11 Juli 2014

Gejala, Tanda, dan Pengobatan Mulut Kering (Xerostomia)

Mulut kering (xerostomia)

Mulut kering atau xerostomia adalah kondisi yang biasanya diakibatkan oleh penurunan produksi saliva (kelenjar ludah/liur). Selain dapat menyebabkan gangguan bicara pada penderitanya, disfungsi saliva dan xerostomia yang parah juga bisa menyebabkan gangguan tenggorokan hingga mengganggu kualitas hidup.

Banyak kasus mulut kering, mempengaruhi hampir sekitar 10% dari seluruh orang, dan lebih banyak terjadi pada wanita ketimbang pria. Gangguan dalam produksi saliva juga paling sering mengenai orang-orang usia lanjut dan orang-orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu.

Fungsi saliva

Mulut yang normal tentu akan memproduksi saliva dalam jumlah yang cukup. Sifat saliva yang sebagai pelumas akan membantu melindungi jaringan mulut dari bisul, luka dan efek-efek lain dari gesekan.

Selain menetralkan asam, saliva merupakan antibodi terhadap berbagai ancaman bakteri yang merugikan. Saliva akan membantu dalam mencerna makanan dan membantu gigi dalam untuk remineralisasi.

Saliva juga merupakan unsur yang sangat penting dalam kemampuan seseorang untuk mencicipi rasa, karena bertindak sebagai pelarut untuk rangsangan rasa.

Penyebab mulut kering

Banyak sekali penyebab mulut kering. Mulut kering atau xerostomia paling sering terjadi akibat efek samping dari obat-obatan yang menurunkan produksi saliva, seperti obat tekanan darah, antihistamin, antidepresan, diuretik, obat anti inflamasi dan beberapa obat lainnya.

Penyebab mulut kering lainnya adalah karena terapi radiasi untuk mengobati tumor, penyakit pada saliva, diabetes, ketidakseimbangan hormon, pernapasan yang dilakukan dari mulut, apnea tidur (kesulitan bernapas saat tidur), dan gangguan autoimun seperti sindrom Sjögren (kelainan autoimun yang berefek pada saliva), rheumatoid arthritis, dan lupus eritematosus sistemik.

Gangguan makan seperti bulimia dan anoreksia juga menjadi faktor lain yang bisa menyebabkan mulut kering. Produksi saliva juga bisa menurun jika pembuluh utama saliva tersumbat, seperti akibat infeksi.

Mulut kering juga sering terjadi pada ibu hamil dan menyususi karena dehidrasi dan perubahan hormonal. Dari sisi psikologis, faktor lain yang bisa menyebabkan mulut kering adalah stres, kecemasan, dan depresi.

Tanda dan gejala mulut kering

Orang yang mengeluhkan mulut kering mungkin akan mengalami kesulitan dalam bicara, makan, mencicipi makanan, dan gangguan menelan. Seringkali mulut kering juga menjadi hal yang paling sering terjadi saat tidur di malam hari, terutama jika pernapasan dilakukan dari mulut.

Mulut yang kering akan menciptakan lingkungan mulut yang kering yang akhirnya membuat bibir pecah-pecah atau retak, mata dan tenggorokan kering, gusi pucat, sakit kepala, pusing, bau mulut, bahkan batuk yang terus menerus.

Mereka yang terkena mungkin juga mengeluhkan adanya luka dalam mulut, atau lidah yang putih yang menunjukkan adanya infeksi jamur seperti ragi (kandidiasis).

Infeksi jamur yang terjadi pada orang-orang dengan mulut kering biasanya memiliki keterkaitan dengan penyakit atau gangguan lain seperti penyakit Addison (penyakit endokrin langka), HIV, dan diabetes.

Lidah atau tenggorokan yang terasa terbakar, periodontitis, bisul, luka dan jaringan lunak yang meradang juga bisa menjadi efek mulut kering.

Tanpa jumlah saliva yang cukup untuk membersihkan partikel makanan dari gigi, menetralkan asam mulut, dan membunuh bakteri yang merugikan, penderita mulut kering mungkin bisa mengembangkan lubang gigi di sekitar garis gusi.

Kemana penderita mulut kering berobat?

Ketika seseorang sudah mengetahui dirinya terkena mulut kering atau xerostomia, langkah awal yang harus dilakukannya adalah pergi ke dokter gigi. Dokter gigi akan memeriksa kelenjar dan saluran utama saliva untuk melihat apakah ada penyumbatan, dan menstimulasi dan mendistimulasi aliran saliva. Bibir, lidah, dan jaringan mulut, semuanya akan diperiksa untuk melihat kondisi kekeringan.

Terkadang juga mulut kering bisa terjadi padahal saliva-nya mencukupi. Hal inilah yang membuat penyebabnya harus diketahui secara pasti dan membuat pengobatan mulut kering bisa bervariasi.

Pengobatan mulut kering

Pengobatan untuk mulut kering dibagi dalam tiga langkah; Substitusi saliva, stimulasi saliva, dan pencegahan dari karies dan infeksi jamur (candida).

Substitusi saliva

Ketika memilih obat kumur, penderita harus menggunakan obat kumur yang tidak mengandung alkohol, karena obat kumur yang mengandung alkohol malah akan memperparah mulut kering.

Ada banyak perawatan rumahan untuk membantu mengatasi mulut kering. Seperti minum air lebih banyak sepanjang hari, terutama saat makan, membatasi asupan kafein, dan membiarkan es mencair di mulut akan membantu mulut tetap lembab. Membuat suhu di ruangan tidur menjadi dingin dan melapisi bibir dengan vaseline juga akan membantu.

Stimulasi saliva

Mengunyah permen karet akan membantu merangsang aliran saliva, tapi jangan menggunakan permen karet yang mengandung gula karena malah akan meningkatkan risiko terkena karies. Obat lain yang dapat meningkatkan aliran saliva adalah pilocarpine dan cevimeline.

Substitusi saliva buatan dan pelumas oral yang mengandung gliserin juga akan membantu selama proses makan dan berbicara. Hal ini memang tidak menyembuhkan xerostomia namun akan membantu dan memberikan perasaan nyaman bagi penderitanya.

Mencegah karies dan infeksi candida

Lubang, gingivitis, penyakit periodontal, dan infeksi jamur adalah komplikasi utama dari kondisi mulut kering. Lingkungan mulut yang kering akan membuat plak sulit dikontrol, sehingga perawatan dan kebersihan mulut dan gigi yang seksama menjadi sangat penting dalam mencegah karies, gingivitis, dan penyakit periodontal.

Penderita mulut kering harus menerapakan diet rendah gula dan merawat giginya dengan fluoride dan pembilas antimikroba untuk memerangi efek mulut kering pada gigi dan jaringan mulut. Menggunakan pasta gigi dengan kadar fluoride, kalsium dan fosfat yang memadai akan membantu melindungi dan me-remineralisasi gigi.

Yang terpenting, seringlah berkunjung ke dokter gigi untuk mengatasi komplikasi-komplikasi seperti ini. Karena orang dengan mulut kering juga sering mengalami infeksi jamur seperti sariawan (oral kandidiasis), mereka mungkin memerlukan pengobatan antijamur topikal seperti bilasan dan tablet larut. Selain itu, gigi palsu seringkali menjadi pelabuhan infeksi jamur, sehingga gigi palsu harus rutin direndam dengan cairan chlorhexidine.

Mencegah mulut kering

Belum ditemukan cara yang efektif untuk mencegah mulut kering, hanya saja kita bisa mencegah komplikasinya. Oleh karena itu sangat penting untuk mendeteksi, mendiagnosa dan mengobati mulut kering sedini mungkin agar terhindar dari komplikasi buruknya yang bisa merusak gigi dan mengganggu kesehatan mulut secara keseluruhan.

Article Resources
  • Conviser, Jenny H., et al. "JADA Continuing Education: Oral care behavior after purging in a sample of women with bulimia nervosa." JADA 145.4 Apr. 2014: 352-354.
  • Little, James W., et al. Dental Management of the Medically Compromised Patient, 6th ed. St. Louis, Mo.: Mosby, 2002.
  • Neville, Brad W., et al. Oral and Maxillofacial Pathology, 2nd ed. Philadelphia, Pa.: W.B. Saunders Company, 2002.
  • Wiener, R. Constance, et al. "Hyposalivation and Xerostomia in Dentate Older Adults." JADA 141.3 Mar. 2010: 279-284.
  • Gambar: Christopher from Salem, OR, USA (248/365: The burnt tongue)