31 Maret 2023

Biopsi : Jenis, Manfaat, dan Risiko

Jarum biopsi

Apa itu biopsi?

Biopsi adalah prosedur medis di mana sejumlah kecil kulit, jaringan, atau tubuh diambil untuk diperiksa di laboratorium dengan tujuan mendeteksi penyakit atau kondisi kesehatan tertentu. Biasanya, biopsi dilakukan untuk mengidentifikasi apakah jaringan yang diambil mengandung sel kanker atau sel-sel abnormal lainnya. Hasil biopsi akan membantu dokter dalam mendiagnosis dan menentukan langkah terbaik untuk pengobatan seorang pasien.

Biopsi mungkin terdengar menakutkan, tapi penting untuk diketahui bahwa bahwa sebagian besar prosedur biopsi bebas dari rasa sakit dan risikonya rendah.

Mengapa perlu dilakukan biopsi?

Biopsi perlu dilakukan karena merupakan cara yang efektif untuk memeriksa jaringan tubuh dan menentukan apakah ada penyakit atau kondisi kesehatan tertentu. Biopsi juga dapat membantu dokter dalam menentukan diagnosis yang tepat dan memberikan perawatan yang sesuai.

Beberapa alasan mengapa perlu dilakukan biopsi adalah sebagai berikut:
  • Mendeteksi kanker: Biopsi adalah cara yang paling umum digunakan untuk mendeteksi kanker. Jaringan yang diambil selama biopsi dapat diperiksa di bawah mikroskop untuk menentukan apakah sel tersebut kanker atau bukan.
  • Mendiagnosis kondisi kesehatan lain: Biopsi juga dapat membantu dokter dalam mendiagnosis kondisi kesehatan lain seperti infeksi atau penyakit autoimun.
  • Menentukan tingkat keparahan penyakit: Biopsi dapat membantu dokter dalam menentukan tingkat keparahan penyakit dan memutuskan jenis perawatan yang diperlukan.
  • Memantau efektivitas pengobatan: Biopsi dapat digunakan untuk memantau efektivitas pengobatan pada pasien dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti kanker.
  • Menghindari operasi yang tidak perlu: Dalam beberapa kasus, biopsi dapat menghindari operasi yang tidak perlu dengan memastikan bahwa jaringan yang diambil benar-benar memerlukan pengangkatan.
Dalam keseluruhan, biopsi adalah prosedur penting dalam mendiagnosis dan mengobati berbagai kondisi kesehatan dan penyakit.

Biopsi dan kanker

Biopsi dapat membantu dokter untuk menentukan jenis, stadium, dan tingkat keparahan kanker pada pasien, yang kemudian akan membantu dalam merencanakan perawatan yang tepat.

Jika Anda dicurigai memiliki gejala yang terkait kanker, dan dokter telah mengetahui lokasinya, maka dokter akan memerintahkan untuk melakukan prosedur biopsi guna membantu menentukan apakah jaringan tersebut kanker atau bukan. Umumnya biopsi akan dilakukan pada benjolan, tumor, kista atau pembengkakan yang tidak diketahui penyebabnya.

Biopsi menjadi satu-satunya cara pasti untuk mendiagnosis kanker. Tes pencitraan seperti CT Scan dan X-ray memang membantu menentukan area mana yang terkena, namun tidak dapat menjawab apakah itu sel kanker atau bukan. Sebuah contoh, seorang wanita memiliki benjolan di payudaranya. Tes pencitraan sudah mengonfirmasi bahwa itu memang benjolan, namun biopsilah yang akan menentukan apakah itu kanker payudara atau kondisi lain non kanker, seperti fibrosis atau polikistik.

Biopsi memang berhubungan erat dengan kanker, tapi hanya karena dokter memerintahkan untuk biopsi, bukan berarti Anda terkena kanker. Dokter memanfaatkan biopsi untuk menguji apakah kelainan di tubuh Anda tersebut disebabkan oleh kanker atau kondisi lain non kanker. Secara umum, biopsi dilakukan untuk mendiagnosis suatu kondisi atau untuk membantu menentukan pilihan terapi yang terbaik.

Jenis biopsi

Biopsi ada beberapa jenis, yang hampir semuanya menggunakan alat tajam untuk mengambil sejumlah kecil jaringan. Lokasi biopsi akan ditentukan oleh dokter dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti lokasi, ukuran, dan sifat kecurigaan. Jenis biopsi yang dipilih juga akan tergantung pada tujuan dari biopsi tersebut dan faktor-faktor khusus pasien, seperti kesehatan umum, riwayat medis, dan jenis kelamin.

Berikut adalah beberapa jenis biopsi yang umum dilakukan untuk mendiagnosis kanker atau penyakit lainnya:

Biospi sumsum tulang (Bone marrow biopsy)

Di beberapa tulang besar, seperti tulang pinggul atau tulang paha, sel-sel darah akan diproduksi di dalam bahan spons yang disebut dengan sumsum.

Jika dokter mencurigai ada masalah pada darah, maka dokter akan memerintahkan untuk biopsi sumsum tulang. Biopsi ini bertujuan untuk mengklarifikasi apakah itu kondisi kanker atau non kanker, seperti apakah itu leukemia, anemia, infeksi, atau limfoma. Biopsi sumsum tulang juga digunakan untuk mengetahui apakah sel-sel kanker di bagian tubuh lain telah menyebar ke tulang.

Sumsum tulang paling mudah diakses menggunakan jarum panjang yang dimasukkan ke tulang pinggul. Biopsi ini bisa dilakukan di rumah sakit atau di tempat praktek dokter. Bagian dalam tulang tidaklah mati rasa, jadi pasien mungkin akan tetap merasakan nyeri tumpul selama prosedur ini. 

Biopsi endoskopik (Endoscopic biopsy)

Biopsi endoskopik dilakukan untuk mengambil sampel dari bagian tubuh yang sulit/dalam seperti kandung kemih, usus, atau paru-paru.

Biopsi endoskopik memanfaatkan selang kecil fleksibel yang disebut endoskop. Pada ujung endoskop terdapat kamera kecil dan ringan. Endoskop juga dilengkapi dengan alat bedah mini. Dokter akan melihat melalui monitor yang terkoneksi dengan endoskop. Dengan menggunakan monitor, dokter akan melihat dan memandu jalannya endoskop ke area yang dituju.

Endoskop masuk ke dalam tubuh melalui sayatan kecil yang dibuat pada tubuh, atau melalui lubang yang sudah ada, seperti mulut, hidung, rektum, atau uretra. Prosedur ini biasanya memakan waktu antara 5 sampai 20 menit.

Pasien mungkin akan merasakan rasa tidak nyaman, kembung, atau sakit tenggorokan, tergantung dari mana jalan masuk dan tujuan endoskop tersebut.

Biopsi jarum (Needle biopsy)

Yang paling umum digunakan adalah biopsi jarum. Biopsi jarum digunakan untuk mengambil sampel kecil jaringan yang mencurigakan. Bisa dilakukan pada kulit atau organ-organ tubuh dalam, seperti payudara, hati, paru-paru, atau ginjal, untuk mencari tanda-tanda kanker, infeksi, atau gangguan lainnya.

Biopsi kolposkopi (Colposcopy biopsy)

Biopsi kolposkopi menggunakan alat bernama kolposkop untuk memeriksa jaringan di leher rahim, vagina, atau vulva untuk menemukan tanda-tanda yang mencurigakan seperti kanker atau lesi prakanker. Setelah dokter menemukan area yang mencurigakan, dokter akan mengambil sepotong kecil jaringan untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.

Prosedur biopsi kolposkopi biasanya dilakukan jika hasil tes pap smear menunjukkan adanya sel abnormal atau jika dokter mencurigai adanya tanda-tanda kanker atau lesi prakanker pada daerah genital. Selama prosedur, pasien akan duduk di kursi ginekologi dengan kaki yang terangkat. Dokter kemudian akan memasukkan spekulum ke dalam vagina dan mengarahkan cahaya dan kolposkop ke daerah yang perlu diperiksa. Jika ditemukan area yang mencurigakan, dokter akan menggunakan alat kecil untuk mengambil sepotong jaringan yang kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

Prosedur biopsi kolposkopi relatif aman dan jarang terjadi komplikasi serius. Namun, pasien dapat merasakan sedikit ketidaknyamanan selama prosedur, dan mungkin akan mengalami sedikit perdarahan atau kram setelahnya.

Biopsi eksisi (Excision biopsy)

Biopsi eksisi dilakukan dokter untuk mengangkat seluruh atau sebagian jaringan yang mencurigakan. Prosedur ini biasanya dilakukan pada area yang dicurigai mengalami perubahan prakanker atau kanker, seperti pada kulit, kelenjar getah bening, payudara, atau usus.

Prosedur biopsi eksisi biasanya dilakukan di bawah anestesi lokal atau umum, tergantung pada lokasi dan ukuran area yang perlu diangkat. Dokter akan membuat sayatan pada kulit atau jaringan dan mengangkat sebagian atau seluruh area yang mencurigakan. Setelah diangkat, jaringan tersebut akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut.

Prosedur biopsi eksisi dapat menjadi tindakan bedah kecil atau besar, tergantung pada ukuran dan lokasi area yang perlu diangkat. Pemulihan setelah prosedur ini dapat memakan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu, tergantung pada ukuran dan lokasi sayatan.

Biopsi insisi (Incision biopsy)

Hanya sebagian kecil benjolan yang diambil. Dokter akan membuat sayatan pada kulit atau jaringan untuk mengambil sebagian kecil jaringan yang mencurigakan. Anestesi umum atau lokal mungkin diperlukan tergantung dari lokasi benjolan. Biopsi jenis ini dapat digunakan untuk benjolan yang terletak di jaringan ikat seperti otot. Prosedur biopsi insisi biasanya merupakan tindakan bedah kecil dan pemulihan biasanya relatif cepat.

Biopsi punch (Punch biopsy)

Pada biopsi punch,  dokter akan menggunakan alat punch kecil yang mirip dengan alat stempel untuk mengambil sampel jaringan kulit yang mencurigakan. Prosedur ini biasanya dilakukan pada area kulit yang dicurigai mengalami perubahan prakanker atau kanker, seperti tahi lalat atau lesi kulit.

Prosedur biopsi punch dilakukan di bawah anestesi lokal dan hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk dilakukan. Dokter akan menggunakan alat punch kecil untuk membuat lubang kecil pada kulit dan mengambil sebagian kecil jaringan yang mencurigakan. Setelah itu, dokter akan menutup lubang dengan jahitan atau plester untuk mempercepat proses penyembuhan. Prosedur biopsi punch biasanya merupakan tindakan bedah kecil dan pemulihan biasanya relatif cepat.

Biopsi stereotaktik (Stereotactic biopsy)

Pada biopsi stereotaktik, dokter akan mengambil sampel jaringan yang mencurigakan dari dalam tubuh dengan bantuan teknologi pencitraan medis yang sangat akurat. Biasanya, biopsi stereotaktik dilakukan untuk mengambil sampel jaringan payudara yang mencurigakan, meskipun juga dapat dilakukan pada organ lain di dalam tubuh.

Selama biopsi stereotaktik, pasien berbaring di atas meja pemeriksaan dan diberi anestesi lokal untuk menghilangkan rasa sakit di area yang akan diperiksa. Dokter kemudian akan menggunakan mesin pencitraan seperti CT scan, MRI atau mammografi untuk memandu jarum biopsi ke dalam jaringan yang mencurigakan. Mesin gambar ini memungkinkan dokter untuk mengambil sampel jaringan yang tepat dengan akurasi yang sangat tinggi.

Meskipun biopsi stereotaktik adalah prosedur yang relatif aman, tetapi pasien mungkin mengalami sedikit rasa sakit atau ketidaknyamanan selama atau setelah prosedur. Setelah biopsi, pasien akan disarankan untuk istirahat dan memperhatikan tanda-tanda infeksi pada area yang diperiksa.

Siapa yang melakukan biopsi dan siapa yang menganalisisnya?

Biasanya, biopsi dilakukan oleh seorang dokter yang berpengalaman dalam melakukan prosedur tersebut. Tergantung pada jenis biopsi, dokter yang melakukan prosedur dapat berbeda, seperti dokter spesialis bedah, radiologis, ahli patologi atau dokter spesialis lainnya.

Setelah sampel jaringan diambil, sampel akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis di bawah mikroskop oleh seorang ahli patologi. Ahli patologi akan mengevaluasi struktur dan karakteristik sel-sel yang terdapat pada sampel, termasuk mencari tanda-tanda kanker atau perubahan sel yang mencurigakan. Berdasarkan hasil analisis, ahli patologi akan memberikan diagnosis atau rekomendasi lebih lanjut kepada dokter yang merawat pasien.

Dalam beberapa kasus, sampel jaringan dapat diambil dan diolah menggunakan teknologi baru seperti penggunaan analisis genetik dan molekuler. Analisis ini dapat membantu dokter untuk memahami lebih detail mengenai karakteristik dan perubahan yang terjadi pada sel-sel yang dicurigai, dan dapat memberikan informasi yang lebih akurat tentang diagnosis, prognosis, dan pengobatan yang tepat bagi pasien.

Persiapan biopsi bagi pasien

Untuk menjalani biopsi, pasien tidak memerlukan persiapan khusus. Persiapan sebelum biopsi bervariasi tergantung pada jenis biopsi yang akan dilakukan dan kondisi kesehatan pasien. Namun, dalam umumnya, persiapan biopsi bagi pasien dapat mencakup:
  • Wawancara dengan dokter: Sebelum biopsi, pasien akan bertemu dengan dokter untuk membahas kondisi kesehatannya dan jenis biopsi yang akan dilakukan. Dokter akan memberikan informasi tentang prosedur dan membantu pasien memahami risiko dan manfaat dari biopsi.
  • Makan atau minum sebelum biopsi: Tergantung pada jenis biopsi yang dilakukan, pasien mungkin perlu berpuasa beberapa jam sebelum prosedur. Hal ini dilakukan untuk menghindari mual dan muntah selama atau setelah biopsi.
  • Menghindari penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa jenis obat, seperti aspirin atau obat pengencer darah, dapat meningkatkan risiko perdarahan selama biopsi. Pasien harus memberitahu dokter tentang semua obat yang sedang diminum dan mengikuti instruksi dokter tentang penggunaan obat sebelum biopsi.
  • Anestesi: Tergantung pada jenis biopsi yang dilakukan, pasien mungkin diberi anestesi lokal atau umum untuk menghilangkan rasa sakit selama prosedur. Pasien harus membicarakan pilihan anestesi dengan dokter.
  • Pendamping: Karena beberapa jenis biopsi dapat memakan waktu, pasien mungkin diizinkan membawa pendamping selama prosedur.
Pada beberapa kondisi, dokter mungkin akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan darah atau tes pencitraan sebelum biopsi dilakukan.

Risiko dan komplikasi biopsi

Meskipun biopsi dianggap sebagai prosedur yang relatif aman, seperti halnya prosedur medis lainnya, biopsi juga memiliki risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. Beberapa risiko biopsi yang umum meliputi:
  • Perdarahan: Risiko perdarahan selama atau setelah biopsi dapat meningkat tergantung pada jenis biopsi dan kondisi kesehatan pasien. Namun, perdarahan biasanya dapat diatasi dengan mengompres area biopsi atau dalam kasus yang lebih serius, tindakan medis darurat dapat diperlukan.
  • Infeksi: Ada risiko infeksi pada area biopsi, yang dapat menyebabkan demam, rasa sakit, kemerahan, dan pembengkakan. Untuk menghindari risiko infeksi, pasien harus menjaga area biopsi tetap bersih dan kering.
  • Nyeri: Meskipun pasien mungkin diberikan anestesi untuk mengurangi rasa sakit selama prosedur, nyeri dapat tetap terjadi selama beberapa hari setelah biopsi.
  • Cedera organ: Risiko cedera organ tergantung pada jenis biopsi yang dilakukan dan lokasi biopsi. Namun, cedera organ dapat terjadi pada beberapa jenis biopsi, seperti biopsi endoskopi.
  • Gangguan fungsi organ: Beberapa jenis biopsi dapat mempengaruhi fungsi organ, seperti biopsi hati atau ginjal.
  • Reaksi alergi terhadap anestesi atau bahan biopsi: Reaksi alergi terhadap anestesi atau bahan biopsi dapat terjadi pada beberapa pasien.
Dalam kebanyakan kasus, risiko dan komplikasi dari biopsi dapat diminimalkan dengan persiapan dan tindakan yang benar dari dokter dan pasien.

Pasca biopsi

Sebelum biopsi, dokter sudah menjelaskan prosedur, kemungkinan gejala, dan efek samping dari biopsi. Setelah jaringan itu diambil, jaringan tersebut dikirim ke ahli patologi. Ahli patologi akan menganalisa dan mempelajari sampel tersebut untuk kemudian mengirimkan hasilnya dalam beberapa hari kepada dokter yang menangani pasien.

Jika hasilnya menunjukkan adanya tanda-tanda kanker, ahli patologi akan memberitahu jenis dan tingkat agresi kanker berdasarkan hasil biopsi. Hasil ini juga digunakan untuk menentukan pengobatan apa yang tepat.

Jika hasilnya negatif, maka itu bukan kanker. Dokter mungkin akan tetap menindaklanjuti kondisi non kanker ini. Biopsi mungkin telah mengkonfirmasi adanya masalah lain yang memerlukan perawatan berbeda. Jika diperlukan, dokter juga mungkin akan melakukan tes lain untuk mengidentifikasi penyebab masalah non kanker tersebut untuk menentukan perawatan yang tepat.

Inovasi dalam teknologi biopsi

Teknologi dalam prosedur biopsi terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi di bidang kesehatan. Berikut ini adalah beberapa teknologi terbaru yang digunakan dalam prosedur biopsi:
  • Endomicroscopy: Teknologi ini memungkinkan dokter untuk melihat jaringan tubuh dengan resolusi tinggi dalam waktu nyata. Endomicroscopy dapat digunakan pada berbagai jenis biopsi, seperti biopsi endoskopik atau biopsi kolposkopi, untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat dari jaringan yang dicurigai.
  • Biopsi cairan: Teknologi ini mengumpulkan sampel cairan dari area yang dicurigai, seperti cairan serebrospinal untuk mendiagnosis penyakit pada sistem saraf pusat. Teknologi biopsi cairan memungkinkan pengambilan sampel yang lebih minim invasif dan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
  • Tomografi koherensi optik: Teknologi ini menggunakan cahaya inframerah untuk memperoleh gambaran tiga dimensi dari jaringan tubuh dengan resolusi tinggi. Teknologi ini dapat digunakan dalam berbagai jenis biopsi, termasuk biopsi payudara dan biopsi kulit, untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat dan membantu dokter dalam membuat keputusan diagnosis dan perawatan.
  • Biopsi robotik: Teknologi ini menggunakan robot untuk melakukan biopsi dengan presisi yang lebih tinggi dan risiko cedera yang lebih rendah. Biopsi robotik dapat digunakan pada berbagai jenis biopsi, termasuk biopsi payudara dan biopsi prostat, untuk memperoleh sampel yang lebih akurat dan mengurangi ketidaknyamanan pasien selama prosedur.
  • Penggunaan citometri aliran: Teknologi ini memungkinkan pengukuran jumlah dan sifat sel secara cepat dan akurat. Penggunaan citometri aliran dalam prosedur biopsi dapat membantu dokter dalam mendiagnosis dan memonitor perkembangan penyakit dengan lebih efektif.
Teknologi-teknologi ini terus dikembangkan untuk meningkatkan akurasi dan efektivitas prosedur biopsi, sehingga pasien dapat menerima perawatan yang lebih baik dan lebih efektif.

Article Resources
  • http://www.healthline.com/health/biopsy
  • http://www.webmd.com/cancer/what-is-a-biopsy
  • https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/biopsy
  • http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cancer/in-depth/biopsy/art-20043922
  • http://www.cancer.net/navigating-cancer-care/diagnosing-cancer/tests-and-procedures/biopsy