Diare atau mencret bukanlah topik yang sering dibicarakan, kecuali bila terjadi pada bayi, betul tidak? Setiap orang tua pasti akan mengkhawatirkan semua hal-hal tidak biasa yang terjadi pada bayinya, mulai dari persoalan diare, makanan, hingga pola tidurnya. Dan yang memang merepotkan adalah si bayi tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan, kecuali dengan bahasa tangis. Jadi, mau tidak mau setiap orangtua harus menjadi peneliti yang baik bagi anak-anaknya.
Tinja pada bayi yang diare bisa muncul dalam tekstur, warna, dan bau yang berbeda-beda. Perbedaan tekstur tinja semacam ini biasanya tergantung dari apa yang bayi makan (ASI, susu formula atau makanan padat).
Satu atau dua kali tinja encer atau mencret mungkin tidak perlu dikhawatirkan. Hal itu biasa terjadi pada minggu atau bulan pertama kehidupan si bayi. Namun, jika mencret sudah terlalu sering atau hebat, ini bukan lagi saatnya bagi Anda untuk melakukan perawatan sendiri di rumah, sebaiknya segera bawa si bayi ke dokter.
Penyebab Diare pada Bayi
Bayi yang diare dapat disebabkan karena banyak faktor, meliputi :- Alergi makanan atau sensitif terhadap suatu obat-obatan
- Minum jus buah terlalu banyak
- Keracunan
- Infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit.
Diare terjadi karena agen penyebab diare masuk ke dalam sistem pencernaan si bayi, yakni diawali dari mulut. Bisa saja makanan dan minuman si bayi sudah terkontaminasi/terkotori oleh bakteri, parasit atau virus, racun, hingga bahan kimia. Orangtua jangan hanya berorientasi pada makanan dan minuman yang dikonsumsi si bayi saja, sentuhan tangan si bayi terhadap sesuatu, lalu si bayi memasukkan tangannya ke mulut, juga merupakan jalan masuk bagi penyebab-penyebab diare.
Peralatan makan si bayi pun harus terjamin kebersihannya, bersih dari bakteri/virus dan bahan kimia/obat-obatan. Percuma jika Anda menjaga kebersihan makanan dan tangannya, namun tidak menjaga kebersihan peralatan makannya.
Umumnya ibu-ibu rumah tangga menggunakan bahan-bahan kimia/semacam deterjen yang banyak dijual di pasaran untuk membasuh peralatan makan. Proses pembilasannya harus dilakukan dengan benar, pastikan peralatan makan tersebut sudah dibilas dengan bersih agar bahan kimia pencuci tidak lagi tinggal di peralatan makan. Yang terbaik setelah itu adalah merebus semua peralatan makannya. Dan jangan lupa beri pengertian kepada orang yang mencuci peralatan makan keluarga Anda, terutama peralatan si bayi. Jika Anda tetap merasa ragu, sebaiknya lakukan sendiri.
Sang ibu/pengasuh bayi sebaiknya harus sering mencuci tangan, sebelum dan sesudah makan, setelah mengganti popok, setelah menggunakan kamar mandi. Ini semua penting untuk mencegah penyebaran diare.
Jika Anda menyusui bayi, ada baiknya Anda tidak menggunakan obat pencahar karena sebagian dari obat pencahar tersebut akan masuk ke bayi melalui ASI yang akhirnya akan menimbulkan mencret bagi si bayi.
Berikut tanda-tanda dehidrasi pada bayi :
Bila terdapat gejala-gejala diatas, jangan tunggu lama, apalagi masih mau menangguhkan untuk merawatnya di rumah, segeralah pergi ke dokter. Juga, segera pergi ke dokter jika bayi Anda mengalami gejala-gejala ini :
Bayi dengan diare berat yang mengalami dehidrasi harus mendapatkan cairan infus (intravena/IV) di rumah sakit.
Dokter juga mungkin akan menyarankan Anda agar memberikan bayi Anda cairan rehidrasi (pengembali cairan) seperti oralit. Oralit bisa dibeli dengan bebas di toko-toko obat, mengandung cairan dan elektrolit yang dapat mencegah atau mengobati dehidrasi.
Bayi dengan makanan padat yang mengalami diare mungkin juga harus menghindari makanan apapun yang dapat memperburuk diare, termasuk :
Diare yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri sangat mudah menular. Cuci tangan dengan air hangat dan sabun setiap kali Anda mengganti popok bayi, ini untuk mencegah penyebarannya.
Yang harus menjadi perhatian adalah amati intensitas dan kuantitas diare pada bayi. Amati juga apakah bayi mengalami dehidrasi atau gejala lain (disebutkan di atas) yang mengharuskan si bayi segera di bawa ke dokter. Bila tidak ada gejala-gejalanya, perawatan bisa dilakukan di rumah.
Sang ibu/pengasuh bayi sebaiknya harus sering mencuci tangan, sebelum dan sesudah makan, setelah mengganti popok, setelah menggunakan kamar mandi. Ini semua penting untuk mencegah penyebaran diare.
Jika Anda menyusui bayi, ada baiknya Anda tidak menggunakan obat pencahar karena sebagian dari obat pencahar tersebut akan masuk ke bayi melalui ASI yang akhirnya akan menimbulkan mencret bagi si bayi.
Apa Pengaruh Diare bagi Bayi ?
Diare jelas akan mengganggu keseimbangan normal dari air dan garam (elektrolit) pada bayi. Ketika air dan elektrolit hilang dalam jumlah yang banyak (karena diare), bayi akan mengalami dehidrasi. Dan hilangnya air dan elektrolit pada bayi harus mendapatkan penggantian secepatnya. Pada bayi, dehidrasi bisa terjadi sangat cepat. Bisa langsung terjadi pada hari dimana ia diare atau keesokan harinya dan itu sangat berbahaya, terutama bagi bayi yang baru lahir.Berikut tanda-tanda dehidrasi pada bayi :
- Buang air kecil (BAK) lebih sering dari biasanya
- Lekas marah (rewel)
- Mulut kering
- Tidak ada air mata saat menangis
- Lesu dan sering mengantuk (diluar kebiasaan)
- Sunken soft spot (cekung ubun-ubun)
- Kulit tidak elastis (kulit tidak langsung kembali setelah ditekan atau dicubit).
Bila terdapat gejala-gejala diatas, jangan tunggu lama, apalagi masih mau menangguhkan untuk merawatnya di rumah, segeralah pergi ke dokter. Juga, segera pergi ke dokter jika bayi Anda mengalami gejala-gejala ini :
- Demam lebih dari 38,8° celcius
- Nyeri perut (balita yang sudah bisa mengungkapkan perasaanya)
- Darah atau nanah dalam tinja, atau tinja berwarna hitam, putih atau merah
- Lemah
- Muntah-muntah.
Perawatan Diare pada Bayi
Dokter yang bijak biasanya tidak merekomendasikan obat anti-diare untuk bayi. Namun, dokter bisa saja meresepkan antibiotik atau obat anti parasit bila diare tersebut diketahui disebabkan oleh infeksi bakteri, atau parasit.Bayi dengan diare berat yang mengalami dehidrasi harus mendapatkan cairan infus (intravena/IV) di rumah sakit.
Dokter juga mungkin akan menyarankan Anda agar memberikan bayi Anda cairan rehidrasi (pengembali cairan) seperti oralit. Oralit bisa dibeli dengan bebas di toko-toko obat, mengandung cairan dan elektrolit yang dapat mencegah atau mengobati dehidrasi.
Jika diare terjadi lebih dari 4 hari walaupun bayi tidak menunjukkan gejala dehidrasi atau gejala berbahaya lainnya, segera bawa ke dokterJika anak Anda selama ini diberikan makanan padat, dokter mungkin saja akan merekomendasikan makanan bertepung seperti pisang, saus apel dan sereal beras sampai diarenya berhenti. Ibu yang menyusui juga mungkin perlu untuk mengatur pola makannya, tidak lagi mengonsumsi makanan/obat-obatan yang kemungkinan bisa memicu diare pada bayi.
Bayi dengan makanan padat yang mengalami diare mungkin juga harus menghindari makanan apapun yang dapat memperburuk diare, termasuk :
- Makanan berminyak
- Makanan yang tinggi serat
- Susu formula dan keju
- Penganan semacam kue.
Diare yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri sangat mudah menular. Cuci tangan dengan air hangat dan sabun setiap kali Anda mengganti popok bayi, ini untuk mencegah penyebarannya.
Yang Harus Dilakukan Pada Bayi Diare
Paragraf terakhir ini adalah sebuah ringkasan mengenai apa yang harus dilakukan bila si bayi mengalami diare. Bila terjadi diare, tetap berikan ASI dan cairan agar si bayi tidak mengalami dehidrasi. Bila perlu, berikan oralit. Untuk sementara waktu, ganti makanannya dengan pisang, kentang, saus apel atau sereal beras (kombinasi lebih baik). Sang ibu (bila menyusui) sebaiknya juga menghentikan mengonsumsi makanan atau obat-obatan yang dicurigai menjadi penyebab diare si anak.Yang harus menjadi perhatian adalah amati intensitas dan kuantitas diare pada bayi. Amati juga apakah bayi mengalami dehidrasi atau gejala lain (disebutkan di atas) yang mengharuskan si bayi segera di bawa ke dokter. Bila tidak ada gejala-gejalanya, perawatan bisa dilakukan di rumah.