bayi yang baik tidak hanya bermanfaat untuk gigi bayi, tetapi juga dapat membantu membangun kebiasaan yang baik dalam merawat gigi sejak dini.

Article Resources:
  • American Dental Association (ADA). (n.d.). Infants and Toddlers.
  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021). Children's Oral Health.
  • HealthyChildren.org. (2020). Tooth Care for Children.
  • Mayo Clinic. (2022). Teething: Tips for soothing sore gums.
  • National Institute of Dental and Craniofacial Research (NIDCR). (2019). Infant Oral Health.
  • Gambar: www.deardoctor.com

Diperbarui pada 31 Maret 2023

Penyebab dan Mengobati Gigi Hitam pada Anak-Anak

Gigi hitam pada anak merupakan kondisi di mana warna gigi anak menjadi lebih gelap atau lebih hitam dari warna normalnya. Warna hitam ini terjadi akibat adanya pengendapan pigmen atau zat-zat tertentu pada permukaan atau di dalam struktur gigi.

Kondisi ini dapat terjadi pada anak dari semua usia, mulai dari balita hingga remaja. Gigi hitam pada anak dapat terjadi pada satu gigi atau lebih, dan biasanya terlihat lebih jelas pada gigi depan.

Gigi hitam pada anak

Penyebab gigi hitam pada anak

Berikut ini adalah beberapa penyebab gigi hitam pada anak:
  • Pewarna makanan dan minuman: Makanan dan minuman yang mengandung pewarna buatan, seperti minuman bersoda, permen, coklat, dan makanan yang diolah dengan pewarna buatan dapat menempel pada permukaan gigi dan menyebabkan gigi menjadi berwarna hitam atau kecoklatan.
  • Kurangnya kebersihan gigi: Kurangnya kebersihan gigi atau kebiasaan buruk dalam menjaga kebersihan mulut, seperti jarang menggosok gigi dan tidak membersihkan sisa makanan di antara gigi, dapat menyebabkan terbentuknya plak dan karang gigi. Plak dan karang gigi yang menumpuk dapat menyebabkan gigi menjadi berwarna kehitaman.
  • Trauma gigi: Trauma atau cedera pada gigi dapat merusak struktur gigi dan menyebabkan gigi menjadi berwarna kehitaman.
  • Efek samping obat: Beberapa obat tertentu, seperti obat antibiotik golongan tetracycline dan minocycline, dapat menyebabkan gigi berubah warna menjadi abu-abu atau kehitaman.
  • Masalah kesehatan gigi dan mulut: Masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies gigi, infeksi gigi, atau gigi berlubang dapat menyebabkan gigi menjadi berwarna kehitaman.
  • Gangguan perkembangan gigi: Beberapa gangguan perkembangan gigi, seperti amelogenesis imperfecta dan dentinogenesis imperfecta, dapat menyebabkan gigi menjadi berwarna kehitaman dan rusak.

Faktor risiko yang mempengaruhi gigi hitam pada anak

Selain penyebab, ada beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya gigi hitam pada anak, antara lain:
  • Usia: Anak-anak yang lebih tua cenderung lebih rentan terhadap gigi hitam karena gigi mereka sudah lebih tua dan terpapar pewarnaan lebih lama.
  • Jenis kelamin: Anak laki-laki lebih rentan terhadap gigi hitam dibandingkan dengan perempuan.
  • Kondisi medis: Beberapa kondisi medis, seperti penyakit ginjal dan penyakit hati, dapat menyebabkan gigi berubah warna menjadi kehitaman.
  • Keturunan: Anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah gigi, seperti gigi berlubang atau gigi hitam, lebih rentan mengalami kondisi yang sama.
Jika anak Anda memiliki faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya gigi hitam, penting untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mencegah anak dari kebiasaan buruk seperti mengonsumsi makanan atau minuman berpewarna, agar dapat mengurangi risiko terjadinya gigi hitam.

Tanda dan gejala gigi hitam pada anak

Tanda dan gejala gigi hitam pada anak dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala umum yang dapat ditemukan pada anak dengan gigi hitam:
  • Perubahan warna gigi: Gigi anak yang normalnya putih bersih atau kuning keperakan, berubah menjadi kehitaman atau keabuan.
  • Gigi sensitif: Anak dengan gigi hitam dapat mengalami sensitivitas gigi terhadap makanan atau minuman tertentu, seperti makanan panas atau dingin.
  • Kerusakan gigi: Gigi anak dengan gigi hitam dapat mengalami kerusakan atau pengikisan sehingga gigi terlihat tidak sehat dan terlihat lebih pendek dari gigi yang normal.
  • Bau mulut: Kondisi gigi hitam dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap pada anak.
  • Nyeri gigi: Anak dengan gigi hitam dapat mengalami rasa sakit atau nyeri pada gigi yang terkena.
  • Pembengkakan gusi: Gusi anak dengan gigi hitam dapat menjadi meradang atau membengkak.
Jika anak Anda mengalami tanda atau gejala seperti di atas, segera konsultasikan dengan dokter gigi atau dokter anak. Pemeriksaan dan pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah gigi anak semakin rusak dan membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut anak secara umum.

Dampak gigi hitam pada anak

Gigi hitam pada anak dapat memberikan beberapa dampak yang merugikan bagi kesehatan gigi dan mulut anak, di antaranya:
  • Gangguan fungsi gigi: Gigi hitam dapat mengganggu fungsi gigi dalam mengunyah makanan dengan baik. Hal ini dapat mengurangi asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
  • Gangguan penampilan: Gigi hitam dapat mempengaruhi penampilan anak dan dapat memicu timbulnya rasa kurang percaya diri pada anak.
  • Masalah kesehatan mulut: Gigi hitam dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan mulut lainnya seperti gigi berlubang, radang gusi, dan infeksi gigi.
  • Nyeri gigi: Gigi hitam dapat menyebabkan rasa sakit atau nyeri pada gigi yang terkena. Nyeri gigi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari anak.
  • Keterlambatan bicara: Anak dengan gigi hitam dapat mengalami keterlambatan bicara atau kesulitan dalam pengucapan kata-kata karena gigi yang rusak.
  • Gangguan perkembangan gigi: Gigi hitam pada anak juga dapat mempengaruhi perkembangan gigi permanen anak dan dapat meningkatkan risiko terjadinya gigi berlubang pada gigi permanen yang baru tumbuh.
Penting bagi orangtua untuk mengatasi gigi hitam pada anak dengan tepat dan segera menghubungi dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Mengobati gigi hitam pada anak

Pengobatan gigi hitam pada anak tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengobati gigi hitam pada anak:
  • Perawatan gigi: Jika gigi hitam disebabkan oleh plak atau karang gigi, dokter gigi dapat melakukan pembersihan gigi dan membersihkan area gigi yang terkena. Pembersihan gigi secara teratur juga dapat membantu mencegah terjadinya gigi hitam.
  • Restorasi gigi: Jika gigi hitam disebabkan oleh kerusakan pada enamel atau dentin gigi, dokter gigi dapat melakukan restorasi gigi. Restorasi gigi dilakukan dengan cara mengganti bagian yang rusak dengan bahan yang aman dan tahan lama.
  • Root canal treatment: Jika gigi hitam disebabkan oleh infeksi pada pulpa gigi, dokter gigi dapat melakukan root canal treatment. Prosedur ini melibatkan pengangkatan jaringan yang terinfeksi dan pengisian rongga gigi dengan bahan tahan lama.
  • Ekstraksi gigi: Jika gigi hitam parah dan tidak dapat diselamatkan, dokter gigi dapat merekomendasikan ekstraksi gigi.
Pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah terjadinya kerusakan gigi lebih lanjut dan mempertahankan kesehatan gigi dan mulut anak secara umum.

Mencegah gigi hitam pada anak

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gigi hitam pada anak:
  • Mengajari anak untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut: Anak perlu diajari teknik menyikat gigi yang benar dan rutin menyikat gigi minimal dua kali sehari. Orang tua juga perlu membantu anak membersihkan gigi jika anak masih terlalu kecil untuk melakukannya sendiri.
  • Membatasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula: Gula adalah faktor utama dalam terjadinya kerusakan gigi. Oleh karena itu, orang tua perlu membatasi konsumsi anak terhadap makanan atau minuman yang mengandung gula seperti permen, minuman bersoda, dan makanan manis lainnya.
  • Memberikan asupan nutrisi yang tepat: Asupan nutrisi yang cukup penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Pastikan anak mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, dan protein yang membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut.
  • Rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi: Anak perlu rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi setidaknya dua kali dalam setahun untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi lebih lanjut.
  • Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride: Pasta gigi yang mengandung fluoride membantu menjaga kesehatan gigi dan mencegah terjadinya kerusakan gigi. Orang tua perlu memilih pasta gigi yang cocok untuk anak sesuai dengan usia dan kebutuhan kesehatan giginya.
  • Memberikan perawatan gigi yang tepat: Jika anak sudah mengalami gigi hitam atau kerusakan gigi lainnya, segera bawa anak ke dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Hal ini dapat mencegah terjadinya kerusakan gigi lebih lanjut.
Dengan melakukan tindakan pencegahan yang tepat, orang tua dapat membantu mencegah terjadinya gigi hitam pada anak dan menjaga kesehatan gigi dan mulut anak secara optimal.

Article Resources
  • Mayo Clinic. (2022). "Tooth Discoloration."
  • National Institute of Dental and Craniofacial Research. (2019). "Tooth Decay (Caries)."
  • Colgate. (2023). "Black Tartar On Teeth."
  • WebMD. (2022). "Cavities (Tooth Decay) in Children." 
  • Children's Hospital of Philadelphia. (2021). "Tooth Discoloration."
  • American Academy of Pediatrics. (2019). "Bright Futures: Oral Health."

29 Maret 2023

Penyebab dan Pengobatan Gigi Kuning pada Anak-Anak

Gigi kuning pada anak

Gigi kuning pada anak-anak mungkin bukan hal yang langka dijumpai. Meskipun begitu, orangtua sering kali khawatir dan bertanya-tanya apa penyebab dari gigi kuning pada anak dan apakah hal tersebut dapat dicegah atau diobati.

Sebelum mencari solusi, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang menjadi faktor penyebab gigi kuning pada anak-anak. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai faktor yang dapat menyebabkan gigi kuning pada anak dan juga memberikan beberapa tips untuk mencegah dan mengobati masalah ini.

Penyebab gigi kuning pada anak-anak

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab gigi kuning pada anak-anak:
  • Kebiasaan makan dan minum: Makanan dan minuman yang mengandung banyak gula atau pewarna buatan, seperti minuman bersoda, permen, dan coklat, dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan email gigi dan mengakibatkan gigi kuning pada anak.
  • Kesehatan gigi dan mulut yang buruk: Kurangnya perawatan gigi dan mulut yang baik dapat menyebabkan gigi kuning pada anak-anak. Jika anak tidak rajin menyikat gigi atau mengunjungi dokter gigi secara teratur, maka plak gigi dapat menumpuk dan mengeras menjadi karang gigi, sehingga menyebabkan gigi menjadi kuning.
  • Faktor genetik: Beberapa anak mungkin memiliki faktor genetik yang membuat gigi mereka lebih rentan terhadap perubahan warna. Jika orangtua atau keluarga dekat anak juga memiliki gigi yang kuning, maka kemungkinan anak juga akan mengalami masalah yang sama.
  • Obat-obatan tertentu: Beberapa obat-obatan, seperti antibiotik tertentu, seperti tetracycline dan doxycycline, dapat menyebabkan gigi kuning pada anak. Karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat-obatan tertentu kepada anak.
  • Cedera atau trauma pada gigi: Cedera atau trauma pada gigi anak dapat menyebabkan rusaknya email gigi sehingga menyebabkan perubahan warna pada gigi. Oleh karena itu, anak yang mengalami cedera pada gigi harus segera dibawa ke dokter.
  • Fluorosis: Terlalu banyak paparan fluoride pada masa pertumbuhan gigi dapat menyebabkan fluorosis, yaitu kondisi di mana email gigi menjadi bercak-bercak atau kuning.
  • Penyakit gusi: Penyakit gusi yang tidak diobati dapat menyebabkan gigi menjadi kuning dan bahkan berisiko kehilangan gigi.
  • Kondisi medis tertentu: Beberapa kondisi medis tertentu seperti penyakit ginjal atau hiperbilirubinemia (tingkat bilirubin yang tinggi dalam darah) dapat mempengaruhi warna gigi pada anak-anak.
  • Kurangnya mineral dan nutrisi penting: Kurangnya mineral dan nutrisi penting seperti kalsium, vitamin D, dan vitamin C dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan menyebabkan gigi menjadi kuning.
Dengan mengetahui penyebab gigi kuning pada anak-anak, orangtua dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah atau mengobati masalah ini sejak dini.

Dampak gigi kuning pada anak

Gigi kuning pada anak bisa memengaruhi penampilan dan percaya diri mereka. Namun, selain masalah estetika, gigi kuning juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan gigi dan mulut yang lebih serius.

Berikut adalah beberapa dampak gigi kuning pada anak:
  • Menurunkan rasa percaya diri: Anak-anak yang memiliki gigi kuning mungkin merasa kurang percaya diri dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan mungkin lebih enggan untuk tersenyum atau berbicara.
  • Menurunkan kualitas hidup: Gigi kuning bisa mengganggu keseimbangan psikologis anak dan menurunkan kualitas hidup mereka.
  • Indikasi masalah kesehatan gigi dan mulut: Gigi kuning pada anak juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan gigi dan mulut yang lebih serius, seperti gigi berlubang, karang gigi atau penyakit gusi. Jika tidak ditangani dengan benar, masalah ini bisa memburuk dan menyebabkan rasa sakit atau bahkan kehilangan gigi.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membawa anak-anak mereka ke dokter gigi secara teratur untuk memeriksa dan merawat kesehatan giginya.

Pengobatan gigi kuning pada anak

Pengobatan gigi kuning pada anak-anak tergantung pada penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gigi kuning pada anak:
  • Perawatan gigi profesional: Dalam beberapa kasus, perawatan gigi profesional seperti pembersihan gigi oleh dokter gigi atau prosedur pemutihan gigi (bleaching) dapat membantu mengatasi gigi kuning pada anak. Namun, prosedur ini umumnya tidak direkomendasikan untuk anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan gigi karena dapat mempengaruhi kesehatan gigi di kemudian hari.
  • Perawatan rumah: Orangtua dapat membantu anak merawat gigi dan mencegah gigi kuning dengan mengajarkan kebiasaan baik seperti rutin menggosok gigi, menggunakan flossing, dan menghindari makanan atau minuman yang dapat merusak email gigi. Pemilihan pasta gigi yang mengandung fluoride juga dapat membantu menguatkan email gigi dan mencegah gigi kuning.
  • Perubahan pola makan: Orangtua dapat mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang dapat menyebabkan gigi kuning pada anak seperti minuman berenergi, minuman bersoda, cokelat, dan permen karet.
  • Penanganan masalah medis: Jika gigi kuning disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti hiperbilirubinemia atau gangguan ginjal, maka penanganan kondisi medis tersebut dapat membantu mengatasi gigi kuning pada anak.
  • Perawatan khusus: Jika gigi kuning disebabkan oleh penggunaan antibiotik atau fluorosis, maka dokter gigi dapat memberikan perawatan khusus seperti pemutihan gigi atau pemasangan veneer gigi untuk mengatasi masalah ini.
Sebelum memutuskan untuk menjalani pengobatan gigi kuning pada anak, sangat penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter gigi atau dokter anak. Sebagai orangtua, Anda juga dapat melakukan pencegahan gigi kuning pada anak dengan menerapkan kebiasaan baik dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut anak, serta mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang berpotensi merusak gigi.

Cara mencegah gigi kuning pada anak

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gigi kuning pada anak-anak:
  • Menjaga kebersihan gigi dan mulut: Ajarkan anak untuk menggosok gigi dua kali sehari dan menggunakan flossing untuk membersihkan sisa makanan yang terselip di antara gigi. Pastikan anak juga menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk melindungi gigi dari kerusakan.
  • Batasi konsumsi makanan dan minuman yang berpotensi merusak gigi: Makanan dan minuman yang mengandung gula, pewarna buatan, dan asam dapat merusak gigi dan menyebabkan gigi kuning. Ajarkan anak untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, serta minum air putih yang cukup.
  • Rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi: Periksakan gigi anak secara teratur ke dokter gigi minimal setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui kondisi kesehatan gigi dan mulut anak. Dokter gigi dapat memberikan saran dan rekomendasi untuk menjaga kebersihan gigi dan mencegah gigi kuning.
  • Berikan makanan yang kaya akan nutrisi: Nutrisi penting seperti kalsium, vitamin D, dan vitamin C sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi anak. Pastikan anak mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi ini untuk membantu menjaga kekuatan gigi dan mencegah gigi kuning.
  • Hindari kebiasaan buruk: Kebiasaan buruk seperti menggigit kuku, mengunyah permen karet terlalu lama, atau merokok dapat merusak gigi dan menyebabkan gigi kuning pada anak
Dengan melakukan pencegahan gigi kuning pada anak sejak dini, orangtua dapat membantu menjaga kesehatan gigi anak dan mencegah masalah yang lebih serius di masa depan.

05 November 2018

Penyebab dan Pengobatan Sindrom Mulut Kering

Sindrom mulut kering

Sindrom mulut kering mengacu pada kondisi mulut yang tidak memproduksi air liur dalam jumlah yang cukup. Sindrom lumut kering juga disebut sebagai xerostomia. Sindrom mulut kering biasanya hanyalah gangguan yang bersifat sementara, meskipun kondisi ini mempengaruhi kesehatan, gigi dan gusi, dan bahkan kualitas hidup seseorang. Sindrom mulut kering seringkali merupakan efek samping dari obat-obatan.

Gejala sindrom mulut kering

Gejala utama sindrom mulut kering tentu adalah mulut yang sangat kering. Pada kasus yang parah, orang dengan sindrom mulut kering mungkin kesulitan berbicara, makan atau menelan. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan lebih lanjut, seperti kekurangan gizi atau masalah dengan gigi, mulut atau tenggorokan.

Gejala lain sindrom mulut kering termasuk:
  • air liur yang terasa kental dan berserat
  • sakit tenggorokan
  • sering merasa haus
  • harus minum lebih banyak cairan untuk membantu menelan
  • perubahan indra perasa
  • bibir kering atau pecah-pecah
  • suara serak atau batuk
  • mata, hidung, atau sudut mulut kering
  • bisul mulut
  • bercak putih di mulut (infeksi jamur)
  • gusi berdarah
  • kerusakan gigi.

Penyebab sindrom mulut kering

Kelenjar ludah di dalam mulut memproduksi saliva. Fungsi saliva adalah:
  • membantu mengendalikan bakteri di mulut
  • mengontrol ph mulut
  • membantu dalam proses mengunyah dan menelan
  • membantu proses pencernaan
  • memperlambat proses pembusukan makanan yang tersisa pada gigi
  • mencegah dehidrasi mulut dan menjaga kelembaban bibir
  • melindungi gigi dari keropos dan karang gigi.

Sindrom mulut kering mengacu pada kondisi dimana kelenjar ludah tidak memproduksi saliva dalam jumlah yang cukup. Ini dapat terjadi karena berbagai penyebab, termasuk:
  • sebagai efek samping penggunaan obat-obatan, termasuk obat resep dan yang dibeli secara bebas
  • penuaan
  • kemoterapi untuk kanker
  • kerusakan saraf di kepala atau leher
  • kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, stroke, infeksi jamur (sariawan) di mulut, atau penyakit Alzheimer
  • kecemasan dan stres
  • kebiasaan mendengkur
  • minum alkohol atau soft drink
  • mengunyah tembakau
  • menggunakan obat-obatan seperti methamphetamine atau mariyuana.

Terkadang sindrom mulut kering juga disebabkan oleh kondisi yang menyebabkan kelenjar ludah tidak bekerja sebagaimana mestinya, seperti sindrom Sjögren, skleroderma, lupus eritematosa sistemik, infeksi hepatitis C, rheumatoid arthritis, anorexia nervosa, atau bulimia.

Diagnosis sindrom mulut kering

Selain dengan pemeriksaan fisik dan pertanyaan yang diajukan dokter, diagnosis mulut kering juga terkadang memerlukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan darah atau pemeriksaan lain untuk melihat mengapa kelenjar ludah tidak berfungsi atau apakah kondisi yang menyebabkannya.

Pengobatan sindrom mulut kering

Jika sindrom mulut kering disebabkan karena mengonsumsi suatu obat, berhenti menggunakannya akan menyembuhkan kondisi mulut kering. Namun, jika obat tersebut adalah obat yang diresepkan dokter, jangan menghentikannya kecuali atas izin dokter.

Produk-produk yang dapat menjaga agar mulut tetap lembab dan melindungi gigi dari kerusakan gigi, seperti obat kumur, pelembab, atau air liur buatan juga dapat digunakan. Ada juga obat yang khusus untuk merangsang kelenjar ludah untuk memproduksi air liur.

Masalah di mulut seperti sariawan, bisul mulut, dan masalah gigi harus segera diatasi untuk menyembuhkan mulut kering.

Hidup dengan sindrom mulut kering

Rasa ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat sindrom mulut kering dapat diredakan dengan:
  • minum air secara teratur (tapi hindari minuman manis, jus buah atau minuman hangat)
  • kumur-kumur dengan air setelah makan
  • mengunyah permen karet bebas gula untuk merangsang produksi air liur
  • berhenti merokok
  • menghindari makanan yang dapat mengiritasi mulut, seperti makanan asam, makanan pedas, makanan yang tajam seperti kerupuk atau keripik, atau alkohol
  • bernafas melalui hidung bukan dari mulut
  • menjaga suhu ruangan tetap lembab dengan humidifier
  • menggunakan pelembab bibir, lebih baik dengan tabir surya SPF 30+.

Sindrom mulut kering sangat meningkatkan risiko kerusakan gigi atau penyakit gusi. Sebaiknya berkonsultasi ke dokter gigi dan lindungi gigi dengan :
  • menggunakan sikat gigi dan flossing yang lembut
  • menggunakan pasta gigi yang direkomendasikan dokter gigi
  • menggunakan larutan kumur
  • menghindari makanan bergula atau asam
  • selalu menjaga kebersihan gigi palsu. Bilas setelah makan, sikat dengan sikat lembut dan sabun lembut (bukan dengan pasta gigi) dan rendam dalam air semalam.

Article Resources
  • Mayo Clinic (Dry mouth)
  • Australian Family Physician (Dry mouth)
  • SA Health (Dry mouth)
  • MedicineNet.com (Dry mouth)

14 September 2018

Hubungan Antara Kesehatan Gigi dan Berat Badan

Gigi sehat

Senyum yang indah merupakan cerminan gigi yang sehat. Hampir semua orang akan membenarkannya, tapi apakah Anda tahu bahwa ada hubungan antara kesehatan gigi dan penurunan berat badan? Ini sama halnya dengan kesehatan mulut yang juga memiliki hubungan dengan kenaikan berat badan.

Berikut kami akan menguraikan bagaimana kesehatan gigi yang optimal dapat membantu menurunkan berat badan.

Hubungan antara mulut dan tubuh

Seperti yang umum diketahui, kesehatan mulut sangat mempengaruhi kesehatan tubuh secara umum. Gigi dan mulut yang sehat akan mencegah dari penyakit serius pada sistem kardiovaskular dan pernapasan. Lantas, bagaimana kesehatan gigi dapat mempengaruhi berat badan?

Ketika kita berbicara mengenai kesehatan gigi, bukan berarti orientasinya hanya pada menyikat gigi dan flossing, tetapi juga aspek berbeda lainnya seperti diet dan kebiasaan sehari-hari. Dari situ baru dapat diketahui bagaimana seluruh aspek-aspek ini akan mempengaruhi berat badan.

Higiene (kebersihan)

Penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan potensial antara penyakit gusi dan obesitas. Hal ini karena peradangan yang terjadi akibat penyakit gusi menyebabkan stres di dalam tubuh, menyebabkan masalah metabolisme dan sirkulasi. Pada akhirnya, masalah ini dapat menghambat upaya untuk menurunkan berat badan. Dengan memiliki kebersihan mulut dan gigi yang baik, Anda akan tercegah dari penyakit gusi.

Diet

Diet atau makanan yang Anda makan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kesehatan mulut. Yang mana ujung-ujungnya kesehatan gigi dan mulut akan mempengaruhi berat badan Anda. Salah satu bagian terpenting dari kesehatan gigi dan mulut adalah tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang menyebabkan kerusakan gigi. Apa saja makanan atau minuman yang buruk untuk kesehatan mulut? Minuman manis, minuman soda, permen, kue-kue dengan kadar gula tinggi, dan masih banyak lagi. Nah jika Anda menjaga kesehatan mulut dengan menghindari makanan-makanan tersebut, tentu saja akan berefek pula pada berat badan.

Kebiasaan

Ada pula kebiasaan lainnya yang mempengaruhi kesehatan mulut dan berat badan Anda. Kebiasaan meminum alkohol akan membuat mulut kering, yang mengarah ke komplikasi kesehatan gigi. Juga, pada dasarnya alkohol adalah kalori kosong yang sama sekali tidak memiliki manfaat kesehatan. Semakin banyak alkohol yang Anda minum, semakin besar risiko Anda mengalami komplikasi kesehatan mulut dan kenaikan berat badan. Anda tidak perlu mempercayai pendapat orang yang mengatakan bahwa minum alkohol sedikit saja akan menjadi obat.

Menjaga gigi tetap sehat da berat badan turun

Kita sudah berbicara tentang bagaimana higiene, diet, dan kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan gigi dan berat badan. Tapi bagaimana cara merawat kesehatan gigi dan mulut dan menurunkan berat badan? Nah, berikut ini tips yang akan membuat gigi tetap sehat sekaligus menurunkan berat badan Anda.

Makan lima porsi buah dan sayuran sehari. Buah dan sayuran renyah seperti apel, seledri, dan wortel, selain penuh nutrisi juga dapat membantu mulut tetap bersih.

Mengunyah permen karet bebas gula akan menyibukkan mulut. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa permen karet akan membantu mengurangi rasa lapar, dan permen karet bebas gula akan menjaga gigi Anda bersih.

Pastikan rutin mengonsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian. Meskipun makanan-makanan ini mengandung kalori, mereka juga sarat dengan nutrisi untuk gigi. Sangat aman untuk mengonsumsinya dalam batas yang wajar.

Akhirnya, kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor penting pada kesehatan Anda secara keseluruhan, jadi berilah perhatian besar pada kesehatan gigi dan mulut.

16 Agustus 2018

Penyebab dan Pengobatan Gusi Bengkak

Gusi bengkak

Gusi yang sehat menjadi salah satu syarat mulut yang sehat. Gusi terbentuk dari jaringan keras berwarna merah jambu yang menutupi tulang rahang. Jaringan gusi tebal, berserat, dan sarat dengan pembuluh darah.

Gusi yang bengkak akan terasa nyeri dan berwarna merah, dan seringkali menutupi gigi. Gusi yang bengkak juga mudah berdarah, jadi tidak heran jika saat menggosok gigi mungkin akan mengeluarkan darah.

Apa penyebab gusi bengkak?

Gingivitis

Penyebab gusi bengkak yang paling umum adalah gingivitis. Gingivitis adalah peradangan yang menyebabkan gusi bengkak dan iritasi. Karena gejalanya bisa sangat ringan, banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami gingivitis.

Gingivitis tidak bisa dianggap remeh, jika tidak diobati, gingivitis dapat menyebabkan kondisi yang jauh lebih serius yang disebut periodontitis dan kemungkinan kehilangan gigi.

Gingivitis paling sering disebabkan oleh kebersihan mulut yang buruk, yang membuat plak terbentuk di gusi dan gigi. Plak sendiri tersusun dari bakteri dan partikel makanan yang menempel di gigi secara bertahap seiring waktu. Jika terus menempel di gigi selama lebih dari beberapa hari, plak akan menjadi tartar (karang gigi).

Tartar adalah plak yang keras. Tartar biasanya tidak dapat dibersihkan hanya dengan menyikat gigi atau bahkan flossing. Penumpukan tartar dapat menyebabkan gingivitis.

Kehamilan

Kehamilan juga bisa menjadi penyebab gusi bengkak. Perubahan dan peningkatan produksi hormon tubuh selam a kehamilan dapat meningkatkan aliran darah di gusi, sehingga gusi lebih mudah teriritasi, sehingga rentan pembengkakan.

Perubahan dan peningkatan produksi hormon ini selama kehamilan juga dapat menghambat kemampuan tubuh dalam melawan bakteri penyebab infeksi gusi, sehingga risiko terkena gingivitis meningkat.

Malnutrisi

Kekurangan zat gizi atau malnutrisi, terutama vitamin B dan C, dapat menyebabkan pembengkakan gusi. Vitamin C, misalnya, berperan penting dalam kesehatan gigi dan gusi. Jika kadar vitamin C tubuh terlalu rendah, akan mudah terjangkiti penyakit skorbut. yang dapat menyebabkan anemia dan penyakit gusi.

Infeksi

Infeksi yang disebabkan oleh jamur dan virus berpotensi menyebabkan pembengkakan gusi. Penyakit herpes bisa menyebabkan kondisi yang disebut herpes gingivostomatitis akut, yang menyebabkan gusi menjadi bengkak.

Sariawan, yang merupakan akibat dari pertumbuhan jamur yang berlebihan di dalam mulut, juga dapat menyebabkan pembengkakan gusi. Pembusukan gigi yang dibiarkan begitu saja dapat menyebabkan abses gigi, yang merupakan pembengkakan gusi yang terlokalisasi.

Apa pengobatan untuk gusi bengkak?

Pengobatan medis

Jika pembengkakan gusi sudah lebih dari dua minggu, pemeriksaan mulut dengan sinar-X (rontgen) mungkin diperlukan untuk menemukan penyebabnya. Tes darah juga dapat dilakukan untuk memeriksa keberadaan infeksi.

Tergantung dari penyebabnya, dokter gigi biasanya akan meresepkan obat kumur untuk membantu mencegah gingivitis dan mengurangi plak. Dokter mungkin juga akan menyarankan penggunaan pasta gigi merek tertentu. Dalam beberapa kasus, antibiotik juga mungkin diperlukan.

Untuk kasus gingivitis ekstrem, pembedahan mungkin menjadi solusi. Salah satu opsi pengobatan yang umum adalah scaling dan root planing. Ini adalah prosedur di mana dokter gigi menyingkirkan gusi yang sakit, plak gigi, dan kalkulus, atau tartar, pada akar gigi untuk memungkinkan gusi yang tersisa untuk sembuh.

Pengobatan rumahan

Rawatlah gusi yang bengkak dengan hati-hati. Berikut beberapa kiat pengobatan gusi bengkak di rumah:
  • Gosok dan flossing gigi dengan lembut, jangan membuat gusi semakin parah.
  • Kumur-kumur dengan air garam untuk membersihkan mulut dari bakteri.
  • Minum banyak air. Air akan membantu merangsang produksi air liur, yang melemahkan bakteri penyebab penyakit di mulut.
  • Hindari bahan-bahan penyebab iritasi, seperti obat kumur yang kuat, alkohol, dan rokok.
  • Kompres hangat akan mengurangi nyeri sakit gusi dan kompres dingin dapat membantu mengurangi pembengkakan.

Bagaimana mencegah gusi bengkak?

Untuk mencegah gusi bengkak, ada dua tindakan pencegahan, yaitu dengan tetap menjaga kebersihan gigi dan mulut, dan cukup nutrisi.

Kebersihan gigi dan mulut

Gosok gigi dan bersihkan mulut secara teratur, terutama setelah makan. Kunjungi dokter gigi minimal enam bulan sekali untuk pembersihan. Mulut yang kering dapat meningkatkan risiko penumpukan plak dan karang gigi. Orang dengan kondisi mulut kering harus menggunakan obat kumur dan pasta gigi yang tepat untuk membantu mengatasi kondisinya.

Nutrisi

Kalsium, vitamin C, dan asam folat akan menurunkan risiko gusi bengkak. Orang yang kurang mengonsumsi kalsium setiap harinya lebih mungkin mengembangkan penyakit gusi. Vitamin C dan asam folat penting untuk mencegah gingivitis dan menjaga kesehatan gusi.

16 April 2018

10 Tanda Anda Harus ke Dokter Gigi

Dokter gigi

Penyakit gigi dan mulut tahap awal sering tidak terdeteksi, sampai pada akhirnya menimbulkan masalah. Misalnya, lubang atau retak kecil pada gigi mungkin tidak dirasakan, hingga akhirnya lubang itu membesar, lalu menyebabkan sakit gigi hingga kehilangan gigi.

Itulah alasan mengapa Anda disarankan untuk ke dokter gigi minimal setiap 6 bulan sekali. Disana, kondisi kesehatan gigi, gusi, dan mulut akan diperiksa. Semakin cepat masalah gigi dan mulut ditemukan dan ditangani dengan tepat, semakin terhindar seseorang dari penyakit gigi dan mulut yang merugikan.

Namun, pada situasi atau kondisi tertentu kita disarankan untuk ke dokter gigi meskipun belum waktunya kunjungan rutin. Di bawah ini adalah 10 tanda dan gejala bahwa Anda harus segera ke dokter gigi.

1. Nyeri

Rasa nyeri atau bengkak di mulut, wajah, atau leher bisa mengindikasikan banyak hal. Segeralah ke dokter gigi.

2. Gusi bermasalah

Jika gusi bengkak, gusi akan berdarah ketika menyikat gigi atau menggunakan benang gigi, inilah saatnya untuk mengambil nomor antrian di dokter gigi.

3. Malu tersenyum

Apakah Anda sadar bahwa gigi Anda sudah ada yang hilang sehingga membuat Anda malu-malu untuk tersenyum? Bicarakan dengan dokter gigi agar Anda dapat kembali tersenyum lebar.

4. Memiliki penyakit atau kondisi medis tertentu

Dokter gigi juga harus menangani Anda jika Anda memiliki penyakit seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan positif HIV, atau Anda sedang menjalani perawatan medis, seperti terapi radiasi (sinar), kemoterapi atau terapi penggantian hormon.

5. Hamil

Kehamilan bisa menyebabkan beberapa masalah pada gigi. Aman ke dokter gigi pada saat hamil.

6. Kesulitan makan

Kesulitan mengunyah atau menelan bukanlah hal yang normal. Cobalah makan-makanan yang lunak dan cair sampai akhirnya Anda bertemu dengan dokter gigi.
Pelajari lebih lanjut tentang kesulitan menelan >>

7. Mulut kering

Mulut yang selalu terasa kering bisa menjadi pertanda adanya masalah serius atau efek samping dari suatu obat.
Pelajari lebih lanjut tentang mulut kering >>

8. Merokok

Mulai dari bau mulut hingga kanker mulut, merokok membahayakan kesehatan gigi dan kesehatan secara keseluruhan.

9. Nyeri rahang

Temui dokter gigi jika rahang Anda kadang-kadang terasa nyeri ketika membuka dan menutup, mengunyah atau ketika bangun tidur.

10. Bercak, bintik atau luka pada mulut

Jika ada sesuatu yang tidak terasa normal di mulut sebaiknya ke dokter gigi. Setiap sakit mulut yang berlangsung selama satu minggu atau lebih harus diperiksa oleh dokter gigi. Beberapa jenis bercak, bintik, dan luka pada mulut (seperti canker sores, cold sores, leukoplakia and candidiasis) bervarisi dalam tingkat keparahan, penyebab dan penanganannya.

Luka mulut bisa menjadi gejala dari suatu penyakit; seperti infeksi dari bakteri, virus atau jamur atau akibat iritasi yang disebabkan oleh kawat gigi, gigi palsu, atau tepi gigi yang tajam akibat rusak atau penambalan.

Pemeriksaan ke dokter gigi sangatlah penting karena dapat mencegah masalah gigi dan mulut berkembang dan mengobati gejala yang ada sebelum menjadi lebih parah. Jika anda memiliki tambalan, mahkota, implan, atau gigi palsu, kunjungi dokter gigi secara teratur untuk memastikan semuanya baik-baik saja.

09 April 2018

Kunjungan Pertama Anak ke Dokter Gigi


Bayi belajar hal baru setiap harinya, dan kunjungan pertamanya ke dokter gigi adalah salah satu pelajaran berharga baginya.

Kunjungan pertama anak ke dokter gigi sebaiknya sudah dilakukan pada saat gigi pertamanya muncul, atau selambat-lambatnya di usianya satu tahun. Kenapa cepat sekali? Karena ketika bayi sudah memiliki gigi, maka giginya sudah berisiko berlubang.

Orangtua yang proaktif dengan kesehatan gigi anak mereka adalah orangtua yang peduli dengan senyum anak mereka kelak.

Persiapan ke dokter gigi

Mulailah sejak dini. Agar anak Anda siap ke dokter gigi, jelaskan padanya apa-apa yang akan terjadi selama ke dokter gigi. Minta anak berlatih membuka mulut agar siap ketika nanti dokter gigi memeriksa gigi mereka. Membaca buku atau menonton video tentang kunjungan pertama kali ke dokter gigi akan membantu anak mengurangi ketakutannya dan membuatnya lebih percaya diri.

Untuk orangtua, siapkan pertanyaan-pertanyaan terkait masalah gigi anak. Bila perlu catat agar tidak lupa menanyakannya nanti.

Proses pemeriksaan gigi anak

Dokter gigi akan memeriksa anak Anda dan melihat apakah gigi dan rahang mereka tumbuh sebagaimana mestinya. Jika anak tidak mau duduk sendiri di kursi pemeriksaan, anak dapat duduk di pangkuan Anda di kursi pemeriksaan. Dokter gigi akan memeriksa apakah ada cedera mulut, gigi berlubang, atau masalah gigi dan mulut lainnya. Dokter akan membersihkan gigi anak dan memberikan tips untuk merawatnya.

Jika anak menangis atau tidak bisa diam selama pemeriksaan, jangan khawatir. Itu normal, dokter gigi sudah terbiasa dan akan sangat paham dan maklum dengan hal ini, karena ini kunjungan pertama anak Anda.

Kiat sukses di kunjungan pertama

Berikut ini beberapa kiat agar anak Anda sukses di kunjungan pertamanya ke dokter gigi:
  • Jangan ke dokter gigi di jam tidur siang anak. Sebaiknya pilihlah waktu dimana anak biasanya kooperatif.
  • Pastikan anak sudah makan makanan ringan dan menyikat giginya sebelumnya sehingga anak tidak lapar selama pemeriksaan.
  • Jangan berikan anak camilan kecuali setelah kunjungan, sehingga tidak menempel di gigi selama pemeriksaan.
  • Kondisikan dan ajarkan bahwa ke dokter gigi adalah pengalaman yang menyenangkan dan penuh akan pengalaman.

Article Resources
  • https://www.mouthhealthy.org/en/babies-and-kids/first-dental-visit
  • Gambar: Youtube

20 Februari 2017

7 Masalah Kesehatan Yang Dapat Terdeteksi Oleh Dokter Gigi

Pemeriksaan gigi

Tidak ada yang suka mendengar kabar buruk dari dokter gigi. Tapi kesehatan gigi yang baik merupakan refleksi dari kesehatan tubuh secara umum - dan seberapa baik Anda merawat gigi juga mencerminkan seberapa baik Anda menjaga kesehatan seluruh tubuh Anda. Itulah mengapa dokter gigi bisa tahu banyak mengenai kesehatan Anda hanya dari memeriksa keadaan mulut Anda.

Masalah pada tulang, jantung, atau sistem pencernaan dapat terdeteksi dengan pemeriksaan gigi secara rutin. Hal ini karena tanda-tandanya ada di dalam mulut Anda.

Dengan memeriksakan gigi secara rutin tidak hanya dapat mengungkapkan masalah kesehatan Anda, tapi dokter gigi juga dapat mencegahnya. Sebuah penelitian yang disajikan pada pertemuan tahunan American Heart Association menyebutkan bahwa orang yang merawat giginya dengan baik memiliki risiko 24 persen lebih rendah untuk terkena serangan jantung dan risiko 13 persen lebih rendah untuk terkena stroke dibandingkan dengan orang yang tidak merawat giginya dengan baik.

Jadi, pada saat nanti Anda mengunjungi dokter gigi, mereka bisa tahu tujuh kondisi kesehatan tubuh ini.

# Penyakit demensia

Penyakit demensia merupakan kemunduran fungsi kognitif secara bertahap yang ditandai dengan kebingungan, linglung, kehilangan ingatan, disorganisasi dan mulut yang tidak sehat. Orang dengan demensia dini sudah menunjukkan tanda-tanda kebersihan mulut yang buruk.

Faktanya, kebersihan mulut yang buruk bahkan dapat menjadi faktor risiko demensia, menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the American Geriatric Society. Para ilmuwan di Universitas California telah meneliti lebih dari 5.000 orang lanjut usia selama lebih dari 18 tahun dan menemukan bahwa mereka yang menyikat giginya kurang dari sekali sehari 65 persen lebih berisiko terkena demensia dibandingkan mereka yang menyikat giginya setiap hari. Para peneliti berspekulasi bahwa hal ini diakibatkan bakteri penyakit gusi yang bisa masuk ke otak dan menyebabkan peradangan sehingga mengganggu fungsi kognitif.

# Masalah jantung

Tahukah Anda bahwa dengan menjalankan kebiasaan mulut dan gigi yang sehat akan juga menjaga jantung Anda tetap sehat? Penelitian telah menemukan sejumlah hubungan mengejutkan antara keadaan kesehatan gigi dan jantung Anda.

Gusi yang meradang dan gigi yang longgar (goyah) dapat menjadi peringatan adanya penyakit jantung. Hal ini karena jika Anda memiliki penyakit gusi seperti periodontitis, bakteri di gusi dapat melakukan perjalanan ke jantung dan berkontribusi untuk penyakit arteri koroner. Bakteri di mulut juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dengan kontribusinya terhadap pembentukan gumpalan atau plak pada arteri yang dapat mengganggu aliran darah ke jantung. Sebuah penelitian di Swedia menemukan bahwa orang dengan infeksi berat pada gusi 53 persen lebih berisiko mengalami serangan jantung dibandingkan dengan orang dengan infeksi gusi yang lebih ringan.

Rawat dan periksakan gigi secara teratur, maka senyum Anda akan tetap indah dan jantung Anda sehat.

# Diabetes

Kondisi kesehatan gigi paling umum yang terkait dengan diabetes adalah penyakit pada gusi.

Penyakit gusi, gusi berdarah dan gigi longgar merupakan tanda-tanda peringatan penyakit diabetes. Dan tentu saja penyembuhannya pada penderita diabetes juga akan lebih lambat.

Juga, infeksi pada gusi akan memperburuk kondisi diabetes dan dapat berkontribusi untuk risiko penyakit jantung dan stroke, sehingga penting bagi penderita diabetes untuk mengambil langkah-langkah perawatan kesehatan mulut yang tepat guna menurunkan risiko komplikasinya.

# Osteoporosis

Osteoporosis ditandai dengan melemahnya kekuatan tulang, dan osteoporosis umum terjadi pada wanita pasca menopause. Tapi dokter gigi bisa memberitahukan Anda bahwa tulang-tulang Anda melemah sebelum osteoporosis semakin parah.

Osteoporosis memang tidak menyebabkan perubahan pada gigi, tetapi menyebabkan perubahan pada tulang yang mendukung gigi. Akan tampak garis gusi yang surut atau gigi yang longgar.

Jika dokter gigi telah memberitahukan adanya tanda-tanda osteoporosis, sebaiknya Anda melakukan Tes Kepadatan Tulang.

# Gangguan makan

Biasanya, orang-orang dengan anoreksia atau bulimia biasanya berusaha untuk menyembunyikan kondisi mereka, tapi dokter gigi bisa menjadi orang pertama yang mengetahuinya.

Hal ini karena gangguan makan dapat menyebabkan gizi buruk, yang dapat menyebabkan berbagai kondisi mulut seperti gusi berdarah dan mulut kering. Selain itu erosi pada bagian dalam gigi depan mungkin dapat menjadi pertanda muntah paksa pada orang dengan bulimia - asam lambung akan mengikis enamel gigi dan membuat gigi lebih sensitif.

# Reflux malam hari

Erosi enamel dari bagian gigi terdalam, terutama gigi geraham belakang atas, merupakan pertanda untuk penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD). Reflux asam lambung ini dapat terjadi di malam hari, tapi bisa jadi Anda tidak menyadari hal ini sampai dokter gigi melihat dampaknya pada kesehatan gigi Anda.

Kondisi reflux dapat menyebabkan erosi pada kerongkongan dan bahkan dapat menyebabkan kanker kerongkongan, jadi biarkan dokter memeriksa Anda untuk melihat tanda-tanda adanya kemungkinan reflux. Perawatan untuk reflux antara lain dengan tidur dengan posisi kepala lebih tinggi, tidak makan menjelang tidur, dan mengonsumsi obat-obatan pemblokir asam lambung.

# Mulut kering

Apa masalah terbesar dari mulut yang kering? Air liur akan membantu mulut membersihkan bakteri dan kotoran yang menyebabkan gigi berlubang dan penyakit gusi.

Jika mulut tidak memproduksi air liur dalam jumlah yang cukup, dokter gigi akan tahu. Mulut yang kering dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan atau mungkin dapat menjadi pertanda penyakit seperti diabetes atau penyakit Parkinson. Solusinya? Tingkatkan asupan cairan Anda. Jika kondisi sudah parah, dokter gigi mungkin akan menyarankan Anda untuk menggunakan cairan buatan pengganti air liur.

Article Resources
  • Dental Health Center - Everyday Health
  • Gambar : Daily Herald

Kehamilan dan Masalah Kesehatan Gigi

Gigimu Kesehatan Bayimu
Masalah gigi dapat muncul selama masa kehamilan, seperti penyakit pada gusi dan peningkatan risiko kerusakan gigi. Hormon seorang wanita akan meningkat selama masa kehamilan sehingga mempengaruhi respon tubuhnya terhadap plak gigi. Plak merupakan lapisan kotoran pada gigi yang mengandung kuman penyakit.

Kerusakan gigi tidak secara otomatis terjadi saat kehamilan. Mitos di jaman dahulu mengatakan bahwa setiap gigi wanita hamil yang rusak atau tanggal adalah untuk diberikan kepada sang bayi, tentu saja ini hanyalah mitos. Jika asupan kalsium tidak memadai selama kehamilan, maka sang bayi akan mengambil kalsium dari tulang (bukan dari gigi) sang ibu untuk mencukupi pertumbuhannya. Hilangnya kalsium ini dapat cepat teratasi setelah sang ibu berhenti menyusui.

Pada wanita, kehamilan dapat menyebabkan masalah gigi tertentu. Namun, dengan tetap menjaga kebersihan gigi dan bantuan dari dokter, gigi akan tetap sehat selama kehamilan.

Penyakit gigi dapat mempengaruhi bayi dalam kandungan

Penelitian menemukan adanya hubungan antara penyakit gusi pada ibu hamil dengan kelahiran prematur dengan berat badan lahir rendah. Bayi yang lahir prematur memiliki berbagai risiko kesehatan, seperti cerebral palsy (kondisi yang menyebabkan kemampuan motorik abnormal) dan masalah penglihatan dan pendengaran. Diperkirakan bahwa ada 18 dari 100 kelahiran prematur yang dipicu dari penyakit periodontal (penyakit jaringan pendukung gigi), yang merupakan infeksi kronis pada gusi. Perawatan gigi yang tepat selama kehamilan akan mengurangi risiko kelahiran prematur.

Kesehatan gigi pra-kehamilan

Jika gigi dan gusi Anda sudah sehat sebelum hamil, maka kecil kemungkinan gigi dan gusi Anda akan bermasalah selama kehamilan.

Beberapa saran utama untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi:
  • Sikat gigi minimal dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride.
  • Gunakan benang gigi.
  • Kunjungi dokter gigi minimal 6 bulan sekali.

Jika Anda sedang persiapan untuk hamil dan Anda juga berencana untuk melakukan beberapa prosedur perawatan gigi elektif, tentu harus menemui dokter gigi. Prosedur gigi elektif akan lebih mudah dan aman dilakukan pada saat sebelum kehamilan. Jika selama kehamilan, prosedur perawatan gigi yang sifatnya non-urgent dapat dilakukan setelah trimester pertama kehamilan.

Dokter harus tahu bahwa Anda sedang hamil

Kehamilan dapat mempengaruhi prosedur perawatan gigi Anda. Misalnya, dokter gigi mungkin akan menunda prosedur x-ray hingga Anda selesai melahirkan. Jika pun x-ray gigi memang suatu keharusan, maka dokter gigi akan dapat mengambil langkah pencegahan guna meminimalisir efek buruk x-ray terhadap bayi Anda. Jika ingin menggunakan suatu obat terkait masalah gigi Anda, sebaiknya mintalah saran kepada dokter gigi atau dokter kandungan.

Penyebab masalah gigi selama kehamilan

Masalah gigi selama kehamilan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yakni:
  • Masalah pada gusi
  • Muntah
  • Ngidam makanan yang manis
  • Muntah saat menggosok gigi.

Masalah gusi

Hormon-hormon yang terkait dengan kehamilan dapat membuat sebagian wanita rentan terhadap masalah gusi, seperti:
  • Gingivitis (radang gusi) - lebih mungkin terjadi selama trimester kedua kehamilan. Gejalanya, pembengkakan dan pendarahan pada gusi, terutama saat menyikat gigi atau menggunakan benang gigi.
  • Penyakit periodontal yang tidak terdiagnosis atau diobati - kehamilan dapat memperburuk infeksi gusi kronis ini, yang disebabkan oleh gingivitis yang diabaikan dan dapat menyebabkan hilangnya gigi.
  • Epulis kehamilan atau Granuloma Piogenik - pembesaran gusi secara lokal, yang dapat dengan mudah berdarah. Perawatan dan pembersihan perlu dilakukan oleh seorang profesional. Dalam hal ini jarang dilakukan eksisi.

Selama kehamilan, masalah gusi yang terjadi adalah bukan karena peningkatan plak, melainkan karena respon buruk tubuh terhadap plak sebagai akibat meningkatnya kadar hormon kehamilan.

Beritahu dokter mengenai masalah gigi apa saja yang Anda alami. Gunakan sikat gigi yang lembut dan sikatlah gigi secara teratur minimal dua kali sehari. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride guna membantu gigi untuk melawan kerusakan.

Jika gusi Anda bermasalah selama kehamilan, penting untuk memeriksakannya kembali setelah Anda melahirkan. Sebagian besar jenis masalah gusi yang disebabkan oleh hormon kehamilan memang selesai setelah melahirkan, namun sebagian kecil lainnya masalah gusi terus berlanjut hingga ke keadaan yang lebih parah yang memerlukan pengobatan.

Muntah dapat merusak gigi

Hormon kehamilan akan melemaskan cincin otot lambung yang menjaga makanan tetap di dalam perut. Reflux lambung (memuntahkan makanan atau minuman) atau muntah yang terkait morning sickness pada wanita hamil dapat melumuri gigi dengan asam lambung yang kuat. Reflux dan muntah yang berulang kali dapat merusak enamel gigi dan meningkatkan risiko kerusakan gigi.

Beberapa saran yang bermanfaat:
  • Jangan menyikat gigi sesaat setelah Anda muntah. Sikat gigi akan menggores enamel gigi karena gigi telah terlumuri oleh asam lambung yang kuat.
  • Kumur-kumur dengan menggunakan air putih.
  • Gunakan obat kumur berfluoride.
  • Jika tidak memiliki obat kumur berfluoride, ambil sedikit pasta gigi berfluoride pada jari dan oleskan pada gigi, lalu kumur-kumur dengan air.
  • Menyikat gigi baru boleh dilakukan setidaknya satu jam setelah muntah.

Muntah saat menggosok gigi

Sebagian wanita hamil mengeluhkan mereka sering muntah ketika menyikat gigi, terutama gigi geraham. Tidak menyikat gigi tentu saja malah menyebabkan kerusakan gigi.

Beberapa saran bermanfaat terkait hal ini:
  • Gunakan sikat gigi dengan kepala sikat kecil, seperti sikat gigi untuk balita.
  • Sikat gigi perlahan saja, habiskan lebih banyak waktu.
  • Sambil menutup mata dan konsentrasi pernapasan mungkin akan membantu ketika menyikat gigi.
  • Coba menyikat gigi sambil mendengarkan musik.
  • Jika dirasa pasta giginya memicu muntah atau reflux, ganti dengan pasta gigi merk atau rasa lain.
  • Sikat gigi dengan air saja dan selanjutnya kumur-kumur dengan obat kumur berfluoride, lalu sikat lagi gigi Anda dengan pasta gigi berfluoride dengan cepat namun tetap berhati-hati.

Ngidam saat hamil

Sebagian wanita hamil mengalami ngidam makanan saat hamil. Ngidam makanan yang manis-manis akan meningkatkan risiko kerusakan gigi, cobalah ganti dengan camilan rendah gula.

Jika hanya rasa manis yang dapat memuaskan keinginan Anda, sebaiknya pilih makanan sehat seperti buah-buahan segar. Bilas mulut dengan air atau susu murni, dan jangan  lupa sikatlah gigi Anda setelah makan makanan yang bergula.

Meningkatkan asupan kalsium selama kehamilan

Asupan harian kalsium perlu ditingkatkan selama masa kehamilan. Jumlah kalsium yang cukup akan melindungi massa tulang Anda dan akan memenuhi kebutuhan gizi janin yang sedang tumbuh.

Sumber kalsium yang baik diantaranya berasal dari:
  • Susu
  • Keju
  • Yogurt
  • Susu kedelai yang diperkaya kalsium.

Meningkatkan asupan vitamin D selama kehamilan

Penggunaan kalsium didalam tubuh dibantu oleh vitamin D. Sumber vitamin D yang baik, antara lain:
  • Keju
  • Margarin
  • Ikan berlemak, seperti salmon
  • Telur.