Sembelit adalah suatu kondisi dimana seseorang kesulitan atau jarang mengeluarkan feses (tinja), atau sering kita istilahkan dengan susah buang air besar (BAB). Penyebab sembelit yang paling sering adalah akibat kurang mengonsumsi makanan berserat, kurang cairan, kurang berolahraga, dan bisa juga akibat menjalani rutinitas baru.
Feses terdiri dari sekitar 3/4 bagian air, dan seperempat lainnya terdiri dari padatan, seperti serat yang tidak tercerna, bakteri usus, dan lemak makanan.
Pada sebagian kasus, sembelit disebabkan karena penyakit atau kondisi serius, seperti tumor dan penyakit sistemik (penyakit yang mempengaruhi tubuh secara umum).
Feses (tinja)
Nutrisi makanan diserap di usus kecil. Limbah akan dipijat/diremas di sepanjang usus besar dengan gerakan peristaltik otot usus. Setelah kelebihan air dibuang, limbah tersebut disimpan sementara di rektum. Anus merupakan sebuah cincin otot yang dapat dibuka sesuai keinginan untuk mengeluarkan feses.Feses terdiri dari sekitar 3/4 bagian air, dan seperempat lainnya terdiri dari padatan, seperti serat yang tidak tercerna, bakteri usus, dan lemak makanan.
Gejala sembelit
Gejala sembelit meliputi:- Kurangnya keinginan untuk BAB
- Feses bertekstur keras atau kering yang mungkin akan menyakitkan ketika dikeluarkan
- Mengejan ketika BAB
- Berlama-lama di toilet, terkait BAB yang belum tuntas
- Setelah BAB, terasa masih ada kotoran yang belum keluar
- Perut kembung
- Perut kram.
Pada sebagian kasus, sembelit disebabkan karena penyakit atau kondisi serius, seperti tumor dan penyakit sistemik (penyakit yang mempengaruhi tubuh secara umum).
Sembelit yang disebabkan gaya hidup
Sembelit dapat disebabkan oleh banyak faktor gaya atau pola hidup, antara lain:- Perubahan rutinitas (kebiasaan) - gerakan normal usus tergantung dari irama dan kontraksi perut. Gerakan usus biasanya sudah terbiasa atau mengenal jam rutinitas seseorang, jika terjadi perubahan rutinitas, maka gerakan usus ini juga dapat berubah. Jenis sembelit yang satu ini lebih sering terjadi pada pekerja shift dan wisatawan.
- Kurang mengonsumsi serat - serat tidak dapat dicerna, namun akan mempermudah keluarnya feses. Ada dua jenis serat; serat larut dan serat tidak larut. Serat larut membantu melunakkan feses. Sumber serat larut adalah kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran. Sedangkan serat tidak larut akan membantu mempercepat perjalanan feses di saluran usus. Sumber serat tidak larut adalah gandum dan sereal.
- Kurang cairan - serat hanya akan optimal ketika ada cairan. Bahkan, sembelit dapat terjadi ketika seseorang diet tinggi serat namun tidak disertai dengan konsumsi cukup air.
- Kurang berolahraga - kurang gerak atau kurang berolahraga menjadi salah satu penyebab utama terjadinya sembelit.
- Menahan BAB - dengan menahan BAB, berarti rektum akan terus menyerap air dalam feses, akibatnya feses menjadi keras dan susah untuk dikeluarkan. Sering menahan BAB juga akan membuat tubuh kurang sensitif terhadap sinyal BAB dari tubuh.
- Obat-obatan - obat-obatan seperti narkotika (khususnya kodein), antidepresan, suplemen zat besi, calcium-channel blockers (anti hipertensi, terutama verapamil) dan antasida non-magnesium dapat memperlambat gerakan usus.
- Kehamilan - aksi hormon, kurangnya aktivitas dan tekanan dari rahim akibat janin yang tumbuh terhadap usus menjadi penyebab sembelit selama kehamilan.
- Usia lanjut - sembelit sering terjadi pada orang berusia lanjut. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti kurangnya kontraksi otot usus (akibat penuaan) dan ketergantungan pada obat-obatan.
- Penyakit - lamanya kesembuhan suatu penyakit, terutama penyakit yang mengharuskan seseorang dirawat di rumah sakit biasanya menyebabkan sembelit. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain, perubahan rutinitas, perasaan malu, asupan makan yang berkurang, nyeri (terutama setelah operasi perut), dan obat-obatan pereda sakit seperti morfin. Pengobatan dengan obat pencahar terkadang diperlukan, meskipun bisa saja diabaikan.
Sembelit akibat penyebab medis
Selain disebabkan gaya hidup, sembelit juga disebabkan oleh suatu penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti:- Pergerakan feses lambat - Sebagian orang memiliki gerakan usus yang kurang aktif sehingga konsistensi feses menjadi kering atau keras (akibat penyerapan). Orang-orang ini cenderung mudah mengalami sembelit ketika rutinitas mereka berubah.
- Fisura ani - rasa nyeri tajam yang disertai dengan sejumlah kecil perdarahan saat BAB. Kondisi ini membuat penderitanya sering menahan BAB karena takut akan rasa sakitnya.
- Obstruksi - rektum atau anus mungkin akan terhalang oleh, misalnya wasir (ambeien) atau prolapsus rektum (turunnya rektum melalui anus).
- Rektokel - herniasi dinding depan rektum ke dalam vagina.
- Hernia - hernia perut dapat mengurangi tekanan intra-abdominal, yang pada akhirnya akan menyebabkan sembelit.
- Operasi ginekologi dan perut - terkombinasi dengan perubahan rutinitas, lingkungan yang baru (aneh), rasa sakit pasca operasi dan penggunaan kodein untuk menghilangkan rasa sakit merupakan penyebab potensial sembelit.
- Irritable bowel syndrome (IBS) - ditandai dengan nyeri perut, kembung, dan sembelit atau diare.
- Masalah pada sistem endokrin - seperti seperti hipotiroidisme (tiroid kurang aktif), diabetes atau hipopituitarisme (sekresi yang kurang dari beberapa hormon).
- Tumor - nyeri ketika BAB bisa jadi merupakan gejala tumor rektum.
- Penyakit pada sistem saraf pusat - seperti multiple sclerosis, penyakit parkinson atau stroke memiliki keterkaitan dengan peningkatan kerentanan terhadap sembelit.
Komplikasi sembelit kronis
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat sembelit yang kronis, antara lain:- Impaksi fekal - feses tertahan di rektum, sehingga tidak dapat dikeluarkan dengan BAB biasa.
- Inkontinensia fekal - ketidakmampuan mengontrol BAB. Sehingga feses dapat keluar tanpa disadari.
- Wasir - mengejan saat BAB dapat merusak pembuluh darah rektum, yang pada akhirnya menyebabkan wasir.
- Prolapsus rektum - mengejan terus menerus dapat mendorong bagian dari lapisan rektum keluar melalui anus.
- Inkontinensia urin - mengejan terus menerus akan melemahkan otot-otot dasar panggul. Kondisi ini dapat membuat urin keluar tanpa terkontrol, terutama ketika batuk, tertawa atau bersin. Baca lebih lanjut mengenai inkontinensia urin
Diagnosis sembelit
Penyebab sembelit harus diketahui, apakah dari gaya hidup atau masalah medis. Pemeriksaan untuk mencari penyebab sembelit, antara lain :- Pemeriksaan riwayat kesehatan
- Pemeriksaan fisik
- Data rinci mengenai jenis obat yang dikonsumsi, diet, olahraga dan gaya hidup
- Kolonoskopi. Pemeriksaan kolon (usus besar) mulai dari anus, rektum, kolon desendens, kolon transversum, kolon asendens, sampai dengan sekum dan ileum terminale, yang menggunakan peralatan berupa lensa serat optik yang dimasukkan melalui anus.
Pengobatan sembelit
Pengobatan untuk sembelit tergantung dari penyebabnya, tapi umumnya:- Perubahan pola makan - seperti meningkatkan asupan serat. Ahli gizi umumnya merekomendasikan konsumsi serat 30g setiap hari. Sumber serat terbaik adalah sereal gandum, buah-buahan, sayuran dan kacang-kacangan. Asupan seperti susu, keju, nasi putih, tepung putih dan daging merah harus dibatasi, karena makanan-makanan tersebut cenderung berkontribusi untuk sembelit.
- Konsumsi lebih banyak cairan - cairan akan membantu memperlancar keluarnya feses. Namun minuman diuretik seperti teh dan kopi harus dibatasi.
- Suplemen serat - suplemen serat mungkin akan membantu jika orang tersebut enggan atau tidak mampu mengonsumsi serat pangan. Sebagaimana suplemen serat dapat mengatasi sembelit, maka suplemen serat juga dapat memperparah sembelit. Konsultasikan dulu ke dokter atau ahli gizi sebelum menggunakan suplemen serat.
- Olahraga - salah satu dari sekian banyak manfaat berolahraga secara teratur adalah meningkatkan motilitas (pergerakan) usus. Idealnya, olahraga sebaiknya dilakukan selama 30 menit setiap hari.
- Pengobatan pada gangguan yang menyebabkannya - seperti operasi untuk memperbaiki hernia perut, terapi penggantian hormon untuk hipotiroidisme atau krim anestesi dan sitz (perendaman pantat dengan cairan antiseptik) untuk fisura ani.
- Obat pencahar - ada dua jenis utama obat pencahar; stimulan usus dan agen yang meningkatkan kadar air dalam feses. Stimulan usus meningkatkan kontraksi usus, tetapi dapat menyebabkan kram. Agen yang meningkatkan kadar air dapat mengganggu penyerapan air di usus. Ketika digunakan dengan tepat, obat pencahar sangat efektif untuk mengatasi sembelit akut maupun kronis.