Massa tulang normal dan osteoporosis. (Gambar: utar.edu.my). |
Sebagai akibat osteoporosis, tulang akan lebih mudah patah (fraktur). Tulang akan mudah patah meskipun hanya disebabkan oleh kecelakaan atau jatuh ringan. Bahkan pada kondisi osteoporosis yang parah, batuk yang keras pun dapat menyebabkan patah tulang belakang.
Gejala Osteoporosis
Gejala osteoporosis tidak akan terlihat oleh kasat mata. Kecuali dengan pemeriksaan rontgen, orang-orang baru mengetahui mereka menderita osteoporosis ketika tulang mereka patah. Tulang yang paling berisiko patah pada osteoporosis adalah tulang pergelangan tangan, tulang panggul, dan tulang punggung (tulang belakang).Penyebab Osteoporosis
Banyak faktor yang mempengaruhi kekuatan tulang seseorang. Di bawah ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan penurunan kekuatan atau massa tulang, yaitu:- Usia. Faktanya, di atas usia 35 tahun, kepadatan tulang akan menurun.
- Menopause (berhenti haid). Saat kadar hormon estrogen menurun setelah menopause, kepadatan tulang juga menurun.
- Kadar testosteron rendah. Pada pria, hormon testosteron memperlambat resorpsi (proses asimilasi atau pemecahan) tulang yang cara kerjanya sama seperti hormon estrogen pada wanita. Kadar testosteron yang rendah akan menyebabkan penurunan kepadatan tulang dan menyebabkan osteoporosis.
- Genetik. Riwayat keluarga dan kelompok etnik dapat meningkatkan risiko terjadinya osteoporosis. Orang dari ras Kaukasia dan Asia lebih berisiko mengalami osteoporosis.
- Penyakit lain. Beberapa penyakit dapat mempengaruhi regenerasi tulang normal sehingga meningkatkan risiko osteoporosis (misalnya gagal ginjal, penyakit hati).
- Obat-obatan. Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati penyakit lain juga dapat mempengaruhi regenerasi tulang sehingga menyebabkan osteoporosis.
- Berat badan rendah.
- Pola makan buruk. Kurang mengonsumsi makanan yang kaya kalsium dan vitamin D berperan dalam pengembangan osteoporosis.
- Merokok/mengonsumsi alkohol. Kedua faktor ini mengurangi kekuatan tulang dan berpotensi menyebabkan osteoporosis.
- Kurang berolahraga. Untuk memperoleh kekuatan tulang, tulang harus diberi tekanan dengan memberikan latihan beban, terutama saat tulang tumbuh.
- Kehamilan dan menyusui. Walaupun jarang terjadi, seorang wanita dapat mengalami osteoporosis selama hamil, walaupun alasan untuk hal ini belum jelas. Biasanya tulang pulih kembali setelah wanita tersebut berhenti menyusui.
Kapankah harus ke dokter?
Bila Anda merasa khawatir bahwa Anda mungkin berisiko mengalami osteoporosis, segeralah kunjungi dokter dan mintalah nasihatnya. Khususnya untuk kasus di bawah ini:- Sebelumnya Anda pernah mengalami patah tulang (utamanya karena kecelakaan ringan).
- Anda mengalami nyeri punggung hebat.
- Anda sudah menopause dan ayah atau ibu Anda pernah mengalami patah tulang panggul sebelum usia 75 tahun.
Diagnosis Osteoporosis
Dokter akan bertanya mengenai apakah Anda pernah patah tulang atau apakah ada riwayat osteoporosis dalam keluarga Anda. Dokter juga akan mempertimbangkan semua kondisi kesehatan Anda saat ini atau pengobatan yang Anda jalani bila kondisi tersebut memang dapat meningkatkan risiko osteoporosis.Bila dokter mencurigai Anda mungkin mengalami osteoporosis, maka langkah nyata satu-satunya untuk mendiagnosis osteoporosis adalah melalui suatu jenis pemeriksaan yang disebut DXA (dual X-ray absorptiometry) scan. DXA secara langsung mengukur kepadatan tulang panggul dan punggung.
Berdasarkan gejala dan riwayat penyakit, dokter mungkin memutuskan untuk mulai mengobati Anda sebagai pengidap osteoporosis sebelum Anda menjalani scan, terutama bila scan tidak mungkin dilakukan karena keterbatasan alat.
Patah tulang panggul karena osteoporosis umumnya ditangani dengan pembedahan. Sedangkan patah tulang pergelangan biasanya digips atau mungkin juga bila perlu dilakukan pembedahan.
Perawatan Osteoporosis
Bila Anda didiagnosis mengidap osteoporosis, banyak pendekatan yang dapat dilakukan oleh Anda dan dokter untuk menjamin bahwa osteoporosis dapat ditangani seefektif mungkin. Bila Anda berisiko mengalami osteoporosis, namun kepadatan tulang Anda tidak menurun serendah yang dapat dipertimbangkan sebagai osteoporosis, banyak upaya yang dapat Anda lakukan untuk meminimalkan risiko osteoporosis di masa depan.Perubahan pola hidup
Bila Anda berisiko mengalami osteoporosis atau sudah pernah mengalaminya, maka alangkah baiknya untuk:- Makan dengan pola makan seimbang, yaitu cukup kalsium dan vitamin D.
- Berolahraga. Tapi sebaiknya tanyakan dulu ke dokter olahraga apa yang cocok untuk Anda.
- Berhenti merokok.
- Berhenti mengonsumsi alkohol.
- Mandi sinar matahari 5-20 menit setiap pagi hari.
Penanganan dengan obat
Tujuan pengobatan osteoporosis adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus cukup mengonsumsi kalsium dan vitamin D. Saat ini, sudah banyak obat untuk mengobati osteoporosis, antara lain:- Bifosfonat (misalnya alendronic acid, risedronate sodium).
- Obat tulang dengan aksi ganda (misalnya strontium ranelate).
- Selective oestrogen receptor modulator (SERM; misalnya raloxifene hydrochloride).
- Hormon paratiroid (misalnya teriparatide).
- Kalsitriol.
- Kalsitonin.
- Terapi sulih hormon (hormone replacement therapy, HRT).
Penanganan nyeri
Bila Anda juga merasakan nyeri akibat osteoporosis, maka dokter mungkin akan menyarankan beberapa hal, yaitu:- Mengonsumsi obat analgesik (penghilang rasa nyeri).
- Fisioterapi.
- Transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS, memutus sinyal nyeri yang berjalan ke otak dengan menggunakan bantalan elektroda yang ditempel ke kulit).
- Latihan relaksasi.
- Terapi komplementer, termasuk akupunktur.
Peralatan TENS (kiri) dan cara penggunaan TENS (kanan). (Gambar: Wiki/about) |