05 Juli 2015

Anafilaksis : Penyebab, Gejala dan Pengobatan

Anafilaksis atau syok anafilaksis adalah reaksi alergi hebat yang mengancam jiwa. Anafilaksis akan mempengaruhi beberapa organ penting tubuh, termasuk jantung dan paru-paru. Anafilaksis sangat berbahaya dan harus segera mendapatkan perawatan medis.

Syok anafilaksis

Penyebab anafilaksis

Zat yang dapat menyebabkan anafilaksis disebut dengan zat pemicu atau alergen. Beberapa contoh alergen yang umum, antara lain:
  • Makanan dan aditif makanan, terutama telur, kacang, makanan laut, susu, kedelai, ikan, kerang, biji-bijian, dan kacang-kacangan.
  • Sengatan serangga atau gigitan lebah, tawon, atau semut api.
  • Obat-obatan, misalnya antibiotik, obat kejang dan relaksan otot.
  • Vaksin (obat imunisasi).
  • Produk dari bahan lateks, misalnya sarung tangan dan selang medis.
  • Transfusi darah.
  • Beberapa jenis obat pengendali rasa sakit, terutama narkotika.
  • Pemicu lainnya, seperti pewarna yang digunakan untuk produser pemeriksaan x-ray, dapat memicu reaksi yang mirip dengan anafilaksis.

Faktor risiko anafilaksis

Faktor-faktor risiko akan meningkatkan kemungkinan seseorang untuk terkena anafilaksis. Siapapun dapat terkena anafilaksis. Beritahu dokter jika Anda memiliki beberapa faktor risiko anafilaksis berikut:
  • Sebelumnya pernah mengalami alergi terhadap zat yang tercantum di atas, bahkan meskipun itu alergi ringan.
  • Sebelumnya pernah terkena eksim, asma atau hay fever.
  • Anak-anak dengan kondisi medis tertentu, seperti spina bifida dan cacat urogenital kemungkinan besar mengalami peningkatan risiko alergi terhadap bahan lateks (karena sering terpapar bahan lateks dalam beberapa kali pembedahan/operasi).

Gejala anafilaksis

Gejala anafilaksis biasanya sudah muncul dalam waktu beberapa menit saja setelah terpapar alergen, namun dapat juga baru terjadi setelah hitungan jam. Gejala anafilaksis dapat berupa gejala yang ringan atau sangat parah, hingga kematian. Gejala anafilaksis antara lain:
  • Kaligata dan gatal-gatal di kulit.
  • Rasa pedas, hangat dan merah pada kulit.
  • Pembengkakan, kemerahan, rasa tersengat atau terbakar, terutama pada wajah, mulut, mata atau tangan.
  • Warna kulit pucat/kebiru-biruan, nadi lemah, dan pusing.
  • Obstruksi hidung, mulut, dan tenggorokan.
  • Gangguan pernapasan berat (misalnya dada sesak, sesak napas, dan mengi).
  • Mual, muntah, kram atau sakit perut, atau diare.
  • Aritmia jantung.
  • Kejang.
  • Tekanan darah turun.
  • Syok.
  • Perasaan cemas.

Diagnosis anafilaksis

Dokter akan menduga seseorang mengalami anafilaksis jika orang tersebut telah menunjukkan gejalanya dan kemungkinan telah terpapar suatu alergen. Kasus anafilaksis sebaiknya ditangani langsung oleh dokter spesialis alergi/imunologi. Diagnosis alergi dengan risiko reaksi anafilaksis dibuat berdasarkan riwayat pasien. Hal ini juga dikonfirmasi dengan tes pada kulit dan terkadang juga diperlukan tes darah oleh dokter spesialis imunologi.

Pengobatan anafilaksis

Anafilaksis merupakan suatu bentuk keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan medis segera karena dapat membahayakan jiwa. Diantara bentuk pengobatan anafilaksis, antara lain:
  • Injeksi epinefrin (adrenalin) - membuat pembuluh darah menyempit (akhirnya tekanan darah naik), melemaskan saluran napas, menghentikan kaligata dan gatal-gatal, mengurangi kram gastrointestinal.
  • Obat lain - kortikosteroid dan/atau antihistamin dapat diberikan setelah pemberian epinefrin untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan kemampuan bernapas.
  • Bronkodilator - untuk meningkatkan pernapasan.
  • Cairan infus - untuk menjaga tekanan darah.
  • Oksigen.
  • Cardiopulmonary resuscitation (CPR) - mungkin diperlukan untuk kasus anafilaksis berat yang menyebabkan terganggunya sistem kardiovaskular. Mechanical ventilation mungkin diperlukan untuk menangani anafilaksis yang parah.

Catatan: Jika memberikan epinefrin darurat, pasien harus segera dibawa ke ruang gawat darurat, meskipun gejalanya sudah hilang setelah disuntik epinefrin.

Pencegahan anafilaksis

Menghindari zat yang memicu anafilaksis merupakan satu-satunya langkah pencegahan terbaik, selain itu:
  • Suntikan alergi dapat mengurangi risiko anafilaksis dan mengurangi keparahan reaksi atas pemicu tertentu.
  • Menggunakan gelang medis khusus atau selalu membawa cacatan khusus yang berisi daftar alergi Anda.
  • Memberitahu dokter (termasuk dokter gigi) mengenai alergi Anda sebelum mereka meresepkan obat. Bila mungkin, lebih baik minta obat yang dalam bentuk pil saja. Karena reaksi alergi akan lebih hebat dengan obat-obatan yang disuntikkan.
  • Dokter mungkin saja membekali Anda dengan kit injeksi epinefrin untuk situasi kedaruratan di rumah, di tempat kerja, di dalam mobil, atau ketika Anda bepergian. Pastikan keluarga dan teman-teman tahu bagaimana menggunakan kit tersebut. Namun hal ini membutuhkan pelatihan khusus dari dokter yang menangani.
  • Pastikan kit epinefrin Anda tidak kadaluarsa.
  • Khususnya anak-anak, pastikan tenaga kesehatan sekolah atau guru tahu dengan alergi yang mungkin anak Anda miliki. Jika anak Anda dibekali dengan injeksi epinefrin, pastikan staf sekolah tahu bagaimana menggunakannya dan paham dengan kondisi anak Anda.
  • Jika Anda alergi terhadap sengatan serangga, gunakan pakaian lengkap saat berada di luar.
  • Jangan segera meninggalkan ruang dokter atau dokter gigi paling tidak selama 30 menit setelah Anda disuntik oleh dokter atau dokter gigi tersebut. Jika ada gejala segera laporkan.

Article Resources
  • http://www.lifescript.com/health/centers/anaphylaxis/basics/facts.aspx