Transplantasi ginjal atau cangkok ginjal adalah salah satu prosedur transplantasi organ yang paling sering dan paling berhasil dilakukan saat ini. Karena semakin berkembangnya teknologi kedokteran, transplantasi ginjal akhirnya menjadi solusi yang telah menyelamatkan nyawa ribuan penderita penyakit ginjal stadium akhir.
Bagi penderita gagal ginjal yang tidak direncanakan untuk menjalani transplantasi ginjal, perawatan dialisis (cuci darah) dapat menunjang keberlangsungan hidup mereka.
Ginjal saat kondisi normal
Ginjal adalah organ tubuh seukuran kepalan tangan yang bertanggungjawab untuk keseimbangan cairan dan kimia dalam tubuh. Terletak di kedua sisi tulang belakang di belakang hati, lambung, pankreas dan usus, dua organ ginjal terlindungi oleh tulang rusuk bawah dan otot-otot bagian belakang dan samping.Dalam kondisi normal, ginjal akan membersihkan limbah tubuh dari darah dan memproduksi urin. Ginjal juga menyeimbangkan unsur-unsur penting tubuh, seperti natrium dan kalium, sementara ginjal juga menyediakan hormon yang diperlukan tubuh untuk mengatur tekanan darah dan produksi sel darah merah.
Ketika kedua organ ginjal gagal atau rusak, limbah tubuh yang berbahaya akan menumpuk di dalam tubuh, menyebabkan tekanan darah tinggi, meningkatkan retensi cairan, ketidakseimbangan garam dan asam dalam darah, dan penurunan produksi sel darah merah. Semua kondisi ini berbahaya, efeknya dapat mengancam jiwa, yakni pada jantung dan otak.
Apa penyebab gagal ginjal?
Penyebab paling umum dari gagal ginjal kronis adalah penyakit diabetes, tekanan darah tinggi dan glomerulonephritis (peradangan pada unit penyaringan ginjal. Kondisi-kondisi ini menjelaskan penyebab dari tiga perempat kasus gagal ginjal stadium akhir.Apa faktor risiko gagal ginjal?
Sejumlah faktor risiko dapat berkontribusi untuk kerusakan ginjal, seperti tekanan darah tinggi, pengerasan arteri dan diabetes. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi ginjal, lupus eritematosus sistemik, suatu bentuk diare yang berat, batu ginjal, atau penggunaan obat anti inflamasi non-steroid secara terus menerus.Apa saja gejala gagal ginjal?
Ada banyak gejala terkait gagal ginjal. Penderita gagal ginjal biasanya mengalami pembengkakan di tangan, kaki, dan wajah yang disertai dengan sakit kepala karena tekanan darah tinggi, atau bahkan kejang. Kulit penderita mungkin akan pucat karena anemia (karena tubuh kurang memproduksi sel darah merah), dan warna urin mungkin akan berubah seperti warna kopi.Penderita gagal ginjal juga memiliki bau mulut yang tidak dapat dihilangkan hanya dengan menggosok gigi. Selain itu, penderita gagal ginjal mungkin akan selalu dihinggapi rasa lelah dan gatal-gatal pada kulit.
Bagaimana pengobatan gagal ginjal?
Pengobatan yang paling umum dilakukan untuk penyakit ginjal stadium akhir adalah dialisis atau cuci darah. Dialisis adalah proses menghilangkan limbah, kelebihan air, dan bahan kimia (misalnya, kalium, natrium, kalsium dan asam) dari dalam tubuh.Ada dua jenis dialisis:
- hemodialisis dan
- dialisis peritoneal.
Pada hemodialisis, aliran darah pasien akan dihubungkan dengan mesin ginjal buatan di luar tubuh. Perawatan hemodialisis biasanya dilakukan tiga kali seminggu dan lama setiap sesinya antara dua sampai enam jam. Banyak juga penderita gagal ginjal yang menjalani dialisis peritoneal, proses pembersihan serupa hanya saja dilakukan melalui selang di perut.
Memang, hemodialisis dan dialisis peritoneal tidak dapat menyembuhkan mereka, namun keduanya dapat 'menggantikan' pekerjaan ginjal. Membuat penderita merasa lebih baik dan bertahan hidup lebih lama.
Sekitar 30 persen penderita gagal ginjal cocok untuk menjalani transplantasi ginjal, prosedur pembedahan untuk mengembalikan fungsi ginjal dengan mengganti dua ginjal yang gagal atau rusak dengan satu ginjal yang sehat.
Sekitar setengah dari transplantasi ginjal berasal dari donor non-hidup (meninggal), meskipun anggota keluarga, pasangan (donor hidup) dan teman-teman (donor hidup) dapat dengan aman mendonorkan satu ginjal mereka jika dalam tes dibuktikan bahwa mereka dapat hidup normal dengan satu ginjal setelah mereka mendonorkan satu ginjal mereka.
Ginjal baru yang diterima biasanya ditempatkan di perut bagian bawah (lihat gambar) tanpa perlu mengangkat kedua ginjal yang sudah rusak, inilah alasan mengapa transplantasi ginjal juga sering disebut sebagai cangkok ginjal.
Arteri ginjal baru akan disambungkan ke salah satu arteri panggul pasien. Begitu pula vena ginjal baru akan disambungkan ke ke salah satu pembuluh darah di panggul pasien. Ureter ginjal baru, saluran yang mengalirkan urin dari ginjal, dihubungkan ke kandung kemih atau ke salah satu ureter pasien. Pada anak-anak, pembuluh darah dari ginjal orang dewasa yang besar seringkali dihubungkan ke aorta dan vena cava inferior anak.
Apa yang terjadi setelah transplantasi ginjal?
Bagi pendonor, biasanya akan dirawat di rumah sakit antara dua sampai empat hari setelah operasi transplantasi ginjal. Jika ginjal diangkat dengan operasi biasa, dilakukan sayatan tunggal dengan panjang sekitar 20 cm. Namun, jika dokter mengoperasi dengan menggunakan teknologi laparoskopi, sayatannya akan lebih pendek, hanya sekitar 10 cm.Bagi penerima ginjal, maka akan dipasangi kateter di kandung kemih dan diberikan infus melalui vena di lengan dan atau di leher selama beberapa hari setelah prosedur transplantasi. Penerima ginjal kemungkinan baru akan dapat beranjak dari tempat tidur atau berjalan dalam waktu 24 jam dan meninggalkan rumah sakit setelah 5-7 hari setelah operasi.
Adakalanya ginjal yang baru diterima belum dapat bekerja dengan baik. Jadi jangan heran jika penerima ginjal masih membutuhkan dialisis setelah transplantasi ginjal untuk sementara waktu.
Sekitar 90 persen ginjal hasil transplantasi tetap berfungsi setelah satu tahun, dan sekitar 3 persen sampai 5 persen ginjal hasil transplantasi tidak lagi berfungsi setelah satu tahun. Transplantasi ginjal selalu memiliki risiko penolakan oleh tubuh, sehingga sangat pasien yang menerima donor ginjal harus mengonsumsi semua obat-obatan yang diberikan dokter untuk mengendalikannya.
Secara keseluruhan, ginjal yang didapat dari donor hidup memiliki tingkat keberlangsungan hidup yang lebih baik daripada ginjal yang diperoleh dari donor jenazah.
Donor ginjal dengan golongan darah yang berbeda
Golongan darah tidak harus identik, namun harus cocok. Ketidakcocokan golongan darah antara pendonor dan penerima dapat menyebabkan penolakan tubuh langsung terhadap ginjal baru. Pendonor dengan golongan darah O dapat mendonorkan ginjal untuk orang dengan golongan darah A, B, O atau AB dan. Calon penerima ginjal dengan golongan darah A atau B terbatas hanya menerima donor ginjal dari orang dengan golongan darah yang sama atau golongan darah O. Sedangkan orang dengan golongan darah AB dapat menerima donor ginjal dari golongan darah apapun.Namun kecocokan golongan darah hanyalah awal, dan belum dapat dijadikan patokan keberhasilan transplantasi ginjal. Masih ada pemeriksaan lainnya yang harus dilakukan sebelumnya, seperti tes tipe jaringan dan antigen.
Article Resources
- www.urologyhealth.org