15 April 2018

Apa itu kanker serviks?

Kanker serviks adalah kanker yang berkembang dan berasal dari serviks. Serviks atau leher rahim adalah bagian bawah dari rahim yang menggantung di vagina. Dengan kata lain, serviks adalah penghubung antara vagina dan rahim.

Permukaan luar serviks terlapisi oleh sel-sel yang disebut sel skuamosa, sementara bagian kanal serviks dilapisi oleh sel glandular atau interstisial. Bibir luar serviks dimana kedua jenis sel ini bertemu dikenal sebagai zona T atau zona transisi. Di area inilah kanker serviks paling mungkin berkembang.


Kanker serviks terjadi ketika sel sehat atau normal mengalami perubahan yang menyebabkan mereka berubah menjadi sel abnormal.

Sel yang sehat akan tumbuh dan berkembang biak hingga akhirnya sekarat dan mati pada waktunya. Sedangkan sel kanker tumbuh dan berkembang biak di luar kendali, dan mereka tidak mati. Sel-sel abnormal ini akan berkumpul untuk membentuk tumor. Sel-sel kanker ini juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui aliran darah atau limfatik dan menyerang jaringan disana. Kondisi ini disebut sebagai karsinoma sekunder atau metastasis.

Tipe kanker serviks

Berdasarkan asal selnya, kanker serviks dibagi dalam dua tipe utama, yaitu:
  • Karsinoma sel skuamosa. Dimulai di sel tipis dan datar (sel skuamosa) yang melapisi bagian luar serviks. Sebagian besar kanker serviks adalah karsinoma sel skuamosa.
  • Adenokarsinoma. Jenis kanker serviks yang dimulai pada sel glandular berbentuk kolom yang melapisi kanal serviks.
Terkadang, kedua jenis sel tersebut terlibat dalam kanker serviks.

Faktor risiko dan gejala kanker serviks

Virus HPV atau virus papiloma manusia adalah penyebab sekitar 99% kanker serviks. Sebagian besar virus HPV tidak menyebabkan kanker serviks. Ini disebut virus HPV low-risk atau berisiko rendah. Sedangkan jenis HPV high-risk atau berisiko tinggi dapat menyebabkan kelainan sel atau kanker serviks. Sebagian besar kasus kasus kanker serviks disebabkan oleh virus, HPV-16 dan HPV-18, yang dikenal sebagai jenis HPV berisiko tinggi.

Banyak wanita yang terjangkit infeksi HPV namun tidak semuanya berkembang menjadi kanker. Infeksi HPV tidak berlangsung lama dan akan sembuh sendiri dalam waktu dua tahun. Jika infeksi berlanjut, wanita akan berisiko lebih besar mengalami kelainan sel dan kanker serviks ketimbang wanita dengan infeksi HPV yang sembuh sendiri.

Virus HPV mengubah sel serviks normal menjadi sel abnormal dan untuk jangka waktu yang lama (beberapa tahun atau dekade), sebagian sel abnormal ini kemudian dapat berkembang menjadi kanker serviks.

Faktor risiko lainnya kanker serviks termasuk pola hidup yang tidak sehat, kebiasaan merokok, bergonta-ganti pasangan, memiliki penyakit menular lainnya seperti gonore, klamidia, sifilis, dll, dan memiliki tingkat kekebalan tubuh yang rendah seperti karena AIDS atau karena hal lain.

Seiring kanker yang terus berkembang, gejalanya juga akan berkembang. Gejalanya meliputi pendarahan vagina yang tidak normal, nyeri atau pendarahan saat berhubungan intim, atau keputihan. Mungkin juga ada sakit pinggang dan nyeri pelvis. Pada tahap lanjut perkembangan kanker serviks, dapat terjadi peningkatan frekuensi buang air kemih dan inkontinensia. Bisa juga ada pendarahan dari rektum dan saluran kemih.

Pap smear

Perubahan dan kelainan sel serviks di fase awal tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, karena ini adalah prekursor perkembangan kanker, skrining rutin melalui tes Pap dan HPV dapat membantu mengetahui perubahan sel lebih awal dan mencegah perkembangan kanker serviks.

Kanker akan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berkembang dan kanker serviks dapat dideteksi sejak dini, maka kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling bisa dicegah. Di negara-negara maju, angka kejadian kanker serviks telah turun karena kesadaran akan tes dan tindakan pencegahan kanker serviks.

Tes Pap atau Pap smear dapat mengetahui perubahan sel pra kanker pada serviks yang mungkin akan menjadi kanker serviks jika tidak ditangani dengan tepat. Wanita yang sudah berusia 21 tahun disarankan melakukan tes Pap.

Jika tes Pap menunjukkan hasil normal, maka kemungkinan untuk terkena kanker serviks dalam beberapa tahun ke depan sangat rendah. Untuk ini, tidak lagi diperlukan tes Pap setidaknya untuk 3 tahun ke depan.

Jika wanita berusia 30 tahun atau lebih, bisa melakukan tes Pap bersamaan dengan HPV. Jika kedua hasil tes normal, maka tes Pap berikutnya adalah lima tahun ke depan.

Article Resources
  • http://www.rayur.com/what-is-cervical-cancer.html