12 Desember 2014

Kerusakan Gigi Akibat Obat

Gigi

Banyak jenis obat, baik yang dijual secara bebas maupun yang diresepkan dokter, dapat menyebabkan kerusakan gigi. Diperkirakan bahwa sekitar 40 persen orang telah mengonsumsi setidaknya satu jenis obat yang dapat merusak gigi.

Kesehatan gigi dan gusi tergantung pada higiene mulut, jumlah gula yang dikonsumsi, produksi saliva (air liur) dan kunjungan rutin ke dokter gigi. Mencegah tentunya lebih baik daripada mengobati, karena perawatan gigi, seperti restorasi sangat mahal dan membutuhkan waktu.

Pertumbuhan gigi anak-anak

Gigi permanen anak-anak sebenarnya sudah mulai terbentuk di tulang rahang tak lama setelah ia lahir. Gigi yang sedang tumbuh ini sangat rentan terhadap zat-zat tertentu, seperti:
  • Tetrasiklin - salah satu jenis antibiotik yang efeknya dapat membuat gigi permanen berwarna kuning atau kecoklatan.
  • Fluoride - zat yang memperkuat gigi biasanya telah ditambahkan di pasokan air dan pasta gigi. Namun, jumlah fluoride yang berlebihan dapat menyebabkan bintik-bintik putih atau perubahan warna pada gigi permanen yang sedang tumbuh, yang disebut dengan fluorosis. Anak-anak yang suka menelan pasta gigi berisiko tinggi terkena fluorosis.
Mintalah penjelasan lebih lanjut kepada dokter gigi mengenai obat-obat atau zat-zat apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan gigi permanen anak Anda.

Air liur melindungi gigi Anda

Banyak jenis obat yang dapat mengurangi air liur (saliva) dan menyebabkan mulut kering. Mulut yang kering akan meningkatkan risiko kerusakan gigi secara signifikan. Hal ini karena fungsi saliva yang:
  • Mengurangi populasi bakteri dalam mulut
  • Mengurangi asam penyebab bau mulut
  • Mengandung suatu zat yang penting untuk proses re-mineralisasi, sebuah proses perbaikan enamel gigi (lapisan permukaan keras yang melindungi gigi) yang telah dirusak oleh asam.

Pengaruh obat pada gigi dan gusi

Beberapa jenis obat, termasuk obat yang diresepkan dokter, dapat merusak gigi Anda. Beberapa diantaranya dapat menyebabkan masalah pada gusi, seperti radang, pendarahan atau tukak. Gusi yang sakit tersebut akan menimbulkan masalah gigi lainnya, termasuk tanggalnya gigi.

Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan masalah pada gigi, antara lain:
  • Antihistamin - dapat menyebabkan mulut kering dan meningkatkan risiko masalah gusi.
  • Anti hipertensi (obat darah tinggi) - meningkatkan risiko masalah pada gusi.
  • Aspirin - meletakkan aspirin pada gigi seperti yang dilakukan masyarakat awam ketika sakit gigi. Karena aspirin bersifat asam, maka akan langsung merusak enamel gigi. Aspirin harus ditelan utuh bersama dengan air, bukan ditempatkan di samping atau diatas gigi.
  • Obat asma - beberapa jenis obat asma bersifat asam dan dapat melarutkan enamel gigi jika digunakan dalam jangka waktu yang lama.
  • Obat kemoterapi (obat kanker) - dapat menyebabkan mulut kering dan meningkatkan risiko masalah gusi.
  • Obat imunosupresif - meningkatkan risiko masalah pada gusi.
  • Kontrasepsi oral - meningkatkan risiko masalah gusi.
  • Obat sirup - obat sirup umumnya mengandung gula yang dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi, terutama jika gigi tidak disikat setelah minum sirup.

Beberapa jenis obat juga dapat menyebabkan jaringan gusi menebal dan tumbuh di atas gigi. Kondisi ini disebut dengan gingival hyperplasia. Obat lainnya yang dapat meningkatkan risiko gingival hyperplasia, antara lain obat epilepsi, siklosporin (obat penolakan transplantasi organ), beberapa jenis obat anti-hipertensi dan calcium channel blocker (CCB).

Mintalah penjelasan lebih lanjut kepada dokter gigi mengenai obat-obat apa saja yang dapat membahayakan kesehatan mulut atau gigi Anda.

Alkohol dan rokok merusak gigi dan gusi

Mengonsumsi alkohol akan membuat mulut kering dan gigi rusak, hal ini karena alkohol yang bersifat asam. Merokok juga dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah gusi dan kanker, termasuk kanker mulut.

Narkoba dapat merusak gigi dan gusi

Menggunakan narkoba akan secara signifikan menyebabkan kerusakan gigi. Jenis narkoba yang berisiko tinggi untuk kesehatan mulut dan gigi, adalah:
  • Ganja - menyebabkan mulut kering dan meningkatkan risiko masalah gusi. Asapnya dapat menyebabkan kanker mulut.
  • Kokain - pecandu biasanya akan menggosokkan kokain ke gusi mereka, hal ini akan menyebabkan ulserasi pada gusi dan tulang yang menjadi pondasinya. Kokain yang bercampur dengan air liur akan menciptakan larutan yang sangat asam yang secara langsung akan mengikis enamel gigi. Selain menyebabkan mulut kering, kokain juga dapat menyebabkan keausan gigi.
  • Ekstasi - dapat menyebabkan gigi grinding, cengkeram rahang dan mulut kering.
  • Heroin - orang yang menggunakan heroin cenderung ingin memakan makanan yang manis, yang dapat menyebabkan kerusakan gigi jika kesehatan gigi terabaikan. Heroin juga dapat menyebabkan mulut kering dan gigi grinding.
  • Methamphetamine - obat ini akan menyebabkan kerusakan gigi yang parah dalam waktu singkat. Methamphetamine bersifat sangat asam dan menyerang langsung enamel gigi. Efek samping lainnya adalah mulut kering dan cengkeram gigi.
Ketergantungan atau penggunaan obat sehingga menyebabkan seseorang mengabaikan kesehatan gigi dan mulut akan meningkatkan risiko kerusakan gigi dan banyak masalah lainnya.

Pengobatan gigi dan gusi

Banyak perawatan untuk gigi dan gusi. Jenis perawatan atau obat yang diterapkan akan tergantung dari jenis masalah gigi atau gusi dan tingkat keparahannya, tetapi perawatan gigi yang umum dilakukan adalah:
  • Penggunaan fluoride untuk memperkuat gigi dan menurunkan risiko pembusukan gigi. Dokter gigi bisa mengoleskan fluoride topikal ke permukaan gigi Anda. Mungkin juga Anda akan diresepkan tablet fluoride atau obat kumur untuk digunakan dirumah.
  • Penambalan atau restorasi pada gigi yang busuk.
  • Ekstraksi atau pencabutan pada gigi yang rusak parah. Selanjutnya dapat diganti dengan gigi palsu atau implan.
  • Pembuangan jaringan gusi yang terkena gingival hyperplasia.

Jika yang menyebabkan masalah gigi adalah obat, biasanya dokter gigi akan menyarankan untuk menghentikan penggunaannya. Jikapun obat tersebut adalah obat resep dari dokter lain (untuk penyakit/kondisi lain) maka dokter bisa saja meminta kepada dokter tersebut (bisa juga melalui Anda) untuk menyesuaikan dosis atau mengganti obat tersebut demi menurunkan risiko masalah gigi. Namun jika obat tersebut tidak dapat diubah atau diturunkan dosisnya, maka mintalah bantuan ke dokter gigi mengenai perawatan rumahan apa yang dapat Anda lakukan sendiri membantu meminimalisir risiko kerusakan gigi Anda.

Mencegah masalah gigi dan gusi

Beberapa saran terbaik untuk mencegah terjadinya masalah gigi dan gusi, yakni:
  • Sikat gigi bayi dengan lembut dengan air biasa
  • Sikat gigi anak dengan pasta gigi yang rendah fluoride. Ajarkan juga mereka agar tidak menelan pasta gigi
  • Hindari minuman berkarbonasi. Minuman berkarbonasi sangat asam dan dapat mengikis enamel gigi
  • Kurangi makan makanan manis atau yang lengket, seperti biskuit atau permen
  • Mengunyah pemen karet bebas gula dapat mendorong produksi air liur
  • Sikat gigi minimal dua kali sehari
  • Kunjungi dokter gigi minimal enam bulan sekali
  • Berhenti minum alkohol
  • Berhenti merokok
  • Untuk pecandu narkoba, mintalah bantuan kepada ahli agama dan juga mintalah bantuan kepada dokter mengenai terapi yang dapat menghentikan ketergantungan pada narkoba.

Selain itu, tanyakan kepada dokter yang meresepkan obat Anda apakah obat tersebut dapat mempengaruhi kesehatan gigi. Jangan juga berhenti mengonsumsi suatu obat yang diresepkan oleh dokter, meskipun akhirnya Anda tahu bahwa obat tersebut mempengaruhi kesehatan gigi, kecuali atas izin dokter tersebut.