01 September 2014

Kekurangan Zat Besi pada Anak-anak

Distribusi dan penyimpanan zat besi dalam tubuh

Zat besi merupakan mineral makanan yang sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh, seperti transportasi oksigen ke seluruh tubuh melalui darah. Selain menambah kekuatan fisik, zat besi juga berperan penting bagi perkembangan otak anak.

Bayi, balita, anak-anak pra-sekolah, dan remaja berisiko tinggi kekurangan zat besi, hal ini karena periode pertumbuhan mereka yang cepat membutuhkan zat besi dalam takaran yang memadai. Anak yang sehari-hari mengonsumsi makanan yang rendah zat besi atau bahkan tidak mengandung zat besi, berisiko tinggi mengalami anemia karena kekurangan zat besi.

Zat besi juga bisa menjadi racun

Bila dikonsumsi dalam jumlah berlebih, zat besi juga bisa menjadi racun. Kalaupun orangtua khawatir anaknya akan kekurangan zat besi, namun jangan sampai bersikap berlebihan dengan memberinya suplemen zat besi tanpa sepengetahuan dokter, karena overdosis zat besi dapat mengakibatkan kematian. Dosis harian zat besi yang aman untuk bayi dan anak-anak adalah sekitar 20 mg. Perlu diketahui bahwa suplemen zat besi umumnya mengandung sekitar 100 mg zat besi per tablet.

Orangtua juga perlu memperhatikan tempat penyimpanan suplemen zat besi, jauhkan dari jangkauan anak-anak dan jangan diletakkan berdekatan dengan makanan atau vitamin mereka demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Gejala anemia akibat kekurangan zat besi

Tanda dan gejala anemia akibat kekurangan zat besi pada anak-anak, meliputi:
  • Infeksi berulang
  • Hilang nafsu makan
  • Letargi (anak tidak fokus dan tidak sigap)
  • Napas cepat atau sesak napas
  • Peningkatan keringat
  • Keinginan memakan makanan yang aneh, seperti makan sesuatu yang kotor dan tidak sehat
  • Tumbuh kembang terganggu.
Bila anak Anda mengalami gejala-gejala di atas, bawa mereka ke dokter.

Penyebab kekurangan zat besi pada anak-anak

Fakto risiko yang berperan penting dalam pengembangan kekurangan zat besi pada anak-anak meliputi:
  • Lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah (BBLR)
  • ASI eksklusif lebih dari enam bulan (tidak memberikan makanan tambahan)
  • Asupan tinggi susu sapi saat anak berusia kurang dari dua tahun
  • Kurang atau tidak mengonsumsi daging
  • Vegetarian
  • Pola makan yang buruk terutama saat usia dua tahun
  • Memiliki gangguan atau penyakit pencernaan
  • Keracunan timbal (logam berat).

Bayi, anak-anak, dan remaja mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, di periode inilah mereka membutuhkan zat besi dalam takaran yang memadai. Penyebab utama kekurangan zat besi pada anak-anak berdasarkan kelompok usia adalah:
  • Bayi kurang dari 6 bulan - Bayi yang baru lahir masih memiliki simpanan zat besi dari uterus (rahim), artinya apa yang dimakan ibu selama kehamilan berpengaruh besar pada bayi yang akan dilahirkannya. Bayi yang lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah berisiko tinggi kekurangan zat besi. Bila sudah terjadi, anak-anak ini harus mendapatkan suplemen zat besi namun hanya di bawah pengawasan medis.
  • Bayi usia 6 bulan sampai 1 tahun - Simpanan zat besi mereka akan habis saat memasuki usia enam bulan. Kekurangan zat besi akan terjadi jika makanan tambahannya tidak mengandung zat besi yang memadai. Tidak memberikan makanan tambahan yang mengandung zat besi pada bayi setelah usianya enam bulan akan meningkatkan risikonya mengalami kekurangan zat besi.
  • Anak-anak usia 1-5 tahun - ASI hanya mengandung sejumlah kecil zat besi. Pemberian ASI eksklusif (tidak diberikan makanan tambahan) dalam waktu yang lama akan menyebabkan bayi kekurangan zat besi. Susu rendah zat besi seperti susu sapi, susu kambing dan susu kedelai tidak boleh diberikan hingga bayi berusia 12 bulan. Anak yang hanya minum susu dan tidak mengonsumsi makanan tambahan berisiko kekurangan zat besi.
  • Remaja - Remaja perempuan lebih berisiko kekurangan zat besi karena sejumlah faktor, seperti pertumbuhan yang pesat saat pubertas, kehilangan zat besi karena menstruasi dan karena sengaja membatasi asupan makanan (diet).
  • Umum - Gangguan pencernaan, seperti penyakit celiac, merupakan penyebab yang jarang, namun tetap mungkin mengembangkan kekurangan zat besi pada anak-anak.

Mencegah kekurangan zat besi pada bayi

Beberapa hal di bawah ini dapat dilakukan orangtua untuk mencegah kekurangan zat besi pada bayi kurang dari 12 bulan:
  • Mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi selama kehamilan. Daging adalah sumber zat besi terbaik.
  • Tes untuk memeriksa anemia harus dilakukan selama kehamilan. Jika dokter meresepkan suplemen zat besi, konsumsilah sesuai petunjuknya.
  • Beri anak Anda ASI atau jika tidak mampu, pilihlah susu formula yang sudah diperkaya dengan zat besi (pemilihan susu formula sebaiknya dikonsultasikan).
  • Jangan berikan susu sapi atau cairan lainnya demi menggantikan makanan tambahan sebelum usianya mencapai 12 bulan.
  • Jangan menunda pemberian makanan tambahan. Berikanlah bubur ketika bayi Anda sudah berusia enam bulan.

Mencegah kekurangan zat besi pada anak-anak

Berikut langkah-langkah untuk mencegah kekurangan zat besi pada balita dan anak-anak pra-sekolah:
  • Berikan mereka daging minimal satu atau dua kali seminggu, selain pemberian daging unggas, ikan, telur, lentil, dan buncis. Makanan-makanan ini merupakan sumber zat besi terbaik untuk dilengkapkan pada makanan anak Anda sehari-hari.
  • Berikan mereka vitamin C, karena vitamin C akan membantu tubuh menyerap zat besi lebih banyak. Namun jangan berikan vitamin C dalam bentuk suplemen, tapi berikanlah dalam bentuk buah-buahan dan sayuran seperti jeruk, berry, kiwi, tomat, paprika, dan brokoli.
  • Ingat, diare yang kronis akan menguras cadangan zat besi anak Anda, selain itu parasit yang terdapat di usus seperti cacing juga akan menyebabkan kekurangan zat besi.
  • Anak yang sulit makan atau makanannya tidak bervariasi berisiko kekurangan zat besi. Minta bantuan profesional untuk mengatasi hal ini.

Mencegah kekurangan zat besi pada remaja

Untuk mencegah kekurangan zat besi pada remaja:
  • Beritahu mereka tentang pentingnya zat besi bagi tubuh.
  • Biasakan mereka mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging, unggas dan ikan.
  • Tawari juga mereka makanan sumber zat besi non-hewani seperti bayam, lentil, kacang polong, brokoli, dan biji-bijian terutama jika mereka tidak menyukai makanan hewani. Makanan yang mengandung vitamin C juga harus mereka konsumsi, seperti buah-buahan dan sayuran.
  • Biasakan mereka mengonsumsi teh atau kopi sewajarnya saja, karena minuman-minuman ini dapat mengganggu penyerapan zat besi.

Pengobatan kekurangan zat besi

Pengobatan kekurangan zat besi pada anak-anak, antara lain:
  • Merubah pola makan, seperti meningkatkan konsumsi makanan yang kaya akan zat besi.
  • Pemberian suplemen zat besi (tablet atau cair untuk anak-anak), namun harus dibawah pengawasan dokter.
  • Mengobati penyakit yang mendasarinya, seperti infeksi, karena infeksi juga dapat menjadi penyebab kekurangan zat besi pada anak-anak.

Image Credit
  • www.tristatebariatrics.org