13 يوليو 2014

Dampak Stroke dan Siapa Saja yang Berisiko

Stroke iskemik dan stroke hemoragik

Stroke adalah terjadinya gangguan aliran darah ke otak secara tiba-tiba. Tanpa oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, sel-sel otak akan mati. Semakin lama aliran darah terganggu, semakin besar risiko kerusakan otak permanen bahkan kematian.

Jenis dan penyebab stroke

Stroke terbagi menjadi dua jenis umum:
  • Stroke iskemik (80% dari kasus stroke)
Bekuan darah memblokir aliran darah ke otak. Terdiri dari dua jenis:
  • Trombotik; Bekuan darah terbentuk di pembuluh darah di otak dan memblokir aliran darah ke otak.
  • Emboli; Bekuan darah terbentuk di bagian lain dari tubuh (misal jantung) yang kemudian bergerak ke otak dan memblokir aliran darah ke otak.
  • Stroke hemoragik (20% dari kasus stroke)
Pembuluh darah pecah di otak, menyebabkan darah bocor keluar. Kebocoran darah yang menyebabkan terganggunya aliran darah akan merusak otak.

Tergantung pada otak bagian mana yang terkena, stroke dapat mempengaruhi penglihatan, mobilitas, pikiran, memori, dan kemampuan bicara.

Sebagian orang mungkin mengalami "mini-stroke," juga disebut TIA (transient ischemic attack). Pada TIA, aliran darah ke otak terblokir sementara. Gejala yang timbul pada TIA sama seperti stroke, tapi biasanya akan hilang/membaik dalam waktu 24 jam. Namun bagaimanapun TIA juga merupakan kondisi yang serius karena dapat menyebabkan kerusakan otak, dan merupakan peringatan bahwa Anda berisiko terkena stroke.

Siapa saja yang berisiko terkena stroke?

Ada banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena stroke. Hal ini disebut sebagai faktor risiko stroke.

Faktor risiko yang tidak dapat dicegah:

  • Berusia di atas 65 tahun
  • Berjenis kelamin laki-laki (perempuan pasca menopause juga berisiko)
  • Riwayat keluarga yang juga mengalami stroke
  • Riwayat pribadi stroke atau TIA ("mini stroke").

Kabar baiknya, ada pula faktor risiko stroke yang bisa dicegah: 

  • Gaya hidup:
- Kelebihan berat badan
- Mengonsumsi alkohol
- Diet yang tidak sehat (rendah konsumsi buah dan sayuran dan tinggi konsumsi natrium atau lemak trans dan jenuh)
- Minim aktivitas fisik
- Merokok
- Stres.
  • Kondisi medis:
- Fibrilasi atrium (aritmia yang umum terjadi)
- Diabetes
- Tekanan darah tinggi
- Tinggi kolesterol.

Sebagian orang mungkin memiliki faktor risiko tersendiri yang tidak tercantum di atas.

Gejala stroke

Kenali tanda-tanda peringatan stroke. Jika Anda merasakan atau melihatnya, segera hubungi gawat darurat rumah sakit. Dengan mengetahui gejala-gejala dini stroke, penderita stroke memiliki kemungkinan hidup dan pemulihan lebih baik.

Gejala-gejala stroke adalah:
  • Kelemahan - Hilangnya kekuatan secara mendadak atau mati rasa tiba-tiba di wajah, lengan atau kaki, meskipun terjadi sementara.
  • Kesulitan bicara - Kesulitan berbicara atau kebingungan yang terjadi secara tiba-tiba, meskipun terjadi sementara.
  • Gangguan penglihatan - Gangguan penglihatan mendadak, meskipun terjadi sementara.
  • Sakit kepala - Sakit kepala mendadak yang parah atau tidak biasa.
  • Puyeng - Kehilangan keseimbangan mendadak, terutama disertai salah satu gejala di atas.

Dampak stroke

Dampak stroke bervariasi pada tiap-tiap orang; sebagian orang meninggal, sebagian lainnya sembuh total, dan sebagian lainnya memiliki dampak stroke hingga akhir hidupnya.

Dampak yang terjadi pasca stroke adalah:
  • Kematian (15%)
  • Cacat sangat parah (membutuhkan perawatan jangka panjang) (10%)
  • Cacat sedang sampai berat (anggota tubuh masih berfungsi namun dengan kesulitan) (40%)
  • Cacat ringan (menyebabkan ketidaknyamanan, tapi tidak berdampak besar pada kehidupan) (25%)
  • Sembuh total (10%)
Stroke dapat mempengaruhi kehidupan Anda, tergantung pada area otak mana yang dirusaknya:
  • Masalah fisik
Anda mungkin akan mengalami kelemahan atau kelumpuhan di sepanjang salah satu sisi tubuh ("mati sebelah"), kejang otot yang hebat, perubahan penglihatan (penglihatan ganda atau "blind spots"), kesulitan menelan, nyeri konstan, miskin keseimbangan atau hilangnya kemampuan motorik halus (seperti untuk melakukan gerakan kecil yang membutuhkan presisi). Dengan semua ini, Anda akan mengalami kesulitan dalam melakukan sebagian atau seluruh aktivitas yang biasanya bisa Anda lakukan.
  • Tantangan mental
Anda bisa saja mengalami kesulitan dalam berbicara, memahami pembicaraan, mengingat kejadian terakhir, atau belajar dan mengingat informasi baru. Anda mungkin mengalami perubahan kepribadian, memiliki pandangan yang buruk atau perilaku yang impulsif. Semua hal ini akan membuat Anda sulit dalam melakukan pekerjaan.
  • Perubahan emosional
Anda juga mungkin merasa frustasi, marah, depresi atau emosi yang tidak terkendali. Hal ini akan menjadi masalah pada hubungan sosial Anda atau dengan orang-orang sekitar.