Tampilkan postingan dengan label Gigi dan Mulut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gigi dan Mulut. Tampilkan semua postingan

31 Mei 2023

Penyebab dan Cara Menghilangkan Bau Mulut

Bau Mulut

Napas yang berbau tidak sedap adalah hal yang sangat menjijikkan. Tapi pada kenyataannya, banyak orang yang mengalaminya tidak menyadari bahwa hal ini sangat mengganggu orang lain. Mereka tidak merasa kalau napas mereka bau, karena mereka sudah terbiasa dengan bau mulutnya sendiri.

Bila ingin mengetahui apakah napas Anda bau atau tidak, perhatikan dengan seksama tingkah laku lawan-lawan bicara saat Anda berbicara dengan mereka. Bila mereka memperlihatkan gelagat yang "mencurigakan" atau selalu ingin berpaling atau menjaga jarak ketika Anda berbicara, maka bisa jadi itu karena napas Anda bau. Untuk pastinya, tidak ada salahnya Anda menanyakan langsung kepada teman dekat, keluarga, istri atau suami tentang bau napas Anda. Mereka tidak akan mencemooh, justru yang mereka cemooh adalah bila Anda bernapas bau namun tidak menyadarinya dan suka berbicara pula.

Penyebab bau mulut

Dalam istilah medis, bau mulut atau napas yang berbau disebut dengan halitosis dan ini bisa disebabkan oleh banyak hal. Namun kebanyakan adalah karena tidak sehatnya keadaan gigi dan mulut seseorang. Pembusukan pada akar-akar gigi seringkali tidak disadari seseorang, ini akan mengakibatkan pernapasan menjadi tidak sedap. Karies dan lubang-lubang kecil pada gigi akan menjadi tempat berkembang biaknya kuman dan menjadikan napas tidak sedap.

Beberapa hal lain yang menyebabkan napas bau adalah gigi-gigi yang susunannya tidak teratur dan tidak dibersihkan dengan baik, terutama pada orang-orang yang sudah tua. Infeksi tonsil (tonsilitis) pada hulu kerongkongan dan sinusitis juga memegang peranan penting dalam hal ini. Bau yang tidak enak juga dapat disebabkan oleh radang lambung dan mungkin juga disebabkan dari makanan tidak dicerna dengan sempurna. Jadi, napas yang berbau juga sangat berhubungan erat dengan kesehatan pencernaan. Dan begitu pula sebaliknya, pencernaan yang sehat juga tergantung dari kebersihan mulut dan gigi. Selain itu, napas bau dapat disebabkan oleh kondisi genetik, lever kronis, diabetes, gangguan paru-paru, bronkhitis kronis, maag dan gangguan THT.

Gangguan fungsi ginjal ternyata juga dapat menyebabkan bau mulut kronis. Kadar ureum-nya yang tinggi, yang kemudian beredar di dalam darah. Melalui proses kimia, dihasilkanlah zat amonia yang berbau menyengat. Komponen ini kemudian masuk ke dalam sistem pernapasan dan menyebabkan napas berubah menjadi tidak sedap.

Mengatasi bau mulut

Untuk mengatasi bau mulut yang tidak sedap, maka yang pertama-tama harus dilakukan adalah mencari penyebabnya. Jika penyebabnya adalah karena gigi yang berlubang, maka pergilah ke dokter gigi. . Dokter akan memeriksa keadaan gusi, tonsil, adenoids, sinus dan bagian-bagian tubuh lain yang dapat meyebabkan bau mulut menjadi tidak sedap.

Untuk mengatasi bau mulut yang tidak sedap karena kuman yang berkembang biak di dalam mulut, sebaiknya Anda melakukan ini:
  • Gosok gigi dengan baik dan benar minimal 2 kali sehari, jangan lupa gosok juga bagian atas dan bawah lidah
  • Jika tidak mungkin menggosok gigi, minimal berkumurlah setiap selesai Anda makan apapun
  • Perbanyak konsumsi buah-buahan dan hindari makan-makanan tertentu yang menyebabkan bau mulut
  • Gunakan obat kumur minimal 1 kali sehari diantara 2 waktu menggosok gigi.
Diluar hal di atas, makanan sehat dan seimbang akan sangat membantu mengatasi gangguan ini, terutama buah-buahan.

Ada beberapa juga yang menyarankan untuk sering mengunyah permen karet guna menghilangkan bau mulut. Permen karet memang dapat memberikan sensasi kesegaran pada mulut dan sementara mengurangi bau mulut. Namun, permen karet tidak secara langsung menghilangkan bau mulut atau mengatasi penyebab yang mendasarinya. Jadi penting untuk diingat bahwa permen karet hanya mengatasi gejala bau mulut dan tidak menghilangkan penyebab yang mendasarinya.

20 Mei 2023

17 Pertanyaan Populer seputar Pertumbuhan dan Perawatan Gigi Anak

Gigi anak

Pertumbuhan dan perawatan gigi anak merupakan hal yang penting dalam menjaga kesehatan gigi mereka sejak dini. Orangtua sering kali memiliki banyak pertanyaan dan kekhawatiran terkait dengan pertumbuhan gigi anak serta perawatan yang tepat. Artikel ini akan menjawab 17 pertanyaan populer seputar pertumbuhan dan perawatan gigi anak. Dari kapan gigi susu anak mulai tumbuh hingga makanan yang baik dan buruk untuk kesehatan gigi anak, artikel ini akan memberikan informasi yang berharga bagi orang tua yang ingin merawat gigi anak dengan baik.

1. Kapan gigi susu anak mulai tumbuh?

Gigi susu anak mulai tumbuh sekitar usia 6 bulan hingga 1 tahun. Proses pertumbuhan gigi susu dimulai dengan munculnya gigi seri, yang biasanya pertama kali muncul adalah gigi seri bawah. Kemudian, secara bertahap gigi seri atas dan gigi taring mulai muncul. Pada umumnya, pada usia 2,5 tahun hingga 3 tahun, anak akan memiliki lengkap 20 gigi susu, termasuk 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham. Gigi susu akan menjadi penting dalam mengunyah makanan, membantu perkembangan bicara, dan sebagai tempat bagi gigi permanen yang akan tumbuh pada tahap selanjutnya.

2. Kapan gigi permanen anak mulai tumbuh?

Gigi permanen anak mulai tumbuh sekitar usia 6-7 tahun. Proses ini dimulai dengan munculnya gigi seri permanen di belakang gigi seri susu. Gigi seri permanen biasanya pertama kali muncul di rahang bawah, diikuti oleh rahang atas. Setelah itu, gigi taring permanen mulai tumbuh, diikuti oleh gigi geraham permanen. Selama periode pertumbuhan ini, gigi susu akan bergantian rontok dan digantikan oleh gigi permanen. Proses pertumbuhan gigi permanen berlangsung secara bertahap selama beberapa tahun hingga anak mencapai usia dewasa, di mana mereka akan memiliki set lengkap 32 gigi permanen.

3. Apa yang harus dilakukan jika anak memiliki gigi yang berlubang?

Jika anak memiliki gigi yang berlubang, maka segeralah temui dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Dokter gigi akan mengevaluasi tingkat kerusakan gigi dan menentukan apakah perlu dilakukan tambalan gigi atau tindakan lain seperti perawatan akar atau pencabutan gigi. Selain itu, penting untuk mendorong anak menjaga kebersihan gigi yang baik dengan menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan benang gigi, dan menghindari makanan manis atau bersoda yang dapat memperburuk kerusakan gigi. Dengan tindakan yang tepat dan perawatan yang diberikan secara teratur, masalah gigi berlubang pada anak dapat ditangani dengan baik dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

4. Bagaimana cara mencegah gigi anak menjadi rusak atau berlubang?

Untuk mencegah gigi anak menjadi rusak atau berlubang, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, pastikan anak menjaga kebersihan gigi yang baik dengan menyikat gigi dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride. Ajari mereka menggunakan teknik sikat gigi yang benar dan bantu mereka menyikat gigi sampai mereka mampu melakukannya sendiri. Selain itu, batasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula, terutama makanan ringan manis dan minuman bersoda. Dorong kebiasaan sehat seperti mengunyah makanan yang sehat dan serat, serta meminum air bersih secara teratur. Juga penting untuk membawa anak ke dokter gigi secara teratur untuk pemeriksaan rutin dan pembersihan profesional. Dengan menjaga kebersihan gigi yang baik, pola makan yang sehat, dan perawatan rutin, gigi anak dapat terjaga dengan baik dan mencegah kerusakan atau lubang gigi.

5. Kapan sebaiknya anak mulai menggunakan sikat gigi dan pasta gigi?

Anak sebaiknya mulai menggunakan sikat gigi dan pasta gigi sejak gigi pertama mereka muncul, yaitu sekitar usia 6 bulan hingga 1 tahun. Pada awalnya, gunakan sikat gigi bayi dengan bulu lembut atau lap kain yang dibasahi untuk membersihkan gigi-gigi susu. Ketika anak sudah memiliki beberapa gigi, pindah ke sikat gigi anak dengan bulu yang lebih lembut. Pasta gigi yang digunakan harus mengandung fluoride, namun dalam jumlah yang sesuai untuk anak-anak, biasanya seukuran biji beras. Penting untuk mengawasi anak saat menyikat gigi dan memastikan mereka tidak menelan pasta gigi. Melalui pengenalan yang tepat dan kebiasaan yang terbentuk sejak dini, anak akan belajar menjaga kebersihan gigi dengan baik seiring pertumbuhan mereka.

6. Apakah anak memerlukan pasta gigi yang khusus untuk anak?

Ya, anak memerlukan pasta gigi yang khusus untuk anak. Pasta gigi yang dirancang khusus untuk anak-anak mengandung kadar fluoride yang tepat untuk usia mereka dan memiliki rasa yang lebih disukai anak-anak. Pasta gigi anak juga biasanya memiliki tekstur dan aroma yang menarik bagi anak-anak, sehingga dapat membuat proses menyikat gigi menjadi lebih menyenangkan bagi mereka. Selain itu, pasta gigi anak juga tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya jika tertelan dalam jumlah kecil.

7. Bagaimana cara memilih sikat gigi yang tepat untuk anak?

Memilih sikat gigi yang tepat untuk anak melibatkan beberapa faktor penting. Pertama, pastikan sikat gigi tersebut memiliki ukuran kepala yang sesuai dengan mulut anak, sehingga dapat mencapai semua gigi dengan mudah. Pilih sikat gigi dengan bulu yang lembut dan ujung yang bulat, agar tidak melukai gusi atau gigi anak. Selain itu, perhatikan pegangan sikat gigi yang nyaman dan sesuai dengan ukuran tangan anak, sehingga mereka dapat menggunakannya dengan mudah. Pilihan warna dan desain yang menarik juga dapat membantu memotivasi anak untuk menyikat gigi dengan rajin. Penting untuk mengganti sikat gigi anak setiap 3-4 bulan atau saat bulu sikat gigi mulai aus.

8. Apa saja makanan yang baik dan buruk untuk kesehatan gigi anak?

Untuk menjaga kesehatan gigi anak, ada makanan yang baik dan buruk yang perlu diperhatikan. Makanan yang baik untuk kesehatan gigi anak meliputi buah-buahan segar, sayuran renyah, susu, yogurt rendah lemak, keju, dan protein seperti daging tanpa lemak. Makanan ini mengandung nutrisi penting seperti kalsium, vitamin, dan serat yang membantu memperkuat gigi dan menjaga gusi sehat. Di sisi lain, makanan yang buruk untuk kesehatan gigi anak termasuk makanan manis seperti permen, cokelat, kue, dan minuman bersoda yang mengandung gula tinggi. Makanan ini dapat menyebabkan peningkatan produksi asam di mulut, yang dapat merusak lapisan gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Penting untuk mengedukasi anak tentang pentingnya makan makanan sehat dan membatasi konsumsi makanan manis serta mengajak mereka membersihkan gigi setelah mengonsumsi makanan yang berpotensi merusak gigi.

9. Bagaimana cara membersihkan gigi bayi sebelum gigi permanen tumbuh?

Membersihkan gigi bayi sebelum gigi permanen tumbuh penting untuk menjaga kebersihan gigi dan gusi mereka. Anda dapat menggunakan kain lembut yang dibasahi atau sikat gigi bayi dengan bulu yang sangat lembut untuk membersihkan gigi bayi. Dengan lembut gosok gigi dan gusi bayi dalam gerakan melingkar. Pastikan untuk membersihkan semua permukaan gigi, termasuk bagian depan, belakang, dan sela-sela gigi. Jika gigi bayi sudah bersebelahan, gunakan benang gigi bayi atau benang gigi yang dirancang khusus untuk anak-anak untuk membersihkan sela-sela gigi. Membersihkan gigi bayi secara teratur sebelum gigi permanen tumbuh akan membantu mencegah penumpukan plak dan menjaga kesehatan gigi mereka sejak dini.

10. Apakah perlu membawa anak ke dokter gigi secara teratur dan seberapa sering?

Ya, sangat penting untuk membawa anak ke dokter gigi secara teratur. Idealnya, anak perlu mengunjungi dokter gigi setidaknya dua kali setahun untuk pemeriksaan dan pembersihan gigi rutin. Mengajarkan anak untuk memeriksa gigi mereka sejak usia dini akan membantu mereka menjaga kesehatan gigi sepanjang hidup. Selain itu, kunjungan reguler ke dokter gigi juga memungkinkan dokter gigi untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah gigi sedini mungkin, seperti lubang gigi atau pertumbuhan gigi yang tidak normal. Dokter gigi juga dapat memberikan saran dan pedoman tentang perawatan gigi yang tepat dan memberikan perlindungan tambahan seperti penambalan gigi atau pemberian fluoride. Dengan mengatur jadwal kunjungan yang teratur, kita dapat memastikan bahwa kesehatan gigi anak terjaga dengan baik dan mencegah masalah gigi yang lebih serius di masa depan.

11. Apa yang harus dilakukan jika gigi anak goyah atau terlepas lebih awal?

Jika gigi anak goyah atau terlepas lebih awal, langkah-langkah yang perlu diambil bergantung pada apakah itu gigi susu atau gigi permanen. Jika itu gigi susu yang goyah atau terlepas, biarkan gigi itu rontok dengan sendirinya tanpa mencabutnya. Pastikan anak tetap menjaga kebersihan area gigi yang kosong dan mempertahankan kebiasaan menyikat gigi yang baik. Namun, jika itu gigi permanen yang goyah atau terlepas karena cedera atau keadaan lainnya, segera hubungi dokter gigi. Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan dan menentukan tindakan yang diperlukan, seperti mencoba menyelamatkan gigi atau melakukan tindakan restoratif. Penting untuk mendapatkan perawatan segera dalam kasus gigi permanen agar gigi dapat dipelihara dengan baik dan mencegah masalah jangka panjang.

12. Bagaimana cara mengatasi masalah gigi anak yang tumbuh tidak rata atau bergeser?

Untuk mengatasi masalah gigi anak yang tumbuh tidak rata atau bergeser, penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi yang spesialis ortodonti. Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan mungkin merekomendasikan perawatan ortodonti, seperti pemakaian kawat gigi atau alat penyesuai gigi lainnya. Ini akan membantu memperbaiki posisi gigi yang tidak rata atau bergeser dan menciptakan senyuman yang lebih sehat dan estetis. Pemantauan rutin dan kerja sama antara dokter gigi, anak, dan orang tua juga penting untuk mencapai hasil yang optimal.

13. Bagaimana cara mengatasi kebiasaan buruk seperti mengisap jempol atau menggunakan dot yang dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi anak?

Untuk mengatasi kebiasaan buruk seperti mengisap jempol atau menggunakan dot yang dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi anak, perlu dilakukan pendekatan yang bertahap. Pertama, berbicaralah dengan anak secara lembut dan terlibatlah dalam percakapan yang positif mengenai kebiasaan tersebut. Coba cari cara untuk mengalihkan perhatian anak dari kebiasaan tersebut dengan memberikan alternatif yang lebih sehat atau menyenangkan, seperti benda mainan yang dapat mereka gigit atau aktivitas yang menarik. Juga, jangan menghukum atau memarahi anak, tetapi berikan pujian dan penghargaan ketika mereka tidak melakukan kebiasaan buruk. Jika kebiasaan berlanjut, konsultasikan dengan dokter gigi atau ahli lain yang berpengalaman dalam kebiasaan anak. Mereka dapat memberikan saran khusus dan strategi yang lebih lanjut untuk mengatasi kebiasaan buruk dan mempromosikan pertumbuhan gigi yang sehat.

14. Apa yang harus dilakukan jika anak mengalami cedera pada gigi atau mulut?

Jika anak mengalami cedera pada gigi atau mulut, segera lakukan tindakan pertolongan pertama. Bilas mulut anak dengan air bersih untuk membersihkan area yang terluka. Jika ada pendarahan, tekan lembut area yang berdarah dengan kain bersih atau tisu. Jika gigi anak lepas atau patah, simpan gigi atau bagian gigi yang rusak dalam air atau susu dan segera bawa anak ke dokter gigi atau layanan darurat gigi. Jika terjadi benturan hebat atau cedera yang lebih serius, segera hubungi dokter gigi atau pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat. Pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan yang tepat akan membantu meminimalkan kerusakan jangka panjang dan memastikan pemulihan gigi dan mulut anak secara optimal.

15. Bagaimana pengaruh makanan manis atau minuman bersoda terhadap kesehatan gigi anak?

Makanan manis dan minuman bersoda memiliki pengaruh negatif terhadap kesehatan gigi anak. Kandungan gula dalam makanan manis dan minuman bersoda memberikan sumber makanan bagi bakteri di mulut yang dapat menyebabkan pembentukan plak dan asam. Asam ini kemudian dapat merusak lapisan email gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Selain itu, minuman bersoda yang mengandung asam fosforat juga dapat mengikis lapisan email gigi. Oleh karena itu, konsumsi makanan manis dan minuman bersoda harus dibatasi dan disertai dengan kebiasaan menyikat gigi yang baik. Disarankan untuk mengajarkan anak untuk berkumur dengan air setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, serta memberikan perhatian pada pembersihan gigi secara teratur guna menjaga kesehatan gigi mereka.

16. Apakah ada kebiasaan sehari-hari yang dapat membantu memperkuat gigi anak?

Ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang dapat membantu memperkuat gigi anak. Salah satunya adalah menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi dua kali sehari menggunakan sikat gigi yang lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Selain itu, penting untuk mengajarkan anak untuk membersihkan sela-sela gigi menggunakan benang gigi atau benang gigi interdental. Memperhatikan pola makan juga penting, dengan mendorong anak untuk mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, susu, dan makanan yang mengandung kalsium untuk memperkuat gigi. Hindari kebiasaan buruk seperti mengunyah es atau memakai gigi untuk membuka benda-benda keras. Selain itu, rutin mengunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan dan pembersihan gigi juga merupakan bagian penting dalam menjaga kesehatan gigi anak.

17. Bagaimana cara mengatasi masalah gigi anak yang tumbuh dengan perlahan atau tertunda?

Jika gigi anak tumbuh dengan perlahan atau tertunda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter gigi. Dokter gigi dapat melakukan pemeriksaan dan evaluasi perkembangan gigi anak secara menyeluruh. Mereka dapat memberikan nasihat dan tindakan yang tepat, seperti pemantauan teratur terhadap pertumbuhan gigi anak atau mungkin merujuk ke spesialis ortodonti jika diperlukan. Terkadang, faktor genetik atau kondisi kesehatan tertentu dapat mempengaruhi pertumbuhan gigi anak. Oleh karena itu, dengan bantuan dokter gigi, langkah-langkah yang sesuai dapat diambil untuk mengatasi masalah pertumbuhan gigi anak dan memastikan gigi mereka tumbuh dengan baik dan sehat.

Article Resources
  • "When Do Baby Teeth Come In? Timeline, Order, and More." Healthline. Diakses pada 26 April 2023
  • "How Many Teeth Do Kids Have?" Colgate. Diakses pada 26 April 2023
  • "Cavities in Children: What to Do When Your Child Has a Cavity." Mayo Clinic. Diakses pada 26 April 2023
  • "When Do Permanent Teeth Come In?" American Dental Association. Diakses pada 26 April 2023
  • "Preventing Tooth Decay in Children." National Institute of Dental and Craniofacial Research. Diakses pada 26 April 2023
  • "When Should Children Start Using Toothbrushes and Toothpaste?" American Academy of Pediatrics. Diakses pada 26 April 2023
  • "Choosing the Right Toothpaste for Your Child." American Dental Association. Diakses pada 26 April 2023
  • "How to Choose the Right Toothbrush for Your Child." American Academy of Pediatric Dentistry. Diakses pada 26 April 2023
  • "Foods That Are Good for Teeth and Foods That Are Bad for Teeth." Cleveland Clinic. Diakses pada 26 April 2023
  • "Cleaning Your Baby's Teeth Before They Erupt." American Academy of Pediatrics. Diakses pada 26 April 2023
  • "How Often Should Children Have Dental Checkups?" American Academy of Pediatric Dentistry. Diakses pada 26 April 2023
  • "Baby Teeth: What to Do If They Fall Out Early." Mayo Clinic. Diakses pada 26 April 2023403
  • "How to Fix Crooked Teeth in Kids." Colgate. Diakses pada 26 April 2023

31 Maret 2023

Gigi yang Sehat dan Sekelumit Permasalahannya

Gigi yang Sehat dan Sekelumit Permasalahannya

Gigi merupakan salah satu mahkota wajah. Baik-buruknya gigi seseorang sangat mempengaruhi penampilan. Gigi yang sehat menjadi dambakan setiap orang, namun dalam hal ini seseorang itu sendiri terkadang abai dalam menjaga kesehatan giginya atau bahkan tidak mengetahui apa yang baik dan buruk bagi kesehatan giginya.

Tahapan pertumbuhan gigi

Kita mulai dari gigi pada masa masa kanak-kanak. Anak yang sudah berumur tiga tahun seharusnya sudah mempunyai dua puluh gigi susu atau gigi sulung. Pada akhir umur satu tahun, seharusnya si anak sudah mempunyai enam gigi, dua belas gigi saat umurnya delapan belas bulan, enam belas gigi saat umurnya sudah dua tahun dan total dua puluh gigi menjelang umurnya dua setengah tahun.

Pada orang dewasa normalnya memiliki tiga puluh dua gigi tetap. Gigi tetap mula-mula tumbuh ketika anak memasuki usia sekolah yaitu sekitar 6 sampai 7 tahun. Gigi tetap ini tumbuh dari bawah (gusi), dan biasanya mendorong keluar gigi sulung hingga gigi susu tanggal. Menjelang usia dua puluh lima tahun seseorang seharusnya sudah memiliki gigi tetap yang lengkap yaitu 32.

Jika selama dalam kandungan sang ibu kekurangan kalsium, kemungkinan besar pertumbuhan gigi si anak nantinya akan terlambat. Kekurangan kalsium pada ibu hamil juga dapat mengakibatkan kelainan pertumbuhan gigi pada bayi. Gigi bayi yang terbentuk pada trimester terakhir kehamilan sangat membutuhkan asupan kalsium yang cukup agar pertumbuhannya sempurna.

Gigi yang sehat

Seberapa sehatnya gigi seseorang sangat tergantung dari kebiasaan makan dan minumnya. Gigi yang sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Gigi berwarna putih bersih: Gigi yang sehat tidak berwarna kuning atau coklat. Warna gigi yang kusam dan tidak putih dapat disebabkan oleh plak, karang gigi atau kebiasaan merokok.
  • Gigi tidak berlubang atau keropos: Gigi yang sehat tidak berlubang atau keropos. Keropos gigi dapat disebabkan oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri dalam plak gigi, atau bisa juga disebabkan oleh abrasi atau erosi gigi yang disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman yang asam.
  • Gusi yang sehat dan tidak meradang: Gusi yang sehat memiliki warna merah muda dan tidak meradang. Gusi yang meradang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri yang menumpuk pada gigi dan gusi, dan jika dibiarkan dapat menyebabkan periodontitis atau penyakit gusi yang lebih parah.
  • Tidak terdapat bau mulut yang tidak sedap: Gigi yang sehat tidak menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Bau mulut yang tidak sedap dapat disebabkan oleh bakteri di dalam mulut yang menyebabkan gigi berlubang, penyakit gusi, atau ketidakseimbangan dalam keseimbangan bakteri di dalam mulut.
Pemeliharaan gigi yang baik pada masa pertumbuhan sangat penting untuk kelanjutannya saat dewasa.
Hampir semua ahli kesehatan gigi sepakat bahwa kerusakan gigi sudah tentu sangat berhubungan erat dengan gula.

Masalah-masalah gigi

Berikut adalah beberapa masalah umum yang terkait dengan gigi:
  • Karies gigi: Karies gigi adalah masalah yang disebabkan oleh asam yang dihasilkan oleh bakteri dalam plak gigi. Asam ini dapat mengikis email gigi dan menyebabkan lubang pada gigi yang disebut karies. Jika tidak diobati, karies gigi dapat menyebabkan kerusakan pada struktur gigi, nyeri gigi, dan bahkan infeksi.
  • Penyakit gusi: Penyakit gusi adalah infeksi pada gusi yang disebabkan oleh bakteri dalam plak gigi. Penyakit gusi dapat menyebabkan gusi merah, bengkak, dan berdarah saat menggosok gigi atau mengunyah makanan. Jika tidak diobati, penyakit gusi dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan gusi dan bahkan kerusakan pada tulang yang menopang gigi.
  • Abses gigi: Abses gigi adalah infeksi pada gigi yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke dalam jaringan lunak di sekitar akar gigi. Abses gigi dapat menyebabkan nyeri hebat, pembengkakan pada wajah atau gusi, dan bahkan demam.
  • Sensitivitas gigi: Sensitivitas gigi terjadi ketika email gigi rusak atau terkikis, sehingga lapisan sensitif di bawahnya terbuka. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit atau sensitif pada gigi ketika terkena suhu yang ekstrem, makanan atau minuman yang asam atau manis, atau ketika gigi terkena sentuhan.
  • Maloklusi gigi: Maloklusi gigi adalah masalah yang terjadi ketika gigi tidak berada dalam posisi yang benar atau tidak terletak di rahang dengan baik. Hal ini dapat menyebabkan masalah dalam mengunyah, sulit membersihkan gigi, dan dapat menyebabkan masalah lain seperti sakit kepala dan nyeri rahang.
  • Pengikisan gigi: Pengikisan gigi terjadi ketika email gigi rusak atau terkikis karena faktor seperti konsumsi makanan dan minuman yang asam, gigi gemeretak atau gigi grinding, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Pengikisan gigi dapat menyebabkan sensitivitas gigi dan keropos gigi.
  • Kegoyangan gigi: Kegoyangan gigi dapat terjadi akibat kerusakan tulang yang menopang gigi, penyakit gusi yang parah, atau cedera pada gigi. Jika gigi goyah tidak diobati, dapat menyebabkan kehilangan gigi.

Hampir setiap orang dewasa mempunyai sekurang-kurangnya satu lubang kecil pada giginya, walaupun hanya seukuran ujung jarum dan ini terkadang tidak diketahui karena mereka tidak melakukan pemeriksaan ke dokter gigi. Jika dibiarkan, lubang akan semakin besar dan merugikan di kemudian hari.

Orang-orang pada masa kini banyak sekali yang giginya berlubang, bahkan banyak yang sudah kehilangan gigi tetapnya bahkan sebelum usianya mencapai dewasa. Hal ini sangat menyedihkan dan sangat disayangkan, karena hilangnya gigi (ompong) selain mempengaruhi fungsi dari pengunyahan juga sangat mempengaruhi penampilan dan rasa percaya diri seseorang.

Namun, ada juga gigi yang memang sudah memiliki cacat sejak awal, hal ini bisa disebabkan karena faktor genetik atau keturunan. Tetapi hampir semua ahli kesehatan gigi sepakat bahwa kerusakan gigi sangat berhubungan erat dengan gula. Pada saat ini, makanan dan minuman yang kita konsumsi pada umumnya mengandung tinggi gula.

Kesehatan gigi mempengaruhi kesehatan tubuh

Kesehatan gigi sangat penting karena dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berikut beberapa contoh hubungan antara kesehatan gigi dengan kesehatan tubuh:
  • Penyakit gusi dan penyakit jantung: Penyakit gusi dapat menyebabkan peradangan kronis di mulut, yang dapat menyebabkan pembengkakan dan pendarahan gusi. Peradangan ini dapat menyebabkan bakteri dan racun masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk jantung.
  • Kanker mulut dan tenggorokan: Merokok, mengunyah tembakau, dan konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker mulut dan tenggorokan. Penyakit gigi dan gusi yang parah juga dapat meningkatkan risiko kanker.
  • Diabetes: Penyakit gusi yang parah dapat memengaruhi kadar gula darah pada penderita diabetes dan dapat membuat kondisi diabetes sulit dikendalikan. Sebaliknya, diabetes yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko infeksi dan peradangan mulut.
  • Kehamilan dan persalinan: Penyakit gusi yang parah pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur dan bayi dengan berat lahir rendah. Bakteri yang berasal dari peradangan di mulut juga dapat mencapai janin melalui aliran darah ibu hamil.
  • Osteoporosis: Kondisi kesehatan tulang yang melemah, seperti osteoporosis, dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi dan kehilangan gigi.
Dengan demikian, menjaga kesehatan gigi sangat penting untuk mencegah masalah kesehatan yang lebih serius pada tubuh. Selain itu, merawat gigi dengan baik juga dapat membantu mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini dan menghindari masalah yang lebih serius di masa depan.

Cara merawat gigi

Tidak ingin terkena penyakit-penyakit terkait gigi? Lakukan beberapa cara untuk merawat gigi secara lengkap berikut ini:
  • Sikat gigi dengan benar: Sikat gigi setidaknya dua kali sehari dan sebelum tidur dengan pasta gigi berfluoride. Pastikan untuk menyikat semua permukaan gigi Anda dan menggosok gigi Anda dengan gerakan memutar yang lembut. Selain itu, jangan lupa membersihkan lidah dan bagian dalam pipi untuk mencegah penumpukan bakteri.
  • Gunakan benang gigi: Menggunakan benang gigi setiap hari membantu membersihkan area di antara gigi yang sulit dijangkau oleh sikat gigi. Gunakan benang gigi dengan lembut dan hati-hati untuk mencegah iritasi gusi.
  • Hindari makanan dan minuman yang merusak gigi: Makanan dan minuman yang asam dan manis dapat mengikis email gigi dan menyebabkan kerusakan pada gigi. Batasi konsumsi makanan dan minuman seperti minuman berenergi, minuman bersoda, permen, dan cokelat.
  • Berkumur dengan air bersih: Berkumur dengan air setelah makan membantu menghilangkan sisa makanan yang menempel pada gigi dan mengurangi jumlah asam dalam mulut.
  • Menjaga kelembaban mulut: Mulut kering dapat menyebabkan masalah gigi seperti karies gigi dan infeksi karena kurangnya produksi air liur. Minumlah banyak air dan kunyah permen karet tanpa gula untuk menjaga kelembaban mulut Anda.
  • Rutin memeriksakan gigi: Penting untuk memeriksakan gigi secara teratur ke dokter gigi setidaknya dua kali setahun. Dokter gigi dapat membantu mencegah masalah gigi dan membersihkan gigi Anda secara profesional.
  • Hindari kebiasaan buruk: Kebiasaan buruk seperti merokok dan mengunyah tembakau dapat merusak gigi dan menyebabkan masalah kesehatan mulut lainnya. Juga hindari menggigit kuku dan menggunakan gigi Anda untuk membuka benda keras.
Merawat gigi dengan baik adalah investasi dalam kesehatan gigi dan mulut Anda. Selalu konsisten dalam menjaga kebersihan gigi dan rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi untuk mencegah masalah gigi.

Ciri Gejala dan Perawatan Bayi akan Tumbuh Gigi

Tumbuh gigi pada bayi adalah proses alami di mana gigi bayi mulai tumbuh dan menembus gusi. Proses ini dimulai dari usia enam bulan hingga dua atau tiga tahun. Tumbuh gigi adalah tahap yang penting dalam perkembangan bayi, karena gigi merupakan bagian penting dalam proses pencernaan dan bicara.

Metode yang lazim dilakukan untuk mengetahui apakah gigi bayi sudah mulai tumbuh atau tidak, adalah tentu saja dengan melihat ke dalam mulut bayi atau dengan meraba gusinya. Tapi selain metode sederhana ini, sebenarnya ada banyak tanda-tanda lainnya yang dapat menjelaskan bahwa bayi Anda akan tumbuh gigi. Pada artikel ini kami akan menguraikan tentang semua yang perlu Anda ketahui mengenai tumbuh gigi pada bayi.

Pertumbuhan gigi bayi

Tahapan tumbuh gigi pada bayi

Tumbuh gigi pada bayi biasanya dimulai sekitar usia enam bulan, meskipun bisa dimulai dari usia empat bulan atau bahkan terlambat hingga satu tahun. Tahapan tumbuh gigi pada bayi meliputi:
  1. Tahap awal: Gigi pertama yang tumbuh adalah gigi seri bawah (lower central incisors) di bagian depan mulut, diikuti oleh gigi seri atas (upper central incisors) beberapa minggu kemudian.
  2. Tahap tengah: Gigi geraham (molars) mulai tumbuh pada usia 10-16 bulan. Gigi geraham ini penting untuk menghancurkan makanan dan membantu bayi untuk mengunyah.
  3. Tahap akhir: Gigi taring (canines) tumbuh setelah gigi seri dan geraham, biasanya pada usia 16-20 bulan. Gigi terakhir yang tumbuh adalah gigi geraham belakang (second molars) pada usia 20-30 bulan.
Namun, perlu diingat bahwa setiap bayi dapat mengalami tahapan tumbuh gigi yang berbeda-beda, tergantung pada faktor individu seperti faktor genetik dan nutrisi.

Ciri-ciri bayi akan tumbuh gigi

Ada beberapa tanda-tanda yang dapat menunjukkan bahwa bayi akan tumbuh gigi, di antaranya:

1. Gusi bengkak dan merah:

Gusi bayi mungkin akan terlihat bengkak dan berwarna merah muda atau merah. Hal ini disebabkan oleh adanya tekanan gigi yang sedang tumbuh di bawah gusi.

2. Suka menggigit dan mengunyah benda-benda

Saat gigi bayi mulai tumbuh, bayi mungkin merasa tidak nyaman dan ingin mengurangi rasa sakit dengan menggigit atau mengunyah benda-benda.

3. Mengalami perubahan perilaku

Bayi mungkin akan menjadi lebih rewel, sulit tidur, atau lebih sensitif saat gigi mulai tumbuh. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan bayi. Berguling-guling di tempat tidur, gelisah atau menangis di tengah malam adalah beberapa tanda yang bayi tunjukkan kepada ibu bahwa ia sedang tumbuh gigi.

4. Mengalami gangguan makan

Saat gigi bayi mulai tumbuh, bayi mungkin akan merasa tidak nyaman saat menyusui atau makan makanan padat. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dirasakan pada gusi dan rahang.

5. Liur yang berlebihan

Air liur yang berlebihan dapat menjadi satu pertanda yang paling umum bayi akan tumbuh gigi. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa sakit pada gusi yang membuat bayi lebih sering mengisap dan mengunyah. 

6. Sering menarik atau memegang telinga

Bayi mungkin akan menarik atau memegang telinga saat gigi mulai tumbuh. Hal ini bisa disebabkan oleh rasa sakit atau tekanan yang dialami oleh gusi dan rahang.

7. Demam ringan

Beberapa bayi dapat mengalami demam ringan saat gigi mulai tumbuh. Hal ini disebabkan oleh respons imun tubuh terhadap tekanan dan peradangan yang terjadi pada gusi.

Selain itu, bayi mungkin mungkin mengalami ruam pada wajah dan leher saat gigi mulai tumbuh. Hal ini bisa disebabkan oleh air liur yang berlebihan dan iritasi pada kulit akibat dari gesekan benda-benda yang digigit bayi.

Mengatasi gejala tumbuh gigi pada bayi

Mendengar atau melihat bayi kita yang sedang tumbuh gigi merupakan hal yang sangat membahagiakan sekaligus menakjubkan. Tapi sadarilah bahwa periode tumbuh gigi ini sebenarnya adalah periode yang cukup menyakitkan bagi bayi.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala tumbuh gigi pada bayi, di antaranya:
  • Berikan benda yang bisa digigit: Memberikan benda yang bisa digigit dan dikunyah bayi, seperti mainan khusus bayi (theeter) atau kain khusus bayi yang sudah dibasahi dengan air dingin dapat membantu mengurangi rasa sakit pada gusi. Pastikan benda terbuat dari bahan yang aman dan tidak mudah pecah, sehingga bayi tidak tersedak.
  • Berikan makanan dingin: Bayi mungkin merasa lebih nyaman dengan makanan yang dingin, seperti buah-buahan yang dipotong kecil dan disimpan di dalam kulkas atau freezer. Hal ini dapat memberikan sensasi dingin pada gusi dan membantu meredakan rasa sakit. Namun jangan memberikan makanan dingin yang terlalu keras.
  • Berikan pijatan lembut pada gusi: Pijatan lembut pada gusi bayi dengan jari yang bersih dapat membantu meredakan rasa sakit pada gusi dan memberikan sensasi nyaman pada bayi.
  • Berikan perhatian dan kasih sayang ekstra: Bayi mungkin akan merasa lebih nyaman dengan perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau pengasuh. Menggendong dan memeluk bayi, serta memberikan perhatian khusus pada saat gigi bayi mulai tumbuh, dapat membantu meredakan rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan bayi.
Jika gejala tumbuh gigi yang dialami bayi terus berlanjut atau memburuk, segera ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Cara-cara yang tidak disarankan bagi orangtua

Di bawah ini adalah beberapa cara yang umumnya tidak disarankan dalam meredakan gejala tumbuh gigi pada bayi kecuali atas saran dokter, yaitu:
  • Memberikan obat penghilang rasa sakit: Obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas seperti aspirin dan ibuprofen tidak boleh diberikan pada bayi yang sedang tumbuh gigi. Beberapa jenis obat ini dapat menyebabkan efek samping serius pada bayi, termasuk kerusakan hati dan ginjal.
  • Menggunakan gel gigi yang mengandung benzocaine: Benzocaine adalah bahan yang umumnya digunakan dalam gel gigi yang diklaim dapat meredakan rasa sakit pada gusi bayi. Namun, bahan ini dapat menyebabkan reaksi alergi atau bahkan menyebabkan bayi sulit bernapas.
  • Memberikan es batu langsung pada gusi: Memberikan es batu langsung pada gusi bayi dapat menyebabkan iritasi dan kerusakan pada jaringan gusi. Sebaiknya gunakan mainan bayi yang dirancang khusus untuk memberikan sensasi dingin pada gusi, atau berikan makanan yang sudah didinginkan.
Berkonsultasilah dengan dokter jika bayi Anda mengalami gejala tumbuh gigi yang parah.

Perawatan untuk gigi bayi yang mulai tumbuh

Setelah gigi bayi mulai tumbuh, perawatan gigi bayi menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk merawat gigi bayi yang baru tumbuh:
  • Membersihkan gigi bayi: Membersihkan gigi bayi dengan menggunakan kain khusus bayi atau sikat gigi bayi yang lembut dapat membantu menghilangkan sisa-sisa makanan dan bakteri pada gigi. Lakukan pembersihan setidaknya dua kali sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur.
  • Hindari memberikan makanan yang manis: Memberikan makanan yang manis dapat meningkatkan risiko gigi bayi mengalami kerusakan gigi. Batasi konsumsi gula dan makanan yang manis pada bayi, terutama sebelum tidur.
  • Memberikan ASI atau susu formula: ASI atau susu formula mengandung nutrisi penting yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan gigi bayi. Berikan ASI atau susu formula pada bayi secara teratur.
  • Menghindari cairan yang terlalu dingin: Cairan yang terlalu dingin dapat membuat gigi bayi menjadi sensitif dan menyebabkan rasa sakit pada gigi. Hindari memberikan cairan yang terlalu dingin pada bayi, seperti jus atau minuman dingin.
  • Membawa bayi ke dokter gigi anak: Membawa bayi ke dokter gigi anak secara teratur dapat membantu mengawasi kondisi gigi bayi dan memberikan perawatan yang diperlukan. Dokter gigi anak juga dapat memberikan saran dan informasi tentang perawatan gigi bayi yang tepat.
Dengan perawatan yang tepat, gigi bayi dapat tumbuh dengan sehat dan kuat. Ingatlah bahwa perawatan gigi bayi yang baik tidak hanya bermanfaat untuk gigi bayi, tetapi juga dapat membantu membangun kebiasaan yang baik dalam merawat gigi sejak dini.

Article Resources:
  • American Dental Association (ADA). (n.d.). Infants and Toddlers.
  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2021). Children's Oral Health.
  • HealthyChildren.org. (2020). Tooth Care for Children.
  • Mayo Clinic. (2022). Teething: Tips for soothing sore gums.
  • National Institute of Dental and Craniofacial Research (NIDCR). (2019). Infant Oral Health.
  • Gambar: www.deardoctor.com

Diperbarui pada 31 Maret 2023

Penyebab dan Mengobati Gigi Hitam pada Anak-Anak

Gigi hitam pada anak merupakan kondisi di mana warna gigi anak menjadi lebih gelap atau lebih hitam dari warna normalnya. Warna hitam ini terjadi akibat adanya pengendapan pigmen atau zat-zat tertentu pada permukaan atau di dalam struktur gigi.

Kondisi ini dapat terjadi pada anak dari semua usia, mulai dari balita hingga remaja. Gigi hitam pada anak dapat terjadi pada satu gigi atau lebih, dan biasanya terlihat lebih jelas pada gigi depan.

Gigi hitam pada anak

Penyebab gigi hitam pada anak

Berikut ini adalah beberapa penyebab gigi hitam pada anak:
  • Pewarna makanan dan minuman: Makanan dan minuman yang mengandung pewarna buatan, seperti minuman bersoda, permen, coklat, dan makanan yang diolah dengan pewarna buatan dapat menempel pada permukaan gigi dan menyebabkan gigi menjadi berwarna hitam atau kecoklatan.
  • Kurangnya kebersihan gigi: Kurangnya kebersihan gigi atau kebiasaan buruk dalam menjaga kebersihan mulut, seperti jarang menggosok gigi dan tidak membersihkan sisa makanan di antara gigi, dapat menyebabkan terbentuknya plak dan karang gigi. Plak dan karang gigi yang menumpuk dapat menyebabkan gigi menjadi berwarna kehitaman.
  • Trauma gigi: Trauma atau cedera pada gigi dapat merusak struktur gigi dan menyebabkan gigi menjadi berwarna kehitaman.
  • Efek samping obat: Beberapa obat tertentu, seperti obat antibiotik golongan tetracycline dan minocycline, dapat menyebabkan gigi berubah warna menjadi abu-abu atau kehitaman.
  • Masalah kesehatan gigi dan mulut: Masalah kesehatan gigi dan mulut seperti karies gigi, infeksi gigi, atau gigi berlubang dapat menyebabkan gigi menjadi berwarna kehitaman.
  • Gangguan perkembangan gigi: Beberapa gangguan perkembangan gigi, seperti amelogenesis imperfecta dan dentinogenesis imperfecta, dapat menyebabkan gigi menjadi berwarna kehitaman dan rusak.

Faktor risiko yang mempengaruhi gigi hitam pada anak

Selain penyebab, ada beberapa faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya gigi hitam pada anak, antara lain:
  • Usia: Anak-anak yang lebih tua cenderung lebih rentan terhadap gigi hitam karena gigi mereka sudah lebih tua dan terpapar pewarnaan lebih lama.
  • Jenis kelamin: Anak laki-laki lebih rentan terhadap gigi hitam dibandingkan dengan perempuan.
  • Kondisi medis: Beberapa kondisi medis, seperti penyakit ginjal dan penyakit hati, dapat menyebabkan gigi berubah warna menjadi kehitaman.
  • Keturunan: Anak-anak yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah gigi, seperti gigi berlubang atau gigi hitam, lebih rentan mengalami kondisi yang sama.
Jika anak Anda memiliki faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya gigi hitam, penting untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mencegah anak dari kebiasaan buruk seperti mengonsumsi makanan atau minuman berpewarna, agar dapat mengurangi risiko terjadinya gigi hitam.

Tanda dan gejala gigi hitam pada anak

Tanda dan gejala gigi hitam pada anak dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala umum yang dapat ditemukan pada anak dengan gigi hitam:
  • Perubahan warna gigi: Gigi anak yang normalnya putih bersih atau kuning keperakan, berubah menjadi kehitaman atau keabuan.
  • Gigi sensitif: Anak dengan gigi hitam dapat mengalami sensitivitas gigi terhadap makanan atau minuman tertentu, seperti makanan panas atau dingin.
  • Kerusakan gigi: Gigi anak dengan gigi hitam dapat mengalami kerusakan atau pengikisan sehingga gigi terlihat tidak sehat dan terlihat lebih pendek dari gigi yang normal.
  • Bau mulut: Kondisi gigi hitam dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap pada anak.
  • Nyeri gigi: Anak dengan gigi hitam dapat mengalami rasa sakit atau nyeri pada gigi yang terkena.
  • Pembengkakan gusi: Gusi anak dengan gigi hitam dapat menjadi meradang atau membengkak.
Jika anak Anda mengalami tanda atau gejala seperti di atas, segera konsultasikan dengan dokter gigi atau dokter anak. Pemeriksaan dan pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah gigi anak semakin rusak dan membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut anak secara umum.

Dampak gigi hitam pada anak

Gigi hitam pada anak dapat memberikan beberapa dampak yang merugikan bagi kesehatan gigi dan mulut anak, di antaranya:
  • Gangguan fungsi gigi: Gigi hitam dapat mengganggu fungsi gigi dalam mengunyah makanan dengan baik. Hal ini dapat mengurangi asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh anak untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
  • Gangguan penampilan: Gigi hitam dapat mempengaruhi penampilan anak dan dapat memicu timbulnya rasa kurang percaya diri pada anak.
  • Masalah kesehatan mulut: Gigi hitam dapat meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan mulut lainnya seperti gigi berlubang, radang gusi, dan infeksi gigi.
  • Nyeri gigi: Gigi hitam dapat menyebabkan rasa sakit atau nyeri pada gigi yang terkena. Nyeri gigi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari anak.
  • Keterlambatan bicara: Anak dengan gigi hitam dapat mengalami keterlambatan bicara atau kesulitan dalam pengucapan kata-kata karena gigi yang rusak.
  • Gangguan perkembangan gigi: Gigi hitam pada anak juga dapat mempengaruhi perkembangan gigi permanen anak dan dapat meningkatkan risiko terjadinya gigi berlubang pada gigi permanen yang baru tumbuh.
Penting bagi orangtua untuk mengatasi gigi hitam pada anak dengan tepat dan segera menghubungi dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Mengobati gigi hitam pada anak

Pengobatan gigi hitam pada anak tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengobati gigi hitam pada anak:
  • Perawatan gigi: Jika gigi hitam disebabkan oleh plak atau karang gigi, dokter gigi dapat melakukan pembersihan gigi dan membersihkan area gigi yang terkena. Pembersihan gigi secara teratur juga dapat membantu mencegah terjadinya gigi hitam.
  • Restorasi gigi: Jika gigi hitam disebabkan oleh kerusakan pada enamel atau dentin gigi, dokter gigi dapat melakukan restorasi gigi. Restorasi gigi dilakukan dengan cara mengganti bagian yang rusak dengan bahan yang aman dan tahan lama.
  • Root canal treatment: Jika gigi hitam disebabkan oleh infeksi pada pulpa gigi, dokter gigi dapat melakukan root canal treatment. Prosedur ini melibatkan pengangkatan jaringan yang terinfeksi dan pengisian rongga gigi dengan bahan tahan lama.
  • Ekstraksi gigi: Jika gigi hitam parah dan tidak dapat diselamatkan, dokter gigi dapat merekomendasikan ekstraksi gigi.
Pengobatan yang tepat dapat membantu mencegah terjadinya kerusakan gigi lebih lanjut dan mempertahankan kesehatan gigi dan mulut anak secara umum.

Mencegah gigi hitam pada anak

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gigi hitam pada anak:
  • Mengajari anak untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut: Anak perlu diajari teknik menyikat gigi yang benar dan rutin menyikat gigi minimal dua kali sehari. Orang tua juga perlu membantu anak membersihkan gigi jika anak masih terlalu kecil untuk melakukannya sendiri.
  • Membatasi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula: Gula adalah faktor utama dalam terjadinya kerusakan gigi. Oleh karena itu, orang tua perlu membatasi konsumsi anak terhadap makanan atau minuman yang mengandung gula seperti permen, minuman bersoda, dan makanan manis lainnya.
  • Memberikan asupan nutrisi yang tepat: Asupan nutrisi yang cukup penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut anak. Pastikan anak mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, dan protein yang membantu menjaga kesehatan gigi dan mulut.
  • Rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi: Anak perlu rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi setidaknya dua kali dalam setahun untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi lebih lanjut.
  • Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride: Pasta gigi yang mengandung fluoride membantu menjaga kesehatan gigi dan mencegah terjadinya kerusakan gigi. Orang tua perlu memilih pasta gigi yang cocok untuk anak sesuai dengan usia dan kebutuhan kesehatan giginya.
  • Memberikan perawatan gigi yang tepat: Jika anak sudah mengalami gigi hitam atau kerusakan gigi lainnya, segera bawa anak ke dokter gigi untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Hal ini dapat mencegah terjadinya kerusakan gigi lebih lanjut.
Dengan melakukan tindakan pencegahan yang tepat, orang tua dapat membantu mencegah terjadinya gigi hitam pada anak dan menjaga kesehatan gigi dan mulut anak secara optimal.

Article Resources
  • Mayo Clinic. (2022). "Tooth Discoloration."
  • National Institute of Dental and Craniofacial Research. (2019). "Tooth Decay (Caries)."
  • Colgate. (2023). "Black Tartar On Teeth."
  • WebMD. (2022). "Cavities (Tooth Decay) in Children." 
  • Children's Hospital of Philadelphia. (2021). "Tooth Discoloration."
  • American Academy of Pediatrics. (2019). "Bright Futures: Oral Health."

29 Maret 2023

Penyebab dan Pengobatan Gigi Kuning pada Anak-Anak

Gigi kuning pada anak

Gigi kuning pada anak-anak mungkin bukan hal yang langka dijumpai. Meskipun begitu, orangtua sering kali khawatir dan bertanya-tanya apa penyebab dari gigi kuning pada anak dan apakah hal tersebut dapat dicegah atau diobati.

Sebelum mencari solusi, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang menjadi faktor penyebab gigi kuning pada anak-anak. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai faktor yang dapat menyebabkan gigi kuning pada anak dan juga memberikan beberapa tips untuk mencegah dan mengobati masalah ini.

Penyebab gigi kuning pada anak-anak

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab gigi kuning pada anak-anak:
  • Kebiasaan makan dan minum: Makanan dan minuman yang mengandung banyak gula atau pewarna buatan, seperti minuman bersoda, permen, dan coklat, dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan email gigi dan mengakibatkan gigi kuning pada anak.
  • Kesehatan gigi dan mulut yang buruk: Kurangnya perawatan gigi dan mulut yang baik dapat menyebabkan gigi kuning pada anak-anak. Jika anak tidak rajin menyikat gigi atau mengunjungi dokter gigi secara teratur, maka plak gigi dapat menumpuk dan mengeras menjadi karang gigi, sehingga menyebabkan gigi menjadi kuning.
  • Faktor genetik: Beberapa anak mungkin memiliki faktor genetik yang membuat gigi mereka lebih rentan terhadap perubahan warna. Jika orangtua atau keluarga dekat anak juga memiliki gigi yang kuning, maka kemungkinan anak juga akan mengalami masalah yang sama.
  • Obat-obatan tertentu: Beberapa obat-obatan, seperti antibiotik tertentu, seperti tetracycline dan doxycycline, dapat menyebabkan gigi kuning pada anak. Karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memberikan obat-obatan tertentu kepada anak.
  • Cedera atau trauma pada gigi: Cedera atau trauma pada gigi anak dapat menyebabkan rusaknya email gigi sehingga menyebabkan perubahan warna pada gigi. Oleh karena itu, anak yang mengalami cedera pada gigi harus segera dibawa ke dokter.
  • Fluorosis: Terlalu banyak paparan fluoride pada masa pertumbuhan gigi dapat menyebabkan fluorosis, yaitu kondisi di mana email gigi menjadi bercak-bercak atau kuning.
  • Penyakit gusi: Penyakit gusi yang tidak diobati dapat menyebabkan gigi menjadi kuning dan bahkan berisiko kehilangan gigi.
  • Kondisi medis tertentu: Beberapa kondisi medis tertentu seperti penyakit ginjal atau hiperbilirubinemia (tingkat bilirubin yang tinggi dalam darah) dapat mempengaruhi warna gigi pada anak-anak.
  • Kurangnya mineral dan nutrisi penting: Kurangnya mineral dan nutrisi penting seperti kalsium, vitamin D, dan vitamin C dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan menyebabkan gigi menjadi kuning.
Dengan mengetahui penyebab gigi kuning pada anak-anak, orangtua dapat mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah atau mengobati masalah ini sejak dini.

Dampak gigi kuning pada anak

Gigi kuning pada anak bisa memengaruhi penampilan dan percaya diri mereka. Namun, selain masalah estetika, gigi kuning juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan gigi dan mulut yang lebih serius.

Berikut adalah beberapa dampak gigi kuning pada anak:
  • Menurunkan rasa percaya diri: Anak-anak yang memiliki gigi kuning mungkin merasa kurang percaya diri dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan mungkin lebih enggan untuk tersenyum atau berbicara.
  • Menurunkan kualitas hidup: Gigi kuning bisa mengganggu keseimbangan psikologis anak dan menurunkan kualitas hidup mereka.
  • Indikasi masalah kesehatan gigi dan mulut: Gigi kuning pada anak juga bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan gigi dan mulut yang lebih serius, seperti gigi berlubang, karang gigi atau penyakit gusi. Jika tidak ditangani dengan benar, masalah ini bisa memburuk dan menyebabkan rasa sakit atau bahkan kehilangan gigi.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membawa anak-anak mereka ke dokter gigi secara teratur untuk memeriksa dan merawat kesehatan giginya.

Pengobatan gigi kuning pada anak

Pengobatan gigi kuning pada anak-anak tergantung pada penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gigi kuning pada anak:
  • Perawatan gigi profesional: Dalam beberapa kasus, perawatan gigi profesional seperti pembersihan gigi oleh dokter gigi atau prosedur pemutihan gigi (bleaching) dapat membantu mengatasi gigi kuning pada anak. Namun, prosedur ini umumnya tidak direkomendasikan untuk anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan gigi karena dapat mempengaruhi kesehatan gigi di kemudian hari.
  • Perawatan rumah: Orangtua dapat membantu anak merawat gigi dan mencegah gigi kuning dengan mengajarkan kebiasaan baik seperti rutin menggosok gigi, menggunakan flossing, dan menghindari makanan atau minuman yang dapat merusak email gigi. Pemilihan pasta gigi yang mengandung fluoride juga dapat membantu menguatkan email gigi dan mencegah gigi kuning.
  • Perubahan pola makan: Orangtua dapat mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang dapat menyebabkan gigi kuning pada anak seperti minuman berenergi, minuman bersoda, cokelat, dan permen karet.
  • Penanganan masalah medis: Jika gigi kuning disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti hiperbilirubinemia atau gangguan ginjal, maka penanganan kondisi medis tersebut dapat membantu mengatasi gigi kuning pada anak.
  • Perawatan khusus: Jika gigi kuning disebabkan oleh penggunaan antibiotik atau fluorosis, maka dokter gigi dapat memberikan perawatan khusus seperti pemutihan gigi atau pemasangan veneer gigi untuk mengatasi masalah ini.
Sebelum memutuskan untuk menjalani pengobatan gigi kuning pada anak, sangat penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter gigi atau dokter anak. Sebagai orangtua, Anda juga dapat melakukan pencegahan gigi kuning pada anak dengan menerapkan kebiasaan baik dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut anak, serta mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang berpotensi merusak gigi.

Cara mencegah gigi kuning pada anak

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah gigi kuning pada anak-anak:
  • Menjaga kebersihan gigi dan mulut: Ajarkan anak untuk menggosok gigi dua kali sehari dan menggunakan flossing untuk membersihkan sisa makanan yang terselip di antara gigi. Pastikan anak juga menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride untuk melindungi gigi dari kerusakan.
  • Batasi konsumsi makanan dan minuman yang berpotensi merusak gigi: Makanan dan minuman yang mengandung gula, pewarna buatan, dan asam dapat merusak gigi dan menyebabkan gigi kuning. Ajarkan anak untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, serta minum air putih yang cukup.
  • Rutin memeriksakan gigi ke dokter gigi: Periksakan gigi anak secara teratur ke dokter gigi minimal setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui kondisi kesehatan gigi dan mulut anak. Dokter gigi dapat memberikan saran dan rekomendasi untuk menjaga kebersihan gigi dan mencegah gigi kuning.
  • Berikan makanan yang kaya akan nutrisi: Nutrisi penting seperti kalsium, vitamin D, dan vitamin C sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi anak. Pastikan anak mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi ini untuk membantu menjaga kekuatan gigi dan mencegah gigi kuning.
  • Hindari kebiasaan buruk: Kebiasaan buruk seperti menggigit kuku, mengunyah permen karet terlalu lama, atau merokok dapat merusak gigi dan menyebabkan gigi kuning pada anak
Dengan melakukan pencegahan gigi kuning pada anak sejak dini, orangtua dapat membantu menjaga kesehatan gigi anak dan mencegah masalah yang lebih serius di masa depan.

05 November 2018

Penyebab dan Pengobatan Sindrom Mulut Kering

Sindrom mulut kering

Sindrom mulut kering mengacu pada kondisi mulut yang tidak memproduksi air liur dalam jumlah yang cukup. Sindrom lumut kering juga disebut sebagai xerostomia. Sindrom mulut kering biasanya hanyalah gangguan yang bersifat sementara, meskipun kondisi ini mempengaruhi kesehatan, gigi dan gusi, dan bahkan kualitas hidup seseorang. Sindrom mulut kering seringkali merupakan efek samping dari obat-obatan.

Gejala sindrom mulut kering

Gejala utama sindrom mulut kering tentu adalah mulut yang sangat kering. Pada kasus yang parah, orang dengan sindrom mulut kering mungkin kesulitan berbicara, makan atau menelan. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan lebih lanjut, seperti kekurangan gizi atau masalah dengan gigi, mulut atau tenggorokan.

Gejala lain sindrom mulut kering termasuk:
  • air liur yang terasa kental dan berserat
  • sakit tenggorokan
  • sering merasa haus
  • harus minum lebih banyak cairan untuk membantu menelan
  • perubahan indra perasa
  • bibir kering atau pecah-pecah
  • suara serak atau batuk
  • mata, hidung, atau sudut mulut kering
  • bisul mulut
  • bercak putih di mulut (infeksi jamur)
  • gusi berdarah
  • kerusakan gigi.

Penyebab sindrom mulut kering

Kelenjar ludah di dalam mulut memproduksi saliva. Fungsi saliva adalah:
  • membantu mengendalikan bakteri di mulut
  • mengontrol ph mulut
  • membantu dalam proses mengunyah dan menelan
  • membantu proses pencernaan
  • memperlambat proses pembusukan makanan yang tersisa pada gigi
  • mencegah dehidrasi mulut dan menjaga kelembaban bibir
  • melindungi gigi dari keropos dan karang gigi.

Sindrom mulut kering mengacu pada kondisi dimana kelenjar ludah tidak memproduksi saliva dalam jumlah yang cukup. Ini dapat terjadi karena berbagai penyebab, termasuk:
  • sebagai efek samping penggunaan obat-obatan, termasuk obat resep dan yang dibeli secara bebas
  • penuaan
  • kemoterapi untuk kanker
  • kerusakan saraf di kepala atau leher
  • kondisi kesehatan tertentu seperti diabetes, stroke, infeksi jamur (sariawan) di mulut, atau penyakit Alzheimer
  • kecemasan dan stres
  • kebiasaan mendengkur
  • minum alkohol atau soft drink
  • mengunyah tembakau
  • menggunakan obat-obatan seperti methamphetamine atau mariyuana.

Terkadang sindrom mulut kering juga disebabkan oleh kondisi yang menyebabkan kelenjar ludah tidak bekerja sebagaimana mestinya, seperti sindrom Sjögren, skleroderma, lupus eritematosa sistemik, infeksi hepatitis C, rheumatoid arthritis, anorexia nervosa, atau bulimia.

Diagnosis sindrom mulut kering

Selain dengan pemeriksaan fisik dan pertanyaan yang diajukan dokter, diagnosis mulut kering juga terkadang memerlukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan darah atau pemeriksaan lain untuk melihat mengapa kelenjar ludah tidak berfungsi atau apakah kondisi yang menyebabkannya.

Pengobatan sindrom mulut kering

Jika sindrom mulut kering disebabkan karena mengonsumsi suatu obat, berhenti menggunakannya akan menyembuhkan kondisi mulut kering. Namun, jika obat tersebut adalah obat yang diresepkan dokter, jangan menghentikannya kecuali atas izin dokter.

Produk-produk yang dapat menjaga agar mulut tetap lembab dan melindungi gigi dari kerusakan gigi, seperti obat kumur, pelembab, atau air liur buatan juga dapat digunakan. Ada juga obat yang khusus untuk merangsang kelenjar ludah untuk memproduksi air liur.

Masalah di mulut seperti sariawan, bisul mulut, dan masalah gigi harus segera diatasi untuk menyembuhkan mulut kering.

Hidup dengan sindrom mulut kering

Rasa ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat sindrom mulut kering dapat diredakan dengan:
  • minum air secara teratur (tapi hindari minuman manis, jus buah atau minuman hangat)
  • kumur-kumur dengan air setelah makan
  • mengunyah permen karet bebas gula untuk merangsang produksi air liur
  • berhenti merokok
  • menghindari makanan yang dapat mengiritasi mulut, seperti makanan asam, makanan pedas, makanan yang tajam seperti kerupuk atau keripik, atau alkohol
  • bernafas melalui hidung bukan dari mulut
  • menjaga suhu ruangan tetap lembab dengan humidifier
  • menggunakan pelembab bibir, lebih baik dengan tabir surya SPF 30+.

Sindrom mulut kering sangat meningkatkan risiko kerusakan gigi atau penyakit gusi. Sebaiknya berkonsultasi ke dokter gigi dan lindungi gigi dengan :
  • menggunakan sikat gigi dan flossing yang lembut
  • menggunakan pasta gigi yang direkomendasikan dokter gigi
  • menggunakan larutan kumur
  • menghindari makanan bergula atau asam
  • selalu menjaga kebersihan gigi palsu. Bilas setelah makan, sikat dengan sikat lembut dan sabun lembut (bukan dengan pasta gigi) dan rendam dalam air semalam.

Article Resources
  • Mayo Clinic (Dry mouth)
  • Australian Family Physician (Dry mouth)
  • SA Health (Dry mouth)
  • MedicineNet.com (Dry mouth)