08 April 2023

Trakeostomi: Indikasi, Prosedur, Jenis, dan Komplikasi

Trakeostomi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan dengan membuat lubang pada trakea (batang tenggorokan) di depan leher, untuk selanjutnya memasangkan tabung guna membantu pernapasan. Proses bicara, makan, dan minum akan terpengaruh akibat trakeostomi.

Tergantung dari alasan penggunaannya, trakeostomi bisa bersifat sementara atau permanen. Sebagai contoh, jika tabung trakeostomi dimasukkan untuk meloloskan trakea yang tersumbat oleh darah atau pembengkakan, maka tabung akan dilepas setelah pernapasan kembali normal. Namun, pada orang dengan kerusakan permanen atau kehilangan fungsi di sekitar laring (kotak suara) atau area menelan, mungkin akan memerlukan tabung trakeostomi permanen guna membantunya bernapas.

Tabung napas pada trakeostomi

Tujuan trakesotomi

Tujuan utama dari prosedur trakeostomi adalah untuk mempertahankan dan memperbaiki fungsi saluran napas pada pasien yang mengalami kesulitan bernapas atau memerlukan bantuan pernapasan mekanik dalam jangka waktu yang lama. Selain tujuan utama, ada beberapa tujuan spesifik dari prosedur trakeostomi antara lain:
  • Membantu mempertahankan saluran napas terbuka: Dengan membuat lubang kecil pada trakea, udara dapat mengalir langsung ke paru-paru, yang membantu mempertahankan saluran napas terbuka dan memudahkan pasien bernapas.
  • Membantu mengurangi risiko infeksi saluran napas: Trakeostomi juga dapat membantu mengurangi risiko infeksi saluran napas karena alat bantu pernapasan dapat dihubungkan langsung ke trakeostomi tube, yang memungkinkan dokter untuk memperbaiki posisi dan menata ulang alat bantu pernapasan tanpa harus mengganggu saluran napas pasien.
  • Membantu mempercepat proses penyembuhan: Dalam beberapa kasus, trakeostomi dapat membantu mempercepat proses penyembuhan karena dapat membantu mengurangi tekanan pada saluran napas dan memberikan pasokan oksigen yang cukup untuk tubuh.
  • Membantu memungkinkan pasien untuk berbicara: Trakeostomi juga dapat membantu memungkinkan pasien untuk berbicara jika trakeostomi tube dilengkapi dengan katup bicara.
  • Membantu pasien melakukan perawatan mandiri: Dengan adanya trakeostomi, pasien dapat memperoleh kemandirian dalam merawat diri sendiri, yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien secara keseluruhan.
Dalam keseluruhan, tujuan dari prosedur trakeostomi adalah untuk membantu pasien bernapas dengan mudah, mempertahankan saluran napas terbuka, dan memperbaiki kualitas hidup pasien secara keseluruhan.

Sejarah perkembangan trakeostomi

Trakeostomi telah dikenal sejak zaman kuno, terutama dalam praktik pengobatan Yunani dan Romawi kuno. Hippocrates, seorang dokter Yunani kuno, telah mencatat penggunaan trakeostomi pada pasien yang menderita sumbatan saluran napas.

Pada abad ke-19, trakeostomi menjadi prosedur bedah yang lebih umum digunakan. Pada saat itu, trakeostomi dilakukan pada pasien dengan sumbatan saluran napas atau untuk membantu pasien bernapas selama operasi. Namun, teknik trakeostomi pada saat itu masih tergolong kasar dan berisiko tinggi, sehingga hanya dilakukan pada pasien yang memang benar-benar membutuhkan.

Pada tahun 1909, seorang dokter bernama Chevalier Jackson mengembangkan teknik trakeostomi modern yang lebih aman dan efektif. Jackson mengembangkan instrumen khusus untuk memudahkan akses ke trakea dan membuat sayatan pada kulit dan trakea yang lebih kecil. Teknik ini menjadi dasar bagi teknik trakeostomi yang digunakan saat ini.

Sejak itu, trakeostomi telah menjadi prosedur bedah yang umum dilakukan pada pasien dengan berbagai kondisi medis. Teknik trakeostomi terus berkembang dan ditingkatkan untuk meningkatkan keamanan dan efektivitas prosedur, serta memperbaiki kualitas hidup pasien yang memerlukan bantuan pernapasan mekanik dalam jangka waktu yang lama.

Indikasi dilakukannya trakeostomi

Beberapa kondisi yang menjadi indikasi untuk trakeostomi antara lain:
  • Kondisi yang menghalangi atau mempersempit saluran napas, seperti kelumpuhan laring atau kanker tenggorokan.
  • Trauma berat pada kepala atau leher yang menghalangi pernapasan.
  • Kelumpuhan, masalah saraf, atau kondisi lainnya yang membuat sulit untuk mengeluarkan cairan dari tenggorokan dan membutuhkan penyedotan langsung dari trakea untuk membersihkan saluran napas.
  • Kondisi medis yang mengharuskan penggunaan ventilator (mesin pernapasan) untuk jangka waktu lama, biasanya lebih dari satu atau dua minggu.
  • Persiapan untuk operasi pada bagian kepala atau leher untuk membantu pernapasan selama pemulihan.
  • Situasi darurat lainnya ketika pernapasan terhalang dan petugas tidak dapat memasang tabung trakeostomi melalui mulut.

Trakeostomi yang dilakukan sebagai prosedur darurat untuk memberikan bantuan pada penyumbatan saluran napas di atas trakea disebut sebagai trakeostomi darurat. Lubang akan dibuat di bagian tipis trakea, tepat di bawah laring (kotak suara), seringnya menggunakan ventilator (mesin pernapasan). Sedangkan trakeostomi non-darurat dapat dilakukan untuk berbagai alasan: misalnya, sebelum melakukan operasi kepala, tenggorokan, atau mulut sehingga pasien dapat bernapas setelah operasi.

Biasanya, trakeostomi hanya dilakukan ketika tidak ada pilihan pengobatan lain. Untuk kasus darurat, trakeostomi akan menyelamatkan nyawa seseorang.

Namun, trakeostomi tidak direkomendasikan pada pasien dengan kondisi medis yang berisiko tinggi, seperti pada pasien dengan perdarahan yang tidak dapat dikendalikan atau pada pasien dengan kelainan trakea atau pasien dengan tumor yang menutupi trakea.

Persiapan sebelum dan selama trakeostomi

Persiapan sebelum dan selama trakeostomi adalah hal yang sangat penting untuk memastikan bahwa tindakan ini dilakukan dengan aman dan efektif. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum dan selama trakeostomi:

Persiapan sebelum trakeostomi:

  • Evaluasi medis: Pasien harus menjalani evaluasi medis lengkap sebelum tindakan trakeostomi, termasuk pemeriksaan fisik dan tes diagnostik seperti X-ray dada atau CT scan.
  • Wawancara dengan dokter: Pasien dan keluarganya harus berdiskusi dengan dokter tentang tujuan, risiko, manfaat, dan komplikasi trakeostomi, serta memahami apa yang akan terjadi selama dan setelah tindakan.
  • Persiapan mental dan emosional: Pasien dan keluarganya harus mempersiapkan diri secara mental dan emosional untuk menghadapi tindakan trakeostomi dan memahami dampaknya terhadap kualitas hidup pasien.
  • Penghentian obat-obatan tertentu: Beberapa obat, seperti antikoagulan, mungkin perlu dihentikan sebelum tindakan trakeostomi untuk mengurangi risiko perdarahan selama tindakan.

Persiapan selama trakeostomi:

  • Anestesi: Pasien akan diberikan anestesi lokal atau anestesi umum selama tindakan trakeostomi untuk mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.
  • Posisi pasien: Pasien akan ditempatkan dalam posisi yang tepat selama tindakan, seperti posisi supine dengan kepala agak dimiringkan ke samping.
  • Sterilisasi: Dokter akan melakukan sterilisasi pada area sekitar tempat sayatan sebelum melakukan tindakan.
  • Pemilihan tube trakeostomi: Dokter akan memilih tube trakeostomi yang sesuai dengan kebutuhan pasien, termasuk ukuran, bentuk, dan jenis tube.
  • Pemasangan tube trakeostomi: Dokter akan memasang tube trakeostomi dengan hati-hati dan memastikan bahwa posisinya tepat dan tidak menyebabkan kerusakan pada organ terdekat.
  • Pengamatan dan perawatan pasca tindakan: Setelah tindakan trakeostomi selesai, pasien akan diamati dan dipantau oleh tenaga medis untuk memastikan bahwa tidak ada komplikasi atau infeksi yang timbul, dan diberikan perawatan yang tepat.

Prosedur trakeostomi

Teknik pembedahan yang dilakukan tergantung pada apakah trakeostomi sedang dilakukan sebagai keadaan darurat medis atau bukan. Jika memungkinkan dan aman, prosedur ini dilakukan dengan anestesi umum.

Trakeostomi darurat

Posisi terlentang, dan bantalan dipasang di bawah bahu untuk membantu meregangkan leher. Anestesi lokal disuntikkan ke area target, dan sayatan dibuat. Dokter bedah akan membuka trakea (ini disebut trakeostomi) atau membran krikotiroid - bagian tertipis dari saluran napas di bawah laring (ini disebut krikotiroidotomi). Tabung trakeostomi dimasukkan ke trakea dan terhubung dengan suplai oksigen. Seluruh prosedur dilakukan secepat mungkin.

Trakeostomi terencana (non-darurat)

berikut adalah langkah-langkah prosedur trakeostomi terencana:
  • Persiapan pasien: Pasien akan diposisikan dengan kepala yang dimiringkan ke samping untuk memudahkan akses ke leher dan dada.
  • Anestesi: Pasien akan diberikan anestesi lokal atau umum, tergantung pada kondisi medis dan preferensi pasien.
  • Sterilisasi: Area di sekitar tempat sayatan akan dibersihkan dan disterilisasi untuk mencegah infeksi.
  • Sayatan leher: Dokter akan membuat sayatan kecil di leher pasien di antara tulang hyoid (tulang di bawah rahang) dan kartilago krikoid (kartilago di bawah tulang hyoid).
  • Pembukaan trakea: Dokter akan membuat lubang kecil di dalam trakea dengan alat yang disebut trakeostomi, kemudian mengeluarkan alat tersebut.
  • Pemasangan tabung trakeostomi: Dokter akan memasang tabung trakeostomi ke dalam lubang yang telah dibuat di trakea. Tabung ini dirancang untuk menghubungkan pasien dengan ventilator (mesin bantu napas) atau perangkat bernapas lainnya.
  • Pemasangan balon udara: Dokter akan memasang balon udara di ujung tabung trakeostomi untuk mencegah udara keluar dari paru-paru dan memastikan bahwa pasien mendapatkan oksigen yang cukup.
  • Penutupan sayatan: Setelah tabung trakeostomi terpasang, sayatan di leher akan ditutup dengan jahitan atau bahan perekat lainnya.

Trakeostomi


Pasca operasi trakeostomi

Beberapa hal yang dilakukan pasca trakeostomi:
  • Foto rontgen: Untuk memastikan apakah tabung sudah terpasang dengan benar dan tidak ada komplikasi
  • Antibiotik: Antibiotik diresepkan untuk mengurangi risiko infeksi. Cara pemberiannya bisa melalui oral atau intravena tergantung kondisi pasien.
  • Cara merawat: Pasien dan keluarga akan diajari oleh petugas tentang cara merawat tabung trakeostomi.
Biasanya pasien membutuhkan opname di rumah sakit selama tiga sampai lima hari pasca trakeostomi. Dibutuhkan waktu hingga beberapa hari agar terbiasa bernapas melalui tabung.

Jenis trakeostomi

Ada beberapa jenis trakeostomi yang dapat dilakukan, tergantung pada kebutuhan medis pasien. Berikut adalah beberapa jenis trakeostomi yang umum:
  • Trakeostomi percutaneous dilatational: Jenis trakeostomi ini dilakukan dengan menggunakan jarum untuk membuat lubang di leher pasien. Setelah itu, dilakukan dilatasi untuk memperbesar lubang dan memasukkan tabung trakeostomi ke dalam lubang tersebut. Prosedur ini biasanya dilakukan di bawah panduan bronkoskopi.
  • Trakeostomi konvensional: Jenis trakeostomi ini dilakukan melalui sayatan operasi di leher pasien. Metode ini melibatkan pembuatan sayatan pada kulit dan jaringan di sekitar trakea untuk membuka akses ke saluran napas.
  • Trakeostomi perkutaneus: Jenis trakeostomi ini dilakukan dengan membuat lubang kecil di leher pasien dengan menggunakan jarum khusus. Setelah itu, tabung trakeostomi dimasukkan ke dalam lubang tersebut melalui panduan kawat.
  • Trakeostomi dengan metode Ciaglia: Jenis trakeostomi ini menggunakan alat yang disebut Ciaglia Blue Rhino untuk membuat lubang di leher pasien. Alat ini dilengkapi dengan beberapa trokar dan dapat membantu mempermudah proses pemasangan tabung trakeostomi.
  • Trakeostomi transoral: Jenis trakeostomi ini dilakukan dengan membuat lubang di dinding belakang faring menggunakan perangkat laser atau elektrokauter. Tabung trakeostomi kemudian dimasukkan ke dalam lubang tersebut.
Setiap jenis trakeostomi memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri tergantung pada kondisi medis pasien. Oleh karena itu, pemilihan jenis trakeostomi harus dilakukan dengan hati-hati oleh tim medis yang terdiri dari dokter ahli bedah dan dokter spesialis saluran napas.

Risiko dan komplikasi trakeostomi

Trakeostomi umumnya aman, tapi setiap prosedur pembedahan selalu ada risiko baik selama atau setelah operasi. Kelompok tertentu, seperti bayi, perokok, dan lansia, lebih rentan terhadap kemungkinan komplikasi trakeostomi.

Beberapa kemungkinan risiko dan komplikasi trakeostomi meliputi:
  • Perdarahan hebat pada tempat sayatan
  • Kerusakan pada laring
  • Kerusakan esofagus (jarang)
  • Udara terperangkap di jaringan di bawah kulit leher (emfisema subkutan), yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan kerusakan pada trakea atau esofagus  
  • Penumpukan udara antara dinding dan paru-paru (pneumotoraks), yang menyebabkan nyeri, masalah pernapasan hingga kolaps paru-paru
  • Penyumbatan tabung trakeostomi oleh pembekuan darah, lendir, atau tekanan dinding saluran pernapasan
  • Tabung trakeostomi salah posisi.

Sedangkan komplikasi untuk trakeostomi jangka panjang antara lain:
  • Terbentuknya jaringan abnormal di trakea
  • Obstruksi tabung trakeostomi
  • Pengembangan jalur abnormal antara trakea dan esofagus, yang dapat meningkatkan risiko cairan atau makanan masuk ke paru-paru
  • Pengembangan jalur antara trakea dan arteri inominata yang dapat menyebabkan perdarahan yang mengancam jiwa
  • Infeksi pada tempat sayatan
  • Kolonisasi bakteri, yang dapat menyebabkan penyakit seperti pneumonia
  • Tabung trakeostomi tidak pada posisinya.

Pasien yang menjalani trakeostomi juga dapat mengalami kelainan jantung dan pembuluh darah, seperti terjadinya emboli atau trombosis pada pembuluh darah di sekitar tempat sayatan.

Pasien dan keluarga harus selalu siap menghadapi risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi setelah trakeostomi, dan memantau gejala yang timbul setelah tindakan ini untuk segera meminta bantuan medis jika terjadi komplikasi.

Perawatan di rumah

Petugas biasanya sudah menjelaskan tentang apa-apa yang perlu dilakukan untuk perawatan di rumah. Saran yang umum diberikan antara lain:
  • Gunakan kompres hangat untuk mengatasi rasa sakit di lokasi sayatan.
  • Tabung trakeostomi mungkin memiliki inner tube (inner canula) yang harus rutin dibersihkan dari sekresi - pembersihan bisa bervariasi mulai dari sekali hingga beberapa kali setiap hari.
  • Peralatan humidifier diperlukan selama sekitar satu bulan pasca trakeostomi, karena trakea terkena udara kering.
  • Area trakeostomi harus tetap kering dan bersih. Hindari kontak dengan air, partikel makanan dan zat tepung. Gunakan syal saat keluar rumah.
  • Hindari aktivitas sibuk dalam enam minggu pasca operasi.

Anda harus melapor ke dokter, jika terjadi:
  • Perdarahan di lokasi trakeostomi atau dari trakea
  • Kesulitan bernapas melalui tabung
  • Nyeri atau meningkatnya nyeri, atau semakin tidak nyaman
  • Kemerahan
  • Pembengkakan
  • Tabung berubah posisi.

Jika bersifat sementara, tabung trakeostomi maka akan dilepas ketika tidak lagi dibutuhkan dan lubang (stoma) akan dibiarkan sembuh. Biasanya meninggalkan bekas luka kecil. Jika trakeostomi permanen, lubang akan tetap terbuka. Namun, lubang cenderung akan menyempit seiring waktu, dan operasi lebih lanjut mungkin diperlukan untuk melebarkan kembali lubang. Tabung trakeostomi luar mungkin perlu diubah setiap beberapa bulan, dan lokasi harus diperiksa setiap ada perubahan.

Kapan tabung trakeostomi dilepas?

Waktu yang dibutuhkan untuk melepas tabung trakeostomi sangat bervariasi tergantung pada kondisi pasien dan kemajuan pemulihan mereka. Dalam beberapa kasus, tabung trakeostomi dapat dilepas dalam beberapa minggu setelah pemasangan, sementara pada kasus lain, pasien mungkin membutuhkan tabung trakeostomi untuk jangka waktu yang lebih lama atau bahkan permanen.

Dalam umumnya, tabung trakeostomi dapat dilepas setelah pasien sudah mampu bernapas secara mandiri dan tidak memerlukan bantuan mesin ventilator atau oksigen tambahan. Selain itu, dokter juga harus memeriksa kondisi saluran pernapasan pasien dan memastikan bahwa tidak ada masalah yang mungkin muncul setelah tabung trakeostomi dilepas.

Proses melepas tabung trakeostomi biasanya dilakukan secara bertahap, dalam beberapa tahap, untuk membantu pasien menyesuaikan diri dan membantu pasien memulihkan kemampuan pernafasan normal mereka. Tim medis biasanya akan memantau kondisi pasien secara ketat selama proses ini dan memberikan dukungan yang diperlukan untuk memastikan pasien nyaman dan aman selama proses pelepasan tabung trakeostomi.

Karena setiap pasien memiliki kondisi yang berbeda, waktu yang dibutuhkan untuk melepas tabung trakeostomi dapat bervariasi dan harus didasarkan pada evaluasi medis menyeluruh dan keputusan bersama dengan pasien dan keluarga.

Article Resources
  • https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/tracheostomy
  • https://www.mayoclinic.org/tests-procedures/tracheostomy/about/pac-20384673
  • Gambar: http://www.progress.com.sg/wp-content/uploads/2015/06/Tracheostomy-Tube-Holder1.jpg & http://rc.rcjournal.com/content/respcare/59/6/895/F8.large.jpg