12 Februari 2020

Gejala dan Pengobatan Anemia Pada Remaja Putri

Anemia zat besi remaja putri

Kekurangan zat besi pada remaja putri adalah umum, mudah didiagnosis dan mudah diobati.

Anemia merupakan kondisi dimana darah tidak memiliki cukup sel darah merah. Sel-sel darah merah ini membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ada banyak jenis anemia, salah satu jenis anemia yang paling umum terjadi pada remaja putri adalah anemia defisiensi zat besi; kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi sel darah merah.

Apa hubungan antara zat besi dan sel darah merah?
Di dalam setiap sel darah merah ada protein yang disebut dengan hemoglobin, yang berfungsi membawa oksigen ke setiap sel di dalam tubuh. Oksigen adalah sumber energi penting bagi setiap sel.

Zat besi adalah bagian dari hemoglobin. Sebagian besar zat besi dalam tubuh ada di hemoglobin (dan protein serupa di otot yang disebut mioglobin).

Zat besi masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan dan keluar dari tubuh utamanya saat kita mengeluarkan darah. Pendarahan menyebabkan hilangnya banyak sel darah merah dan zat besi. Itulah sebabnya remaja putri sangat rentan terhadap anemia defisiensi besi ketika mereka sudah mengalami menstruasi bulanan. Setiap bulan mereka akan kehilangan sel darah merah dan zat besi. Jika remaja putri tidak cukup makan makanan yang kaya akan zat besi, maka secara bertahap ia akan mengalami kekurangan zat besi.

Gejala anemia pada remaja putri
Gejala anemia defisiensi zat besi biasanya tidak jelas, kecuali jika kondisinya sudah parah atau berlangsung lama. Jika gejalanya memang muncul, maka yang mungkin terjadi antara lain:
  • kulit pucat
  • lemah
  • terus merasa lelah dan mudah mengantuk
  • pusing
  • sakit kepala ringan
  • telinga sering berdenging.
Untuk pastinya, tes darah akan menentukan diagnosis anemia defisiensi zat besi.

Pengobatan anemia pada remaja putri
Anemia defisiensi zat besi dapat diatasi dengan suplemen zat besi, yang diminum selama beberapa bulan. Dokter akan melakukan tes darah lanjutan untuk memastikan apakah anemia sudah hilang atau setidaknya membaik.

Zat besi paling baik diserap saat diberikan di antara waktu makan. Remaja putri sebaiknya mengonsumsi suplemen zat besi di waktu pertengahan pagi, antara sarapan dan makan siang, atau pertengahan sore, antara makan siang dan makan malam.

Vitamin C memudahkan tubuh menyerap zat besi. Tetapi kalsium membuat penyerapannya menjadi lebih sulit, jadi remaja putri tidak boleh mengonsumsi suplemen zat besinya dengan susu. Yang paling baik adalah suplemen zat besi dikonsumsi bersama makanan atau minuman yang kaya akan vitamin C, seperti buah-buahan, sayuran, dan jus jeruk.

Remaja putri sebaiknya tidak mengonsumsi suplemen zat besi melebihi dosis yang dianjurkan, karena dosis yang lebih tinggi bisa berbahaya. Sebagian orang rentan mengalami kelebihan zat besi.

Makanan penambah zat besi
Selain suplemen, makanan lainnya yang dapat remaja putri konsumsi untuk menambah zat besi, antara lain:
  • daging tanpa lemak, unggas, dan ikan
  • sereal, roti, dan pasta yang diperkaya zat besi
  • buah-buahan kering (aprikot, kismis, prem)
  • sayuran berdaun hijau (bayam, collard green, kale)
  • biji-bijian utuh (beras merah, bibit gandum)
  • kacang-kacangan
  • telur.

Mencegah anemia defisiensi zat besi
Remaja putri yang baru mulai menstruasi juga dapat mencegah anemia defisiensi zat besi dengan mengonsumsi multivitamin yang mengandung zat besi. Rekomendasi harian untuk zat besi adalah delapan miligram (mg) per hari untuk remaja putri usia 9 hingga 13 tahun, dan 15 mg per hari untuk remaja putri usia 14 hingga 18 tahun.

Article Resources