23 April 2019

Waspadai Epilepsi dalam Keluarga

Epilepsi

Epilepsi atau penyakit ayan adalah penyakit menahun yang menyebabkan kejang-kejang secara berkala. Epilepsi disebabkan oleh tidak normalnya aktivitas sel-sel otak.

Gejala kejang-kejang yang muncul pada epilepsi dapat bervariasi. Sebagian orang dengan epilepsi pada saat kejang-kejang memiliki pandangan mata yang kosong. Kejang-kejang pada epilepsi, meskipun ringan, harus membutuhkan pengobatan, karena itu bisa menjadi berbahaya bila terjadi pada saat melakukan aktivitas seperti menyetir atau berenang.

Para peneliti menemukan bahwa epilepsi mengganggu fungsi neurologis yang mempengaruhi fungsi dalam otak, sifat yang sama terlihat juga pada penderita autisme. Karakteristik ini termasuk gangguan dalam interaksi sosial dan komunikasi.

Gejala epilepsi

Karena epilepsi disebabkan oleh tidak normalnya aktivitas sel otak, kejang-kejang dapat berdampak pada proses koordinasi otak Anda. Kejang-kejang dapat menyebabkan: kebingungan temporer; gerakan menghentak yang tidak terkontrol pada tangan dan kaki; hilang kesadaran secara total.

Perbedaan gejala yang terjadi tergantung jenis kejang-kejangnya. Pada banyak kasus, orang dengan epilepsi akan cenderung memiliki jenis kejang-kejang yang sama setiap waktu. Jadi gejala yang terjadi akan sama dari kejadian ke kejadian.

Dokter mengklasifikasikan kejang-kejang epilepsi secara parsial atau general, berdasarkan bagaimana aktivitas otak yang tidak normal dimulai. Pada beberapa kasus, kejang-kejang dapat dimulai secara parsial dan kemudian menjadi general.

Kejang-kejang parsial (sebagian)

Ketika kejang-kejang muncul sebagai hasil dari aktivitas otak yang tidak normal pada satu bagian otak tersebut, ilmuwan mengistilahkannya dengan kejang-kejang parsial atau sebagian. Kejang-kejang jenis ini terdiri dari dua kategori:
  • Simple partial seizures (kejang-kejang parsial sederhana). Kejang-kejang ini tidak menimbulkan kehilangan kesadaran. Kejang-kejang ini mungkin akan mengubah emosi atau perubahan cara memandang, mencium, merasakan, mengecap, atau mendengar. Kejang-kejang ini bisa juga menghasilkan hentakan bagian tubuh secara tidak sengaja, seperti tangan atau kaki, dan gejala sensorik secara spontan seperti perasaan geli, vertigo, dan berkedip terhadap cahaya.
  • Complex partial seizures (kejang-kejang parsial kompleks). Kejang-kejang ini menghasilkan perubahan kesadaran. Itu karena Anda kehilangan kewaspadaan selama beberapa waktu.

Kejang-kejang general

Kejang-kejang yang melibatkan seluruh bagian otak disebut kejang-kejang general. Empat tipe dari kejang-kejang general adalah:
  • Absence seizures (juga disebut petit mal). Kejang-kejang ini dikarakteristikkan oleh gerakan tubuh yang halus dan mencolok, dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran secara singkat.
  • Myoclonic seizures. Kejang-kejang ini biasanya menyebabkan hentakan atau kedutan secara tiba-tiba pada tangan dan kaki.
  • Atonic seizures. Juga dikenal dengan drop attack. Kejang-kejang ini menyebabkan hilangnya keselarasan dengan otot-otot dan dengan tiba-tiba kolaps dan terjatuh.
  • Tonic-clonic seizures (juga disebut grand mal). Kejang-kejang yang memiliki intensitas yang paling sering terjadi. Memiliki karakteristik dengan hilangnya kesadaran, kaku dan gemetar, dan hilangnya kontrol terhadap kandung kemih.

Penyebab epilepsi

Pengaruh genetik

Beberapa tipe epilepsi menurun pada keluarga, membuatnya seperti ada keterkaitan dengan genetik.

Trauma pada kepala

Stroke atau serangan jantung yang menghasilkan kerusakan pada otak dapat juga menyebabkan epilepsi. Stroke adalah penyebab yang paling utama ada kejadian epilepsi terhadap orang yang berusia lebih dari 65 tahun.

Demensia

Menyebabkan epilepsi pada orang tua

Cedera sebelum melahirkan

Janin rentan terhadap kerusakan otak karena infeksi pada ibu, kurangnya nutrisi atau kekurangan oksigen. Hal ini dapat menyebabkan kelumpuhan otak pada anak. Dua puluh persen kejang-kejang pada anak berhubungan dengan kelumpuhan otak atau tidak normalnya neurological.

Perkembangan penyakit

Epilepsi dapat berhubungan dengan perkembangan penyakit lain, seperti autis dan down syndrome.

Risiko terkena epilepsi

Faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko epilepsi adalah:

Usia

Epilepsi biasanya terjadi pada masa awal usia anak-anak dan setelah usia 65 tahun, tapi kondisi yang sama dapat terjadi pada usia berapapun.

Jenis kelamin

Lelaki lebih berisiko terkena epilepsi daripada wanita.

Catatan keluarga

Jika Anda memiliki catatan epilepsi dalam keluarga, Anda mungkin memiliki peningkatan risiko mengalami kejang-kejang.

Cedera kepala

Cedera kepala ini bertanggung  jawab pada banyak kasus epilepsi. Anda dapat mengurangi risikonya dengan selalu menggunakan sabuk pengaman ketika mengendarai mobil dan menggunakan helm ketika mengendarai motor, bermain ski, bersepeda atau melakukan aktivitas lain yang berisiko terkena cedera kepala.

Stroke dan penyakit vaskular lain

Ini dapat menyebabkan kerusakan otak yang memicu epilepsi. Anda dapat mengambil beberapa langkah untuk mengurangi risiko untuk penyakit-penyakit tersebut, termasuk adalah menghindari alkohol dan rokok, makan-makanan yang sehat dan selalu berolahraga.

Infeksi pada otak

Infeksi seperti meningitis, menyebabkan peradangan pada otak atau tulang belakang dan menyebabkan peningkatan risiko terkena epilepsi.

Kejang-kejang berkepanjangan pada saat anak-anak

Demam tinggi pada saat anak-anak dalam waktu yang lama terkadang dikaitkan dengan kejang-kejang untuk waktu yang lama dan epilepsi di kemudian hari. Khususnya untuk merek dengan catatan sejarah keluarga dengan epilepsi.

Karena serangan epilepsi ini kadang tak dapat diperkirakan, maka segera periksakan ke dokter bila gejalanya terjadi.