26 Januari 2014

Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Penyakit Lupus

 http://www.medkes.com/2014/01/gejala-penyebab-dan-pengobatan-penyakit-lupus.html

Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat merusak bagian tubuh seperti kulit, sendi dan organ-organ dalam tubuh. Kronis berarti bahwa tanda dan gejala penyakit lupus cenderung berlangsung lebih dari enam minggu dan bahkan bertahun-tahun.

Pada penyakit lupus, ada yang salah dengan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh adalah bagian dari tubuh yang bertugas melawan terhadap virus, bakteri, dan kuman yang masuk ke dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh kita memproduksi protein yang disebut dengan antibodi yang melindungi tubuh dari penyerang. Sedangkan autoimun berarti sistem kekebalan tubuh tidak dapat membedakan yang mana penyerang asing dan yang mana jaringan tubuh Anda, akibatnya sistem kekebalan tubuh menciptakan autoantibodi yang akan menyerang dan menghancurkan jaringan normal pada tubuh. Autoantibodi ini akan menyebabkan peradangan, nyeri, dan kerusakan di berbagai bagian tubuh.

Penyakit lupus juga tergolong dalam jenis penyakit flare (gejala akan memburuk dan Anda akan sakit) dan remisi (gejala berkurang dan Anda membaik).

Gejala Lupus

Karena penyakit lupus dapat mempengaruhi banyak organ berbeda, maka berbagai gejala dapat muncul. Gejala ini bisa muncul dan hilang, dan selama perjalanan penyakit, gejala-gejala yang berbeda dapat muncul pada waktu yang berbeda.

Gejala yang paling umum dari lupus adalah:
  • Rasa lelah yang ekstrim
  • Sakit kepala
  • Nyeri atau pembengkakan pada sendi
  • Demam
  • Anemia (jumlah sel darah merah atau hemoglobin rendah, atau total volume darah rendah)
  • Pembengkakan (edema) di kaki, tangan, dan atau di sekitar mata
  • Nyeri dada saat bernapas dalam (pleurisy)
  • Ruam berbentuk kupu-kupu (butterfly-shaped) di pipi dan hidung
  • Sensitif terhadap matahari atau cahaya (photosensitivity)
  • Rambut rontok
  • Pembekuan darah tidak normal
  • Jari-jari berubah putih atau biru saat demam (fenomena Raynaud)
  • Borok pada mulut atau hidung. 

Banyak dari gejala-gejala penyakit lupus sama dengan gejala penyakit lain. Bahkan penyakit lupus juga dijuluki sebagai "the great imitator" karena gejala yang ditimbulkannya sering seperti gejala rheumatoid arthritis, kelainan darah, fibromyalgia, diabetes, masalah tiroid, penyakit Lyme, dan seperti penyakit jantung, paru-paru, otot dan tulang.

Penyebab Lupus

Penyebab penyakit lupus banyak sekali, dan ilmuwan meyakini bahwa lupus terjadi sebagai respon terhadap kombinasi baik dari dalam maupun luar tubuh, termasuk hormon, genetik dan lingkungan.

Hormon

Hormon mengatur banyak fungsi tubuh. Karena sembilan dari sepuluh penderita lupus adalah wanita, para peneliti akhirnya meneliti hubungan antara estrogen dan lupus. Memang pria juga menghasilkan hormon estrogen, namun wanita memproduksi estrogen lebih banyak ketimbang pria. Banyak wanita yang memiliki gejala lupus sebelum periode menstruasi, dan atau selama kehamilan ketika produksi estrogen tinggi. Ini mungkin menunjukkan bahwa estrogen atau hormon lainnya bisa mempengaruhi lupus.

Genetik

Belum terbukti adanya gen atau kelompok gen yang menyebabkan lupus. Penyakit lupus muncul dalam keluarga tertentu dengan gen tertentu yang teridentifikasi telah memberikan kontribusi untuk perkembangan lupus, namun ini juga masih belum jelas. Hal ini dibuktikan dengan kembar yang dibesarkan dalam lingkungan yang sama dan memiliki gen yang sama namun ternyata hanya satu yang mengidap lupus. Tapi walaupun begitu, ketika salah satu dari kembar identik tersebut mengidap lupus, maka ada juga peluang kembar identik lainnya untuk mengidap lupus (25 persen untuk kembar identik dan 2-3 persen untuk kembar fraternal).

Kelompok etnis tertentu (Afrika, Asia, Hispanik./Latin, penduduk asli Amerika, dan Pasifik) memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengidap lupus. Ini mungkin menunjukkan hubungan kesamaan dalam gen-gen mereka.

Lingkungan

Kebanyakan ilmuwan sekarang berpikir bahwa agen lingkungan, seperti virus atau mungkin bahan kimia, bisa menjadi pemicu penyakit lupus. Meskipun begitu, para ilmuwan belum menemukan agen lingkungan yang spesifik yang bisa menyebabkan lupus. Sedangkan unsur-unsur lingkungan yang dapat memicu lupus dan menyebabkan flare belum sepenuhnya diketahui, yang paling sering dituduh adalah sinar ultraviolet, infeksi (termasuk efek dari virus Epstein-Barr), dan paparan debu silika dalam pertanian atau kegiatan industri.

Contoh lain pemicu lupus dari lingkungan, yaitu:
  • Sinar ultraviolet dari matahari
  • Sinar ultraviolet dari lampu neon
  • Obat sulfa, yang membuat orang lebih sensitif terhadap matahari, seperti kotrimoksazole, sulfisoxazole, tolbutamide, sulfasalazine dan diuretik
  • Penicillin atau obat antibiotik lain seperti amoksisilin, ampisilin, kloksasilin
  • Infeksi
  • Penyakit virus
  • Demam dan kelelahan
  • Cedera
  • Stres emosional, seperti perceraian, penyakit, kematian dalam keluarga atau masalah kehidupan lainnya
  • Hal lain yang bisa menyebabkan stres tubuh seperti pembedahan, kerusakan fisik, kehamilan atau melahirkan. 

Faktor-faktor yang tampaknya tidak berhubungan juga dapat memicu timbulnya lupus pada orang yang rentan. Para ilmuwan telah mengelompokkannya yang beberapa diantaranya adalah:
  • Paparan sinar matahari
  • Infeksi
  • Kehamilan
  • Persalinan
  • Obat yang diminum untuk mengobati suatu penyakit. 

Diagnosis Lupus

Seorang dokter yang tengah mempertimbangkan kemungkinan lupus akan berusaha mencari tanda-tanda peradangan yang meliputi, nyeri, panas, kemerahan, bengkak, dan hilangnya fungsi di tempat tertentu di dalam tubuh. Peradangan juga dapat terjadi di dalam tubuh (ginjal, hati, misalnya), dan di luar tubuh.

Ada banyak tantangan untuk menyatakan seseorang itu mengidap lupus. Lupus dikenal sebagai "the great imitator" karena gejalanya mirip dengan gejala penyakit lainnya. Gejala lupus juga sering tidak jelas, bisa muncul dan hilang, dan berubah-ubah.

Dengan hati-hati, seorang dokter akan meninjau hal-hal berikut saat mengevaluasi diagnosis lupus:
  • Gejala Anda saat ini
  • Hasil uji laboratorium
  • Riwayat kesehatan
  • Riwayat kesehatan anggota keluarga dekat Anda (kakek-nenek, orang tua, saudara, bibi, paman dan sepupu). 
Semua informasi tersebut akan diperlukan oleh seorang dokter guna menegakkan diagnosis lupus.

Berbagai macam tes laboratorium akan dilakukan untuk mendeteksi perubahan fisik atau kondisi tubuh Anda yang dapat terjadi karena lupus. Setiap hasil tes akan memberikan gambaran lebih lanjut bagi dokter mengenai apa yang menyebabkan gejala penyakit Anda.

Namun, untuk beberapa alasan yang tercantum di bawah ini, tes laboratorium tidak bisa memberikan kepastian bahwa seseorang itu mengidap lupus atau tidak:
  • Tidak ada tes laboratorium khusus yang dapat menentukan apakah seseorang itu mengidap lupus atau tidak
  • Hasil tes yang menunjukkan lupus dapat disebabkan oleh penyakit lain atau bahkan bisa muncul pada orang yang sehat
  • Hasil tes bisa positif di suatu waktu dan bisa negatif di lain waktu
  • Pengujian di laboratorium yang berbeda bisa memberikan hasil tes yang berbeda pula. 

Jika gejala-gejala seperti diatas muncul secara bersamaan, maka seorang dokter akan mampu menegakkan diagnosis lupus. Namun, seperti yang sering terjadi, gejala lupus berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu, diagnosis juga menjadi tidak jelas.

Pengobatan Lupus

Gejala lupus berbeda pada tiap orang. Pada banyak kasus penyakit lupus, pendekatan pengobatan terbaik adalah dengan tim medis yang akan menyesuaikan pengobatan untuk kondisi spesifik Anda.

Dewasa ini, dokter mengobati lupus dengan menggunakan berbagai macam obat-obatan, mulai dari obat ringan hingga obat yang sangat kuat. Selama hidup penderita lupus, obat yang diberikan biasanya akan berubah-ubah. Sayangnya untuk menemukan kombinasi obat yang tepat terkadang tim medis perlu waktu hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun untuk mengontrol penyakit lupus Anda.

Ada banyak kategori obat yang dokter gunakan untuk pengobatan lupus. Para ilmuwan kesehatan menyetujui penggunaan beberapa obat untuk lupus, antara lain:
  • Kortikostreoid, termasuk prednison, prednisolon, metilprednisolon, dan hidrokortison
  • Anti malaria, seperti hydroxychloroquine, chloroquine
  • Monoclonal antibody belimumab
  • Aspirin.

Rheumatologist, yaitu seorang dokter spesialis penyakit sendi dan otot, umumnya merawat penderita lupus. Jika lupus telah menyebabkan kerusakan pada organ tertentu, maka penderita lupus akan dikonsultasikan kepada spesialis lain. Misalnya, dermatologist untuk cutaneous lupus (penyakit kulit), cardiologist untuk penyakit jantung, nephrologist untuk penyakit ginjal, neurologis untuk penyakit otak dan sistem saraf, atau gastroenterologist untuk penyakit saluran pencernaan. Seorang wanita dengan lupus yang ingin hamil juga membutuhkan obstetrician yang merupakan spesialis dalam menangani kehamilan berisiko tinggi.

Setelah Anda didiagnosis mengidap lupus, dokter akan mengembangkan rencana perawatan berdasarkan usia, gejala, kesehatan umum, dan gaya hidup Anda. Tujuan dari pengobatan lupus adalah untuk:
  • Mengurangi peradangan yang disebabkan lupus
  • Menekan sistem kekebalan tubuh Anda yang terlalu aktif
  • Mencegah flare, dan mengatasinya ketika terjadi
  • Mengendalikan gejala-gejala, seperti nyeri sendi dan rasa lelah
  • Meminimalkan kerusakan pada organ-organ. 

Orang dengan penyakit lupus seringkali membutuhkan obat lain guna mengobati kondisinya, antara lain:
  • Diuretik untuk retensi cairan
  • Obat antihipertensi untuk tekanan darah tinggi
  • Anti konvulsan untuk gangguan kejang
  • Antibiotik untuk infeksi
  • Obat penguat tulang untuk osteoporosis. 

Demikian uraian lengkap mengenai gejala, penyebab, dan pengobatan penyakit lupus. Ke depan akan kami publikasikan fakta-fakta mengenai penyakit lupus.