24 April 2013

Fungsi, Dosis dan Akibat Kekurangan Vitamin D

Vitamin D

Vitamin D diperlukan untuk pertumbuhan tulang yang sehat dan kuat. Fungsi utama Vitamin D adalah menjaga konsentrasi kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Karena itu vitamin D penting sekali bagi bayi dan anak kecil, yang mana tulang-tulangnya sedang tumbuh dengan cepat. Selain itu, vitamin D juga memperkuat sistem kekebalan tubuh, mencegah dari beberapa jenis kanker, depresi, penyakit jantung, dan bahkan membuat seseorang berumur panjang.

Dua Bentuk Aktif Vitamin D

Vitamin D sebenarnya merupakan turunan dari molekul steroid yang merupakan salah satu turunan dari kolesterol. Vitamin D terdiri dari dua bentuk aktif, yaitu :
  1. Vitamin D2
  2. Dikenal juga dengan nama ergokalsiferol, berasal dari turunan senyawa kolesterol yang banyak ditemukan pada ragi dan tanaman.
  3. Vitamin D3
  4. Dikenal dengan nama kolekalsiferol yang berasal dari turunan senyawa 7-dehidrokolesterol. Golongan vitamin inilah yang paling banyak ditemukan pada kulit manusia
Hormon paratiroid ditugaskan untuk mengaktivasi vitamin D. Pada ginjal, vitamin D dikonversi menjadi bentuk aktif yang disebut 1,25-dehidroksikolekalsiferol.

Kebutuhan paling utama dari vitamin D ini adalah untuk mencegah penyakit rakitis (rachitis) pada anak dan osteomalasia (osteomalacia) pada orang dewasa, dan melemahnya tulang. Ada juga bukti bahwa vitamin D juga dapat melindungi dari beberapa kanker payudara, usus, prostat dan ovarium dan terhadap penyakit auto-imun seperti multiple sclerosis dan diabetes tipe 1. Vitamin D juga bisa mengontrol/menurunkan tekanan darah, yang ujung-ujungnya membantu mencegah serangan jantung dan stroke.

Akibat Kekurangan Vitamin D

Kekurangan vitamin D akan menyebabkan kelainan bentuk yang serius pada tulang. Kelainan bentuk tulang ini dikenal sebagai rakitis, yaitu tulang menjadi lunak dan mudah bengkok. Karena tarikan otot-otot yang terus menerus, persendian akhirnya kehilangan bentuknya dan tidak dapat lagi berfungsi dengan normal.

Pada anak kecil yang kekurangan vitamin D mungkin juga akan menunjukkan gejala tulang tengkoraknya menjadi lunak. Kepala mungkin merata pada salah satu sisi, dan kemungkinan dadanya juga akan mengalami perubahan bentuk dari umumnya bayi normal lainnya.

Berikut beberapa penyakit atau gangguan yang disebabkan karena kekurangan vitamin D atau penyakit/gangguan yang dapat dicegah dengan vitamin D:
  • Osteomalacia pada ibu hamil dan rakitis pada bayi yang akan dilahirkannya.
  • Bayi lambat belajar duduk dan tulang tengkorak lunak.
  • Anak-anak usia 1- 4 tahun akan bisa mengalami kelainan lengkung tulang belakang, kaki berbentuk huruf O atau X.
  • Nyeri saat berjalan pada remaja.
  • Tulang panggul mendatar pada remaja putri yang menyebabkan jalan lahir menjadi sempit.
  • Kejang otot (tetani).
  • Osteoporosis.
  • Rheumatoid arthritis atau radang sendi.
  • Multiple sclerosis atau peradangan yang terjadi pada otak dan sumsum tulang belakang.
  • Parkinson. Penyakit ini mirip dengan stroke. Bedanya, Parkinson adalah gangguan motorik pada tubuh.
  • Gagal ginjal kronik.
  • Diabetes.
  • Kanker.
  • Alzheimer, penyakit yang menyerang sel otak dan membuatnya mengerut dan mengecil. Penyakit ini menyerang orang tua dengan usia diatas 60 tahun. Lebih mirip pada kepikunan.
  • Osteopenia.
  • Hipertensi.
  • Penyakit jantung.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada awal tahun 2012 lalu, di antara bayi-bayi yang meninggal mendadak, 75 persen di antaranya ternyata mengalami kekurangan vitamin D.

Anak yang lahir prematur (belum cukup bulan) rentan terkena rakitis. Oleh karena itu, bayi seperti ini harus mendapatkan cukup vitamin D. Bahaya akan menjadi lebih besar lagi bila seorang anak itu tinggal di wilayah yang musim dinginnya panjang. Rakitis sering terjadi saat musim dingin, ini semua karena kurangnya mendapatkan sinar matahari langsung, atau awan yang menghalangi sinar ultraviolet. Ini menjadi salah satu problem bagi anak-anak yang sedang tumbuh.

Sumber Vitamin D

Dewasa ini, sudah banyak susu yang dipapar dengan sinar ultraviolet yang mengandung banyak vitamin D, akhirnya penyakit rakitis sudah jarang kita temui. Bayi yang hanya makan dari air susu ibu saja juga rentan terkena rakitis, tapi ini hanya terjadi apabila makanan si ibu tidak seimbang (kurang gizi).

Sumber makanan terbaik untuk vitamin D adalah kuning telur, ikan yang berminyak (salmon, sarden dll), tuna kaleng, keju swiss, udang, susu yang sudah mengandung vitamin D dan sereal yang diperkaya dengan vitamin D.

Sebenarnya tubuh manusia akan memproduksi sendiri vitamin D karena pengaruh terpapar sinar matahari. Jadi, sinar matahari sesungguhnya bukan sumber vitamin D, namun radiasi ultraviolet yang terdapat dalam sinar matahari mampu merubah provitamin D yang terdapat dalam lemak di bawah kulit menjadi vitamin D. Secara ilmiah, saat terpapar sinar matahari, senyawa prekursor 7-dehidrokolesterol akan diubah menjadi senyawa kolekalsiferol untuk selanjutnya diubah lagi menjadi senyawa kalsitrol yang merupakan bentuk aktif dari vitamin D di dalam tubuh.

Dosis / Angka Kebutuhan Vitamin D

Menurut WHO kebutuhan tubuh akan vitamin D hanya 400 IU per hari, dan riset terbaru menyarankan 1700 IU untuk memelihara kesehatan.

Seiring pertambahan usia, kemampuan tubuh untuk menghasilkan vitamin D berkurang. Orang yang berusia lebih dari 65 tahun disarankan mengonsumsi suplemen vitamin D 10 mcg setiap hari. Orang berkulit gelap tidak menghasilkan vitamin dengan mudah. Ibu menyusui dan wanita hamil harus mengkonsumsi suplemen vitamin D mcg 10, ini untuk memastikan anak-anaknya nanti memiliki tulang yang sehat dan terlindung dari osteoporosis di kemudian hari.

Orang gemuk juga disarankan meminum suplemen vitamin D, karena vitamin D bisa terkunci ke dalam sel lemak dan tidak dapat digunakan oleh tubuh. Anak-anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun sebaiknya mendapatkan vitamin D sebanyak 7 mcg setiap hari sebab tulangnya sedang melalui tahap kritis perkembangan.

Itu untuk suplemen, bagaimana dengan paparan sinar matahari? Menurut para ahli, sinar matahari yang terbaik adalah sebelum pukul 09.00 atau pukul 16.00-18.00 , dan hanya 10-15 menit saja. Itu sudah cukup untuk mensintesis vitamin D. Di daerah-daerah yang cahaya mataharinya sangat kurang, pemakaian radiasi ultraviolet bisa digunakan untuk tujuan yang sama.

Kelebihan Vitamin D

Berjemur di panas matahari atau sinar ultraviolet buatan secara berlebih-lebihan harus dihindari, karena bisa membuat kulit terbakar. Selain itu, "mandi" sinar matahari berlebihan bisa menyebabkan kanker kulit. Penggunaan suplemen vitamin D yang berlebih-lebihan pun tidak dianjurkan.

Kelebihan vitamin D akan menyebabkan kalsiferasi berlebihan pada tulang, pembuluh darah mengeras, batu ginjal, dan lain-lain. Hal ini disebabkan sifat vitamin D yang mengikat kalsium sehingga menumpuk di berbagai organ tubuh.

Kalsium akan terendap di seluruh tubuh, terutama di ginjal, dimana bisa menyebabkan kerusakan menetap. Fungsi ginjal akan terganggu, menyebabkan protein dibuang dalam air kemih, dan kadar urea dalam darah meningkat.

Mengkonsumsi vitamin D sebanyak 10 kali dosis harian yang dianjurkan dalam waktu yang lama akan menyebabkan keracunan, yang mengakibatkan tingginya kadar kalsium dalam darah. Gejala pertama dari keracunan vitamin D adalah hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, yang diikuti rasa haus yang luar biasa, meningkatnya frekuensi berkemih, lemah, gelisah dan tekanan darah tinggi.