Suppositoria adalah obat solid (padat) berbentuk peluru yang dirancang untuk dimasukkan ke dalam anus/rektum (suppositoria rektal), vagina (suppositoria vagina), atau juga uretra (suppositoria uretra). Obat suppositoria mungkin tidak terlalu populer di kalangan masyarakat umum, namun obat ini memiliki sejumlah kelebihan yang membuatnya menjadi pilihan yang efektif bagi beberapa kondisi kesehatan.
Jenis-jenis obat suppositoria
Berikut ini adalah jenis-jenis obat suppositoria yang umum digunakan:
Obat suppositoria dengan bahan aktif yang sama dengan obat oral atau suntikan
Jenis obat suppositoria ini mengandung bahan aktif yang sama dengan obat oral atau suntikan. Namun, bentuk suppositoria dipilih karena obat tersebut tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh jika diminum atau disuntikkan. Contoh obat suppositoria jenis ini adalah suppositoria parasetamol, yang digunakan untuk mengatasi demam dan nyeri.
Obat suppositoria khusus dengan bahan aktif yang hanya tersedia dalam bentuk suppositoria
Jenis obat suppositoria ini mengandung bahan aktif yang hanya tersedia dalam bentuk suppositoria, seperti misalnya obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi wasir atau hemoroid. Bahan aktif yang digunakan dalam suppositoria khusus ini biasanya dapat bekerja langsung pada area yang membutuhkan pengobatan tanpa mempengaruhi organ tubuh lainnya.
Obat suppositoria hormon
Obat suppositoria jenis ini mengandung hormon yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan pada sistem reproduksi wanita, seperti misalnya obat yang digunakan untuk mengatasi nyeri menstruasi, infeksi vagina, atau terapi pengganti hormon pada wanita menopause.
Obat suppositoria herbal
Jenis obat suppositoria ini mengandung bahan-bahan herbal atau alami yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan tertentu, seperti misalnya obat yang mengandung minyak esensial untuk mengatasi peradangan atau infeksi.
Setiap jenis obat suppositoria memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda tergantung pada tujuan penggunaannya dan bahan aktif yang terkandung di dalamnya.
Kelebihan obat suppositoria
Suppositoria umumnya terbuat dari minyak sayuran solid yang mengandung obat. Obat suppositoria memiliki beberapa kelebihan. Pertama, obat ini bekerja dengan lebih cepat karena langsung diserap oleh pembuluh darah di area rektum atau vagina sehingga konsentrasi obat dalam darah akan meningkat lebih cepat dan efektif dalam menangani kondisi kesehatan tertentu. Kedua, obat suppositoria dianggap lebih aman dan efektif dibandingkan dengan obat oral atau suntikan karena tidak melewati saluran pencernaan dan hati yang dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Selain itu, obat suppositoria juga lebih tepat digunakan untuk mengatasi kondisi yang terkait dengan area genital atau rektum, seperti wasir, infeksi vagina, dan nyeri menstruasi.
Cara penggunaan obat suppositoria
Berikut adalah langkah-langkah untuk memasukkan obat suppositoria rektum dan vagina:
- BAK atau BAB terlebih dahulu
- Cuci tangan
- Buang semua foil atau plastik pembungkus suppositoria
- Posisi berjongkok atau miring ke salah satu sisi tubuh dengan kaki ditekuk ke arah dada (kaki satunya boleh lurus).
- Masukkan obat suppositoria dengan lembut namun tegas ke dalam anus atau vagina. Jika perlu basahi ujung suppositoria dengan sedikit air. Lalu dorong cukup jauh sehingga suppositoria tidak keluar kembali.
- Tahan dan rapatkan kaki dengan duduk atau berbaring diam selama beberapa menit.
- Cuci tangan.
Untuk suppositoria rektum, usahakan agar tidak BAB selama setidaknya satu jam, kecuali obat suppositoria tersebut adalah jenis pencahar.
Perlu diingat bahwa cara penggunaan suppositoria dapat sedikit berbeda tergantung pada jenis obat dan merek suppositoria yang digunakan. Sebaiknya ikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan dengan seksama atau ikuti saran dokter yang meresepkan.
Saran dalam menggunakan suppositoria
- Setelah berada di rektum, obat suppositoria akan mencair dan mungkin saja akan merembes dari dubur dan dapat menodai pakaian. Lebih baik masukkan obat suppositoria sebelum tidur malam hari daripada di siang hari, namun tetap harus sesuai dengan jadwal yang diinstruksikan dokter.
- Simpanlah obat suppositoria di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya, tapi tidak di dalam kulkas kecuali memang diinstruksikan. Jika diletakkan di tempat yang terlalu hangat, obat suppositoria akan meleleh.
- Selalu jauhkan obat suppositoria dari jangkauan anak-anak.
- Jangan pernah menggunakan atau memberikan obat suppositoria Anda kepada orang lain, meskipun keduanya memiliki gejala atau penyakit yang sama.
- Jika Anda lupa memasukkan obat suppositoria, segera masukkan di saat Anda ingat, lalu kemudian lakukan sesuai jadwal seperti biasa. Namun jika waktu Anda ingat sudah mendekati waktu pemberian berikutnya, lebih baik tinggalkan.
- Jangan gunakan suppositoria yang sudah kadaluarsa. Sebelum menggunakannya, selalulah lihat tanggal kadaluarsa pada kemasan.
Efek samping obat suppositoria
Seperti obat lainnya, penggunaan suppositoria juga bisa menyebabkan efek samping yang mungkin terjadi pada sebagian orang. Berikut adalah beberapa efek samping umum dari penggunaan suppositoria:
- Iritasi atau gatal-gatal: Beberapa orang mungkin mengalami iritasi atau gatal-gatal pada daerah yang terkena suppositoria, seperti rektum atau vagina.
- Peradangan atau ruam: Beberapa obat suppositoria juga bisa menyebabkan peradangan atau ruam pada daerah yang terkena suppositoria.
- Diare atau sembelit: Beberapa obat suppositoria untuk pengobatan diare atau sembelit dapat menyebabkan diare atau sembelit yang lebih parah.
- Sakit kepala atau pusing: Beberapa orang mungkin mengalami sakit kepala atau pusing setelah menggunakan obat suppositoria.
- Nyeri atau kram perut: Beberapa obat suppositoria dapat menyebabkan nyeri atau kram perut, terutama jika digunakan dalam dosis yang lebih besar dari yang direkomendasikan.
- Reaksi alergi: Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap bahan-bahan tertentu dalam suppositoria, seperti ruam, gatal-gatal, sesak napas, atau pembengkakan wajah, bibir, atau lidah.
Jika Anda mengalami efek samping yang tidak diinginkan setelah menggunakan suppositoria, segera hentikan penggunaan obat dan hubungi dokter.
Article Resources
- WebMD. Adult Suppositories Suppository - Uses, Side Effects, and More. Diakses pada 10 April 2023, dari https://www.webmd.com/drugs/2/drug-56185/adult-suppositories-rectal/details
- UK National Health Service. How to use your suppositories. Diakses pada 10 April 2023, dari https://www.buckshealthcare.nhs.uk/pifs/how-to-use-your-suppositories/
- Medical News Today. How do you use a suppository? Diakses pada 10 April 2023, dari https://www.medicalnewstoday.com/articles/323008
- Healthline. Rectal Suppository 101: What It’s For and How to Use It. Diakses pada 10 April 2023, dari https://www.healthline.com/health/general-use/how-to-use-rectal-suppositories