19 Juni 2014

Gejala, Pengobatan dan Pencegahan Hipoglikemia (Bag.2)

Artikel ini merupakan sambungan dari Gejala, Pengobatan dan Pencegahan Hipoglikemia (Bag.1)
 
Hipoglikemia

Hipoglikemia yang tidak disadari

Sebagian orang dengan diabetes tidak memiliki tanda-tanda peringatan dini untuk kadar glukosa darah yang rendah. Kondisi ini paling sering mengenai penderita diabetes Tipe I, tetapi tidak menutup kemungkinan juga dapat terjadi pada penderita diabetes Tipe 2. Orang dengan hipoglikemia sebaiknya lebih sering memeriksakan kadar glukosa darah mereka sehingga mereka tahu kapan hipoglikemia akan terjadi. Mereka juga mungkin membutuhkan perubahan dalam obat, menu makan atau aktivitas fisik.

Hipoglikemia mendadak terjadi ketika episode hipoglikemia menyebabkan perubahan tentang bagaimana tubuh bereaksi terhadap kadar glukosa darah yang rendah. Tubuh berhenti melepaskan hormon epinefrin dan hormon stres lainnya ketika kadar glukosa darah turun. Hilangnya kemampuan tubuh untuk melepaskan hormon stres setelah episode hipoglikemia berulang disebut kegagalan otonom terkait hipoglikemia atau HAAF.

Adrenalin akan memberikan peringatan atau gejala dini hipoglikemia seperti sempoyongan, berkeringat, cemas dan kelaparan. Tanpa adanya pelepasan epinefrin, seseorang mungkin tidak menyadari hipoglikemia sedang terjadi dan mungkin tidak mengambil tindakan untuk mengatasinya yang akhirnya akan membuat hipoglikemia menjadi berbahaya.

Persiapan untuk hipoglikemia

Orang-orang yang menggunakan insulin atau mengonsumsi obat diabetes oral yang memiliki kemungkinan menderita hipoglikemia harus selalu siap untuk mencegah dan mengobatinya dengan cara:
  • Mempelajari apa-apa saja yang bisa memicu rendahnya kadar glukosa darah.
  • Memiliki alat pemeriksa glukosa darah. Pemeriksaan yang sering sangat penting untuk orang dengan hipoglikemia, terutama sebelum mengendarai mobil atau sebelum melakukan aktivitas fisik yang berisiko.
  • Selalu menyiapkan makanan cepat saji untuk berjaga-jaga ketika terkena hipoglikemia.
  • Siapkan dan bawa selalu catatan mengenai kondisi kesehatan Anda (dalam hal ini terkait diabetes atau hipoglikemia). Setidaknya dalam situasi darurat, orang lain tahu gambaran kondisi Anda.
  • Merencanakan aktivitas fisik atau olahraga yang cocok bila Anda mengalami hipoglikemia berat.
  • Memberitahu keluarga, teman dan rekan kerja tentang gejala-gejala hipoglikemia Anda dan apa yang harus mereka lakukan ketika Anda mengalaminya.
Kisaran normal dan target glukosa darah
Kadar glukosa normal pada orang non diabetes
Setelah bangun tidur-puasa 70-99 mg/dL
Setelah makan70-140 mg/dL
Target glukosa darah pada orang dengan diabetes
Sebelum makan 70-130 mg/dL
1-2 jam setelah makan dimulai dibawah 180 mg/dL
Sumber: American Diabetes Association. Standards of Medical Care in Diabetes—2008. Diabetes Care. 2008;31:S12–S54.

Untuk orang dengan diabetes, glukosa darah di bawah 70 mg/dL adalah hipoglikemia

Hipoglikemia pada orang non diabetes

Ada dua jenis hipoglikemia yang bisa terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes:
  • Hipoglikemia reaktif, juga disebut hipoglikemia postprandial, terjadi dalam waktu 4 jam setelah makan.
  • Hipoglikemia puasa, juga disebut hipoglikemia postabsortif, sering berhubungan dengan penyakit yang mendasarinya.

Gejala keduanya mirip dengan hipoglikemia yang berhubungan dengan diabetes. Gejala yang mungkin terjadi, antara lain: perasaan lapar, berkeringat, sempoyongan, pusing, mengantuk, kebingungan, kesulitan berbicara, kecemasan dan kelemahan.

Untuk mengetahui penyebabnya, dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium guna mengukur glukosa darah, insulin dan bahan kimia lain yang berperan dalam penggunaan energi tubuh.

Hipoglikemia reaktif

Diagnosa
Untuk mendiagnosa hipoglikemia reaktif, yang mungkin dilakukan dokter adalah:
  • Menanyakan tanda dan gejalanya.
  • Memeriksa kadar glukosa darah saat gejala muncul dengan mengambil sampel darah dari lengan dan mengirimnya ke laboratorium.
  • Memeriksa apakah gejala mereda setelah glukosa darah kembali normal yaitu di 70 mg/dL atau lebih setelah makan atau minum.

Kadar glukosa darah yang dibawah 70 mg/dL pada saat gejala terjadi, dan normal kembali setelah makan, maka mengkonfirmasikan diagnosis hipoglikemia. Tes toleransi glukosa oral tidak lagi digunakan untuk mendiagnosis hipoglikemia reaktif karena pemeriksaan ini dianggap malah memicu gejala hipoglikemik.

Penyebab dan pengobatan

Penyebab sebagian besar kasus hipoglikemia reaktif masih diperdebatkan hingga kini. Beberapa peneliti menyebutkan bahwa orang-orang tertentu mungkin lebih sensitif terhadap hormon-hormon normal tubuh seperti epinefrin, yang menyebabkan banyaknya muncul gejala hipoglikemia. Sedangkan peneliti lainnya meyakini bahwa hipoglikemia reaktif disebabkan karena minimnya sekresi glukagon.

Ada juga beberapa penyebab hipoglikemia reaktif yang diyakini meskipun jarang terjadi. Operasi lambung atau perut dapat menyebabkan hipoglikemia reaktif karena terlalu cepatnya makanan menuju usus kecil. Kondisi kekurangan enzim yang langka seperti intoleransi fruktosa juga dapat menyebabkan hipoglikemia reaktif.

Untuk mengatasi hipoglikemia reaktif, sebagian ahli kesehatan menyarankan:
  • Makan makanan kecil/ringan setiap 3 jam.
  • Aktif secara fisik.
  • Makan beragam makanan, seperti daging, unggas, ikan, atau sumber protein nabati, makanan bertepung seperti roti gandum, beras, dan kentang, buah-buahan, sayuran, dan produk susu.
  • Mengonsumsi makanan tinggi serat.
  • Menghindari atau membatasi makanan tinggi gula, terutama saat perut kosong.

Dalam menanganinya, dokter bisa saja berkolaborasi atau merujuk Anda ke ahli gizi untuk membuat perubahan pada menu dan rencana makan Anda. Meskipun sebagian ahli kesehatan merekomendasikan diet tinggi protein dan rendah karbohidrat, namun fakta penelitian belum membuktikan efektivitas diet semacam ini untuk mengatasi hipoglikemia reaktif.

Hipoglikemia puasa

Diagnosis
Hipoglikemia puasa didiagnosis dari sampel darah yang menunjukkan kadar glukosa dalam darah di bawah 50 mg/dL setelah puasa di waktu malam, diantara waktu makan, atau setelah melakukan aktivitas fisik.

Penyebab dan pengobatan
Penyebab hipoglikemia puasa bisa dari obat-obatan tertentu, minuman beralkohol, penyakit kritis, kekurangan hormon, beberapa jenis tumor dan kondisi kesehatan tertentu yang terjadi sejak bayi dan kanak-kanak.

Obat-obatan
Obat-obatan, termasuk beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengobati diabetes, menjadi penyebab hipoglikemia yang paling umum. Obat lain yang dapat menyebabkan hipoglikemia, antara lain:
  • Salisilat, termasuk aspirin, jika diminum dalam dosis besar
  • Obat sulfa, yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri
  • Pentamidin, digunakan dalam penanganan pneumonia jenis serius
  • Kina, yang digunakan untuk mengobati malaria.

Jika menggunakan obat akan menyebabkan kadar glukosa darah Anda turun, maka dokter mungkin akan menghentikan, menggantikan atau mengubah dosisnya.

Minuman beralkohol
Minum minuman beralkohol dapat menyebabkan hipoglikemia. Kerusakan tubuh akibat alkohol akan menyebabkan terganggunya fungsi hati dalam menaikkan kadar glukosa darah. Hipoglikemia yang disebabkan karena minum alkohol bisa berakibat fatal dan serius.

Penyakit kritis
Beberapa jenis penyakit yang mempengaruhi hati, jantung atau ginjal dapat menyebabkan hipoglikemia. Sepsis, yang merupakan infeksi berat, dan kelaparan adalah penyebab lain dari hipoglikemia. Dalam kasus ini, mengobati penyakit atau penyebab lainnya akan mengatasi hipoglikemia.

Kekurangan hormon
Kekurangan hormon dapat menyebabkan hipoglikemia pada anak-anak kecil, tetapi jarang terjadi pada orang dewasa. Kekurangan kortisol, hormon pertumbuhan, glukagon, atau epinefrin dapat menyebabkan hipoglikemia puasa. Pemeriksaan laboratorium terhadap kadar hormon akan menentukan diagnosis dan pengobatannya. Bila memang itu penyebabnya, maka mungkin akan dilakukan terapi pengganti hormon.

Tumor
Insulinomas adalah insulin-producing tumor pada pankreas. Insulinomas dapat menyebabkan hipoglikemia dengan meningkatkan kadar insulin terlalu tinggi dalam kaitannya dengan kadar glukosa darah. Tumor ini jarang terjadi dan biasanya tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Uji laboratorium dapat menentukan penyebab pastinya. Pengobatan dimulai dari langkah jangka pendek untuk mengatasi hipoglikemia dan tindakan medis untuk mengangkat tumor.

Kondisi yang terjadi pada masa bayi dan kanak-kanak.
Anak-anak jarang mengalami hipoglikemia. Jika mereka mengalaminya, penyebabnya mungkin :
  • Intoleransi singkat puasa, yang akan mengganggu pola makan yang teratur, kecenderungan ini biasanya dialami anak usia 10 tahun.
  • Hiperinsulinisme, yang merupakan produksi insulin yang berlebih. Kondisi ini dapat menyebabkan hipoglikemia sementara pada bayi yang baru lahir, yang bisa terjadi pada bayi dari ibu yang mengidap diabetes. Hiperinsulinisme persistent pada bayi atau anak-anak adalah gangguan yang kompleks yang memerlukan evaluasi dan pengobatan oleh dokter spesialis.
  • Defisiensi enzim yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat. Kekurangan-kekurangan ini dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk memproses gula alami, seperti fruktosa dan galaktosa, glikogen atau metabolit lainnya.
  • Kekurangan hormon seperti kurangnya hormon hipofisis atau adrenal.
* Alat pengukur gula darah pribadi tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis hipoglikemia reaktif.

Poin untuk diingat

Hipoglikemia terkait Diabetes

  • Ketika penderita diabetes mengira kadar glukosa darah mereka rendah, mereka harus segera memeriksakan dan mengatasinya dengan segera.
  • Untuk mengobati hipoglikemia, seseorang harus mengonsumsi makanan (lihat jenis makanan di atas), tunggu 15 menit, dan cek kadar glukosa darah lagi. Pengobatan harus diulang hingga kadar glukosa darah 70mg/dL atau lebih.
  • Orang yang berisiko hipoglikemia harus selalu menyiapkan makanan cepat ke manapun mereka pergi atau beraktivitas.
  • Orang yang berisiko hipoglikemia harus berhati-hati saat mengemudi. Mereka harus memeriksakan kadar glukosa darah lebih sering dan menyiapkan makanan ringan yang diperlukan untuk menjaga kadar glukosa darah di 70mg/dL atau lebih.

Hipoglikemia tidak terkait dengan diabetes

  • Pada hipoglikemia reaktif, gejala-gejalanya bisa muncul dalam waktu 4 jam setelah makan. Orang dengan hipoglikemia reaktif biasanya disarankan untuk mematuhi rencana makan yang direkomendasikan seorang ahli gizi.
  • Hipoglikemia puasa dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu, penyakit kritis, kekurangan hormon atau enzim, dan beberapa jenis tumor. Pengobatan akan tergantung dari masalah apa yang mendasarinya.
Article Resources
  • National Diabetes Education Program
  • American Diabetes Association
  • Juvenile Diabetes Research Foundation International
  • www.medlineplus.gov.
  • National Diabetes Information Clearinghouse