06 Oktober 2015

Fungsi dan Efek Samping Amoksisilin

Amoksisilin

Apa itu amoksisilin?

Amoksisilin atau Amoxicillin adalah antibiotik golongan penisilin untuk melawan bakteri.

Amoksisilin digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri, seperti tonsilitis, bronkitis, pneumonia, gonore, dan infeksi telinga, hidung, tenggorokan, kulit atau saluran kemih.

Ada sangat banyak merek dagang dan bentuk amoksisilin di pasaran.

Hal-hal penting tentang amoksisilin

Jangan gunakan obat ini jika Anda alergi terhadap amoksisilin atau terhadap antibiotik golongan penisilin lainnya, seperti ampisilin, diklosasilin, oksasilin, penisilin, dan lain-lain.

Sebelum dokter meresepkan amoksisilin atau sebelum Anda menggunakan amoksisilin, pastikan dokter sudah mengetahui jika Anda ada alergi terhadap antibiotik lain, seperti sefalosporin dan lain-lain. Juga beritahu dokter jika Anda memiliki asma, penyakit hati atau ginjal, gangguan perdarahan atau pembekuan darah, mononukleosis, atau jenis alergi lainnya.

Perlu Anda ketahui bahwa amoksisilin dapat mengurangi efek pil KB dan amoksisilin bukan obat untuk untuk mengobati infeksi akibat virus. Jangan mengonsumsi obat ini tanpa sepengetahuan dokter meskipun gejala Anda mirip dengan gejala orang lain.

Antibiotik dapat menyebabkan diare, yang bisa jadi merupakan pertanda kehadiran infeksi baru. Jika selama menggunakan amoksisilin Anda mengalami diare atau mengalami perdarahan, hentikan minum amoksisilin dan segera hubungi dokter. Jangan menggunakan obat anti diare kecuali jika dokter memang menyarankannya.

Sebelum menggunakan amoksisilin

Tidak boleh menggunakan amoksisilin jika Anda alergi pada setiap jenis antibiotik golongan penisilin, seperti ampisilin, diklosasilin, oksasilin, penisilin, atau tikarsilin.

Guna memastikan amoksisilin aman Anda gunakan, beritahukan dokter jika Anda memiliki:
  • Asma
  • Penyakit hati atau ginjal
  • Mononukleosis
  • Sering diare ketika menggunakan antibiotik
  • Alergi makanan atau alergi obat
  • Gonore atau kencing nanah.

Amoksisilin dapat menurunkan efek pil KB dan amoksisilin dapat masuk ke dalam ASI dan dapat membahayakan bayi yang meminumnya.

Menggunakan amoksisilin

Gunakan amoksisilin sesuai perintah dokter. Taati semua keterangan pada label resep. Jangan pernah menambah atau mengurangi dosisnya dan juga jangan pernah memperpendek atau memperpanjang periode penggunaannya. Gunakan obat ini setiap hari di waktu dan jam yang sama.

Beberapa bentuk amoksisilin dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makan terlebih dahulu. Periksa labelnya apakah harus digunakan setelah makan atau tidak.

Jika amoksisilin berbentuk cairan atau sirup, kocok terlebih dahulu sebelum menggunakannya. Tablet amoksisilin kunyah harus dikunyah sebelum ditelan.

Gunakan amoksisilin untuk waktu yang diperintahkan dokter, jangan dikurangi atau ditambah-tambah. Perlu Anda ketahui bahwa gejala penyakit Anda mungkin saja akan meningkat sebelum akhirnya infeksi benar-benar diatasi oleh amoksisilin. Tidak menaati jadwal menggunakan amoksisilin atau melewatkannya dapat membuat bakteri menjadi resisten dan infeksi meningkat. Amoksisilin tidak berfungsi untuk infeksi yang disebabkan oleh virus seperti flu.

Amoksisilin dapat menyebabkan perubahan hasil pada beberapa pemeriksaan medis tertentu. Jadi beritahu dokter jika Anda sebelumnya mengonsumsi amoksisilin.

Simpan amoksisilin pada suhu kamar, terhindar dari kelembaban, panas dan cahaya.

Diperbolehkan untuk menyimpan amoksisilin cair di dalam kulkas, tapi tidak boleh sampai beku. Setelah bubuk amoksisilin dicampur dengan air (amoksisilin sirup), obat ini hanya baik digunakan maksimal 14 hari.

Jika lupa minum amoksisilin

Jika Anda lupa mengonsumsi amoksisilin, segera minum ketika Anda ingat. Namun jika waktunya sudah mendekati untuk dosis berikutnya, lewatkan saja.

Jika overdosis

Gejala overdosis amoksisilin antara lain bingung, perubahan perilaku, ruam kulit yang parah, buang air kecil lebih sedikit dari biasanya, dan kejang.

Yang harus dihindari selama mengonsumsi amoksisilin

Antibiotik dapat menyebabkan diare, yang bisa jadi merupakan gejala dari adanya infeksi baru. Jika mengalami diare dan berdarah, hentikan menggunakan amoksisilin dan segera hubungi dokter. Jangan konsumsi obat anti diare kecuali jika dokter memang menyarankannya.

Efek samping amoksisilin

Segera pergi ke gawat darurat rumah sakit jika mengalami gejala reaksi alergi berikut:
  • Gatal-gatal
  • Sukar bernapas
  • Bengkak pada wajah, bibir, lidah atau tenggorokan.

Dan beritahu dokter jika Anda mengalami:
  • Diare biasa atau berdarah
  • Demam, gusi bengkak, sariawan, nyeri menelan, batuk atau kesukaran bernapas
  • Nyeri sendi yang tidak biasa
  • Muncul ruam atau gatal-gatal
  • Kulit memucat atau kuning, mata kuning, urin berwarna gelap
  • Linglung
  • Kesemutan, mati rasa, otot mengalami kelemahan
  • Mudah memar, dan perdarahan yang tidak biasa (dari hidung, mulut, kelamin atau dari rektum/anus)
  • Muncul ruam kulit yang berwarna ungu atau merah, gatal-gatal, kulit mengelupas atau reaksi kulit lainnya yang tidak biasa
  • Pembengkakan pada kelenjar, pada wajah atau lidah, dan rasa terbakar pada mata.

Efek samping amoksisilin yang umum antara lain:
  • Sakit perut, mual, muntah dan diare
  • Gatal-gatal atau keputihan
  • Sakit kepala
  • Lidah terasa aneh.

Interaksi amoksisilin dengan obat lain

Obat lain dapat berinteraksi dengan amoksisilin, termasuk obat warung, obat resep lain, dan juga obat herbal. Interaksi ini tidak hanya dapat meningkatkan atau menurunkan efektivitas amoksisilin, tapi dalam juga dapat membahayakan penggunanya. Jangan pernah mengonsumsi obat lain selama mengonsumsi amoksisilin tanpa sepengetahuan dokter.