21 April 2023

Penyebab dan Pengobatan Hordeolum (Bintitan)

Bintitan atau timbilan dikenal dalam istilah medis sebagai hordeolum. Hordeolum merupakan infeksi ringan pada kelenjar yang terletak di kelopak mata. Ciri infeksinya adalah benjolan merah pada kelopak mata (mirip jerawat) yang biasanya menimbulkan rasa sakit.

Jenis hordeolum

Ada dua jenis hordeolum, yaitu hordeolum eksternum dan hordeolum internum. Berikut penjelasan singkat tentang keduanya:
  • Hordeolum eksternum (eksternal): Jenis ini terjadi ketika kelenjar minyak di dasar bulu mata (folikel) terinfeksi. Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan dan kemerahan pada bagian luar kelopak mata. Biasanya, hordeolum eksternum terasa sakit dan dapat terlihat seperti bisul yang muncul di sekitar mata.
  • Hordeolum internum (internal): Jenis ini terjadi ketika kelenjar minyak di dalam kelopak mata terinfeksi. Kondisi ini seringkali lebih serius daripada hordeolum eksternum, karena dapat menyebabkan pembengkakan yang lebih besar dan mempengaruhi penglihatan seseorang. Selain itu, hordeolum internum juga dapat menyebabkan rasa sakit, kemerahan, dan rasa tidak nyaman pada mata.

Hordeoum internal dan eksternal

Penyebab hordeolum

Hordeolum disebabkan karena penyumbatan pada kelenjar minyak yang terletak di sepanjang tepi kelopak mata. Kelanjar ini menghasilkan minyak, dan penyumbatan akan memblokir kelancaran drainase kelenjar. Jika terdapat bakteri yang terjebak di dalam kelenjar, maka akan terjadi infeksi, lalu bernanah dan menyebabkan kemerahan dan peradangan.

Sekitar 90 persen lebih kasus hordeolum disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau "Staph". Hordeolum dapat muncul di dua lokasi mata dalam satu waktu dan sangat mungkin untuk kambuh kembali.

Faktor risiko hordeolum

Hordeolum sangat umum terjadi, meskipun angka kasusnya di Indonesia belum diketahui secara pasti. Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hordeolum, antara lain:
  • Memiliki penyakit mata lainnya
  • Sebelumnya pernah terkena hordeolum (hordeolum sering kambuh di lokasi yang sama).
  • Memiliki beberapa kondisi kesehatan, seperti diabetes, dermatitis, rosacea, atau blefaritis.
  • Memiliki kebiasaan buruk seperti menggosok mata terlalu sering atau tidak mencuci tangan dengan baik sebelum menyentuh mata.
  • Menggunakan produk kosmetik tertentu.
  • Faktor lingkungan seperti polusi, debu, atau paparan asap rokok.
Meningkatnya risiko terkena hordeolum dapat dihindari dengan menjaga kebersihan diri, menjauhi lingkungan yang berisiko, dan menghindari kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan risiko infeksi.

Gejala hordeolum

Gejala awal hordeolum biasanya adalah kemerahan dan bengkak pada kelopak mata, dan muncul benjolan yang menyakitkan. Selain itu ada beberapa gejala lain hordeolum, yakni:
  • Mata berair
  • Penglihatan kabur
  • Sensasi adanya benda asing di mata
  • Terkadang terdapat titik kekuning-kekuningan pada area yang membengkak. Ini akan menjadi jalan keluar nanah ketika hordeolum pecah. 

Hordeolum internum biasanya lebih menyakitkan dan cenderung harus ditangani oleh dokter. Segera ke dokter jika Anda mengalami:
  • Gangguan penglihatan
  • Terdapat krusta pada kelopak mata
  • Putih mata merah
  • Hordeolum mengeluarkan darah
  • Rasa sakit yang hebat. 

Diagnosis hordeolum

Pada banyak kasus hordeolum, pemeriksaan mata sederhana sudah cukup untuk memastikan seseorang terkena hordeolum. Selain pemeriksaan mata, biasanya tidak diperlukan pemeriksaan lain.

Pengobatan hordeolum

Hordeolum seringkali sembuh tanpa pengobatan dalam waktu 1-2 minggu. Namun kompres hangat akan membantu drainase sehingga mempercepat penyembuhan. Kompres hangat dapat diterapkan 4-6 kali sehari selama beberapa menit setiap sesinya. Jika drainase kelenjar mata tetap tidak lancar atau dengan kata lain hordeolum tidak kunjung sembuh, maka pengobatan dari dokter biasanya akan efektif.

Kondisi hordeolum yang berlarut-larut memang perlu mendapatkan pengobatan dokter karena berpotensi menyebabkan infeksi semakin parah dan menyebabkan gangguan lain, seperti selulitis. Selulitis terjadi ketika infeksi sudah menyebar ke jaringan mata atau lebih jauh, yang merupakan suatu kondisi darurat medis.

Antibiotik

Pada beberapa kasus hordeolum, diberikan antibiotik untuk menghilangkan infeksi. Antibiotik untuk hordeolum ini dapat diberikan dalam bentuk topikal (salep atau tetes mata) dan bentuk oral (diminum). Namun pada sebagian kasus, antibiotik saja tidak efektif untuk mengatasi hordeolum.

Contoh antibiotik topikal dan oral untuk mengatasi hordeolum:
  • Antibiotik topikal: Gentamycin, Neomycin, Chloramphenicol, dan Polimyxin B.
  • Antibiotik oral: Amoksisilin, Ampisilin, Eritromisin, Doksisiklin.

Insisi (sayatan)

Jika hordeolum tidak kunjung sembuh, dokter biasanya melakukan insisi (sayatan) pada hordeolum agar drainasenya lancar. Dengan insisi, nanah atau isi dari hordeolum dapat dikuras, sehingga mempercepat proses penyembuhan. Jangan pernah mencoba menusuk sendiri hordeolum tanpa bantuan dokter, karena risiko kerusakan pada mata atau kelopak mata.

Mencegah hordeolum

Langkah terbaik untuk mencegah hordeolum adalah dengan menjaga area mata dan kelopak mata tetap bersih. Terutama bagi yang sering terkena hordeolum, biasakanlah mencuci tangan sebelum menyentuh mata, dan hindari menggosok-gosok mata.

Tidak ada metode efektif untuk mencegah hordeolum, namun menerapkan perawatan yang tepat merupakan langkah terbaik untuk mencegah hordeolum kambuh. Jangan pernah memencet atau melukai hordeolum sendiri, karena dapat menyebabkan kerusakan dan infeksi yang lebih parah dan menyebar lebih jauh hingga terjadi kerusakan mata.

Komplikasi hordeolum

Hordeolum umumnya bukan kondisi yang serius dan dapat sembuh sendiri dalam waktu satu hingga dua minggu. Namun, jika tidak diobati atau tidak dirawat dengan benar, hordeolum dapat menyebabkan beberapa komplikasi, antara lain:
  • Keloid: Keloid adalah kondisi di mana jaringan parut yang tidak normal dan lebih besar daripada bekas luka biasa terbentuk. Keloid dapat terbentuk sebagai akibat dari hordeolum yang berulang atau yang tidak sembuh dengan baik.
  • Gangguan penglihatan: Hordeolum yang terletak dekat dengan pupil atau pada bagian dalam kelopak mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan jika tidak diobati dengan benar.
  • Penyebaran infeksi: Jika hordeolum tidak diobati dengan benar, infeksi dapat menyebar ke bagian lain dari mata atau ke mata yang lain.

Article Resources
  • American Academy of Ophthalmology: Hordeolum (Stye) - https://www.aao.org/eye-health/diseases/styes-hordeolum
  • National Eye Institute: Styes - https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/styes
  • Mayo Clinic: Stye - https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sty/symptoms-causes/syc-20378043
  • MedlinePlus: Stye - https://medlineplus.gov/ency/article/001009.htm
  • All About Vision: What Causes a Stye? - https://www.allaboutvision.com/conditions/stye-causes.htm
  • Healthline: What is a Stye? - https://www.healthline.com/health/stye
  • WebMD: Eye Stye Overview - https://www.webmd.com/eye-health/eye-stye-causes-symptoms-treatment