12 Februari 2020

Risiko dan Manfaat Tembaga Bagi Kesehatan

Tembaga

Tembaga adalah trace mineral penting yang diperlukan untuk bertahan hidup. Tembaga ditemukan di seluruh jaringan tubuh dan berperan dalam pembuatan sel darah merah dan menjaga sel-sel saraf dan sistem kekebalan tubuh.

Tembaga juga membantu tubuh membentuk kolagen dan menyerap zat besi, dan berperan dalam produksi energi.

Sebagian besar tembaga dalam tubuh ditemukan di hati, otak, jantung, ginjal, dan otot rangka.

Kelebihan atau kekurangan tembaga dalam tubuh dapat mempengaruhi cara kerja otak. Kerusakan yang ditimbulkannya dikaitkan dengan penyakit Menkes, Wilson, dan Alzheimer

Defisiensi (kekurangan) tembaga jarang terjadi, tetapi dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular dan masalah lainnya.

Artikel ini selanjutnya akan membahas manfaat dan potensi risiko tembaga bagi kesehatan, dan sumbernya.

Sekilas fakta tentang tembaga:
  • Tembaga diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh
  • Defisiensi tembaga jarang terjadi kecuali dalam kondisi tertentu, seperti penyakit Menkes
  • Suplemen tembaga biasanya tidak diperlukan dan dapat berpotensi menyebabkan ketidakseimbangan
  • Ketidakseimbangan tembaga telah dikaitkan dengan penyakit Alzheimer.
  • Tidak dianjurkan mengonsumsi suplemen tembaga kecuali atas saran dokter.


Manfaat bagi kesehatan
Tembaga adalah nutrisi penting bagi tubuh. Bersama zat besi, tembaga akan bekerjasama membentuk sel darah merah.

Tembaga membantu menjaga kesehatan tulang, pembuluh darah, saraf, dan fungsi kekebalan tubuh, dan berkontribusi pada penyerapan zat besi.

Konsumsi tembaga yang cukup dari makanan juga dapat membantu mencegah penyakit kardiovaskular dan osteoporosis.

Kesehatan kardiovaskular
Kekurangan tembaga telah dikaitkan dengan kondisi kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi. Sebuah kelompok peneliti telah menyarankan bahwa sebagian pasien gagal jantung mungkin akan mendapat manfaat dari suplemen tembaga.

Penelitian pada hewan telah menghubungkan kadar tembaga yang rendah dengan penyakit kardiovaskular, tetapi masih belum jelas apakah kekurangan tembaga akan berdampak sama pada manusia.

Pensinyalan neuron
Pada tahun 2016, Prof. Chris Chang, seorang ahli kimia yang merupakan bagian dari Sackler Sabbatical Exchange Program di Berkeley, California, Amerika Serikat, merancang dan menggunakan probe fluoresen untuk melacak pergerakan tembaga masuk dan keluar dari sel-sel saraf.

Chang berkata: "Tembaga seperti sakelar lampu dim atau rem, satu untuk setiap sel saraf."

Timnya menemukan bahwa, jika jumlah tembaga yang tinggi memasuki sel, ini tampaknya mengurangi pensinyalan neuron. Ketika kadar tembaga dalam sel itu turun, pensinyalan dilanjutkan.

Fungsi kekebalan tubuh
Kekurangan tembaga dapat menyebabkan neutropenia. Kondisi kekurangan sel darah putih, atau neutrofil, yang melawan infeksi.

Seseorang dengan tingkat neutrofil yang rendah sangat mudah terkena penyakit menular.

Osteoporosis
Defisiensi tembaga yang parah dikaitkan dengan rendahnya kepadatan mineral tulang dan tingginya risiko osteoporosis.

Masih diperlukan lebih banyak penelitian tentang bagaimana defisiensi tembaga marjinal dapat memengaruhi kesehatan tulang, dan bagaimana suplementasi tembaga dapat membantu mencegah dan mengatasi osteoporosis.

Produksi kolagen
Tembaga memainkan peran penting dalam menjaga kolagen dan elastin, komponen struktural utama tubuh kita. Para ilmuwan telah berhipotesis bahwa tembaga mungkin memiliki sifat antioksidan, dan bahwa, bersama dengan antioksidan lain, asupan yang sehat dapat membantu mencegah penuaan kulit.

Tanpa tembaga yang cukup, tubuh tidak dapat menggantikan jaringan ikat yang rusak atau kolagen yang membentuk perancah (scaffolding) untuk tulang.

Ini dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk disfungsi sendi, karena jaringan tubuh mulai rusak.

Radang sendi
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa tembaga dapat membantu mencegah atau menunda radang sendi, dan orang-orang pada akhirnya memakai gelang tembaga untuk tujuan ini. Namun, belum ada penelitian pada manusia yang mengkonfirmasinya.

Fungsi antioksidan
Tembaga juga dapat memiliki fungsi antioksidan. Tembaga dapat membantu mengurangi produksi radikal bebas.

Radikal bebas dapat merusak sel dan DNA, yang menyebabkan kanker dan penyakit lainnya.

Berapa banyak tembaga yang dibutuhkan?
Kebutuhan harian yang direkomendasikan untuk tembaga adalah sekitar 900 mikrogram (mcg) sehari untuk remaja dan dewasa.

Batas tertinggi untuk orang dewasa berusia 19 tahun ke atas adalah 10.000 mcg, atau 10 miligram (mg) sehari. Asupan di atas level ini dapat menjadi racun bagi tubuh.

Defisiensi tembaga
Sementara defisiensi tembaga jarang terjadi, beberapa kondisi kesehatan dan faktor-faktor lain dapat meningkatkan risikonya. Ini termasuk:
  • cacat genetik metabolisme tembaga
  • masalah penyerapan
  • asupan zinc atau vitamin C yang terlalu tinggi
  • beberapa kondisi, seperti demielinasi sistem saraf pusat, polineuropati, mielopati, dan radang saraf optik.
Karena tembaga disimpan di hati, defisiensi berkembang perlahan seiring waktu.

Zinc dan vitamin C
Asupan zinc yang tinggi (150 mg sehari atau lebih) dan vitamin C (lebih dari 1.500 mg sehari) dapat menginduksi defisiensi tembaga dengan bersaing untuk penyerapan di dalam usus.

Penyebab defisiensi tembaga pada bayi
Kekurangan tembaga terlihat pada bayi yang mengonsumsi susu sapi. Susu sapi memiliki kandungan tembaga yang rendah. Anak di bawah 1 tahun harus diberi ASI idealnya dan jika tidak, diberi susu formula. Susu sapi tidak memiliki nutrisi yang diperlukan untuk bayi manusia.

Efek defisiensi tembaga
Kadar tembaga yang rendah dapat menyebabkan:
  • anemia
  • suhu tubuh rendah
  • patah tulang
  • osteoporosis
  • hilangnya pigmentasi kulit
  • masalah tiroid.
Penyakit metabolik dapat memengaruhi cara tubuh menyerap vitamin dan mineral.

Penyakit Menkes
Penyakit Menkes, gangguan resesif yang berdampak buruk pada bagaimana otak memetabolisme tembaga. Kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan dan keterlambatan perkembangan saraf pada bayi dari sekitar 6 hingga 8 minggu. Anak dengan penyakit Menkes kemungkinan tidak dapat bertahan hidup sampai usia 3 tahun.

Suntikan tembaga yang diberikan secara subkutan dapat membantu menormalkan kadar tembaga darah, tetapi apakah ini membantu menormalkan kadar tembaga otak akan tergantung pada jenis mutasi genetik yang terlibat.

Sebuah percobaan klinis telah menemukan bahwa merawat bayi sebelum gejala muncul dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik kasar, motorik halus dan keterampilan adaptif, keterampilan pribadi dan sosial, dan pengembangan saraf bahasa pada anak-anak. Ini juga meningkatkan pertumbuhan.

Efek lain dari defisiensi tembaga
Kekurangan tembaga juga telah dikaitkan dengan:
  • peningkatan risiko infeksi
  • osteoporosis
  • depigmentasi rambut dan kulit
  • anemia, karena tembaga berkontribusi pada pembentukan sel darah merah.

Otak dan sistem saraf
Terlalu sedikit atau terlalu banyak tembaga dapat merusak jaringan otak.

Pada orang dewasa, neurodegenerasi telah diamati sebagai akibat dari ketidakseimbangan tembaga. Ini mungkin karena masalah dengan mekanisme yang terlibat dalam metabolisme tembaga untuk digunakan di otak.

Tingkat tembaga yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan oksidatif di otak. Pada penyakit Wilson, misalnya, kadar tembaga yang tinggi terkumpul di hati, otak, dan organ vital lainnya.

Kemungkinan hubungan dengan Alzheimer
Akumulasi tembaga yang berlebihan juga dikaitkan dengan penyakit Alzheimer.

Prof. Chang dan rekannya telah berhipotesis bahwa ketika tembaga terakumulasi dengan cara yang tidak biasa, ini dapat menyebabkan plak amiloid menumpuk di sel saraf.

Penumpukan plak amiloid dapat menyebabkan Alzheimer dan gangguan neurodegeneratif lainnya.

Sumber tembaga dalam makanan
Tembaga ditemukan dalam berbagai makanan. Sumber makanan yang kaya akan tembaga meliputi:
  • tiram dan kerang-kerangan lainnya
  • biji-bijian
  • kacang polong
  • kentang
  • ragi
  • sayuran berdaun hijau gelap
  • biji cokelat
  • buah kering
  • lada hitam
  • daging organ, seperti ginjal dan hati
  • kacang-kacangan, seperti kacang mete dan almond

Sebagian besar buah-buahan dan sayuran mengandung tembaga dalam kadar yang rendah, tetapi juga terdapat dalam gandum utuh, dan ditambahkan ke beberapa sereal sarapan dan makanan yang diperkaya lainnya.

Suplemen tembaga
Suplemen tembaga mudah ditemukan, tetapi sumber tembaga yang terbaik adalah dengan mendapatkannya melalui makanan alami demi untuk mengurangi risiko ketidakseimbangan. Faktanya, sedikit sekali orang memerlukan suplemen tembaga.

Selain itu, nutrisi dalam makanan bekerja bersama untuk menciptakan efek yang lebih signifikan daripada nutrisi-nutrisi yang diperoleh secara terpisah dari suplemen. Umumnya kebanyakan suplemen multivitamin mengandung 2 mg tembaga, yang nilai tersebut adalah nilai tengah dari asupan rentang aman.

Risiko
Suplemen tembaga dapat berinteraksi dengan yang berikut:
  • pil KB dan terapi hormon
  • obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS), seperti aspirin dan ibuprofen
  • penicillamine, digunakan untuk mengurangi kadar tembaga pada penyakit Wilson
  • allopurinol, pengobatan asam urat
  • cimetidine, atau Tagamet, digunakan untuk tukak lambung dan refluks lambung
  • suplemen zinc.
Produk-produk ini dapat mengurangi atau meningkatkan kadar tembaga dalam darah, yang menyebabkan ketidakseimbangan.

Toksisitas tembaga
Tidak ada efek samping yang dilaporkan dari konsumsi normal tembaga dari makanan, tetapi gejalanya dapat muncul jika :
  • suplementasi berlebihan
  • tingkat tembaga yang tinggi dalam air minum, seperti air sumur atau air yang disimpan dalam pipa tembaga
  • paparan bahan kimia yang mengandung kadar tembaga tinggi
  • menggunakan bahan memasak dari tembaga.

Tanda-tanda keracunan tembaga termasuk:
  • mual, muntah, diare, dan sakit perut
  • sakit kepala
  • pusing
  • kelemahan
  • rasa logam di mulut.

Efek yang lebih serius jarang terjadi, tetapi dapat berupa:
  • sirosis dan penyakit kuning
  • kelainan sel darah merah dan masalah jantung.
Peningkatan kadar serum tembaga telah dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi.

Air yang mengandung lebih dari 6 mg tembaga per liter dapat menyebabkan masalah perut. Jika air minum tampaknya memicu gejala, maka air tersebut harus diuji di laboratorium.

Kesimpulan
  • Defisiensi tembaga memiliki efek negatif pada kesehatan, tetapi jarang terjadi pada orang sehat yang mengikuti diet seimbang.
  • Persyaratan nutrisi pertama-tama harus dipenuhi melalui makanan, dan kemudian suplemen boleh digunakan sebagai cadangan.
  • Tidak boleh mengonsumsi suplemen tembaga sebelum memeriksakan dirinya ke dokter.

Article Resources