02 September 2014

Antioksidan: Pengertian, Manfaat, dan Sumbernya

Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa dalam makanan yang berfungsi menetralisir bahan kimia yang disebut dengan radikal bebas.Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dihasilkan dari proses oksidasi tubuh manusia. Radikal bebas diketahui memiliki hubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, hati dan kanker. Makanan nabati seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian merupakan sumber antioksidan yang terbaik.

Proses oksidasi di dalam tubuh manusia akan merusak membran sel dan struktur lainnya, termasuk protein selular, lipid dan DNA. Ketika oksigen dimetabolisme, maka akan tercipta molekul yang tidak stabil yang disebut dengan radikal bebas, yang mana akan 'mencuri' elektron dari molekul lain sehingga menyebabkan kerusakan DNA dan sel-sel lain.

Secara alami, tubuh mampu mengatasi sebagian kecil radikal bebas. Namun, kerusakan yang disebabkan oleh kelebihan radikal bebas secara terus menerus dapat menyebabkan penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, hati dan beberapa jenis kanker (seperti kanker mulut, esofagus, lambung dan usus). Proses oksidasi dalam tubuh manusia akan semakin dipercepat akibat paparan sinar matahari, polusi, kebiasaan merokok dan alkohol, stres, dan faktor lainnya.

Antioksidan dan radikal bebas

Antioksidan dapat ditemukan dalam makan tertentu dan dapat mencegah sebagian kerusakan yang disebabkan radikal bebas dengan cara menetralisirnya. Ini adalah antioksidan gizi, vitamin A, C, dan E, dan mineral tembaga, seng dan selenium.

Senyawa lainnya yang terdapat dalam makanan, seperti fitokimia, diyakini memiliki efek antioksidan yang lebih baik dari vitamin ataupun mineral. Antioksidan ini disebut sebagai antioksidan non-gizi dan yang termasuk fitokimia, seperti likopen dalam buah tomat dan antosianin yang ditemukan dalam cranberi.

Efek radikal bebas

Beberapa kondisi yang dapat disebabkan radikal bebas, antara lain:
  • Kerusakan lensa mata, yang bisa menyebabkan kebutaan
  • Radang pada sendi (arthritis)
  • Kerusakan sel-sel saraf otak, yang dapat menyebabkan kondisi tertentu seperti penyakit Parkinson dan Alzheimer
  • Mempercepat proses penuaan
  • Peningkatan risiko penyakit jantung koroner, karena radikal bebas mendorong LDL (kolesterol jahat) menempel pada dinding arteri
  • Peningkatan risiko kanker tertentu, terpicu karena DNA yang rusak.

Antioksidan melawan penyakit

Mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan dapat menurunkan risiko berbagai penyakit, seperti penyakit jantung dan kanker jenis tertentu. Antioksidan akan mengikat radikal bebas dari sel-sel tubuh, dan mencegah atau mengurangi kerusakan yang diakibatkan oksidasi tubuh.

Efek perlindungan antioksidan pada tubuh manusia hingga kini masih terus diteliti. Satu contoh, orang yang banyak mengonsumsi antioksidan likopen (ditemukan dalam tomat) berisiko kanker prostat lebih rendah dari orang lain. Lutein, yang ditemukan dalam bayam dan jagung, diyakini memiliki hubungan dengan penurunan insiden regenerasi lensa mata dan kebutaan pada orang berusia lanjut. Flavanoid, seperti katekin yang ditemukan dalam teh hijau, dipercaya memiliki andil dalam rendahnya tingkat penyakit jantung di Jepang.

Sumber antioksidan

Makanan nabati merupakan sumber makanan yang kaya akan antioksidan. Antioksidan paling banyak ditemui buah-buahan dan sayuran, dan juga pada makanan lain seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan daging, unggas, dan ikan.

Secara khusus, sumber antioksidan terbaik antara lain:
  • Antosianin - terong, anggur, dan beri
  • Beta-karoten - labu, mangga, aprikot, wortel, bayam, dan peterseli (mirip seledri)
  • Katekin - anggur merah dan teh
  • Tembaga - makanan laut, daging tanpa lemak, susu, dan kacang-kacangan
  • Kriptosantin - capsicum merah, labu, dan mangga
  • Flavonoid - teh, teh hijau, jeruk, anggur merah, bawang merah, dan apel
  • Indoles - brokoli, kubis, dan kembang kol
  • Sulfur allium - daun bawang, bawang merah, dan bawang putih
  • Selenium - makanan laut, jeroan, daging tanpa lemak, dan biji-bijian
  • Lignan - biji wijen, dedak, wholegrain, dan sayuran
  • Seng - makanan laut, daging tanpa lemak, susu, dan kacang-kacangan
  • Lutein - sayuran berdaun hijau seperti bayam dan jagung
  • Likopen - tomat, jeruk, dan semangka
  • Isoflavonoid - kedelai, tahu, kacang polong, dan susu
  • Mangan - makanan laut, daging tanpa lemak, susu, dan kacang-kacangan
  • Polifenol - thyme dan oregano
  • Vitamin A - hati, ubi jalar, wortel, susu, dan kuning telur
  • Vitamin C - jeruk, blackcurrant (mirip buah anggur), kiwi, mangga, brokoli, bayam, paprika, dan stroberi
  • Vitamin E - minyak nabati (seperti minyak gandum), alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, dan wholegrain
  • Zoochemical - daging merah, jeroan, dan ikan.

Suplemen vitamin

Bukti-bukti penelitian menunjukkan bahwa antioksidan yang diperoleh dari makanan lebih efektif daripada antioksidan yang diperoleh dari suplemen, dan pada kenyataannya beberapa jenis suplemen malah dapat meningkatkan risiko kanker tertentu. Misalnya vitamin A (beta-karoten) yang diperoleh dari suplemen memang dapat menurunkan risiko kanker tertentu, namun di sisi lain juga meningkatkan risiko kanker paru-paru pada perokok.

Sebuah penelitian yang menguji efek vitamin E menemukan bahwa vitamin E yang diperoleh dari suplemen tidak memberikan manfaat yang sama dengan vitamin E yang diperoleh dari makanan. Juga, mineral atau vitamin antioksidan dapat bertindak sebagai pro-oksidan atau kontra-oksidan jika dikonsumsi melebihi takaran yang direkomendasikan.

Diet seimbang, dengan mengonsumsi antioksidan dari makanan, adalah cara yang terbaik. Jika pun Anda memang membutuhkan suplemen karena alasan kondisi kesehatan tertentu, pilihlah suplemen yang mengandung berbagai nutrisi (multivitamin) dengan dosis yang direkomendasikan.

Hingga kini penelitian terus dilakukan untuk melihat apakah suplemen antioksidan dapat memberikan manfaat yang sama seperti antioksidan yang didapat dari makanan. Yang terpenting, setiap orang sebaiknya mengonsumsi berbagai buah-buahan segar, sayuran, biji-bijian, daging tanpa lemak dan susu secara rutin demi memenuhi kebutuhan akan antioksidan.

Image Credit
  • replere.com