Tampilkan postingan dengan label Gangguan Mata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gangguan Mata. Tampilkan semua postingan

03 Juni 2023

Penyebab, Pengobatan, dan Pencegahan Rabun Senja

Rabun senja

Rabun senja, yang juga dikenal sebagai "buta malam" atau "nyctalopia" adalah suatu gangguan penglihatan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melihat dengan jelas di kondisi gelap atau cahaya redup. Secara harfiah, nyctalopia berasal dari bahasa Yunani "nykt- " yang berarti "malam" dan "-alopia" yang berarti "buta".

Pada kondisi normal, mata manusia memiliki kemampuan untuk menyesuaikan penglihatannya dengan perubahan pencahayaan di sekitarnya. Namun, individu yang menderita rabun senja mengalami kesulitan yang signifikan dalam melihat di lingkungan yang kurang terang.

Gejala rabun senja

Gejala rabun senja terkait dengan kesulitan melihat dengan jelas di kondisi gelap atau cahaya redup. Berikut adalah beberapa gejala yang umum dari rabun senja:
  • Kesulitan melihat di malam hari
    Salah satu gejala utama rabun senja adalah kesulitan melihat dengan jelas di malam hari atau di lingkungan yang kurang terang. Penderita mungkin mengalami penglihatan kabur, kurangnya ketajaman visual, atau kesulitan untuk melihat objek dengan detail di situasi pencahayaan rendah.
  • Penurunan ketajaman visual
    Pada kondisi cahaya rendah, orang dengan rabun senja mungkin mengalami penurunan ketajaman visual. Mereka mungkin kesulitan membaca tulisan kecil, mengenali wajah, atau melihat objek jauh dengan jelas di malam hari.
  • Butuh waktu lama untuk beradaptasi dengan perubahan pencahayaan
    Penderita rabun senja mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama untuk beradaptasi dengan perubahan pencahayaan. Misalnya, ketika berpindah dari lingkungan terang ke lingkungan gelap, mereka mungkin mengalami kesulitan untuk melihat dengan jelas hingga mata mereka beradaptasi dengan cahaya yang lebih rendah.
  • Sensitivitas terhadap cahaya terang
    Meskipun rabun senja berkaitan dengan kesulitan melihat di kondisi cahaya rendah, beberapa individu dengan gangguan ini juga dapat mengalami sensitivitas terhadap cahaya terang. Cahaya terang yang tiba-tiba dapat terasa terlalu kuat bagi mereka dan menyebabkan ketidaknyamanan atau kebingungan.
  • Gangguan aktivitas di malam hari
    Orang dengan rabun senja mungkin mengalami kesulitan melakukan aktivitas di malam hari yang melibatkan penglihatan jarak jauh, seperti mengemudi atau berjalan di daerah yang kurang terang. Mereka mungkin merasa tidak nyaman atau kurang yakin dalam melakukan kegiatan semacam itu karena keterbatasan penglihatan mereka di kondisi cahaya rendah.

Penyebab rabun senja

Rabun senja dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan mata dan kemampuan penglihatan di bawah cahaya rendah. Berikut adalah beberapa penyebab umum rabun senja:
  • Kekurangan vitamin A
    Kekurangan vitamin A adalah penyebab utama rabun senja di seluruh dunia. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan fungsi retina, yaitu lapisan sensitif cahaya di dalam mata. Kurangnya vitamin A dapat mengganggu produksi pigmen visual yang diperlukan untuk melihat dengan baik di kondisi cahaya rendah. Kekurangan vitamin A dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang atau ketidakmampuan tubuh untuk menyerap vitamin A dengan efektif.
  • Gangguan mata yang mendasarinya
    Beberapa kondisi medis yang mempengaruhi mata dapat menyebabkan rabun senja. Contohnya termasuk:
    - Retinitis pigmentosa
    Ini adalah kelompok kondisi genetik yang menyebabkan kerusakan progresif pada sel-sel fotoreseptor di retina. Retinitis pigmentosa dapat mengganggu penglihatan di kondisi cahaya rendah, termasuk rabun senja.
    - Katarak malam
    Katarak malam, juga dikenal sebagai katarak senilis, adalah kondisi di mana lensa mata menjadi keruh. Ini dapat mengganggu kemampuan mata untuk mengumpulkan dan fokus cahaya, khususnya di bawah cahaya rendah.
    - Kondisi retina lainnya
    Beberapa kondisi seperti degenerasi makula terkait usia (AMD) atau retinopati diabetik juga dapat mempengaruhi kesehatan retina dan mengganggu penglihatan di malam hari.
  • Efek samping obat-obatan
    Beberapa obat tertentu dapat menyebabkan rabun senja sebagai efek samping. Misalnya, beberapa obat untuk tekanan darah tinggi, antidepresan, atau obat-obatan yang digunakan dalam pengobatan kanker tertentu dapat mempengaruhi keseimbangan kimia dalam mata dan memengaruhi kemampuan melihat di kondisi gelap.
  • Gangguan nutrisi lainnya
    Selain kekurangan vitamin A, defisiensi nutrisi lainnya seperti kekurangan seng atau riboflavin juga dapat berkontribusi pada rabun senja.
  • Faktor lingkungan
    Paparan jangka panjang terhadap cahaya terang atau sinar matahari secara berlebihan, seperti di tempat kerja dengan cahaya terang atau kondisi lingkungan dengan sinar matahari yang intens, juga dapat mempengaruhi kemampuan mata untuk menyesuaikan penglihatannya dengan kondisi cahaya rendah.

Mendiagnosis rabun senja

Mendiagnosis rabun senja melibatkan evaluasi dan pemeriksaan oleh seorang ahli mata. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam proses diagnosis:
  • Riwayat medis
    Dokter akan memulai dengan mengambil riwayat medis lengkap. Mereka akan bertanya tentang gejala yang Anda alami, sejak kapan gejala tersebut muncul, dan seberapa sering mereka terjadi. Juga, informasikan kepada dokter tentang riwayat kesehatan Anda, termasuk riwayat gangguan penglihatan, riwayat keluarga, riwayat obat-obatan yang sedang atau pernah dikonsumsi, serta riwayat paparan terhadap lingkungan atau kondisi yang dapat mempengaruhi penglihatan.
  • Pemeriksaan mata
    Dokter mata akan melakukan pemeriksaan mata menyeluruh untuk mengevaluasi kesehatan mata Anda. Ini termasuk pemeriksaan visual, pemeriksaan refraksi untuk menentukan kebutuhan kacamata atau lensa kontak, serta pemeriksaan tekanan intraokular dan pemeriksaan fundus (menggunakan oftalmoskopi) untuk mengevaluasi retina dan saraf optik.
  • Tes penglihatan malam
    Tes penglihatan malam khusus dapat dilakukan untuk mengukur sejauh mana Anda mampu melihat di kondisi cahaya rendah. Ini mungkin melibatkan tes kontras rendah atau tes penglihatan malam khusus menggunakan perangkat atau lingkungan yang menghasilkan pencahayaan rendah.
  • Tes tambahan
    Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merujuk Anda untuk tes tambahan, seperti elektroretinografi (ERG) untuk mengevaluasi fungsi sel-sel fotoreseptor di retina atau tes genetik jika terdapat kecurigaan retinitis pigmentosa sebagai penyebab rabun senja.

Setelah mendiagnosis rabun senja, dokter akan memberikan penjelasan tentang kondisi Anda, termasuk penyebabnya jika diketahui, serta memberikan saran pengobatan atau manajemen yang sesuai. Perawatan rabun senja tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Pengobatan rabun senja

Pengobatan rabun senja tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi rabun senja:
  • Suplemen vitamin A
    Jika defisiensi vitamin A adalah penyebab rabun senja, dokter mungkin meresepkan suplemen vitamin A. Suplemen ini membantu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan meningkatkan kesehatan mata. Penting untuk mengikuti dosis yang direkomendasikan oleh dokter, karena kelebihan vitamin A juga dapat berbahaya bagi tubuh.
  • Penanganan kondisi medis yang mendasarinya
    Jika rabun senja disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, seperti retinitis pigmentosa, katarak, atau kondisi retina lainnya, pengobatan atau manajemen yang ditujukan pada kondisi tersebut mungkin diperlukan. Ini dapat meliputi pengobatan bedah untuk menghilangkan katarak, penggunaan obat-obatan yang ditargetkan untuk mengendalikan kondisi retina, atau perawatan lain yang sesuai untuk penyakit mata spesifik.
  • Kacamata atau lensa kontak khusus
    Dalam beberapa kasus, dokter mata mungkin meresepkan kacamata atau lensa kontak khusus yang dirancang untuk meningkatkan penglihatan di kondisi cahaya rendah. Lensa ini dapat membantu memfokuskan cahaya yang masuk ke mata dengan lebih baik dan meningkatkan ketajaman visual di malam hari.
  • Manajemen lingkungan
    Manajemen lingkungan juga dapat membantu dalam mengatasi rabun senja. Ini termasuk menggunakan pencahayaan yang tepat di rumah atau lingkungan kerja, seperti menggunakan lampu dengan kecerahan yang sesuai. Hindari paparan langsung terhadap cahaya terang atau sinar matahari yang berlebihan, terutama jika Anda memiliki sensitivitas terhadap cahaya.
  • Konseling dan dukungan psikologis
    rabun senja dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang dan dapat menimbulkan stres atau frustrasi. Dalam beberapa kasus, konseling dan dukungan psikologis dapat membantu dalam mengatasi dampak emosional dan psikologis yang mungkin terkait dengan gangguan penglihatan ini.

Mencegah rabun senja

Meskipun rabun senja terkadang disebabkan oleh faktor genetik atau kondisi medis yang tidak dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko rabun senja. Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah rabun senja:
  • Konsumsi makanan sehat untuk mata
    Nutrisi yang baik penting untuk menjaga kesehatan mata. Pastikan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin A, seperti wortel, bayam, brokoli, dan hati sapi. Selain itu, asupan makanan yang kaya akan nutrisi lain seperti vitamin C, vitamin E, omega-3, dan mineral seperti seng dan selenium juga dapat membantu menjaga kesehatan mata.
  • Hindari kekurangan vitamin A
    Vitamin A sangat penting untuk kesehatan mata, dan kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rabun senja. Pastikan untuk memiliki pola makan yang seimbang dan mengandung cukup vitamin A. Jika Anda memiliki risiko kekurangan vitamin A, seperti selama kehamilan atau menyusui, bicarakan dengan dokter Anda tentang kebutuhan suplemen vitamin A.
  • Kenakan pelindung mata di lingkungan terpapar cahaya terang
    Paparan terus-menerus terhadap sinar matahari atau cahaya terang dapat mempengaruhi kesehatan mata dan meningkatkan risiko rabun senja. Ketika berada di luar ruangan pada siang hari atau di tempat kerja dengan pencahayaan yang terang, kenakan kacamata hitam atau lensa pelindung yang sesuai untuk melindungi mata Anda.
  • Hindari merokok dan konsumsi alkohol
    Merokok dan konsumsi alkohol dapat merusak kesehatan mata dan memperburuk gangguan penglihatan, termasuk rabun senja. Berhenti merokok dan konsumsi alkohol Anda untuk menjaga kesehatan mata Anda.
  • Periksa mata secara rutin
    Melakukan pemeriksaan mata rutin dengan dokter mata sangat penting untuk mendeteksi masalah mata dengan cepat dan mengobatinya sebelum berkembang menjadi rabun senja atau gangguan penglihatan lainnya. Tetapkan jadwal pemeriksaan mata secara teratur, terutama jika Anda memiliki riwayat gangguan penglihatan atau jika Anda mengalami gejala-gejala yang mencurigakan.
  • Hindari paparan terhadap cahaya berlebihan di malam hari
    Paparan cahaya terang di malam hari dapat mengganggu kemampuan mata untuk beradaptasi dengan kondisi cahaya rendah. Kurangi paparan terhadap cahaya terang, termasuk cahaya layar gadget, sebelum tidur. Juga, pertimbangkan untuk menggunakan pencahayaan yang lembut dan redup di rumah saat menjelang waktu tidur.

Meskipun langkah-langkah ini dapat membantu dalam menjaga kesehatan mata secara umum, tetap penting untuk berkonsultasi dengan dokter mata jika Anda mengalami gejala rabun senja atau memiliki kekhawatiran tentang penglihatan malam Anda. Hanya seorang profesional medis yang dapat memberikan diagnosis yang akurat dan memberikan pengobatan yang sesuai berdasarkan kondisi Anda.

Article Resources
  • National Institutes of Health. "Physiology, Night Vision". Diakses pada Maret 2023
  • Cleveland Clinic. "Night Blindness (Nyctalopia)". Diakses pada Maret 2023 
  • WEBMD. "What Is Night Blindness?". Diakses pada Maret 2023

01 Juni 2023

Mata dalam Dunia Digital: Melindungi Diri dari Radiasi Gadget

Sinar biru

Pada era digital yang semakin maju ini, penggunaan gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Statistik menunjukkan bahwa jumlah pengguna gadget terus meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Kita menggunakan perangkat ini untuk berkomunikasi, bekerja, belajar, hiburan, dan bahkan untuk kebutuhan sehari-hari seperti berbelanja dan mengatur jadwal. Namun, seiring dengan peningkatan penggunaan tersebut, perlu diperhatikan dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap kesehatan kita.

Radiasi yang dihasilkan oleh gadget telah menjadi perhatian serius dalam kaitannya dengan kesehatan mata. Layar perangkat elektronik menghasilkan radiasi elektromagnetik yang dikenal sebagai sinar biru. Paparan berlebihan terhadap sinar biru ini dapat menyebabkan berbagai masalah mata, termasuk kelelahan mata, mata kering, ketegangan mata, dan bahkan kerusakan jangka panjang seperti degenerasi makula.

Dalam artikel ini, tujuan kami adalah memberikan tips dan informasi praktis kepada Anda untuk melindungi mata dari radiasi gadget. Kami akan membahas langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk menjaga kesehatan mata Anda di era digital ini. Dengan mengadopsi kebiasaan sehat dan tindakan pencegahan yang tepat, Anda dapat mengurangi dampak negatif radiasi pada mata dan menjaga mata Anda tetap sehat dan bercahaya.

Jenis radiasi yang dihasilkan oleh gadget

Gadget seperti smartphone dan laptop menghasilkan beberapa jenis radiasi elektromagnetik yang dapat mempengaruhi kesehatan mata, yaitu:
  1. Sinar biru
    Sinar biru memiliki frekuensi tinggi dan energi yang cukup kuat. Paparan sinar biru dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kelelahan mata, ketegangan mata, dan masalah tidur.
  2. Radiasi elektromagnetik umum
    Selain sinar biru, gadget juga menghasilkan radiasi elektromagnetik dalam berbagai frekuensi, termasuk radiasi radio dan mikro gelombang. Namun, radiasi elektromagnetik umum yang dihasilkan oleh perangkat elektronik dalam jumlah yang umumnya ditemui tidak dianggap berbahaya dalam kadar yang tinggi.
  3. Panas radiasi
    Gadget juga menghasilkan panas radiasi sebagai hasil dari aktivitas elektronik mereka. Panas yang dihasilkan dapat mempengaruhi kenyamanan pengguna dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada mata, terutama jika perangkat digunakan dalam waktu yang lama atau dalam kondisi panas yang berlebihan.

Dampak negatif radiasi pada kesehatan mata

Dampak negatif radiasi pada kesehatan mata dapat timbul akibat paparan radiasi gadget dalam jangka waktu yang lama. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif yang bisa terjadi:
  1. Kelelahan mata
    Paparan radiasi gadget dapat menyebabkan kelelahan mata yang biasa disebut sebagai "asthenopia". Gejala yang umum termasuk mata lelah, perih, mata terasa berat, dan sulit berkonsentrasi pada tugas yang memerlukan penglihatan jarak dekat.
  2. Mata kering
    Radiasi gadget dapat menyebabkan mata menjadi kering. Ketika kita terpaku pada layar, kita cenderung mengedipkan mata lebih sedikit, yang dapat mengurangi produksi air mata alami dan menyebabkan mata kering. Mata kering dapat menyebabkan rasa gatal, terbakar, perih, dan penglihatan kabur.
  3. Ketegangan mata
    Terlalu sering menggunakan gadget dapat menyebabkan ketegangan pada otot-otot mata, terutama otot akomodasi yang bertanggung jawab untuk penyesuaian fokus mata. Ketegangan ini dapat menyebabkan sakit kepala, penglihatan kabur, dan ketidaknyamanan pada mata.
  4. Gangguan tidur
    Paparan sinar biru yang dihasilkan oleh gadget dan laptop dapat mengganggu pola tidur kita. Sinar biru dapat menghambat produksi hormon melatonin, yang membantu mengatur siklus tidur dan terjaga. Akibatnya, kita mungkin mengalami kesulitan tidur atau tidur yang tidak nyenyak.
  5. Risiko kerusakan jangka panjang
    Meskipun belum ada bukti definitif, beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan radiasi sinar biru dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko perkembangan penyakit mata serius, seperti degenerasi makula. Degenerasi makula adalah kondisi yang dapat menyebabkan penglihatan kabur atau bahkan kehilangan penglihatan tengah pada usia lanjut.

Melindungi mata dari radiasi gadget

Untuk menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko dampak buruk radiasi gadget, penting bagi kita untuk mengadopsi langkah-langkah perlindungan yang tepat, yakni:
  1. Gunakan filter anti-radiasi
    Pertimbangkan untuk menggunakan filter anti-radiasi untuk perangkat gadget Anda. Filter ini dapat membantu mengurangi jumlah sinar biru yang mencapai mata Anda dan mengurangi dampak negatifnya. Filter anti-radiasi biasanya tersedia dalam bentuk pelindung layar atau film yang dapat ditempelkan pada layar perangkat Anda.
  2. Atur kecerahan dan kontras layar
    Sesuaikan pengaturan kecerahan dan kontras layar pada gadget Anda agar sesuai dengan kondisi pencahayaan di sekitar Anda. Jangan biarkan layar terlalu terang atau terlalu gelap. Kecerahan yang terlalu tinggi dapat meningkatkan paparan sinar biru pada mata, sedangkan kecerahan yang terlalu rendah dapat menyebabkan ketegangan mata.
  3. Gunakan mode malam (night mode)
    Banyak perangkat gadget sekarang dilengkapi dengan fitur mode malam yang mengurangi tingkat sinar biru yang dihasilkan oleh layar. Aktifkan mode malam pada perangkat Anda, terutama saat digunakan di malam hari atau di lingkungan dengan pencahayaan rendah. Mode ini membantu mengurangi paparan sinar biru dan melindungi mata Anda.
  4. Jaga jarak pandang yang sehat
    Penting untuk menjaga jarak yang tepat antara mata dan layar gadget. Usahakan untuk menjaga jarak sekitar 40-70 cm antara mata Anda dan layar. Ini membantu mengurangi tegangan pada mata dan mencegah kelelahan mata yang berlebihan.
  5. Gunakan istirahat mata yang teratur
    Sering-seringlah mengistirahatkan mata Anda saat menggunakan gadget dalam waktu yang lama. Terapkan prinsip "20-20-20", di mana setiap 20 menit, alihkan pandangan Anda ke objek yang berjarak sekitar 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik. Ini membantu meredakan ketegangan pada mata Anda dan mencegah kelelahan mata.
  6. Beri istirahat mata secara teratur
    Selain mengistirahatkan mata dalam penggunaan gadget, berikan istirahat yang cukup untuk mata Anda secara keseluruhan. Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup, beristirahat dari penggunaan perangkat elektronik sebelum tidur, dan menjaga pola tidur yang teratur. Istirahat yang baik akan membantu memulihkan dan menjaga kesehatan mata Anda.
  7. Perhatikan pencahayaan lingkungan
    Selain pengaturan layar, penting juga untuk memperhatikan pencahayaan lingkungan saat menggunakan gadget. Pastikan ruangan Anda memiliki pencahayaan yang memadai, tidak terlalu terang atau terlalu gelap. Hindari menggunakan gadget di bawah sinar matahari langsung yang terlalu terang, karena ini dapat meningkatkan ketegangan pada mata.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, Anda dapat melindungi mata Anda dari dampak negatif radiasi elektromagnetik. Dengan melindungi mata dari radiasi gadget, Anda dapat mengurangi risiko kelelahan mata, mata kering, ketegangan otot mata, gangguan tidur, dan risiko kerusakan jangka panjang.

Sumber daya tambahan untuk melindungi mata

Dalam upaya melindungi mata dari radiasi gadget yang semakin meluas, terdapat berbagai sumber daya tambahan yang dapat Anda manfaatkan. Ada beberapa sumber daya yang dapat membantu melindungi mata Anda dengan lebih efektif.
  • Aplikasi pengingat istirahat mata
    Anda dapat menggunakan aplikasi pengingat istirahat mata yang tersedia secara gratis atau berbayar di gadget Anda. Aplikasi ini akan memberikan notifikasi dan pengingat secara teratur untuk mengingatkan Anda agar mengambil jeda istirahat mata sesuai dengan prinsip 20-20-20. Beberapa aplikasi bahkan dilengkapi dengan latihan peregangan mata yang dapat membantu meredakan ketegangan.
  • Pengaturan kecerahan otomatis pada perangkat
    Sebagian besar perangkat gadget modern memiliki fitur pengaturan kecerahan otomatis yang dapat disesuaikan dengan pencahayaan sekitar. Mengaktifkan fitur ini akan memungkinkan perangkat secara otomatis menyesuaikan kecerahan layar sesuai dengan kondisi pencahayaan lingkungan. Ini membantu mengurangi tekanan pada mata dan meningkatkan kenyamanan visual.
  • Kacamata pelindung sinar biru
    Kacamata pelindung sinar biru adalah lensa khusus yang dirancang untuk memblokir atau mengurangi paparan sinar biru yang dihasilkan oleh layar gadget. Menggunakan kacamata pelindung sinar biru saat menggunakan gadget dapat membantu melindungi mata dari radiasi dan mengurangi ketegangan mata. Kacamata ini tersedia dalam berbagai model dan dapat dibeli secara online atau melalui toko kacamata.
  • Saran dan rekomendasi produk dari ahli
    Konsultasikan dengan dokter ahli mata untuk mendapatkan saran dan rekomendasi produk yang sesuai untuk melindungi mata dari radiasi gadget. Mereka dapat memberikan informasi tentang filter anti-radiasi yang dapat diterapkan pada layar gadget, tetes mata yang mengandung pelembap dan nutrisi, serta produk-produk lain yang dirancang khusus untuk melindungi mata Anda.

Jangan lupakan bahwa mata adalah aset berharga yang perlu dijaga. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat menikmati manfaat teknologi tanpa mengorbankan kesehatan visual kita. Jadilah pengguna gadget yang cerdas, yang tidak hanya peduli terhadap produktivitas dan koneksi digital, tetapi juga tentang kesehatan dan keseimbangan hidup secara keseluruhan.

Ingatlah, langkah-langkah sederhana yang kita lakukan hari ini untuk melindungi mata dari radiasi gadget dapat memiliki dampak besar pada kesehatan mata jangka panjang kita. Mari kita bersama-sama menjaga mata kita sehat dan berdaya tahan dalam dunia digital yang semakin maju ini.

Article Resources
  • Centers for Disease Control and Prevention. (2022). Blue light and your eyes. Diakses 31 Mei 2023
  • American Optometric Association. (n.d.). Computer vision syndrome. Diakses 31 Mei 2023
  • National Institute for Occupational Safety and Health. (2018). Health effects from exposure to power line frequency electric and magnetic fields. Diakses 31 Mei 2023

11 Mei 2023

5 Gangguan Mata yang Sering Terjadi pada Anak-Anak

Apakah anak Anda pernah mengalami mata merah yang gatal, kelopak mata yang bengkak, atau penglihatan kabur? Penting untuk memahami gangguan mata yang sering terjadi pada anak-anak. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan tentang lima gangguan mata yang umum terjadi pada anak-anak. Anda akan mengetahui penyebab, gejala khas, serta perawatan yang dapat dilakukan. Menjaga kesehatan mata anak adalah langkah penting untuk memberikan mereka masa depan yang cerah dan penglihatan yang optimal.

1. Ambliopia

Ambliopia, yang dikenal juga sebagai mata malas, merupakan salah satu gangguan mata yang sering terjadi pada anak-anak. Ambliopia terjadi ketika salah satu mata tidak berkembang secara normal, mengakibatkan penglihatan yang lemah. Hal ini biasanya terjadi pada masa kanak-kanak dan jika tidak diobati pada waktu yang tepat, dapat menyebabkan masalah penglihatan yang permanen.

Penyebab utama ambliopia adalah gangguan penglihatan pada masa perkembangan awal anak. Faktor-faktor seperti ketidakseimbangan refraksi antara mata, mata juling (strabismus), atau adanya hambatan fisik seperti katarak pada satu mata dapat menyebabkan ambliopia. Selain itu, ambliopia juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan mata untuk fokus dengan benar atau masalah pada saraf optik.

Ambliopia

Gejala dan tanda-tanda ambliopia mungkin sulit terdeteksi secara kasat mata, karena anak-anak seringkali tidak menyadari bahwa penglihatan mereka tidak normal. Namun, tanda-tanda yang dapat muncul termasuk penglihatan buram atau kabur pada satu mata, kesulitan dalam melacak objek, atau sering menutup satu mata saat melihat. Jika dicurigai adanya ambliopia, segera berkonsultasi dengan dokter mata untuk evaluasi lebih lanjut.

Diagnosis ambliopia melibatkan pemeriksaan mata menyeluruh oleh dokter mata. Tes penglihatan, seperti pengukuran ketajaman visual, dapat membantu mengidentifikasi kelemahan penglihatan pada satu mata. Perawatan ambliopia biasanya melibatkan kombinasi tindakan seperti penggunaan kacamata atau lensa kontak untuk memperbaiki refraksi yang tidak seimbang, penutupan mata yang sehat untuk memaksa penggunaan mata yang terkena ambliopia, serta terapi visual untuk memperkuat mata yang lemah.

Pencegahan ambliopia dapat dilakukan melalui deteksi dini dan pengobatan yang tepat. Mengikuti jadwal pemeriksaan mata secara teratur dan memperhatikan gejala gangguan penglihatan pada anak-anak sangat penting. Jika ambliopia didiagnosis dan diobati dengan cepat, ada peluang yang lebih baik untuk memperbaiki penglihatan anak dan mencegah dampak jangka panjang.

2. Strabismus

Strabismus, yang sering dikenal sebagai mata silang atau mata juling, adalah salah satu gangguan mata yang umum terjadi pada anak-anak. Pada kondisi strabismus, mata tidak berada pada posisi yang sejajar atau sejalan satu sama lain. Ini dapat terjadi ketika otot-otot yang mengendalikan gerakan mata tidak berfungsi dengan baik, sehingga satu mata dapat bergerak ke dalam, ke luar, ke atas, atau ke bawah.

Terdapat beberapa jenis strabismus, termasuk esotropia (mata silang ke dalam), exotropia (mata silang ke luar), hypertropia (mata silang ke atas), dan hypotropia (mata silang ke bawah). Setiap jenis strabismus memiliki karakteristik dan penyebab yang berbeda-beda, tetapi semuanya mengakibatkan mata yang tidak sejajar.

Strabismus

Gejala dan tanda-tanda strabismus dapat meliputi mata yang terlihat melihat ke arah yang berbeda, ketidakmampuan untuk fokus pada objek dengan kedua mata secara bersamaan, mata yang terlihat berkedip atau berkedip secara berlebihan, dan penglihatan ganda. Anak-anak dengan strabismus juga dapat mengalami gangguan penglihatan binokular, di mana kedua mata tidak dapat bekerja secara sinergis.

Diagnosis strabismus melibatkan pemeriksaan oleh seorang dokter mata yang terlatih. Dokter akan melakukan tes penglihatan dan pemeriksaan fisik untuk menentukan jenis dan tingkat keparahan strabismus. Perawatan strabismus dapat mencakup penggunaan kacamata atau lensa kontak, terapi mata, atau dalam beberapa kasus, pembedahan untuk memperbaiki posisi otot-otot mata.

Jika strabismus tidak diobati, dapat menyebabkan dampak dan konsekuensi yang signifikan. Anak-anak dengan strabismus yang tidak diobati mungkin mengalami penglihatan ganda yang mengganggu, kesulitan dalam membaca, atau ketidakseimbangan visual yang dapat mempengaruhi keterampilan motorik dan perkembangan sosial-emosional mereka. Oleh karena itu, penting untuk mencari perawatan yang tepat waktu dan konsisten untuk strabismus guna meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul.

3. Kesalahan refraksi

Kesalahan refraksi, atau gangguan refraksi, merupakan gangguan mata umum pada anak-anak yang mempengaruhi kemampuan mata untuk fokus secara jelas pada objek yang berada pada jarak yang berbeda. Beberapa jenis kesalahan refraksi yang sering terjadi pada anak-anak termasuk miopia (rabun dekat), hipermetropia (rabun jauh), astigmatisme, dan presbiopia (rabun usia).

Gejala dan tanda-tanda kesalahan refraksi pada anak-anak dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan gangguan refraksi. Beberapa gejala umum yang mungkin muncul termasuk penglihatan kabur, kesulitan melihat objek jarak jauh atau dekat, mata lelah atau perih setelah membaca atau menggunakan mata untuk waktu yang lama, sering mengedipkan mata, atau mengalami sakit kepala yang terkait dengan penggunaan mata.

Kesalahan refraksi

Pemeriksaan dan pengukuran refraksi dilakukan oleh dokter mata atau ahli optik. Tes refraksi biasanya melibatkan penggunaan alat khusus seperti lensa koreksi dan tabel optotipe untuk menentukan kebutuhan kacamata atau lensa kontak yang tepat. Pemeriksaan juga dapat mencakup tes penglihatan lainnya, seperti pengukuran ketajaman visual dan tes mata lainnya yang dapat membantu dalam diagnosis dan penentuan tingkat keparahan kesalahan refraksi.

Perawatan dan koreksi kesalahan refraksi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan gangguan refraksi. Dalam banyak kasus, kacamata atau lensa kontak digunakan untuk membantu memperbaiki penglihatan. Kacamata atau lensa kontak dengan preskripsi yang tepat akan membantu mata anak untuk fokus dengan jelas pada objek yang berbeda jaraknya. Terapi penglihatan juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah refraksi, terutama pada anak-anak dengan kesalahan refraksi yang lebih kompleks atau gangguan penglihatan binokular yang terkait.

Penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan koreksi refraksi yang sesuai untuk anak-anak dengan kesalahan refraksi. Gangguan refraksi yang tidak diobati dapat menyebabkan ketidaknyamanan, penurunan kemampuan akademik, dan mempengaruhi kualitas hidup anak. Dengan mendeteksi dan mengatasi kesalahan refraksi sedini mungkin, anak-anak dapat menikmati penglihatan yang jelas dan memaksimalkan potensi pengembangan visual mereka.

4. Konjungtivitis

Konjungtivitis, yang dikenal juga sebagai mata merah, adalah peradangan pada lapisan tipis yang melapisi bola mata (konjungtiva) dan kelopak mata. Gangguan ini sering terjadi pada anak-anak dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Ada beberapa jenis konjungtivitis, termasuk konjungtivitis alergi yang disebabkan oleh reaksi alergi, konjungtivitis viral yang disebabkan oleh infeksi virus, dan konjungtivitis bakteri yang disebabkan oleh infeksi bakteri.

Gejala dan tanda-tanda konjungtivitis meliputi mata yang merah, gatal, dan terasa seperti terbakar, pengeluaran lendir atau nanah dari mata, pembengkakan kelopak mata, mata berair, dan sensitivitas terhadap cahaya. Anak-anak dengan konjungtivitis mungkin juga mengalami sensasi bahwa ada benda asing di mata mereka. Gejala ini dapat terjadi pada satu atau kedua mata, tergantung pada jenis konjungtivitis yang dialami.

Konjungtivitis

Pencegahan konjungtivitis melibatkan langkah-langkah seperti menjaga kebersihan dan mencuci tangan secara teratur, tidak menggunakan atau berbagi alat kosmetik atau lensa kontak dengan orang lain, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi konjungtivitis. Jika anak telah terdiagnosis dengan konjungtivitis, penting untuk menjaga kebersihan mata, menghindari menggosok mata, dan menghindari berbagi barang-barang pribadi seperti handuk.

Langkah-langkah pengobatan konjungtivitis dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya. Untuk konjungtivitis alergi, penghindaran alergen dan penggunaan obat tetes mata antihistamin atau obat oral dapat membantu mengurangi gejala. Konjungtivitis viral biasanya membutuhkan perawatan suportif seperti kompres mata hangat dan tetes mata yang dapat meredakan gejala. Pada konjungtivitis bakteri, dokter mungkin meresepkan antibiotik tetes mata atau salep untuk mengobati infeksi.

Jika gejala konjungtivitis pada anak-anak tidak membaik setelah beberapa hari atau semakin parah, atau jika anak mengalami nyeri mata yang signifikan, penglihatan kabur, atau keluhan serius lainnya, penting untuk mencari perawatan medis segera. Dokter mata akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut dan dapat memberikan perawatan yang sesuai. Memperhatikan gejala dan memperoleh perawatan medis yang tepat waktu dapat membantu mencegah penyebaran infeksi dan mempercepat pemulihan anak dari konjungtivitis.

5. Blepharitis

Blepharitis adalah kondisi peradangan yang terjadi pada kelopak mata. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, gangguan kelenjar minyak pada kelopak mata, reaksi alergi, atau gangguan kulit seperti dermatitis seboroik. Faktor risiko untuk blepharitis meliputi memiliki masalah kulit lainnya, gangguan mata yang ada, atau penggunaan lensa kontak.

Gejala dan tanda-tanda blepharitis dapat mencakup mata yang merah, gatal, dan terasa seperti terbakar, sensasi rasa berat pada kelopak mata, kerak atau sisik pada dasar bulu mata, mata yang berair, kelopak mata yang bengkak, atau penumpukan minyak pada kelopak mata. Gejala ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan mempengaruhi kualitas penglihatan.

Blepharitis

Perawatan dan langkah-langkah perawatan untuk blepharitis meliputi menjaga kebersihan kelopak mata secara teratur dengan membersihkan mereka dengan lembut menggunakan air hangat dan sampo bayi yang lembut. Penerapan kompres hangat pada kelopak mata dapat membantu mengurangi pembengkakan dan membantu dalam melunakkan kerak atau sisik. Dokter juga dapat meresepkan obat tetes mata atau salep antibiotik untuk mengatasi infeksi yang mungkin terjadi.

Pencegahan blepharitis dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan mata yang baik. Ini termasuk mencuci tangan sebelum menyentuh mata, menghindari menggosok mata dengan kasar, mengganti handuk wajah dan seprai secara teratur, serta menghindari penggunaan produk kosmetik yang kadaluwarsa atau terkontaminasi. Penting juga untuk menghindari berbagi alat kosmetik atau lensa kontak dengan orang lain.

Selain perawatan dan pencegahan yang dijelaskan sebelumnya, jika gejala blepharitis tidak membaik atau semakin parah, atau jika anak mengalami penurunan penglihatan yang signifikan, nyeri mata yang berat, atau keluhan serius lainnya, segera berkonsultasi dengan dokter mata. Dokter dapat memberikan diagnosis yang tepat dan meresepkan perawatan yang lebih lanjut, seperti obat-obatan yang lebih kuat atau prosedur medis jika diperlukan. Dengan perawatan yang tepat dan menjaga kebersihan mata yang baik, blepharitis dapat dikendalikan dan gejalanya dapat dikurangi.

Penglihatan adalah harta berharga yang perlu kita jaga, terutama pada masa perkembangan anak-anak. Dengan menjaga kebersihan mata, melakukan pemeriksaan secara teratur, dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang disarankan, kita dapat melindungi penglihatan mereka sejak dini.

Ingatlah, penglihatan anak-anak adalah jendela ke dunia yang memungkinkan mereka belajar, bermain, dan tumbuh dengan optimal. Jika Anda mencurigai ada gangguan mata pada anak Anda, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter mata yang berpengalaman. Dengan penanganan yang tepat, banyak gangguan mata pada anak-anak dapat diatasi dan penglihatan dapat pulih.

Article Resources
  • American Academy of Ophthalmology. Amblyopia (Lazy Eye).
  • American Association for Pediatric Ophthalmology and Strabismus. Strabismus (Crossed Eyes).
  • National Eye Institute. Refractive Errors in Children.
  • Mayo Clinic. Conjunctivitis (Pink Eye)
  • WebMD. Blepharitis.

21 April 2023

17 Mitos dan Fakta Tentang Hordeolum (Bintitan)

Hordeolum

Hordeolum atau bintitan merupakan kondisi pembengkakan yang terjadi akibat infeksi kelenjar minyak di kelopak mata. Meskipun penyakit ini sering kali tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu, namun terdapat banyak mitos yang beredar tentang hordeolum. Ini dapat menyebabkan kebingungan dan kesalahan penanganan pada banyak orang. Dalam artikel ini, kami akan memecahkan 17 mitos dan memberikan informasi fakta yang benar tentang hordeolum.

Mitos 1: Menjentikkan bulu mata menyebabkan Hordeolum

Sebenarnya, hordeolum tidak sepenuhnya disebabkan oleh menjentikkan bulu mata. Hordeolum terjadi ketika kelenjar minyak di kelopak mata terinfeksi oleh bakteri, biasanya staphylococcus aureus. Meskipun menjentikkan bulu mata dapat menyebabkan iritasi pada kelopak mata dan memicu hordeolum, namun infeksi bakterilah yang menjadi penyebab utama hordeolum. Faktanya, menjaga kebersihan wajah dan menjaga jarak dari orang yang terinfeksi dapat membantu mencegah hordeolum.

Mitos 2: Hordeolum disebabkan karena kebiasaan mengintip

Mitos ini cukup sering kita dengar, namun tidak sepenuhnya benar, hordeolum tidak disebabkan oleh kebiasaan mengintip. Namun, mengintip hingga area mata bersentuhan dengan sesuatu yang tidak bersih dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri dan menyebabkan iritasi pada mata.

Mitos 3: Memijat atau menggosok hordeolum dapat membantu penyembuhan

Memijat atau menggosok hordeolum tidak dianjurkan dan dapat memperburuk kondisi mata yang terinfeksi. Sebaliknya, memijat atau menggosok hordeolum dapat menyebarkan bakteri dan merusak jaringan di sekitar kelopak mata. Hal ini dapat menyebabkan peradangan yang lebih parah dan memperpanjang waktu penyembuhan.

Mitos 4: Jangan memakai kosmetik atau maskara ketika mengalami hordeolum.

Mitos bahwa Anda harus menghindari penggunaan kosmetik atau maskara saat Anda mengalami hordeolum tidak sepenuhnya benar. Penggunaan kosmetik atau maskara yang sudah terkontaminasi bisa menjadi faktor risiko untuk hordeolum. Namun, menghindari penggunaan kosmetik atau maskara sama sekali tidak akan membantu mengatasi hordeolum. Selama pengobatan, disarankan untuk membuang maskara lama dan tidak berbagi kosmetik dengan orang lain. Setelah hordeolum sembuh, gunakan produk kosmetik yang baru dan bersih.

Mitos 5: Hordeolum hanya terjadi pada orang dengan gaya hidup yang buruk

Mitos bahwa hordeolum hanya terjadi pada orang dengan gaya hidup yang buruk tidak sepenuhnya benar. Hordeolum terjadi ketika kelenjar minyak di kelopak mata terinfeksi oleh bakteri, biasanya staphylococcus aureus. Faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya hordeolum meliputi kurangnya kebersihan, penggunaan lensa kontak, kurang tidur, stres, dan kekebalan tubuh yang lemah. Namun, hordeolum dapat terjadi pada siapa saja, termasuk orang dengan gaya hidup yang sehat.

Mitos 6: Hordeolum dapat menyebar ke mata yang lain atau ke orang lain

Mitos bahwa hordeolum dapat menyebar ke mata yang lain atau ke orang lain sebenarnya benar. Hordeolum disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar minyak di kelopak mata. Bakteri ini bisa menyebar ke mata yang lain melalui kontak langsung dengan tangan yang terkontaminasi atau melalui benda-benda yang terkontaminasi. Selain itu, hordeolum juga dapat menyebar ke mata yang lain di tempat yang sama melalui penggunaan handuk atau kain lap yang sama dengan orang yang terinfeksi.

Mitos 7: Teh atau bawang putih dapat mengobati hordeolum

Mitos bahwa menggunakan bahan alami seperti teh atau bawang putih dapat mengobati hordeolum sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Beberapa orang mungkin mencoba mengobati hordeolum dengan bahan-bahan alami tersebut karena diyakini memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung penggunaan bahan alami tersebut sebagai pengobatan hordeolum. Faktanya, pengobatan hordeolum yang tepat adalah dengan mengoleskan kompres hangat pada kelopak mata yang terinfeksi dan menggunakan obat antibiotik jika diperlukan.

Mitos 8: Ludah dapat membantu mengobati hordeolum

Mitos bahwa mengoleskan ludah pada hordeolum dapat membantu menyembuhkan hordeolum sebenarnya tidak benar. Ada beberapa orang yang percaya bahwa ludah mengandung enzim dan bahan kimia yang dapat membantu memecah bakteri dan mengurangi peradangan, sehingga dapat membantu menyembuhkan hordeolum. Namun, penggunaan ludah sebagai pengobatan hordeolum dapat meningkatkan risiko infeksi atau reaksi alergi yang tidak diinginkan pada area mata yang sensitif. Selain itu, bakteri yang terdapat dalam ludah juga dapat menyebabkan infeksi pada mata yang lebih parah.

Mitos 9: Makanan pedas dapat memperparah hordeolum

Mitos bahwa makanan pedas dapat memperparah hordeolum sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung klaim ini. Namun, beberapa orang mungkin mengalami iritasi mata setelah mengonsumsi makanan pedas, terutama jika mereka juga mengalami refluks asam atau gastritis. Iritasi mata ini dapat memperburuk kondisi hordeolum dan membuat mata terasa lebih tidak nyaman.

Mitos 10: Mengonsumsi vitamin A dalam jumlah besar dapat mencegah hordeolum

Mitos bahwa mengonsumsi vitamin A dalam jumlah besar dapat mencegah hordeolum sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Vitamin A memang sangat penting untuk kesehatan mata, dan defisiensi vitamin A dapat menyebabkan kondisi mata yang serius seperti xerophthalmia dan keratomalacia. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin A dalam jumlah besar dapat mencegah atau mengobati hordeolum. Faktanya, mengonsumsi vitamin A dalam jumlah besar dapat menyebabkan toksisitas vitamin A, yang dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, dan bahkan kerusakan hati.

Mitos 11: Mengoleskan madu atau susu dapat menyembuhkan hordeolum

Mitos bahwa mengoleskan madu atau susu pada hordeolum dapat menyembuhkan infeksi sebenarnya tidak berdasar pada bukti ilmiah yang cukup. Meskipun madu memiliki sifat antibakteri yang dapat membantu melawan infeksi, namun kandungan gula dalam madu dapat memperparah infeksi mata dan memperburuk kondisi hordeolum. Sedangkan, susu tidak memiliki kandungan antibakteri yang signifikan dan dapat memperparah infeksi mata. Selain itu, mengoleskan bahan-bahan asing pada hordeolum juga dapat membuat infeksi semakin buruk dan menyebabkan iritasi.

Mitos 12: Terlalu sering mencuci wajah dapat menyebabkan hordeolum

Mitos bahwa terlalu sering mencuci wajah dapat menyebabkan hordeolum sebenarnya tidak benar. Mencuci wajah secara teratur adalah bagian dari kebiasaan kebersihan yang penting untuk menjaga kesehatan kulit dan mencegah terjadinya infeksi. Namun, jika mencuci wajah dilakukan dengan cara yang salah atau dengan menggunakan produk yang tidak cocok untuk jenis kulit, hal itu dapat memperparah kondisi hordeolum yang sudah ada. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan produk perawatan kulit yang cocok untuk jenis kulit Anda dan mencuci wajah dengan lembut menggunakan air hangat dan sabun yang ringan.

Mitos 13: Menghindari kontak dengan air dapat mencegah hordeolum

Mitos bahwa menghindari kontak dengan air dapat mencegah hordeolum sebenarnya tidak berdasar pada fakta yang benar. Air tidak secara langsung menyebabkan hordeolum, namun jika terdapat kuman atau bakteri pada air, maka dapat menjadi sumber infeksi yang dapat memperburuk kondisi hordeolum yang sudah ada. Oleh karena itu, disarankan untuk tetap menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan air yang tidak bersih, terutama pada saat sedang mengalami hordeolum. Namun, hindari menghindari air secara total, karena hal itu justru dapat memperburuk kondisi kulit dan mengganggu kebiasaan kebersihan yang penting untuk menjaga kesehatan kulit secara keseluruhan.

Mitos 14: Mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C dapat mencegah hordeolum

Mitos bahwa mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C dapat mencegah hordeolum sebenarnya tidak berdasar pada fakta yang benar. Meskipun vitamin C memang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara umum, namun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vitamin C secara khusus dapat mencegah terjadinya hordeolum. Yang lebih penting adalah menjaga kebersihan kulit wajah, menghindari kebiasaan buruk seperti menjentikkan bulu mata, dan menghindari kontak dengan kuman atau bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.

Mitos 15: Terlalu sering menggunakan lensa kontak dapat memicu hordeolum

Mitos bahwa terlalu sering menggunakan lensa kontak dapat memicu hordeolum juga tidak sepenuhnya benar. Terjadinya hordeolum disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar minyak di dekat bulu mata, bukan karena penggunaan lensa kontak secara rutin. Namun, jika lensa kontak tidak dibersihkan dengan benar atau digunakan terlalu lama, maka dapat meningkatkan risiko infeksi pada mata dan memicu terjadinya hordeolum.

Mitos 16: Memakai kacamata hitam saat di luar ruangan dapat mencegah hordeolum

Mitos bahwa memakai kacamata hitam saat di luar ruangan dapat mencegah hordeolum tidak sepenuhnya benar. Meskipun memakai kacamata hitam dapat melindungi mata dari sinar matahari langsung dan polusi, hal ini tidak berkaitan langsung dengan terjadinya hordeolum. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hordeolum disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar minyak di dekat bulu mata, bukan karena paparan sinar matahari atau polusi. Oleh karena itu, walaupun memakai kacamata hitam saat di luar ruangan dapat melindungi mata Anda dari faktor-faktor lain yang dapat merusak mata, hal ini tidak akan secara langsung mencegah terjadinya hordeolum.

Mitos 17: Makanan tinggi lemak dapat menyebabkan hordeolum

Mitos ini tidak sepenuhnya benar. Walaupun makanan yang tinggi lemak dapat mempengaruhi kesehatan mata secara umum, namun belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa menghindari makanan berlemak dapat mencegah hordeolum. Sebaliknya, konsumsi makanan yang seimbang dan sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan mata dan mencegah terjadinya infeksi, termasuk hordeolum.

Hordeolum adalah kondisi umum yang dapat dialami oleh siapa saja, namun informasi yang salah dan mitos yang beredar dapat menyebabkan kebingungan dan kesalahan penanganan pada banyak orang. Menghindari mitos-mitos yang tidak teruji kebenarannya dan mengikuti nasihat dokter mata yang tepat dapat membantu Anda mengatasi hordeolum dengan lebih baik dan mempercepat proses penyembuhan.


Article Resources
  • American Academy of Ophthalmology: Hordeolum (Stye) - https://www.aao.org/eye-health/diseases/styes-hordeolum
  • National Eye Institute: Styes - https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/styes
  • Mayo Clinic: Stye - https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sty/symptoms-causes/syc-20378043
  • MedlinePlus: Stye - https://medlineplus.gov/ency/article/001009.htm
  • All About Vision: What Causes a Stye? - https://www.allaboutvision.com/conditions/stye-causes.htm
  • Healthline: What is a Stye? - https://www.healthline.com/health/stye
  • WebMD: Eye Stye Overview - https://www.webmd.com/eye-health/eye-stye-causes-symptoms-treatment

Penyebab dan Pengobatan Hordeolum (Bintitan)

Bintitan atau timbilan dikenal dalam istilah medis sebagai hordeolum. Hordeolum merupakan infeksi ringan pada kelenjar yang terletak di kelopak mata. Ciri infeksinya adalah benjolan merah pada kelopak mata (mirip jerawat) yang biasanya menimbulkan rasa sakit.

Jenis hordeolum

Ada dua jenis hordeolum, yaitu hordeolum eksternum dan hordeolum internum. Berikut penjelasan singkat tentang keduanya:
  • Hordeolum eksternum (eksternal): Jenis ini terjadi ketika kelenjar minyak di dasar bulu mata (folikel) terinfeksi. Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan dan kemerahan pada bagian luar kelopak mata. Biasanya, hordeolum eksternum terasa sakit dan dapat terlihat seperti bisul yang muncul di sekitar mata.
  • Hordeolum internum (internal): Jenis ini terjadi ketika kelenjar minyak di dalam kelopak mata terinfeksi. Kondisi ini seringkali lebih serius daripada hordeolum eksternum, karena dapat menyebabkan pembengkakan yang lebih besar dan mempengaruhi penglihatan seseorang. Selain itu, hordeolum internum juga dapat menyebabkan rasa sakit, kemerahan, dan rasa tidak nyaman pada mata.

Hordeoum internal dan eksternal

Penyebab hordeolum

Hordeolum disebabkan karena penyumbatan pada kelenjar minyak yang terletak di sepanjang tepi kelopak mata. Kelanjar ini menghasilkan minyak, dan penyumbatan akan memblokir kelancaran drainase kelenjar. Jika terdapat bakteri yang terjebak di dalam kelenjar, maka akan terjadi infeksi, lalu bernanah dan menyebabkan kemerahan dan peradangan.

Sekitar 90 persen lebih kasus hordeolum disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau "Staph". Hordeolum dapat muncul di dua lokasi mata dalam satu waktu dan sangat mungkin untuk kambuh kembali.

Faktor risiko hordeolum

Hordeolum sangat umum terjadi, meskipun angka kasusnya di Indonesia belum diketahui secara pasti. Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hordeolum, antara lain:
  • Memiliki penyakit mata lainnya
  • Sebelumnya pernah terkena hordeolum (hordeolum sering kambuh di lokasi yang sama).
  • Memiliki beberapa kondisi kesehatan, seperti diabetes, dermatitis, rosacea, atau blefaritis.
  • Memiliki kebiasaan buruk seperti menggosok mata terlalu sering atau tidak mencuci tangan dengan baik sebelum menyentuh mata.
  • Menggunakan produk kosmetik tertentu.
  • Faktor lingkungan seperti polusi, debu, atau paparan asap rokok.
Meningkatnya risiko terkena hordeolum dapat dihindari dengan menjaga kebersihan diri, menjauhi lingkungan yang berisiko, dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan risiko infeksi.

Gejala hordeolum

Gejala awal hordeolum biasanya adalah kemerahan dan bengkak pada kelopak mata, dan muncul benjolan yang menyakitkan. Selain itu ada beberapa gejala lain hordeolum, yakni:
  • Mata berair
  • Penglihatan kabur
  • Sensasi adanya benda asing di mata
  • Terkadang terdapat titik kekuning-kekuningan pada area yang membengkak. Ini akan menjadi jalan keluar nanah ketika hordeolum pecah. 

Hordeolum internum biasanya lebih menyakitkan dan cenderung harus ditangani oleh dokter. Segera ke dokter jika Anda mengalami:
  • Gangguan penglihatan
  • Terdapat krusta pada kelopak mata
  • Putih mata merah
  • Hordeolum mengeluarkan darah
  • Rasa sakit yang hebat. 

Diagnosis hordeolum

Pada banyak kasus hordeolum, pemeriksaan mata sederhana sudah cukup untuk memastikan seseorang terkena hordeolum. Selain pemeriksaan mata, biasanya tidak diperlukan pemeriksaan lain.

Pengobatan hordeolum

Hordeolum seringkali sembuh tanpa pengobatan dalam waktu 1-2 minggu. Namun kompres hangat akan membantu drainase sehingga mempercepat penyembuhan. Kompres hangat dapat diterapkan 4-6 kali sehari selama beberapa menit setiap sesinya. Jika drainase kelenjar mata tetap tidak lancar atau dengan kata lain hordeolum tidak kunjung sembuh, maka pengobatan dari dokter biasanya akan efektif.

Kondisi hordeolum yang berlarut-larut memang perlu mendapatkan pengobatan dokter karena berpotensi menyebabkan infeksi semakin parah dan menyebabkan gangguan lain, seperti selulitis. Selulitis terjadi ketika infeksi sudah menyebar ke jaringan mata atau lebih jauh, yang merupakan suatu kondisi darurat medis.

Antibiotik

Pada beberapa kasus hordeolum, diberikan antibiotik untuk menghilangkan infeksi. Antibiotik untuk hordeolum ini dapat diberikan dalam bentuk topikal (salep atau tetes mata) dan bentuk oral (diminum). Namun pada sebagian kasus, antibiotik saja tidak efektif untuk mengatasi hordeolum.

Contoh antibiotik topikal dan oral untuk mengatasi hordeolum:
  • Antibiotik topikal: Gentamycin, Neomycin, Chloramphenicol, dan Polimyxin B.
  • Antibiotik oral: Amoksisilin, Ampisilin, Eritromisin, Doksisiklin.

Insisi (sayatan)

Jika hordeolum tidak kunjung sembuh, dokter biasanya melakukan insisi (sayatan) pada hordeolum agar drainasenya lancar. Dengan insisi, nanah atau isi dari hordeolum dapat dikuras, sehingga mempercepat proses penyembuhan. Jangan pernah mencoba menusuk sendiri hordeolum tanpa bantuan dokter, karena risiko kerusakan pada mata atau kelopak mata.

Mencegah hordeolum

Langkah terbaik untuk mencegah hordeolum adalah dengan menjaga area mata dan kelopak mata tetap bersih. Terutama bagi yang sering terkena hordeolum, biasakanlah mencuci tangan sebelum menyentuh mata, dan hindari menggosok-gosok mata.

Tidak ada metode efektif untuk mencegah hordeolum, namun menerapkan perawatan yang tepat merupakan langkah terbaik untuk mencegah hordeolum kambuh. Jangan pernah memencet atau melukai hordeolum sendiri, karena dapat menyebabkan kerusakan dan infeksi yang lebih parah dan menyebar lebih jauh hingga terjadi kerusakan mata.

Komplikasi hordeolum

Hordeolum umumnya bukan kondisi yang serius dan dapat sembuh sendiri dalam waktu satu hingga dua minggu. Namun, jika tidak diobati atau tidak dirawat dengan benar, hordeolum dapat menyebabkan beberapa komplikasi, antara lain:
  • Keloid: Keloid adalah kondisi di mana jaringan parut yang tidak normal dan lebih besar daripada bekas luka biasa terbentuk. Keloid dapat terbentuk sebagai akibat dari hordeolum yang berulang atau yang tidak sembuh dengan baik.
  • Gangguan penglihatan: Hordeolum yang terletak dekat dengan pupil atau pada bagian dalam kelopak mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan jika tidak diobati dengan benar.
  • Penyebaran infeksi: Jika hordeolum tidak diobati dengan benar, infeksi dapat menyebar ke bagian lain dari mata atau ke mata yang lain.

Article Resources
  • American Academy of Ophthalmology: Hordeolum (Stye) - https://www.aao.org/eye-health/diseases/styes-hordeolum
  • National Eye Institute: Styes - https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/styes
  • Mayo Clinic: Stye - https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sty/symptoms-causes/syc-20378043
  • MedlinePlus: Stye - https://medlineplus.gov/ency/article/001009.htm
  • All About Vision: What Causes a Stye? - https://www.allaboutvision.com/conditions/stye-causes.htm
  • Healthline: What is a Stye? - https://www.healthline.com/health/stye
  • WebMD: Eye Stye Overview - https://www.webmd.com/eye-health/eye-stye-causes-symptoms-treatment

20 April 2023

15 Pertanyaan Populer Tentang Kalazion

Kalazion kelopak mata kanan bawah

Kalazion adalah kondisi pembengkakan atau benjolan di kelopak mata yang terjadi akibat tersumbatnya kelenjar minyak di kelopak mata. Meskipun kalazion umum terjadi, namun masih banyak orang yang belum memahami banyak aspek terkait kondisi ini. Dalam artikel ini, kami akan menjawab 15 pertanyaan populer seputar kalazion, mulai dari gejala hingga pengobatan.

1. Apa perbedaan antara kalazion dan bintitan?

Perbedaan utama antara kalazion dan bintitan adalah lokasi terjadi dan penyebabnya. Bintitan terjadi pada dasar bulu mata atau folikel rambut di kelopak mata akibat infeksi, sedangkan kalazion terjadi di dalam kelopak mata akibat sumbatan pada kelenjar minyak di kelopak mata. Selain itu, bintitan biasanya lebih menyakitkan dibandingkan kalazion, sementara kalazion pada umumnya rasa nyerinya lebih ringan. Bintitan juga cenderung sembuh sendiri dalam waktu satu minggu atau kurang, sedangkan kalazion dapat membutuhkan waktu yang lebih lama.

2. Apa saja gejala yang muncul saat seseorang mengalami kalazion?

Gejala yang biasanya terjadi ketika seseorang mengalami kalazion adalah pembengkakan pada kelopak mata, terutama di sekitar area kelenjar minyak yang terinfeksi. Selain itu, kalazion juga dapat menyebabkan kelopak mata terasa sakit, terasa berat, dan bahkan sulit untuk membuka dan menutup mata. Ada juga kemungkinan kalazion dapat membuat mata menjadi sensitif terhadap cahaya, serta dapat menimbulkan rasa tidak nyaman atau mengganggu pada mata. Pada beberapa kasus, kalazion juga dapat mengalami peradangan dan infeksi, yang dapat menyebabkan munculnya nanah atau kemerahan pada kelopak mata.

3. Apa saja penyebab kalazion?

Kalazion terjadi ketika kelenjar minyak pada kelopak mata mengalami penyumbatan atau obstruksi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri seperti Staphylococcus aureus, kelainan pada kelopak mata seperti blefaritis atau rosacea, gizi buruk, kondisi medis tertentu seperti diabetes atau penyakit autoimun, serta penggunaan kosmetik yang tidak sesuai atau bersih. Faktor risiko lainnya termasuk kurang menjaga kebersihan mata, penggunaan lensa kontak yang tidak steril, atau peradangan kronis pada kelopak mata. Jika seseorang pernah mengalami kalazion sebelumnya, kemungkinan akan muncul lagi di masa depan.

4. Bagaimana cara mengobati kalazion?

Cara mengobati kalazion bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan respons tubuh terhadap pengobatan. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kalazion antara lain:
  • Kompres hangat: Rendam kain atau kapas ke dalam air hangat, kemudian tempelkan pada area yang terkena selama 10-15 menit beberapa kali sehari. Kompres hangat membantu meredakan peradangan dan membantu kelenjar minyak terbuka.
  • Obat tetes mata: Obat tetes mata antibiotik atau steroid dapat membantu mengurangi peradangan dan mengatasi infeksi pada kelenjar minyak.
  • Operasi pengangkatan: Jika kalazion terus bertambah besar atau tidak sembuh dengan pengobatan non-bedah, dokter dapat melakukan operasi pengangkatan untuk mengeluarkan kalazion.

5. Bisakah kalazion sembuh sendiri tanpa pengobatan?

Kalazion pada beberapa kasus dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan, terutama jika ukurannya kecil dan tidak menimbulkan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang berarti. Namun, kalazion yang besar atau menimbulkan gejala yang mengganggu seperti peradangan atau infeksi, biasanya sulit sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.

Pengobatan diperlukan untuk mengurangi peradangan dan membantu kelenjar minyak terbuka, sehingga kalazion dapat mengecil dan hilang secara bertahap. Jika kalazion yang parah tidak diobati, kemungkinan akan semakin besar dan menimbulkan komplikasi yang lebih serius.

6. Apakah kalazion dapat menular ke mata lainnya?

Tidak, kalazion tidak menulari mata yang lain. Kalazion terbentuk ketika kelenjar minyak di kelopak mata menjadi tersumbat, sehingga mengakibatkan peradangan dan pembengkakan. Kondisi ini biasanya terjadi pada satu mata saja. Namun, meskipun jarang, kalazion dapat terjadi pada kedua mata secara bersamaan atau pada waktu yang berbeda. Meskipun demikian, kalazion tidak menyebar dari satu mata ke mata yang lain melalui kontak fisik atau penggunaan produk kosmetik yang sama.

7. Bagaimana cara mencegah terjadinya kalazion?

Berikut adalah beberapa cara mencegah terjadinya kalazion:
  • Jangan menyentuh mata dengan tangan yang kotor
  • Cuci tangan sebelum menyentuh mata
  • Jangan berbagi produk kosmetik dengan orang lain
  • Bersihkan make up secara rutin
  • Hindari menggosok-gosok mata terlalu keras
  • Jangan tidur dengan make up pada wajah
  • Gunakan kacamata renang atau kacamata pelindung ketika berenang
  • Hindari mengenakan lensa kontak ketika mata sedang bermasalah.
Dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan di atas, Anda dapat mengurangi risiko terjadinya kalazion.

8. Adakah makanan tertentu yang bisa mencegah kalazion?

Tidak ada makanan tertentu yang secara langsung dapat mencegah kalazion. Namun, menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan dapat membantu mencegah berbagai jenis infeksi dan peradangan, termasuk kalazion.

Anda dapat menjaga kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, dan sumber protein yang sehat. Hindari makanan yang diketahui dapat meningkatkan risiko peradangan, seperti makanan yang digoreng, makanan yang banyak mengandung gula, dan makanan olahan.

9. Kondisi kalazion seperti apa yang harus ke dokter?

Kondisi kalazion yang perlu diperiksakan ke dokter adalah kalazion yang terasa sangat nyeri, tumbuh dengan cepat, atau terletak di dekat bagian dalam mata. Selain itu, kalazion yang terjadi berulang kali juga perlu diperiksa oleh dokter untuk mengetahui penyebabnya.

10. Bisakah kalazion kambuh setelah diobati?

Ya, kalazion bisa kambuh setelah diobati. Meskipun sudah diobati dengan benar dan sembuh, namun kalazion dapat muncul kembali di kemudian hari. Ini bisa terjadi karena beberapa faktor seperti kelemahan sistem kekebalan tubuh, kurang menjaga kebersihan, atau adanya kondisi medis yang mendasar.

11. Apakah seseorang dapat mengalami lebih dari satu kalazion pada saat yang sama?

Ya, seseorang dapat mengalami lebih dari satu kalazion pada saat yang sama atau bahkan berulang kali dalam hidupnya. Beberapa orang bahkan dapat mengalami lebih dari satu kalazion secara bersamaan di kelopak mata yang sama atau di kedua kelopak mata. Namun, dengan pengobatan yang tepat dan menjaga kebersihan mata, kemungkinan untuk mengalami kalazion dapat dikurangi.

12. Bisakah kalazion menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan?

Kalazion biasanya tidak menyebabkan kerusakan permanen pada penglihatan. Namun, jika kalazion tumbuh terlalu besar dan menekan bola mata atau menyebabkan peradangan yang berlebihan, hal tersebut dapat menyebabkan beberapa masalah penglihatan sementara, seperti penglihatan kabur atau penglihatan ganda.

13. Bagaimana cara mengatasi rasa nyeri akibat kalazion?

Berikut adalah beberapa cara mengatasi rasa sakit atau ketidaknyamanan yang disebabkan oleh kalazion:
  • Kompres hangat: Mengompres mata dengan air hangat dapat membantu mempercepat pemecahan kalazion dan meredakan nyeri.
  • Obat pereda nyeri: Penggunaan obat pereda nyeri seperti parasetamol atau ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.
  • Tidak menyentuh atau menggosok mata: Menggosok atau menyentuh mata yang terkena kalazion dapat menyebabkan infeksi dan memperburuk kondisi.
  • Hindari penggunaan lensa kontak: Menggunakan lensa kontak dapat membuat mata lebih sensitif dan memperburuk rasa sakit dan ketidaknyamanan.
  • Istirahatkan mata: Mengurangi penggunaan mata seperti menonton televisi atau menggunakan komputer dapat membantu mempercepat penyembuhan dan mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.

14. Apakah kalazion berbahaya bagi bayi atau anak-anak?

Kalazion biasanya tidak berbahaya bagi bayi atau anak-anak, namun dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan gangguan penglihatan jika terjadi pada kelopak mata yang cukup besar. Jika anak Anda mengalami kalazion, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan diagnosis dan mendapatkan pengobatan yang tepat. Selain itu, kalazion pada anak-anak juga bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman dan gangguan estetika yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri mereka. Oleh karena itu, penting untuk segera mengobati kalazion pada anak-anak untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

15. Bagaimana cara mencegah kalazion jika seseorang menggunakan lensa kontak?

Untuk mencegah terjadinya kalazion pada pengguna lensa kontak, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:
  • Gunakan lensa kontak yang tepat ukurannya dan jenisnya sesuai dengan saran dokter mata atau ahli kacamata.
  • Perhatikan kebersihan tangan sebelum memasang atau melepas lensa kontak.
  • Bersihkan lensa kontak secara rutin dengan cairan pembersih khusus lensa kontak.
  • Jangan tidur dengan lensa kontak yang masih dipakai.
  • Hindari menggunakan lensa kontak terlalu lama dalam satu hari.
  • Rajinlah mengganti lensa kontak sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh dokter mata atau ahli kacamata.
Dengan melakukan hal-hal di atas, maka risiko terjadinya kalazion pada pengguna lensa kontak dapat diminimalisir.

Kita telah membahas 15 pertanyaan populer seputar kalazion. Dari gejala hingga pengobatan, informasi yang lengkap dan akurat tentang kondisi ini dapat membantu Anda memahami dan mengatasi kalazion dengan lebih baik. Semoga artikel ini dapat membantu Anda untuk lebih memahami tentang kalazion dan mengetahui cara-cara untuk mengatasi kondisi ini.

Article Resources
  • American Academy of Ophthalmology. (2021). Chalazion (Meibomian Gland Lipogranuloma). https://www.aao.org/eye-health/diseases/chalazion-meibomian-gland-lipogranuloma
  • Mayo Clinic. (2020). Chalazion. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chalazion/symptoms-causes/syc-20354337
  • National Health Service. (2020). Chalazion. https://www.nhs.uk/conditions/chalazion/
  • American Optometric Association. (2021). Chalazion. https://www.aoa.org/healthy-eyes/eye-and-vision-conditions/chalazion?sso=y
  • Cleveland Clinic. (2021). Chalazion. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17492-chalazion.

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Kalazion

Kalazion

Kalazion adalah benjolan kecil yang terbentuk pada kelopak mata, yang disebabkan oleh sumbatan kelenjar minyak. Benjolan ini biasanya tidak menyakitkan, tetapi dapat mengganggu penglihatan jika tumbuh cukup besar. Kalazion biasanya terjadi pada orang dewasa, tetapi dapat terjadi pada semua umur.

Gejala Kalazion

Kalazion dapat menimbulkan gejala yang dapat dikenali, antara lain:
  • Benjolan pada kelopak mata: Kalazion ditandai dengan adanya benjolan yang muncul di dalam kelopak mata, biasanya di dekat garis bulu mata atau di bawah kelopak mata. Ukuran benjolan bisa bervariasi, mulai dari seukuran kacang polong hingga kacang almond.
  • Bengkak dan merah: Kalazion dapat menyebabkan pembengkakan dan kemerahan pada kelopak mata di sekitar benjolan.
  • Rasa tidak nyaman: Beberapa orang dapat merasakan rasa tidak nyaman pada area kelopak mata yang terkena kalazion, seperti rasa gatal, perih, atau sakit.
  • Gangguan penglihatan: Jika benjolan cukup besar, maka bisa mengganggu penglihatan dan menyebabkan penglihatan kabur.
  • Produksi air mata berlebih: Kalazion dapat mempengaruhi kelenjar air mata di sekitar kelopak mata, sehingga produksi air mata bisa menjadi lebih berlebihan.
  • Sensitif terhadap cahaya: Beberapa orang dapat merasa lebih sensitif terhadap cahaya ketika mengalami kalazion.

Penyebab kalazion

Kalazion terjadi ketika kelenjar minyak di dalam kelopak mata tersumbat dan tidak dapat mengeluarkan minyak dengan baik. Kelenjar minyak pada kelopak mata berfungsi untuk memproduksi minyak yang membantu menjaga kelembaban mata dan mencegah pengeringan. Namun, jika kelenjar ini tersumbat, minyak tidak dapat dikeluarkan dengan baik dan akhirnya terakumulasi di dalam kelenjar, sehingga membentuk benjolan yang disebut kalazion.

Terjadinya kalazion disebabkan oleh sumbatan pada kelenjar minyak di dalam kelopak mata. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan sumbatan tersebut antara lain:
  • Infeksi: Infeksi pada kelopak mata dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar minyak dan mengganggu aliran minyak yang keluar, sehingga menyebabkan sumbatan pada kelenjar tersebut.
  • Peradangan kulit: Kondisi kulit seperti dermatitis atau rosacea dapat mempengaruhi kelenjar minyak pada kelopak mata dan menyebabkan peradangan atau pembengkakan, yang kemudian dapat menyebabkan sumbatan pada kelenjar minyak tersebut.
  • Kelainan pada kelenjar minyak: Beberapa kondisi seperti blepharitis atau meibomian gland dysfunction (MGD) dapat mempengaruhi kelenjar minyak pada kelopak mata dan menyebabkan sumbatan pada kelenjar tersebut.
  • Peradangan kelopak mata: Peradangan atau iritasi pada kelopak mata dapat mengganggu aliran minyak dan menyebabkan sumbatan pada kelenjar minyak.
  • Kelebihan produksi minyak pada kulit: Jika kulit pada kelopak mata terlalu berminyak, maka kelenjar minyak pada kelopak mata lebih mudah tersumbat dan menyebabkan terjadinya kalazion.
  • Kelainan sistemik: Beberapa kondisi sistemik seperti diabetes dapat mempengaruhi kelenjar minyak pada kelopak mata dan menyebabkan sumbatan pada kelenjar tersebut.

Apakah kalazion harus ke dokter?

Meskipun beberapa kasus kalazion dapat hilang dengan sendirinya, namun jika kalazion tidak hilang dalam beberapa minggu atau terus bertambah besar, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter mata. 

Untuk mendiagnosis kalazion, dokter mata biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik pada kelopak mata dan melihat tanda-tanda dan gejala yang muncul. Beberapa langkah yang biasanya dilakukan oleh dokter mata dalam mendiagnosis kalazion antara lain:
  • Pemeriksaan fisik kelopak mata: Dokter mata akan melakukan pemeriksaan fisik pada kelopak mata yang terkena kalazion menggunakan lup atau menggunakan instrumen khusus untuk memeriksa benjolan dan kelopak mata.
  • Anamnesis: Dokter mata akan menanyakan riwayat kesehatan pasien dan gejala yang dialami, seperti kapan benjolan mulai muncul, apakah benjolan terasa sakit atau tidak, dan apakah benjolan menyebabkan masalah penglihatan atau tidak.
  • Pemeriksaan tambahan: Dalam beberapa kasus, dokter mata mungkin perlu melakukan pemeriksaan tambahan seperti tes fungsi kelenjar minyak untuk memastikan diagnosis kalazion.
Dokter mata biasanya dapat dengan mudah mendiagnosis kalazion berdasarkan gejala dan tanda-tanda yang muncul.

Pengobatan kalazion: konvensional dan alternatif

Pengobatan kalazion dapat dilakukan melalui beberapa cara, baik pengobatan konvensional maupun alternatif.

Pengobatan konvensional

Dokter mata biasanya akan merekomendasikan pengobatan konvensional untuk mengobati kalazion yang ringan atau sedang. Beberapa pengobatan konvensional yang mungki disarankan dokter antara lain:
  • Kompres air hangat: Mengompres area kelopak mata yang terkena kalazion dengan air hangat selama 10-15 menit beberapa kali sehari dapat membantu membuka kelenjar minyak yang tersumbat dan membantu mengurangi pembengkakan.
  • Obat tetes atau salep mata: Dokter mata mungkin akan meresepkan obat tetes atau salep mata antibiotik untuk mengatasi peradangan dan mencegah infeksi.
  • Steroid: Jika kalazion tidak hilang dengan pengobatan konvensional, dokter mata mungkin akan meresepkan obat steroid untuk mengatasi peradangan dan membantu mengurangi ukuran benjolan.

Pengobatan alternatif

Selain pengobatan konvensional, ada beberapa pengobatan alternatif untuk mengobati kalazion. Namun, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter mata sebelum mencoba pengobatan alternatif. Beberapa pengobatan alternatif yang dapat dilakukan untuk kalazion antara lain:
  • Minyak bawang putih: Mengoleskan minyak bawang putih pada kalazion beberapa kali sehari dapat membantu mengurangi pembengkakan dan meredakan peradangan.
  • Teh hijau: Mengompres area kelopak mata dengan kantung teh hijau yang sudah direndam di air dingin selama beberapa menit dapat membantu mengurangi pembengkakan.
Jika kalazion terus bertambah besar atau menyebabkan masalah penglihatan, dokter mata mungkin akan merekomendasikan tindakan medis seperti operasi pengangkatan kalazion.

Cara mencegah kalazion

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kalazion pada kelopak mata antara lain:
  • Menjaga kebersihan mata: Membersihkan mata secara teratur dapat membantu mencegah timbulnya infeksi dan meminimalkan risiko terjadinya kalazion. Bersihkan mata dengan cara mengelap lembut dari dalam ke luar dengan kapas atau tisu yang bersih.
  • Hindari menggosok mata: Menggosok mata dapat menyebabkan penyebaran bakteri dan virus, yang dapat menyebabkan infeksi dan memicu terjadinya kalazion. Hindari menggosok mata dengan tangan yang kotor atau tidak terlindungi.
  • Gunakan produk kosmetik yang bersih: Hindari berbagi produk kosmetik dan jangan menggunakan produk kosmetik yang sudah terkontaminasi. Gunakan produk kosmetik yang sesuai dengan jenis kulit dan bersihkan produk kosmetik secara teratur.
  • Hindari stres berlebihan: Stres berlebihan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi, termasuk kalazion.

Mengatasi kalazion yang kambuh

Beberapa saran untuk mengatasi kalazion yang kambuh antara lain:
  • Kompres hangat: Kompres hangat dapat membantu melancarkan sirkulasi darah dan mengurangi peradangan pada area kelopak mata yang terkena kalazion. Lakukan kompres hangat dengan menggunakan lap yang dibasahi dengan air hangat atau handuk yang dicelupkan ke dalam air hangat. Tempelkan pada area yang terkena kalazion selama 10-15 menit beberapa kali sehari.
  • Salep antibiotik: Dokter mata dapat meresepkan salep antibiotik untuk membantu mengurangi peradangan dan mencegah infeksi pada area yang terkena kalazion. Oleskan salep antibiotik sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh dokter mata.
  • Menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid: Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri yang terkait dengan kalazion yang kambuh kembali. Konsumsi obat NSAID sesuai dengan dosis yang direkomendasikan oleh dokter mata.
  • Operasi pengangkatan kalazion: Jika kalazion terus kambuh kembali meskipun telah dilakukan pengobatan lainnya, dokter mata mungkin merekomendasikan operasi pengangkatan kalazion. Prosedur ini dilakukan dengan cara membuat sayatan kecil pada area kelopak mata yang terkena kalazion dan mengeluarkan kista yang menyebabkan kalazion. Operasi ini dilakukan dengan anestesi lokal dan umumnya membutuhkan waktu pemulihan yang singkat.

Kalazion pada anak-anak: apakah berbahaya?

Kalazion pada anak-anak umumnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu beberapa minggu atau bulan. Namun, jika kalazion pada anak-anak terus berulang atau berukuran besar dan mengganggu penglihatan, sebaiknya segera periksakan ke dokter mata untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Anak-anak yang sering mengalami infeksi mata, misalnya konjungtivitis atau blefaritis, lebih rentan terkena kalazion. Oleh karena itu, menjaga kebersihan mata dan lingkungan sekitar anak sangat penting untuk mencegah infeksi mata dan kalazion.

Jika anak mengalami gejala kalazion, seperti benjolan kecil pada kelopak mata yang tidak nyeri dan tidak mengganggu penglihatan, sebaiknya diamati terlebih dahulu. Lakukan kompres hangat pada area yang terkena selama 10-15 menit beberapa kali sehari untuk membantu mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan.

Namun, jika kalazion pada anak-anak terus bertambah besar atau berdampak pada penglihatan, segera bawa anak ke dokter mata untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.

Article Resources
  • American Academy of Ophthalmology. (2021). Chalazion (Meibomian Gland Lipogranuloma). https://www.aao.org/eye-health/diseases/chalazion-meibomian-gland-lipogranuloma
  • Mayo Clinic. (2020). Chalazion. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chalazion/symptoms-causes/syc-20354337
  • National Health Service. (2020). Chalazion. https://www.nhs.uk/conditions/chalazion/
  • American Optometric Association. (2021). Chalazion. https://www.aoa.org/healthy-eyes/eye-and-vision-conditions/chalazion?sso=y
  • Cleveland Clinic. (2021). Chalazion. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17492-chalazion.