26 September 2015

Pengertian, Prosedur, dan Komplikasi EEG (Electroencephalogram)

Tes EEG

Electroencephalogram (EEG) adalah tes medis yang digunakan untuk mengukur aktivitas listrik otak. EEG dilakukan dengan cara menempatkan elektroda pada kulit kepada. EEG sering juga disebut sebagai tes gelombang otak. Prosedur EEG tidaklah menyakitkan dan dapat dilakukan tanpa harus mencukur rambut Anda. EEG akan membantu mendiagnosis sejumlah kondisi kesehatan, seperti epilepsi, gangguan tidur, dan tumor otak.

Kondisi kesehatan yang dapat didiagnosis dengan EEG

Gelombang otak yang normal berada di kisaran angka 30 per detik, tetapi seorang pasien epilepsi, misalnya, EEG dapat menunjukkan semburan debit normal dalam bentuk pola gelombang tajam dan paku. Dugaan epilepsi menjadi alasan umum dilakukannya EEG.

Kondisi lain yang dapat didiagnosis dengan bantuan EEG, antara lain:
  • Gangguan tidur (seperti narkolepsi)
  • Cedera kepala
  • Infeksi otak
  • Perdarahan otak
  • Penyakit Alzheimer
  • Degenerasi jaringan otak
  • Kondisi metabolik yang mempengaruhi jaringan otak
  • Kondisi hormonal yang mempengaruhi jaringan otak
  • Gangguan tertentu dari sistem saraf pusat
  • Stroke
  • Tumor otak
  • Kematian otak.

Kondisi medis yang perlu dipertimbangkan

Hasil EEG yang tidak normal tidak secara otomatis memastikan seseorang memiliki epilepsi. EEG yang dilakukan pada bayi dan anak-anak dapat menghasilkan pola yang tidak teratur yang tidak berarti apa-apa. Di sisi lain, hasil EEG yang normal juga tidak berarti seseorang memiliki epilepsi. Karena terkadang, orang dengan epilepsi hanya menampilkan gelombang otak yang abnormal hanya pada saat mereka kejang.

Prosedur EEG

Pertama rambut harus bersih, tetapi yang terpenting adalah harus kering. Sejumlah elektroda akan ditempatkan ke kulit kepala (biasanya antara 8-23 buah, tergantung kondisi yang diselidiki). Semacam gel mungkin akan dioleskan untuk membantu elektroda agar tetap pada posisinya dan untuk mengoptimalkan perekaman.

Pasien harus dalam keadaan berbaring dan diam untuk menghindari gangguan listrik dari kontraksi otot lainnya. Adakalanya dokter akan meminta pasien untuk membuka dan menutup mata dan bernapas berat. EEG umumnya memakan waktu antara 30-60 menit. Terkadang rekaman pada saat tidur juga diperlukan. Jika pasien adalah bayi atau anak kecil, ada baiknya orangtua menunda tidur siang anaknya hingga dilakukan EEG.

Sedatif (obat untuk membantu tidur) mungkin diperlukan jika pasien tidak tertidur selama pemeriksaan.

EEG normal dan abnormal

Pasca EEG

Setelah tes EEG selesai, elektroda akan dilepas dan Anda diperbolehkan untuk bangun. Hasil EEG perlu dianalisis lebih lanjut oleh dokter ahli saraf atau dokter ahli gangguan pada otak.

Komplikasi EEG

EEG adalah tes yang aman dan tanpa efek samping. Namun, orang dengan epilepsi mungkin saja mengalami kejang, yang dipicu oleh berbagai rangsangan yang digunakan dalam prosedur, seperti karena penggunaan lampu. Namun para ahli tidak melihat hal ini sebagai komplikasi, karena kejang selama EEG dapat sangat membantu dalam diagnosis epilepsi.

Merawat diri sendiri di rumah

Sekali lagi, EEG merupakan prosedur medis yang aman dan tidak menyakitkan. Tidak ada saran khusus bagi pasien setelah menjalani tes EEG. Hanya saja Anda mungkin perlu membasuh rambut untuk menghilangkan semua bekas gel dan cairan lainnya bekas dimana elektroda menempel.

Prospek jangka panjang

Teknisi EEG tidak dapat menafsirkan hasil tes di tempat. Rekaman EEG harus dianalisa oleh seorang ahli saraf, yang kemudian mengirimkan hasilnya ke dokter yang menangani. Jadi sangat penting untuk membuat janji tindak lanjut dengan dokter yang menangani Anda. Umumnya hasil tes akan sudah didapatkan dokter Anda dalam waktu 48 jam sejak tes dilakukan. Pengobatan akan tergantung dari diagnosisnya.

Tes diagnostik lainnya

Penggunaan tes diagnostik lain akan tergantung pada kondisi kesehatan yang akan diselidiki. Sebagai contoh, magnetic resonance imaging (MRI) scan dan computed tomography (CT) scan dapat digunakan dalam kasus dugaan tumor otak.