16 Juni 2013

Rematik, Paling Sering Menyerang Wanita

Rematik

Rematik atau dalam istilah medis dikenal dengan rheumatoid arthritis merupakan suatu sindrom* kronis dengan gejala yang tidak khas. Rematik umumnya menyerang persendian kaki dan tangan (sendi perifer), tapi tidak menutup kemungkinan juga menyerang sendi di semua bagian tubuh. Bila rematik berlarut-larut, maka akan terjadi penghancuran jaringan sendi dan sekitarnya.

Penyebab rematik sendiri hingga kini belum jelas, namun faktor genetik (keturunan) memiliki andil besar atas timbulnya penyakit sendi ini. Beberapa ahli berpendapat bahwa penyakit infeksi (bakteri, virus dan komponennya) dianggap sebagai pencetus timbulnya keluhan rematik.

Rematik termasuk salah satu penyakit gangguan kekebalan yang lebih banyak ditemukan pada wanita. Rasionya, 2-3 kali lebih banyak menyerang wanita ketimbang laki-laki dan merupakan penyakit sistemik (mempengaruhi sistem terkait).

Penyakit rematik umumnya akan menghilang sewaktu si wanita tersebut hamil. Tetapi keluhan akan muncul kembali setelah melahirkan. Proses "kesembuhan palsu" rematik pada wanita ini bisa terjadi kapanpun selama masa kehamilan, namun kebanyakan dimulai pada akhir bulan ke-4 kehamilan. Disinilah timbul pertanyaan "Apakah hormon kehamilan mempengaruhi hilang/timbulnya keluhan/gejala rematik?" Para ahli hingga kini masih menelitinya.

Gejala Rematik

Awal timbulnya gejala rematik biasanya bersifat hilang - timbul dan progresif, tetapi gejalanya bisa mendadak hilang, tetapi bisa juga gejalanya muncul secara mendadak di banyak sendi. Sendi yang diserang biasanya sendi kecil dan simetris (sendi antara ruas jari atau sendi antara pangkal jari dengan telapak tangan, sendi kaki, siku, dan lutut).

Gejala lainnya menurut ahli rematik adalah :
  • Membran sinovial* menebal
  • Sering merasa lelah
  • Sendi kaku saat bangun tidur terutama di pagi hari
  • Gejala seperti flu yang bisa disertai demam
  • Benjolan rematik ditemukan pada sendi siku
  • Nyeri sendi biasanya terasa setelah lama duduk dan istirahat
  • Serangan nyeri sendi diselingi masa tanpa keluhan
  • Nafsu makan turun
  • Perasaan tertekan (depresi)
  • Berat badan turun dan anemia, serta tangan dan kaki berkeringat
  • Bila kelenjar air mata dan kelenjar air ludah diserang, timbul keluhan mulut kering dan air mata sedikit (sindrom Sjõgren)
  • Bila penyakit terus berlanjut, terjadi kerusakan pada tulang dan tulang rawan sendi hingga menyebabkan perubahan bentuk sendi dan gerakan sendi makin terbatas dan menghalangi pekerjaan sehari-hari, seperti memegang sendok garpu, menyisir rambut, dan mengancingkan baju.

Ahli rematik lain mengelompokkan gejala rematik sebagai berikut:
  • Kaku sendi saat bangun tidur di pagi hari yang hilang dengan sendirinya setelah sekitar 1 jam kemudian
  • Pembengkakan jaringan lunak di sekitar persendian pada 3 sendi atau lebih, yang ditentukan dari hasil pengamatan dokter
  • Pembengkakan jaringan lunak sekitar sendi pangkal jari atau sendi pergelangan tangan
  • Gangguan sendi biasanya simetris
  • Ditemukan benjolan di bawah kulit
  • Tes rheumatoid factor positif
  • Erosi tulang permukaan sendi yang terlihat pada pemeriksaan rontgen.

Proses Munculnya Gejala Rematik

Proses munculnya gejala rematik akan melalui tiga tahap yaitu :
  1. Membran sinovial menebal, menimbulkan keluhan nyeri, panas, dan kaku serta bengkak di sekitar persendian.
  2. Set-sel di daerah persendian bertambah banyak dengan cepat, hingga membran sinovial makin tebal.
  3. Peradangan sendi mengeluarkan enzim yang sehingga tulang dan tulang rawan sendi hancur hingga bentuk dan ukuran sendi berubah, menimbulkan rasa sakit yang hebat dan gerakan sendi menjadi terbatas.

Pengobatan Rematik

Tujuan pengobatan rematik adalah untuk mengurangi rasa sakit, mengurangi keluhan peradangan, dan meningkatkan fungsi, dan rasa percaya diri. Penderita rematik sebaiknya beristirahat total selama nyeri sendi berat, dan secara berangsur-angsur sendi digerakkan begitu keluhan sendi mulai berkurang. Dalam keadaan parah, pemasangan gip mungkin diperlukan agar sendi benar-benar istirahat.

Penderita rematik juga sebaiknya mengurangi konsumsi ikan dan minyak dari tumbuhan. Hal ini disinyalir akan mengurangi keluhan nyeri sendi karena mengurangi keluarnya hormon prostaglandin.

Berikut beberapa obat dan mineral yang digunakan untuk rematik:

Obat anti-radang nonsteroid (NSAID) dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit sendi (efektif untuk rematik sedang).

Obat Salisilat termasuk obat yang aman dan murah, yaitu Aspirin (asetil salisilat). Dimulai dengan dosis pemberian 0,6 - 1 gram (2-3 kali sehari tablet 300 mg) setelah makan. Dosis bisa ditingkatkan sampai mendekati dosis maksimum yang menimbulkan efek samping telinga mendenging dan pendengaran menurun.

Senyawa dari emas, kadang diberikan bersama salisilat dan NSAID, bila salisilat dan NSAID kurang berhasil mengurangi rasa sakit sendi atau mengurangi tanda reaksi peradangan sendi. Disinyalir penambahan preparat emas dapat menyembuhkan keluhan penderita dan membatasi terjadinya kerusakan sendi.

Preparat emas yang bisa diberikan adalah dalam bentuk gold sodium thiomalate dan thio glucose. Preparat ini diberikan melalui intravena (injeksi melalui urat) dengan selang 1 minggu yaitu 10 mg minggu pertama, 25 mg minggu ke-2 sampai total pemberian 1 gram.

Preparat hidroksi chlorokuin juga dapat untuk mengurangi keluhan rematik sedang seperti dermatitis, keluhan otot, dan kornea keruh. Tetapi obat ini bisa menimbulkan gangguan retina yang sulit diperbaiki.

Preparat sulfasalazin dalam bentuk tablet entero coated. Dimulai dengan pemberian 500 mg dan dinaikkan sekali seminggu 500 mg. Pengaruh menguntungkan dari obat ini terlihat setelah 3 bulan pengobatan. Obat ini menimbulkan keluhan lambung, sel darah Netropil turun, sel darah hancur (hemolisis), rash kulit, dan hepatitis.

Obat penisilamine per oral (telan) berefek seperti preparat emas. Untuk mengurangi efek keracunan obat ini, diberikan mulai dari dosis rendah. Biasanya diberikan 250 mg/hari selama 30-90 hari. Pada periode pemberian selanjutnya dinaikkan menjadi 500 mg/hari sampai dicapai perbaikan.

Kombinasi obat berefek lambat. Terkadang kombinasi obat-obatan semacam ini lebih efektif dibandingkan hanya memberikan satu jenis obat saja. Belakangan ini diberikan gabungan hidroksichlorokuin, sulfasalazin, dan metotrexat.

Obat kortikosteroid kelihatannya berhasil sangat dramatis dalam pengobatan rematik. Tetapi sebaiknya tidak dikonsumsi untuk waktu lama. Karena pemakaian yang lama bisa menimbulkan tukaktambung, hipertensi, diabetes, dan peningkatan tekanan cairan bola mata (glaukoma). Kortikosteroid efektif mengurangi keluhan nyeri, namun tidak bisa mencegah kerusakan sendi. Namun beberapa laporan mengatakan bahwa obat ini bisa mengurangi terjadinya erosi (pengikisan) jaringan permukaan sendi.

Sebanyak 75% penderita rematik berkurang keluhannya dengan pengobatan tradisionaI yang diberikan dalam tahun pertama timbulnya keluhan. Tetapi 10% penderita rematik dengan pengobatan tradisional penyakitnya memburuk dan sangat mengganggu kegiatan kehidupan sehari-hari. Silahkan kunjungi dokter untuk menentukan pengobatan rematik apa yang terbaik untuk Anda.

Sindrom, dalam ilmu kedokteran dan psikologi, adalah kumpulan dari beberapa ciri-ciri klinis, tanda-tanda, simtoma, fenomena, atau karakter yang sering muncul bersamaan. Kumpulan ini dapat meyakinkan dokter dalam menegakkan diagnosis.

Membran sinovial adalah jaringan ikat vaskular dan melapisi sisi dalam dari kapsul sendi namun tidak menutupi rawan sendi