02 Agustus 2014

Awas, Kekurangan Vitamin D Bisa Membunuhmu

Sinar matahari vitamin D

Vitamin dan mineral memainkan peran penting dalam fungsi tubuh kita, salah satunya vitamin D. Selain berperan penting untuk proses penyerapan mineral seperti kalsium dan fosfor dalam tulang kita, vitamin D yang merupakan vitamin larut lemak ini juga berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Terjadinya perubahan kadar vitamin D dalam tubuh akan berdampak luar biasa bagi kesehatan.

Vitamin D sangatlah penting, namun banyak dari kita yang mengabaikannya, dan sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa rendahnya kadar vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan kematian dini. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa orang yang memiliki kadar vitamin D yang rendah berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung, penyakit tulang dan beberapa jenis kanker. Penelitian baru-baru ini yang dilakukan di University of California semakin memperkuat hubungan antara kematian dini dengan kekurangan vitamin D. Hal ini sangat dimaklumi, mengingat peran penting vitamin D untuk kesehatan tulang dan kekuatan sistem kekebalan tubuh.

Selama bertahun-tahun, telah ada beberapa penelitian konklusif tentang vitamin D yang menyoroti bagaimana rendahnya kadar vitamin ini dalam tubuh akan mendatangkan malapetaka bagi kesehatan, dan salah satu penelitian bahkan menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kerusakan otak dan meningkatkan risiko preeklamsia pada ibu hamil. Penelitian terbaru juga mengungkapkan bahwa orang yang memiliki kadar vitamin D yang rendah berisiko dua kali lipat mengembangkan penyakit-penyakit yang disebutkan diatas dan "mati sebelum waktunya." Penelitian ini didasarkan pada 32 penelitian lain, yang kesemuanya menunjukkan hubungan antara kematian dini dengan kadar vitamin D dalam darah yang rendah.

Dengan kata lain, penelitian baru ini menjaring banyak penelitian kecil yang dilakukan di 14 negara, dengan lebih dari setengah juta peserta, dan saat ini dianggap sebagai salah satu penelitian yang paling komprehensif dari jenisnya. Tidak hanya mengungkapkan adanya hubungan antara kematian dini dengan kadar vitamin D yang rendah, namun penelitian ini juga meyakinkan komunitas medis bahwa vitamin D aman jika dikonsumsi dalam dosis harian yang direkomendasikan.

Penting untuk diketahui bahwa dosis vitamin D harian yang direkomendasikan dapat bervariasi tergantung kelompok umur. Anak-anak dan orang berusia hingga 70 tahun disarankan mengonsumsi 600 IU vitamin D harian, sementara orang yang berusia lebih dari 70 tahun direkomendasikan hanya 400 IU. Juga sangat dianjurkan agar memeriksakan kadar vitamin D dalam dalam secara berkala, idealnya satu kali setahun, dan juga sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter bila ingin mengonsumsi suplemen tambahan vitamin D.

Mengingat banyaknya penelitian tentang vitamin D dan efeknya yang signifikan bagi tubuh, maka dapat dimengerti pula bahwa beberapa penelitian masih memperdebatkan khasiat dan manfaat sesungguhnya dari vitamin D. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Lancet Diabetes and Endocrinology tidak menemukan hubungan antara penggunaan suplemen vitamin D yang mengurangi risiko patah tulang, kanker, serangan jantung, penyakit jantung atau stroke.

Terlepas dari hasil sebuah penelitian, para peneliti dan dokter tetap menyarankan gaya hidup sehat dan aktif, dan jika cukup aktif maka kita sangat mungkin mendapatkan sinar matahari dalam jumlah yang diperlukan tubuh untuk secara alami menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan. Dengan begitu, kita tidak harus mengandalkan suplemen untuk mencukupi kebutuhan vitamin D. Namun, jika Anda kurang terpapar sinar matahari, Anda boleh mengonsumsi suplemen vitamin D untuk pencegahan dan untuk memastikan bahwa kadar vitamin D dalam darah Anda di bawah 200 nanogram per mililiter, hal ini disarankan oleh Profesor Cedric F. Garland dari University of California. (Life Span)