Pernahkah Anda merasakan kaki, tangan atau bahkan perut Anda kram ketika bangun dari tidur atau kram secara tiba-tiba?
Kram otot adalah nyeri yang diakibatkan oleh kontraksi terus menerus yang dialami oleh otot atau kelompok otot. Kram otot ini dapat mengenai semua jenis otot, terutama pada otot-otot besar seperti perut, kaki, dan tangan.
Nyeri akibat kram otot dapat berlangsung selama beberapa detik hingga menit dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Daerah yang paling sering terkena kram otot biasanya adalah otot betis bagian bawah dan otot belakang lutut.
Kram otot adalah nyeri yang diakibatkan oleh kontraksi terus menerus yang dialami oleh otot atau kelompok otot. Kram otot ini dapat mengenai semua jenis otot, terutama pada otot-otot besar seperti perut, kaki, dan tangan.
Nyeri akibat kram otot dapat berlangsung selama beberapa detik hingga menit dengan tingkat keparahan yang bervariasi. Daerah yang paling sering terkena kram otot biasanya adalah otot betis bagian bawah dan otot belakang lutut.
Penyebab kram
Pada umumnya penyebab kram otot tidak diketahui secara pasti (dalam dunia medis dikenal dengan istilah idiopatik), dan bisa disebabkan oleh kombinasi dari berbagai faktor. Beberapa kondisi yang berisiko menyebabkan terjadinya kram adalah kondisi otot yang terlalu lelah, penggunaan kontraksi otot yang tiba-tiba (kurang pemanasan dan peregangan), serta gangguan sirkulasi darah ke otot.Selain yang bersifat idiopatik, kram otot dapat pula disebabkan oleh penyakit tertentu yang spesifik. Dalam kondisi ini, kram merupakan salah satu dari gejala pada penyakit atau keadaan tersebut.
Beberapa penyakit dan kondisi yang juga merupakan penyebab dari kram otot adalah:
Selain saran-saran diatas, konsumsi obat-obatan tertentu untuk meredakan nyeri juga dapat dilakukan ketika terjadi kram, namun seringkali kurang bermanfaat karena efek obat biasanya tidak cukup cepat. Tetapi, jika sensasi nyeri akibat kram masih berlanjut, obat-obatan anti nyeri dapat dipertimbangkan untuk dikonsumsi.
- Efek samping dari beberapa jenis obat, seperti obat-obatan kardiovaskular (diuretik, nifedifine), obat saluran cerna (cimetidine), modifikasi lemak tubuh (statun, fibrat), obat saluran napas (salbutamol, terbutalin), dan lain-lain.
- Dehidrasi / kekurangan cairan tubuh.
- Ketidakseimbangan elektrolit tubuh (kadar kalsium, kalium, atau natrium yang terlalu rendah).
- Kehamilan, terutama pada trimester terakhir (minggu ke 28-40).
- Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
- Penyempitan pembuluh darah kaki yang menghambat sirkulasi darah.
- Gangguan saraf, bisa diakibatkan oleh kekurangan vitamin B complex.
- Gangguan hati, seperti sirosis hati.
Pencegahan dan pengobatan kram otot
Beberapa upaya pencegahan untuk kram otot adalah:- Melakukan peregangan sebelum tidur, hal ini dapat bermanfaat untuk mengurangi risiko terjadinya kram saat bangun tidur.
- Mengonsumsi cukup cairan untuk menghindari dehidrasi, dengan demikian risiko kram berkurang.
- Mengkonsumsi buah dan sayuran dalam jumlah yang cukup. Ini untuk menjaga keseimbangan elektrolit tubuh sekaligus memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh.
- Tidur dengan posisi yang baik, terutama mengusahakan agar otot-otot dapat serileks mungkin. Penggunaan selimut juga harus diperhatikan agar tidak terlalu rapat terutama pada bagian kaki.
- Membiasakan diri melakukan peregangan di sela-sela aktivitas fisik ketika melakukan pekerjaan yang berdurasi lama, seperti duduk atau mengetik.
- Jika terjadi kram, yang harus dilakukan pertama kali adalah menahan otot pada saat berkontraksi dengan arah berlawanan. Hal ini ditujukan agar otot-otot yang berkontraksi dapat kembali ke posisinya semula.
Selain saran-saran diatas, konsumsi obat-obatan tertentu untuk meredakan nyeri juga dapat dilakukan ketika terjadi kram, namun seringkali kurang bermanfaat karena efek obat biasanya tidak cukup cepat. Tetapi, jika sensasi nyeri akibat kram masih berlanjut, obat-obatan anti nyeri dapat dipertimbangkan untuk dikonsumsi.
(dr. Hilmi Sulaiman Rathomi/Lentera)