Tampilkan postingan dengan label Diare. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diare. Tampilkan semua postingan

11 Januari 2018

5 Pengobatan Diare Paling Efektif

Diare

Semua orang pernah mengalami diare. Diare sendiri seringkali merupakan cara tubuh untuk mengatasi gangguan pada sistem pencernaan. Gejala khas diare adalah tinja encer, BAB sering, dan sakit perut.

Diare yang berlangsung kurang dari 2 minggu, disebut diare akut yang penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti:
  • Infeksi bakteri
  • Infeksi virus
  • Keracunan makanan
  • Mengonsumsi antibiotik
  • Mengonsumsi air yang terkontaminasi oleh zat-zat infeksius.

Diare sering terjadi pada anak kecil, dan banyak yang disebabkan oleh virus. Diare pada saat bepergian juga bisa terjadi apabila bepergian ke daerah dengan sanitasi buruk. Makanan yang tidak disimpan atau dimasak dengan benar juga dapat menyebabkan keracunan makanan akibat bakteri yang terkandung di dalamnya.

Apa saja langkah-langkah tepat untuk mengatasi diare? Di bawah ini adalah lima cara yang paling efektif untuk mengatasi diare.

1. Hidrasi

Ketika Anda diare, hidrasi sangatlah penting. Pada anak kecil dan orang yang sudah tua, dehidrasi akibat diare bisa berakibat fatal. Pada bayi yang sedang diare, ASI atau susu formula sejatinya tetap dilanjutkan, kecuali jika susu formula lah yang menjadi penyebab. Produk-produk larutan hidrasi anak yang tersedia saat ini merupakan pilihan yang baik untuk mengatasi diare. Larutan hidrasi ini mampu menanggulangi dehidrasi ringan hingga sedang akibat diare atau muntah.

Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa yang mengonsumsi larutan hidrasi ini ketika diare ringan, maka sama efektifnya seperti pada anak-anak. Sedangkan, alkohol, soda, minuman berkarbonasi, dan kafein tidak boleh digunakan untuk hidrasi, karena dapat memperburuk diare itu sendiri.

2. Probiotik

Probiotik adalah sumber dari bakteri baik yang hidup dan bekerja di saluran pencernaan untuk menciptakan kondisi lingkungan usus yang sehat. Probiotik pada dasarnya adalah mikroorganisme hidup yang ada pada makanan tertentu, seperti:
  • Keju lunak
  • Coklat hitam
  • Zaitun hijau
  • Tempe
  • Yogurt.
Ada juga probiotik dalam bentuk bubuk atau pil.

Untuk kenormalan fungsi sistem pencernaan, bakteri baik akan dibutuhkan. Bakteri baik ini memainkan peran penting dalam melindungi usus terhadap infeksi. Bila keseimbangan sistem pencernaan Anda terganggu akibat mengonsumsi antibiotik atau karena banyaknya bakteri atau virus jahat, maka Anda bisa kena diare. Probiotik akan membantu mengembalikan keseimbangan bakteri di usus ketika seseorang diare.

Saccharomyces boulardii adalah probiotik ragi. Saccharomyces boulardii bukanlah bakteri namun juga memiliki fungsi yang baik untuk sistem pecnernaan. Saccharomyces boulardii dapat mengatasi diare terkait penggunaan antibiotik. Penelitian menunjukkan bawha Saccharomyces boulardii akan membantu usus melawan patogen yang tidak diinginkan dan menjaga agar nutrisi dapat terserap dengan efektif. Namun ragi harus digunakan dengan hati-hati pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

3. Obat

Beberapa jenis obat bebas dapat membantu mengatasi diare akut jika gejalanya tidak parah. Obat-obat diare ini antara lain:
  • Bismut subsalicylate
  • Loperamida.
Obat -obat ini memang bisa meringankan gejala diare, namun tidak mengobati penyebabnya.

Jika Anda menderita diare kronis, Anda tidak dianjurkan untuk menggunakan obat-obat ini tanpa sepengetahuan dokter. Diare kronis adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Penyebabnya biasanya berbeda dari diare akut.

Ketika diare, maka Anda harus mewaspadai dehidrasi. Dehidrasi akibat diare bisa berbahaya dan pada anak kecil dapat terjadi dengan cepat. Dehidrasi berat dapat mengancam jiwa. Obat-obat bebas tidak dianjurkan untuk diberikan pada anak yang diare, dan bayi diare yang berusia di bawah 3 bulan harus segera dibawa ke dokter.

Jika diare disertai dengan demam, berdarah, sakit perut hebat, diare semakin parah, atau gejalanya terjadi lebih dari tujuh hari, maka Anda harus segera ke dokter.

4. Makanan

Mengonsumsi beberapa makanan tertentu dapat membantu meringankan gejala diare dan memastikan stamina tetap terjaga. Beberapa makanan rendah serat yang dapat membantu mengeraskan tinja, antara lain:
  • Pisang
  • Nasi (putih)
  • Saus apel
  • Roti panggang.

Makanan lain yang biasanya dapat ditoleransi dengan baik ketika diare, antara lain:
  • Oatmeal
  • Kentang rebus atau panggang (dikupas)
  • Ayam panggang tanpa kulit
  • Sup ayam (yang juga dapat membantu rehidrasi).

5. Makanan yang harus dihindari

Makanan yang berminyak atau digoreng biasanya tidak dapat ditolerir dengan baik oleh sistem pencernaan orang yang sedang diare, jadi harus dihindari. Makanan-makanan berserat tinggi seperti beberapa jenis buah-buahan dan sayuran juga sebaiknya dihindari. Makanan lainnya yang harus dihindari selama diare adalah:
  • Alkohol
  • Pemanis buatan
  • Kacang polong
  • Brokoli
  • Kubis
  • Bunga kol
  • Buncis
  • Kopi
  • Es krim
  • Paprika
  • Plum.

05 Oktober 2017

Dapatkah Jahe Mengobati Diare?

Jahe untuk diare

Jahe dan diare

Potensi yang terkandung di dalam jahe menjadikannya sebagai obat yang berguna untuk mengatasi diare. Sejak ribuan tahun lalu, tabib-tabib dari Timur telah menggunakan jahe untuk mengobati diare. Jahe akan menghangatkan perut dan merupakan tonik bagi sistem pencernaan. Jahe juga memiliki sifat anti inflamasi (radang), analgesik, dan antibakteri yang membantu penyembuhan penyakit perut. Fungsi antioksidan yang juga dimiliki jahe memiliki efek positif bagi kesehatan perut secara umum.

Minum teh jahe atau wedang jahe dapat membantu rehidrasi tubuh Anda dan mengembalikan cairan yang hilang ketika diare. Biasanya diare akut akan berlangsung tidak lebih dari beberapa hari. Jahe akan membuat nyaman perut selama diare terjadi, sehingga proses pemulihan akan berlangsung lebih cepat dan nyaman.

Cara memanfaatkan jahe untuk mengobati diare

Untuk mengobati diare, jahe dapat Anda makan langsung atau dibuat menjadi wedang atau teh. Dua cara ini merupakan cara terbaik untuk mengonsumsinya dan dengan hasil terbaik pula. Jahe saat ini sudah tersedia dalam kemasan kapsul, bedak, dan sebagai tingtur. Pastikan tidak mengonsumsi lebih dari 4 gram jahe perhari. Anda bisa mengonsumsi 2 sampai 4 mililiter tingtur jahe perhari.

Selalu periksa label kemasan dengan seksama karena berbeda merk dapat berbeda pula dosis dan kekuatannya.

Cara membuat teh atau wedang jahe

Tambahkan beberapa sendok makan jahe parut atau jahe yang dipotong halus ke dalam secangkir air mendidih. Diamkan selama lima menit atau lebih tergantung seberapa kuat jahe yang Anda inginkan. Madu dan lemon juga dapat Anda tambahkan disitu. Bubuk jahe atau teh jahe kemasan juga boleh Anda gunakan untuk mengonsumsi jahe.

Penelitian penggunaan jahe untuk mengobati diare

Periset mencari cara untuk mengobati diare yang disebabkan oleh patogen usus. Inilah penyebab kematian nomor satu pada bayi di negara berkembang.

Sebuah penelitan dari tahun 2007 pada hewan menemukan bahwa jahe adalah obat yang efektif untuk diare yang disebabkan oleh bakteri E.coli. Jahe bekerja dengan cara memblokir bakteri beracun yang menyebabkan diare dan mencegah cairan menumpuk di dalam usus. Jahe memiliki efek antidiare pada tubuh.

Penelitian dari tahun 2015 juga mendukung penggunaan jahe untuk mengobati diare serta masalah perut lainnya. Jahe diyakini dapat menyembuhkan diare yang disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi. Jahe akan mencegah mual, muntah, dan kejang perut, mengurangi gas di dalam perut dan meningkatkan kesehatan pencernaan. Sebuah penelitian dari tahun 1990 menunjukkan bahwa jahe akan menghambat diare yang diinduksi serotonin secara signifikan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menemukan potensi penggunaan jahe sebagai obat.

Jahe telah berhasil digunakan untuk mencegah diare pada babi. Diare pada babi diketahui sering disebabkan oleh infeksi bakteri. Sebuah studi dari tahun 2012 menunjukkan potensi jahe dalam mencegah diare dan memperbaiki kesehatan usus pada babi.

Yang perlu diketahui sebelum mengonsumsi jahe

Umumnya orang yang mengonsumsi jahe tidak mengalami efek samping. Tapi ada juga laporan mereka yang mengalami beberapa bentuk ketidaknyamanan perut, mulas atau gas berlebih di perut setelah mengonsumsi jahe. Sebagian lainnya bahkan ada yang melaporkan bahwa jahe menjadi penyebab diare.

Untuk mengonsumsi jahe pada saat hamil atau menyusui, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Jangan mengonsumsi jahe jika Anda sedang mengalami gangguan pendarahan, diabetes, suatu gangguan jantung, dan gunakan dengan hati-hati jika Anda memiliki masalah penyakit batu empedu. Jangan memberikan jahe kepada anak-anak dibawah  usia 2 tahun.

Seperti halnya obat-obatan medis, jahe diketahui juga dapat berinteraksi dengan:
  • Obat-obatan yang memperlambat pembekuan darah
  • Phenprocoumon (untuk penyakit tromboemboli, stroke iskemik, dan lainnya)
  • Warfarin atau obat pengencer darah lainnya
  • Obat diabetes
  • Obat hipertensi
  • Obat penyakit jantung.

Bagi kebanyakan orang, mengonsumsi jahe adalah cara yang aman efektif untuk mengobati diare. Perhatikan bagaimana tubuh Anda bereaksi terhadap beberapa jenis jahe. Jika mengalami efek samping, hentikan penggunaan.

Yang tak kalah pentingnya, luangkan waktu bagi tubuh Anda untuk menyembuhkan sendiri penyakit Anda dengan beristirahat. Jika perlu, hentikan sementara semua aktifitas yang menyita waktu Anda selama ini. Berikan waktu istirahat bagi tubuh Anda untuk memulihkan kesehatan.


Article Resources
  • Khodaie L, et al. (2015 Jan 17). Ginger ancient times to the new outlook. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4377061/
  • Huang Q, et al. (1990 Dec). The effect of ginger on serotonin induced hypothermia and diarrhea [Abstract]. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2074539
  • Haniadka R, et al. (2013). A review of the gastroprotective effects of ginger (Zingiber officinale Roscoe) [Abstract]. http://pubs.rsc.org/en/Content/ArticleLanding/2013/FO/c3fo30337c#!divAbstract
  • Ginger. (September 2016). https://nccih.nih.gov/health/ginger
  • Cho JH, et al. (2012). Effects of anti-diarrhoeal herbs on growth performance, nutrient digestibility, and meat quality in pigs. https://www.ajas.info/journal/view.php?doi=10.5713/ajas.2012.12339
  • Chen J-C, et al. (2007). Ginger and its bioactive component inhibit enterotoxigenic Escherichia coli heat-labile enterotoxin-induced diarrhea in mice. http://pubs.acs.org/doi/pdf/10.1021/jf071460f
  • Image : Healthy Food House

Diare Kronis pada Bayi dan Anak-anak

Diare adalah suatu kondisi dimana tekstur tinja berubah menjadi encer dan buang air beberapa kali sehari. Umumnya diare akan sembuh dengan sendirinya dalam satu atau dua hari tanpa perawatan medis. Sedangkan diare yang berlangsung selama lebih dari 2 atau 4 minggu (termasuk kondisi diare hilang muncul), disebut sebagai diare kronis.

Bila diare terjadi selama beberapa hari, dapat menyebabkan dehidrasi. Bayi dan anak-anak sangatlah rentan terhadap dehidrasi akibat diare. Selama episode diare, tubuh akan kehilangan cairan dan elektrolit yang dibutuhkan. Elektrolit adalah mineral yang sangat mempengaruhi fungsi otot, kadar air dalam tubuh dan keasaman darah.

Jika bayi atau anak mengalami diare yang berlangsung lebih dari 24 jam, sebaiknya hubungi dokter terutama bila ia demam. Diare kronis dapat menyebabkan syok atau kerusakan organ pada bayi dan anak-anak.

Diare juga menjadi penyebab utama kasus malnutrisi pada anak usia dibawah 5 tahun. Umumnya kasus diare ini terjadi akibat air dan makanan yang terkontaminasi. Di negara berkembang, anak di bawah usia 3 tahun disinyalir memiliki tiga episode diare pertahunnya. Setiap kejadian diare maka mereka akan kehilangan gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Episode lanjutan dari diare dapat menyebabkan malnutrisi. Malnutrisi sendiri akan memperparah siklus diare.

Di dunia, diare merupakan penyebab utama kedua kematian pada anak usia dibawah 5 tahun. Setidaknya 760.000 nyawa anak melayang setiap tahunnya.

Penyebab diare

Penyebab diare pada anak tidak selalu bisa ditemukan. Namun penyebab umumnya, meliputi:

Sedangkan diare berat disebabkan karena:
  • Inflammatory bowel disease (IBD) atau penyakit radang usus
  • Infeksi bakteri
  • Infeksi virus
  • Parasit
  • Malnutrisi
  • Hygiene makanan yang buruk
  • Kebersihan yang buruk
  • Berkunjung ke daerah lain, biasanya terjadi ketika bayi atau anak-anak mengonsumsi air atau makananan yang sudah terkontaminasi.

Gejala diare

Bayi umum mengeluarkan tinja yang encer, jadi jangan dulu panik. Namun, meningkatnya intensitas dan jumlah tinja encer, terutama jika disertai dengan rewel atau demam, maka bisa jadi itu pertanda diare pada bayi dan anak-anak. Gejala diare lainnya meliputi:
  • Sakit atau kram perut
  • Mual
  • Sering ke kamar mandi, atau berak di celana
  • Demam dan menggigil
  • Dehidrasi.

Gejala dehidrasi

Dehidrasi adalah suatu kondisi dimana tubuh tidak lagi memiliki cukup cairan untuk bekerja sebagaimana mestinya. Pada bayi dan anak-anak, dehidrasi bisa berkembang sangat cepat.  Jika tidak segera ditangani, dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang lebih serius. Komplikasi dehidrasi meliputi syok, kerusakan organ, dan koma.

Gejala-gejala dehidrasi meliputi:
  • Mulut kering
  • Mata kering, cekung
  • Pipi cekung
  • Tidak ada air mata saat menangis
  • Gampang marah
  • Kulit kering
  • Lemah.

Gejala dehidrasi
Gejala dehidrasi

Gejala berikut ini dapat mengindikasikan dehidrasi berat:
  • Lebih dari delapan jam tidak buang air kecil
  • Kondisi anak sangat lemah
  • Bagian kepala atas/ubun-ubun (fontanelle) tampak cekung
  • Kulit bila ditekan/dicubit sulit kembali lagi
  • Demam tinggi
  • Tidak sadarkan diri.
Segera hubungi dokter jika melihat gejala-gejala tersebut.

Pengobatan rumahan untuk diare

Mengobati kasus diare ringan pada bayi dan anak-anak biasanya cukup dilakukan di rumah. Penting untuk dicatat bahwa obat yang bebas diberikan untuk orang dewasa jangan diberikan kepada bayi atau anak-anak. Bicarakan dengan dokter sebelum memberikan obat diare untuk bayi dan anak-anak.

Anda bisa merawat bayi dan anak Anda yang diare dengan langkah-langkah berikut:
  • Pastikan anak minum banyak cairan (oralit, air, air kaldu)
  • Jangan memberikan mereka makanan yang dicurigai memicu diare
  • Sering-seringlah mencuci tangan, terutama saat setelah mengganti popoknya untuk menghindari penyebaran bakteri di rumah.

Bagi ibu menyusui, harus tetap menyusui bayinya yang diare. ASI akan membantu meredakan gejala diare dan mempercepat pemulihan.

Pantau anak dengan seksama, waspadai gejala-gejala dehidrasi. Segera ke dokter bila Anda melihat gejala dehidrasi.

Ganti segera popok mereka setelah ia buang air besar. Hal ini akan mencegah ruam dan iritasi. Krim yang mengandung zinc oxide juga dapat membantu melindungi dan memberikan rasa nyaman bagi kulit.

Bilakah harus dibawa ke dokter?

Bawa bayi atau anak Anda dokter jika mereka diare selama lebih dari dua hari. Meskipun belum dua hari, Anda juga harus membawa anak Anda ke dokter jika melihat gejala-gejala berikut:
  • Demam
  • Diare berdarah
  • Diare berat (delapan kali dalam delapan jam)
  • Diare yang disertai muntah
  • Sakit atau kram perut
  • Diare berulang.

Diare pada bayi dan anak-anak dapat dengan cepat menyebabkan dehidrasi, yang merupakan kondisi berbahaya. Jangan ragu untuk segera ke dokter.

Diagnosis diare kronis pada bayi dan anak-anak

Jika bayi dan anak-anak mengalami diare kronis, maka penyebabnya harus ditemukan. Riwayat medis dan pemeriksaan fisik bayi dan anak akan diperlukan dokter untuk mendiagnosis. Ingat-ingatlah tentang pola makan, kebiasaan makan, dan obat atau vitamin dan mineral yang bayi atau anak Anda konsumsi, karena hal ini akan sangat berguna bagi dokter untuk menemukan penyebabnya.

Untuk menemukan penyebabnya, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan berikut:
  • Pemeriksaan darah (untuk memeriksa penyakit)
  • Kultur tinja (untuk memeriksa keberadaan bakteri dan parasit di usus)
  • Tes alergi.
Tergantung dari hasil pemeriksaan ini, mungkin juga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pengobatan diare kronis pada bayi dan anak-anak

Rencana pengobatan untuk bayi atau anak-anak akan tergantung dari penyebab dan tingkat keparahannya.

Bayi atau anak-anak mungkin akan dirawat di rumah sakit jika mereka mengalami diare atau dehidrasi kronis. Mereka mungkin akan diberikan cairan yang mengandung elektrolit (infus) untuk membantu memulihkan keseimbangan cairan tubuhnya.

Penting untuk mematuhi semua saran dari dokter. Jangan memberikan makanan yang memicu diare pada bayi atau anak Anda. Berikan mereka makanan hambar (sepeti kentang, roti atau pisang), hingga diarenya mereda.

Mencegah diare

Diare tidak selau bisa dicegah. Namun, Anda dapat menurunkan risikonya dengan selalu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan makanan dan minuman.

Ketika akan melakukan perjalanan ke daerah lain, untuk mencegah diare pada bayi dan anak-anak, lakukan langkah berikut:
  • Hanya menggunakan air kemasan untuk diminum, termasuk untuk menyikat giginya.
  • Jangan mengonsumsi susu yang tidak melalui proses pasteurisasi.
  • Cuci dan kupas buah dan sayuran mentah.
  • Jangan mengonsumsi makanan hewani mentah.
  • Sebaiknya bawa makanan ringan dari rumah untuk camilan.
  • Latih anak untuk selalu menjaga kebersihan dan sering mencuci tangan.
  • Persiapkan cairan pembersih tangan untuk berjaga-jaga ketika tidak ada fasilitas mencuci tangan.

Article Resources
  • Diarrhea. (2013, November 25). http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/diarrhea/index.aspx
  • Diarrhoeal disease. (2013, April). http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs330/en/index.html
  • Weinberg, N., Weinberg, M. S., & Maloney, S. A. (2015, July 10). Traveling safely with infants & children. http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2012/chapter-7-international-travel-infants-children/traveling-safely-with-infants-and-children.htm

03 Oktober 2017

Diare Kronis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Diare adalah suatu kondisi pencernaan yang menyebabkan tinja menjadi encer. Diare yang umum dialami orang adalah diare akut yang sering sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Diare akut biasanya bukanlah hal yang serius, tapi jika tidak diatasi maka dapat juga menjadi masalah. Sedangkan jika diare berlangsung lebih dari dua sampai empat minggu, maka ini disebut sebagai diare kronis.

Diare

Gejala diare kronis

Gejala utama diare kronis adalah tinja encer yang berlangsung selama berminggu-minggu. Sedangkan gejala lain diare kronis yang mungkin terjadi, antara lain:
  • kram perut
  • kembung
  • mual.

Penyebab diare kronis

Diare kronis terkadang disebabkan oleh suatu kondisi medis yang dialami seseorang, misalnya keberadaan suatu penyakit lain.

Kondisi peradangan yang dapat menyebabkan diare kronis antara lain kolitis ulserativa dan penyakit Crohn. Kondisi ini dapat menyebabkan tinja disertai dengan darah dan sakit perut.

Untuk diare kronis, biasanya sampel tinja akan diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini antara lain untuk melihat peningkatan sel darah putih, yang merupakan pertanda adanya peradangan di tubuh. Juga untuk mengetahui keberadaan suatu bakteri atau parasit di dalam tinja yang mana keduanya dapat menyebabkan tinja menjadi encer. Selain itu pemeriksaan lab untuk tinja juga dapat mengetahui keberadaan lemak di dalamnya, yang dapat mengindikasikan adanya pankreatitis kronis (kerusakan pankreas akibat peradangan kronis yang berkepanjangan) atau penyakit seliaka.

Diet atau makanan juga bisa menjadi penyebab diare kronis. Bahan-bahan makanan tertentu diketahui dapat mempercepat laju organ pencernaan, menyebabkan makanan melewati usus besar dengan cepat sehingga penyerapan kurang dan tinja menjadi encer. Penyebab umumnya adalah susu dan pemanis buatan (sorbitol dan fruktosa).

Penyebab lain diare kronis meliputi:
  • Obat-obatan - NSAID (obat anti inflamasi non steroid), antibiotik, antasida
  • Diabetes
  • Ketidakpekaan terhadap gluten
  • Penyalahgunaan alkohol.

Jika pemeriksaan darah atau sampel tinja belum dapat mengidentifikasi penyebab diare, dokter mungkin akan melakukan USG atau CT-Scan pada bagian perut, tetapi hal ini biasanya dilakukan jika memiliki gejala lain seperti nyeri hebat atau tinja mengandung darah. Tes pencitraan ini akan dapat mengetahui masalah pada organ pencernaan. Untuk kasus tertentu, kolonoskopi mungkin juga akan dilakukan guna melihat kondisi lapisan usus, pankreas dan kolon.

Terkadang, penyebab diare kronis tidak diketahui penyebabnya. Jika dokter belum menemukan penyebabnya dalam pemeriksaan diagnostik, dokter mungkin akan mengaitkan penyebab diare kronis dengan sindrom iritasi usus besar / irritable bowel syndrome (IBS). Kondisi ini mempengaruhi usus besar dan menyebabkan berbagai gejala seperti diare, konstipasi, kembung, mual, sakit perut. IBS bisa bersifat kronis, tapi tidak merusak usus besar.

Pengobatan diare kronis

Obat anti diare dapat mengurangi diare, namun obat-obat semacam ini tidak direkomendasikan untuk penggunaan jangka panjang.

Pengobatan untuk diare kronis akan tergantung dari penyebabnya. Misalnya, jika Anda didiagnosis dengan kondisi medis seperti kolitis ulserativa, penyakit Crohn, pankreatitis, atau penyakit seliaka, dokter akan memberikan jenis pengobatan yang sesuai dengan penyebabnya. Pengobatannya mungkin termasuk penggunaan obat seperti imunosupresan atau kortikosteroid.

Diare bisa sembuh ketika kesehatan Anda membaik.

Pilihan pengobatan tambahan untuk diare kronis, meliputi:

Diet dan gaya hidup

Catat semua makanan (termausk camilan) dan minuman Anda. Buatlah catatan khusus mengenai makanan-makanan tersebut. Apakah keadaan diare memburuk setelah Anda makan makanan tersebut.

Setelah beberapa minggu, Anda mungkin sudah dapat mengidentifikasi makanan apa saja yang mungkin menjadi pemicu diare kronis. Stop mengonsumsi makanan ini dan lihat kedepannya apakah gejala diare menurun. Misalnya, diare Anda bisa berhenti atau berkurang secara signifikan setelah Anda berhenti mengonsumsi asupan gluten, pemanis buatan, atau produk susu tertentu. Atau kondisi Anda membaik setelah berhenti mengonsumsi sayuran, buah, atau kacang tertentu.

Perubahan gaya hidup untuk membantu mengatasi diarea kronis, meliputi:
  • Menghindari konsumsi kafein dan minuman beralkohol
  • Mengonsumsi makanan berserat rendah
  • Minum air putih guna mencegah dehidrasi
  • Mengatur porsi makan agar tidak makan terlalu banyak.

Obat-obatan

Jika diare kronis disebabkan bakteri atau parasit, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik. Pada kasus tertentu, kodein juga dapat membantu karena akan meningkatkan waktu yang dibutuhkan tinja untuk melewati saluran pencernaan, yang mengakibatkan tinja menjadi keras. Namun, ada risiko kecanduan obat ini, jadi kodein tidak direkomendasikan sebagai terapi jangka panjang.

Obat-obatan bebas seperti loperamide juga dapat memperlambat transit tinja di usus, tapi loperamide juga tidak boleh dikonsumsi untuk jangka panjang. Ada baiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan untuk mengobati diare kronis Anda.

Pengobatan rumah

Diare kronis bisa saja terjadi setelah Anda meminum obat resep dokter seperti antibiotik. Harus dicari obat-obat alternatifnya. Jika tidak tersedia, gunakan probiotik yang tersedia dalam bentuk yogurt dan kapsul.

Suplemen serat dikaitkan dengan manfaatnya yang menghilangkan sembelit. Tapi suplemen serat tertentu juga bisa meringankan diare kronis karena efek water-holdingnya. Menggunakan psyllium setiap hari dapat mengeraskan tinja atau mengurangi diare yang disebabkan oleh kondisi IBS atau akibat pengobatan,

Mencegah diare kronis

Diare kronis yang disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya tidak selalu bisa dicegah. Tapi Anda bisa mencegah diare kronis yang terjadi akibat infeksi dengan menjaga agar makanan dan air minum tetap bersih. Sebagai contoh:
  • Minumlah hanya dari sumber air yang bersih.
  • Cuci bersih daging sebelum memassk dan masak hingga matang sepenuhnya.
  • Cuci tangan sebelum memakan sesuatu.
  • Permukaan dapur dan peralatan dapur harus bersih guna mencegah kontaminasi.
  • Cuci buah dan sayuran sebelum mengonsumsinya.
  • Cuci tangan Anda setelah dari kamar mandi, setelah mengganti popok atau setelah menyentuh orang sakit.

Komplikasi diare kronis

Pada diare kronis, ada risiko dehidrasi akibat kehilangan cairan. Dehidrasi adalah dimana tubuh tidak memililki cukup air. Kondisi dehidrasi dapat mengancam jiwa, jadi minumlah banyak cairan seperti oralit, air putih, air kaldu dan teh tanpa pemanis dan kafein. Tanda-tanda dehirasi meliputi:
  • urin berwarna gelap
  • haus yang berlebihan
  • pusing
  • lemah
  • muntah
  • demam.

Segera ke dokter bila mengalami gejala-gejala dehidrasi.


Article Resources
  • Antibiotics and diarrhea. (Last Updated: 03 September 2015). https://iffgd.org/lower-gi-disorders/diarrhea/antibiotics-diarrhea.html
  • Chronic diarrhea. (Last Updated: 18 August 2011). https://www.cdc.gov/healthywater/hygiene/disease/chronic_diarrhea.html
  • Common causes of chronic diarrhea. (Last Updated: 09 January 2016). https://iffgd.org/lower-gi-disorders/diarrhea/common-causes.html

21 Mei 2013

Penyebab dan Penanganan Diare Pada Bayi

Diare

Diare atau mencret bukanlah topik yang sering dibicarakan, kecuali bila terjadi pada bayi, betul tidak? Setiap orang tua pasti akan mengkhawatirkan semua hal-hal tidak biasa yang terjadi pada bayinya, mulai dari persoalan diare, makanan, hingga pola tidurnya. Dan yang memang merepotkan adalah si bayi tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan, kecuali dengan bahasa tangis. Jadi, mau tidak mau setiap orangtua harus menjadi peneliti yang baik bagi anak-anaknya.

Tinja pada bayi yang diare bisa muncul dalam tekstur, warna, dan bau yang berbeda-beda. Perbedaan tekstur tinja semacam ini biasanya tergantung dari apa yang bayi makan (ASI, susu formula atau makanan padat).

Satu atau dua kali tinja encer atau mencret mungkin tidak perlu dikhawatirkan. Hal itu biasa terjadi pada minggu atau bulan pertama kehidupan si bayi. Namun, jika mencret sudah terlalu sering atau hebat, ini bukan lagi saatnya bagi Anda untuk melakukan perawatan sendiri di rumah, sebaiknya segera bawa si bayi ke dokter.

Penyebab Diare pada Bayi

Bayi yang diare dapat disebabkan karena banyak faktor, meliputi :
  • Alergi makanan atau sensitif terhadap suatu obat-obatan
  • Minum jus buah terlalu banyak
  • Keracunan
  • Infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit.

Diare terjadi karena agen penyebab diare masuk ke dalam sistem pencernaan si bayi, yakni diawali dari mulut. Bisa saja makanan dan minuman si bayi sudah terkontaminasi/terkotori oleh bakteri, parasit atau virus, racun, hingga bahan kimia. Orangtua jangan hanya berorientasi pada makanan dan minuman yang dikonsumsi si bayi saja, sentuhan tangan si bayi terhadap sesuatu, lalu si bayi memasukkan tangannya ke mulut, juga merupakan jalan masuk bagi penyebab-penyebab diare.

Peralatan makan si bayi pun harus terjamin kebersihannya, bersih dari bakteri/virus dan bahan kimia/obat-obatan. Percuma jika Anda menjaga kebersihan makanan dan tangannya, namun tidak menjaga kebersihan peralatan makannya.

Umumnya ibu-ibu rumah tangga menggunakan bahan-bahan kimia/semacam deterjen yang banyak dijual di pasaran untuk membasuh peralatan makan. Proses pembilasannya harus dilakukan dengan benar, pastikan peralatan makan tersebut sudah dibilas dengan bersih agar bahan kimia pencuci tidak lagi tinggal di peralatan makan. Yang terbaik setelah itu adalah merebus semua peralatan makannya. Dan jangan lupa beri pengertian kepada orang yang mencuci peralatan makan keluarga Anda, terutama peralatan si bayi. Jika Anda tetap merasa ragu, sebaiknya lakukan sendiri.

Sang ibu/pengasuh bayi sebaiknya harus sering mencuci tangan, sebelum dan sesudah makan, setelah mengganti popok, setelah menggunakan kamar mandi. Ini semua penting untuk mencegah penyebaran diare.

Jika Anda menyusui bayi, ada baiknya Anda tidak menggunakan obat pencahar karena sebagian dari obat pencahar tersebut akan masuk ke bayi melalui ASI yang akhirnya akan menimbulkan mencret bagi si bayi.

Apa Pengaruh Diare bagi Bayi ?

Diare jelas akan mengganggu keseimbangan normal dari air dan garam (elektrolit) pada bayi. Ketika air dan elektrolit hilang dalam jumlah yang banyak (karena diare), bayi akan mengalami dehidrasi. Dan hilangnya air dan elektrolit pada bayi harus mendapatkan penggantian secepatnya. Pada bayi, dehidrasi bisa terjadi sangat cepat. Bisa langsung terjadi pada hari dimana ia diare atau keesokan harinya dan itu sangat berbahaya, terutama bagi bayi yang baru lahir.

Berikut tanda-tanda dehidrasi pada bayi :
  • Buang air kecil (BAK) lebih sering dari biasanya
  • Lekas marah (rewel)
  • Mulut kering
  • Tidak ada air mata saat menangis
  • Lesu dan sering mengantuk (diluar kebiasaan)
  • Sunken soft spot (cekung ubun-ubun)
  • Kulit tidak elastis (kulit tidak langsung kembali setelah ditekan atau dicubit).

Bila terdapat gejala-gejala diatas, jangan tunggu lama, apalagi masih mau menangguhkan untuk merawatnya di rumah, segeralah pergi ke dokter. Juga, segera pergi ke dokter jika bayi Anda mengalami gejala-gejala ini :
  • Demam lebih dari 38,8° celcius
  • Nyeri perut (balita yang sudah bisa mengungkapkan perasaanya)
  • Darah atau nanah dalam tinja, atau tinja berwarna hitam, putih atau merah
  • Lemah
  • Muntah-muntah.

Perawatan Diare pada Bayi

Dokter yang bijak biasanya tidak merekomendasikan obat anti-diare untuk bayi. Namun, dokter bisa saja meresepkan antibiotik atau obat anti parasit bila diare tersebut diketahui disebabkan oleh infeksi bakteri, atau parasit.

Bayi dengan diare berat yang mengalami dehidrasi harus mendapatkan cairan infus (intravena/IV) di rumah sakit.

Dokter juga mungkin akan menyarankan Anda agar memberikan bayi Anda cairan rehidrasi (pengembali cairan) seperti oralit. Oralit bisa dibeli dengan bebas di toko-toko obat, mengandung cairan dan elektrolit yang dapat mencegah atau mengobati dehidrasi.
Jika diare terjadi lebih dari 4 hari walaupun bayi tidak menunjukkan gejala dehidrasi atau gejala berbahaya lainnya, segera bawa ke dokter
Jika anak Anda selama ini diberikan makanan padat, dokter mungkin saja akan merekomendasikan makanan bertepung seperti pisang, saus apel dan sereal beras sampai diarenya berhenti. Ibu yang menyusui juga mungkin perlu untuk mengatur pola makannya, tidak lagi mengonsumsi makanan/obat-obatan yang kemungkinan bisa memicu diare pada bayi.

Bayi dengan makanan padat yang mengalami diare mungkin juga harus menghindari makanan apapun yang dapat memperburuk diare, termasuk :

Diare yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri sangat mudah menular. Cuci tangan dengan air hangat dan sabun setiap kali Anda mengganti popok bayi, ini untuk mencegah penyebarannya.

Yang Harus Dilakukan Pada Bayi Diare

Paragraf terakhir ini adalah sebuah ringkasan mengenai apa yang harus dilakukan bila si bayi mengalami diare. Bila terjadi diare, tetap berikan ASI dan cairan agar si bayi tidak mengalami dehidrasi. Bila perlu, berikan oralit. Untuk sementara waktu, ganti makanannya dengan pisang, kentang, saus apel atau sereal beras (kombinasi lebih baik). Sang ibu (bila menyusui) sebaiknya juga menghentikan mengonsumsi makanan atau obat-obatan yang dicurigai menjadi penyebab diare si anak.

Yang harus menjadi perhatian adalah amati intensitas dan kuantitas diare pada bayi. Amati juga apakah bayi mengalami dehidrasi atau gejala lain (disebutkan di atas) yang mengharuskan si bayi segera di bawa ke dokter. Bila tidak ada gejala-gejalanya, perawatan bisa dilakukan di rumah.