21 April 2023

17 Mitos dan Fakta Tentang Hordeolum (Bintitan)

Hordeolum

Hordeolum atau bintitan merupakan kondisi pembengkakan yang terjadi akibat infeksi kelenjar minyak di kelopak mata. Meskipun penyakit ini sering kali tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu, namun terdapat banyak mitos yang beredar tentang hordeolum. Ini dapat menyebabkan kebingungan dan kesalahan penanganan pada banyak orang. Dalam artikel ini, kami akan memecahkan 17 mitos dan memberikan informasi fakta yang benar tentang hordeolum.

Mitos 1: Menjentikkan bulu mata menyebabkan Hordeolum

Sebenarnya, hordeolum tidak sepenuhnya disebabkan oleh menjentikkan bulu mata. Hordeolum terjadi ketika kelenjar minyak di kelopak mata terinfeksi oleh bakteri, biasanya staphylococcus aureus. Meskipun menjentikkan bulu mata dapat menyebabkan iritasi pada kelopak mata dan memicu hordeolum, namun infeksi bakterilah yang menjadi penyebab utama hordeolum. Faktanya, menjaga kebersihan wajah dan menjaga jarak dari orang yang terinfeksi dapat membantu mencegah hordeolum.

Mitos 2: Hordeolum disebabkan karena kebiasaan mengintip

Mitos ini cukup sering kita dengar, namun tidak sepenuhnya benar, hordeolum tidak disebabkan oleh kebiasaan mengintip. Namun, mengintip hingga area mata bersentuhan dengan sesuatu yang tidak bersih dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri dan menyebabkan iritasi pada mata.

Mitos 3: Memijat atau menggosok hordeolum dapat membantu penyembuhan

Memijat atau menggosok hordeolum tidak dianjurkan dan dapat memperburuk kondisi mata yang terinfeksi. Sebaliknya, memijat atau menggosok hordeolum dapat menyebarkan bakteri dan merusak jaringan di sekitar kelopak mata. Hal ini dapat menyebabkan peradangan yang lebih parah dan memperpanjang waktu penyembuhan.

Mitos 4: Jangan memakai kosmetik atau maskara ketika mengalami hordeolum.

Mitos bahwa Anda harus menghindari penggunaan kosmetik atau maskara saat Anda mengalami hordeolum tidak sepenuhnya benar. Penggunaan kosmetik atau maskara yang sudah terkontaminasi bisa menjadi faktor risiko untuk hordeolum. Namun, menghindari penggunaan kosmetik atau maskara sama sekali tidak akan membantu mengatasi hordeolum. Selama pengobatan, disarankan untuk membuang maskara lama dan tidak berbagi kosmetik dengan orang lain. Setelah hordeolum sembuh, gunakan produk kosmetik yang baru dan bersih.

Mitos 5: Hordeolum hanya terjadi pada orang dengan gaya hidup yang buruk

Mitos bahwa hordeolum hanya terjadi pada orang dengan gaya hidup yang buruk tidak sepenuhnya benar. Hordeolum terjadi ketika kelenjar minyak di kelopak mata terinfeksi oleh bakteri, biasanya staphylococcus aureus. Faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya hordeolum meliputi kurangnya kebersihan, penggunaan lensa kontak, kurang tidur, stres, dan kekebalan tubuh yang lemah. Namun, hordeolum dapat terjadi pada siapa saja, termasuk orang dengan gaya hidup yang sehat.

Mitos 6: Hordeolum dapat menyebar ke mata yang lain atau ke orang lain

Mitos bahwa hordeolum dapat menyebar ke mata yang lain atau ke orang lain sebenarnya benar. Hordeolum disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar minyak di kelopak mata. Bakteri ini bisa menyebar ke mata yang lain melalui kontak langsung dengan tangan yang terkontaminasi atau melalui benda-benda yang terkontaminasi. Selain itu, hordeolum juga dapat menyebar ke mata yang lain di tempat yang sama melalui penggunaan handuk atau kain lap yang sama dengan orang yang terinfeksi.

Mitos 7: Teh atau bawang putih dapat mengobati hordeolum

Mitos bahwa menggunakan bahan alami seperti teh atau bawang putih dapat mengobati hordeolum sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Beberapa orang mungkin mencoba mengobati hordeolum dengan bahan-bahan alami tersebut karena diyakini memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung penggunaan bahan alami tersebut sebagai pengobatan hordeolum. Faktanya, pengobatan hordeolum yang tepat adalah dengan mengoleskan kompres hangat pada kelopak mata yang terinfeksi dan menggunakan obat antibiotik jika diperlukan.

Mitos 8: Ludah dapat membantu mengobati hordeolum

Mitos bahwa mengoleskan ludah pada hordeolum dapat membantu menyembuhkan hordeolum sebenarnya tidak benar. Ada beberapa orang yang percaya bahwa ludah mengandung enzim dan bahan kimia yang dapat membantu memecah bakteri dan mengurangi peradangan, sehingga dapat membantu menyembuhkan hordeolum. Namun, penggunaan ludah sebagai pengobatan hordeolum dapat meningkatkan risiko infeksi atau reaksi alergi yang tidak diinginkan pada area mata yang sensitif. Selain itu, bakteri yang terdapat dalam ludah juga dapat menyebabkan infeksi pada mata yang lebih parah.

Mitos 9: Makanan pedas dapat memperparah hordeolum

Mitos bahwa makanan pedas dapat memperparah hordeolum sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung klaim ini. Namun, beberapa orang mungkin mengalami iritasi mata setelah mengonsumsi makanan pedas, terutama jika mereka juga mengalami refluks asam atau gastritis. Iritasi mata ini dapat memperburuk kondisi hordeolum dan membuat mata terasa lebih tidak nyaman.

Mitos 10: Mengonsumsi vitamin A dalam jumlah besar dapat mencegah hordeolum

Mitos bahwa mengonsumsi vitamin A dalam jumlah besar dapat mencegah hordeolum sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Vitamin A memang sangat penting untuk kesehatan mata, dan defisiensi vitamin A dapat menyebabkan kondisi mata yang serius seperti xerophthalmia dan keratomalacia. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin A dalam jumlah besar dapat mencegah atau mengobati hordeolum. Faktanya, mengonsumsi vitamin A dalam jumlah besar dapat menyebabkan toksisitas vitamin A, yang dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, dan bahkan kerusakan hati.

Mitos 11: Mengoleskan madu atau susu dapat menyembuhkan hordeolum

Mitos bahwa mengoleskan madu atau susu pada hordeolum dapat menyembuhkan infeksi sebenarnya tidak berdasar pada bukti ilmiah yang cukup. Meskipun madu memiliki sifat antibakteri yang dapat membantu melawan infeksi, namun kandungan gula dalam madu dapat memperparah infeksi mata dan memperburuk kondisi hordeolum. Sedangkan, susu tidak memiliki kandungan antibakteri yang signifikan dan dapat memperparah infeksi mata. Selain itu, mengoleskan bahan-bahan asing pada hordeolum juga dapat membuat infeksi semakin buruk dan menyebabkan iritasi.

Mitos 12: Terlalu sering mencuci wajah dapat menyebabkan hordeolum

Mitos bahwa terlalu sering mencuci wajah dapat menyebabkan hordeolum sebenarnya tidak benar. Mencuci wajah secara teratur adalah bagian dari kebiasaan kebersihan yang penting untuk menjaga kesehatan kulit dan mencegah terjadinya infeksi. Namun, jika mencuci wajah dilakukan dengan cara yang salah atau dengan menggunakan produk yang tidak cocok untuk jenis kulit, hal itu dapat memperparah kondisi hordeolum yang sudah ada. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan produk perawatan kulit yang cocok untuk jenis kulit Anda dan mencuci wajah dengan lembut menggunakan air hangat dan sabun yang ringan.

Mitos 13: Menghindari kontak dengan air dapat mencegah hordeolum

Mitos bahwa menghindari kontak dengan air dapat mencegah hordeolum sebenarnya tidak berdasar pada fakta yang benar. Air tidak secara langsung menyebabkan hordeolum, namun jika terdapat kuman atau bakteri pada air, maka dapat menjadi sumber infeksi yang dapat memperburuk kondisi hordeolum yang sudah ada. Oleh karena itu, disarankan untuk tetap menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan air yang tidak bersih, terutama pada saat sedang mengalami hordeolum. Namun, hindari menghindari air secara total, karena hal itu justru dapat memperburuk kondisi kulit dan mengganggu kebiasaan kebersihan yang penting untuk menjaga kesehatan kulit secara keseluruhan.

Mitos 14: Mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C dapat mencegah hordeolum

Mitos bahwa mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C dapat mencegah hordeolum sebenarnya tidak berdasar pada fakta yang benar. Meskipun vitamin C memang memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh secara umum, namun tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vitamin C secara khusus dapat mencegah terjadinya hordeolum. Yang lebih penting adalah menjaga kebersihan kulit wajah, menghindari kebiasaan buruk seperti menjentikkan bulu mata, dan menghindari kontak dengan kuman atau bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.

Mitos 15: Terlalu sering menggunakan lensa kontak dapat memicu hordeolum

Mitos bahwa terlalu sering menggunakan lensa kontak dapat memicu hordeolum juga tidak sepenuhnya benar. Terjadinya hordeolum disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar minyak di dekat bulu mata, bukan karena penggunaan lensa kontak secara rutin. Namun, jika lensa kontak tidak dibersihkan dengan benar atau digunakan terlalu lama, maka dapat meningkatkan risiko infeksi pada mata dan memicu terjadinya hordeolum.

Mitos 16: Memakai kacamata hitam saat di luar ruangan dapat mencegah hordeolum

Mitos bahwa memakai kacamata hitam saat di luar ruangan dapat mencegah hordeolum tidak sepenuhnya benar. Meskipun memakai kacamata hitam dapat melindungi mata dari sinar matahari langsung dan polusi, hal ini tidak berkaitan langsung dengan terjadinya hordeolum. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hordeolum disebabkan oleh infeksi bakteri pada kelenjar minyak di dekat bulu mata, bukan karena paparan sinar matahari atau polusi. Oleh karena itu, walaupun memakai kacamata hitam saat di luar ruangan dapat melindungi mata Anda dari faktor-faktor lain yang dapat merusak mata, hal ini tidak akan secara langsung mencegah terjadinya hordeolum.

Mitos 17: Makanan tinggi lemak dapat menyebabkan hordeolum

Mitos ini tidak sepenuhnya benar. Walaupun makanan yang tinggi lemak dapat mempengaruhi kesehatan mata secara umum, namun belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa menghindari makanan berlemak dapat mencegah hordeolum. Sebaliknya, konsumsi makanan yang seimbang dan sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan mata dan mencegah terjadinya infeksi, termasuk hordeolum.

Hordeolum adalah kondisi umum yang dapat dialami oleh siapa saja, namun informasi yang salah dan mitos yang beredar dapat menyebabkan kebingungan dan kesalahan penanganan pada banyak orang. Menghindari mitos-mitos yang tidak teruji kebenarannya dan mengikuti nasihat dokter mata yang tepat dapat membantu Anda mengatasi hordeolum dengan lebih baik dan mempercepat proses penyembuhan.


Article Resources
  • American Academy of Ophthalmology: Hordeolum (Stye) - https://www.aao.org/eye-health/diseases/styes-hordeolum
  • National Eye Institute: Styes - https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/styes
  • Mayo Clinic: Stye - https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sty/symptoms-causes/syc-20378043
  • MedlinePlus: Stye - https://medlineplus.gov/ency/article/001009.htm
  • All About Vision: What Causes a Stye? - https://www.allaboutvision.com/conditions/stye-causes.htm
  • Healthline: What is a Stye? - https://www.healthline.com/health/stye
  • WebMD: Eye Stye Overview - https://www.webmd.com/eye-health/eye-stye-causes-symptoms-treatment