22 Agustus 2014

Mengatasi Jerawat Pada Saat Hamil

Jerawat saat hamil
Jerawat umum muncul selama kehamilan. Bahkan, sekitar 50 persen lebih wanita hamil cenderung mengembangkan jerawat pada saat hamil. Dan dalam beberapa kasus, kondisi jerawat pada saat hamil bisa sangat parah.

Penyebab utama munculnya jerawat pada saat hamil adalah meningkatnya kadar hormon pada trimester pertama kehamilan. Semakin tinggi kadar hormon, maka produksi minyak alami kulit juga akan meningkat.

Sukar untuk memprediksi siapa-siapa saja yang bisa terkena jerawat pada saat hamil. Namun mereka yang terkena jerawat pada awal siklus menstruasi adalah yang berisiko tinggi mengalami jerawat selama kehamilan. Jika seorang wanita tidak terkena jerawat pada trimester pertama kehamilan, maka sangat mungkin jerawat juga tidak akan muncul pada trimester berikutnya.

Mengobati jerawat pada saat hamil merupakan hal yang rumit dan perlu kehatian-hatian karena banyak obat-obat jerawat yang berisiko menimbulkan kecacatan lahir. Secara umum, seorang wanita hamil harus menghindari penggunaan obat-obat yang tidak terlalu dibutuhkan demi menghindari dampak buruk pada janin yang dikandung atau bayi yang akan dilahirkan.

Di bawah ini adalah informasi cara mengatasi jerawat selama masa kehamilan yang akan aman bagi Anda dan bayi Anda.

Mengatasi jerawat selama kehamilan

Jerawat pada saat hamil merupakan suatu kondisi alami yang akan sembuh ketika kadar hormon kembali normal. Langkah utama yang paling aman dilakukan adalah menghindari penggunaan obat jerawat, dan perawatan yang menggunakan bahan kimia. Sebaliknya, Anda dapat menerapkan perawatan rumah non obat.

Perawatan jerawat yang tidak dianjurkan selama kehamilan

Isotretinoin (Accutane) adalah obat untuk mengatasi jerawat yang parah. Namun, menggunakan obat ini selama kehamilan sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi janin dan menyebabkan cacat lahir yang serius.

Karena risiko isotretinoin yang sangat tinggi, wanita usia subur yang mengonsumsinya harus melakukan kontrasepsi (KB) satu bulan sebelum memulai terapi hingga satu bulan setelah terapi. Selain itu, wanita yang menggunakan isotretinoin harus melakukan tes kehamilan sebelum, selama dan setelah menggunakannya.

Terapi jerawat lainnya yang dapat menyebabkan kecacatan lahir, diantaranya:
  • Terapi hormon. Termasuk terapi hormon estrogen dan anti-androgen flutamide dan spironolactone.
  • Tetrasiklin oral. Termasuk antibiotik doxycycline dan minocycline, yang efek sampingnya dapat menghambat pertumbuhan tulang dan merubah warna gigi secara permanen dan meningkatkan risiko karies.
  • Retinoid topikal. Termasuk adapalene (Differin), tazarotene (Tazorac) dan tretinoin (Retin-A). Obat-obat topikal ini mirip dengan isotretinoin dan harus dihindari selama kehamilan. Meskipun penelitian menunjukkan bahwa kadar obat-obat ini yang diserap kulit cukup rendah, namun tetap berisiko menimbulkan kecacatan lahir. 
Untuk alasan yang sama, sebagian ahli kesehatan juga tidak merekomendasikan penggunaan obat topikal yang mengandung asam salisilat. Yang mana bahan ini banyak ditemukan dalam banyak produk obat bebas.

Perawatan topikal lain untuk jerawat selama kehamilan

Untuk mengatasi jerawat selama kehamilan, sebagian ahli kesehatan merekomendasikan penggunaan obat topikal yang mengandung eritromisin atau asam azelaic. Pilihan lainnya adalah obat jerawat yang mengandung benzoyl peroxide atau glycolic acid. Hanya sekitar 5 persen dari obat-obatan yang dioleskan di kulit ini yang diserap oleh tubuh. Jadi obat-obat tersebut dinilai tidak akan meningkatkan risiko cacat lahir.

Tapi penting untuk diketahui bahwa banyak obat topikal yang beredar saat ini yang belum diteliti keamanannya selama kehamilan. Jadi, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan untuk menggunakan suatu obat jerawat.

Perawatan bebas obat untuk mengatasi jerawat selama kehamilan

Seperti yang dijelaskan di atas, jerawat selama kehamilan merupakan kondisi alami yang biasanya akan sembuh sendiri setelah melahirkan. Jadi, langkah perawatan yang terbaik adalah merawat kulit dengan baik.

Berikut beberapa metode perawatan jerawat non obat yang tentunya aman selama kehamilan:
  • Cuci wajah minimal dua kali sehari dan terutama setelah berkeringat
  • Ketika membasuh wajah, gunakan pembersih non abrasif yang bebas minyak, lembut dan bebas alkohol
  • Setiap kali selesai mencuci wajah, ganti kain lap
  • Setelah mencuci wajah, bilas dengan air suam-suam kuku, lap dengan cara ditepuk-tepuk kemudian gunakan pelembab
  • Hindari mencuci wajah secara berlebihan. Karena ini dapat menstimulasi berlebih kelenjar minyak pada kulit
  • Gunakan sampo secara teratur. Jika kulit wajah Anda termasuk kulit berminyak, sebaiknya keramaslah setiap hari
  • Diet sehat, seperti buah-buahan yang mengandung vitamin C dan cukupi kebutuhan cairan.

Di luar semua perawatan di atas, hindari memencet jerawat karena hal ini dapat menyebabkan infeksi yang lebih buruk dan meninggalkan bekas jerawat permanen pada wajah. Dan seandainya menggunakan kosmetik, pilihlah produk kosmetik yang pada labelnya tertera bebas minyak, anti komedo (non-comedogenic) dan anti jerawat (non-acnegenic).