06 April 2023

Penyebab, Gejala dan Pengobatan Tiroiditis

Tiroiditis adalah kondisi peradangan pada kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid adalah kelenjar kecil di leher yang menghasilkan hormon tiroid yang diperlukan untuk mengatur metabolisme tubuh, fungsi organ dan sistem saraf. Pada tiroiditis, peradangan kelenjar tiroid dapat mengganggu produksi hormon tiroid dan memengaruhi fungsi tubuh.

Tiroid

Penyebab tiroiditis

Tiroiditis dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang berbeda, seperti:
  • Autoimun: Tiroiditis autoimun adalah penyebab paling umum dari kondisi ini, dan terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid dan menyebabkan peradangan. Penyebab pasti dari tiroiditis autoimun belum diketahui, tetapi faktor genetik dan lingkungan diketahui memainkan peran dalam pengembangan penyakit ini.
  • Infeksi virus: Tiroiditis juga dapat disebabkan oleh infeksi virus, seperti virus flu atau virus Epstein-Barr. Virus-virus ini dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar tiroid dan mengganggu produksi hormon tiroid.
  • Paparan radiasi: Paparan radiasi ke leher, misalnya pada saat pengobatan kanker, juga dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar tiroid dan menyebabkan tiroiditis.
  • Obat-obatan: Beberapa obat-obatan tertentu, seperti amiodarone, lithium, dan interferon, dapat menyebabkan tiroiditis sebagai efek samping.
Kombinasi dari beberapa faktor di atas juga dapat memicu tiroiditis. Penting untuk memahami penyebab tiroiditis karena dapat membantu dalam diagnosis dan pengobatan kondisi ini.

Faktor risiko tiroiditis

Selain penyebab, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami tiroiditis, di antaranya adalah:
  • Jenis kelamin: Wanita lebih mungkin mengalami tiroiditis daripada pria.
  • Usia: Risiko terjadinya tiroiditis meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Riwayat keluarga: Seseorang dengan riwayat keluarga yang memiliki penyakit autoimun, seperti tiroiditis autoimun atau diabetes tipe 1, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan tiroiditis.
  • Kehamilan: Wanita hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami tiroiditis, terutama pada trimester pertama. Perubahan hormon selama kehamilan dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar tiroid dan menyebabkan tiroiditis.
Mengetahui faktor risiko ini penting karena dapat membantu dalam mencegah terjadinya tiroiditis dan memonitor kondisi kesehatan seseorang.

Gejala tiroiditis

Gejala tiroiditis dapat bervariasi tergantung pada jenisnya. Beberapa gejala yang umum terkait dengan tiroiditis adalah:
  • Pembesaran kelenjar tiroid: Kelenjar tiroid biasanya akan terlihat lebih besar dari biasanya atau teraba lebih besar di leher.
  • Kelelahan: Merasa lelah atau lesu sepanjang waktu tanpa alasan yang jelas.
  • Kesulitan menelan: Nyeri saat menelan makanan atau minuman.
  • Nyeri leher: Rasa sakit atau ketidaknyamanan di leher, kadang-kadang menjalar ke daerah telinga.
  • Perubahan berat badan: Berat badan dapat naik atau turun tanpa perubahan pada pola makan.
  • Gangguan tidur: Kesulitan tidur atau mengalami kelelahan setelah tidur.
  • Kulit kering: Kulit terasa kering dan kasar.
  • Kebotakan: Rambut rontok atau kebotakan pada bagian kepala.
  • Mood swings: Perubahan suasana hati, seperti merasa sedih, cemas, atau mudah marah.
  • Gangguan menstruasi: Siklus menstruasi tidak teratur atau berat.
Terkadang gejala tiroiditis dapat menyerupai gejala kondisi kesehatan lainnya, sehingga penting untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dari dokter.

Jenis tiroiditis

Ada beberapa jenis tiroiditis, dan setiap jenis memiliki gejala, penyebab, dan pengobatan yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis tiroiditis yang umum terjadi:
  • Tiroiditis autoimun: Merupakan jenis tiroiditis yang paling umum. Penyebabnya adalah sistem kekebalan tubuh yang menyerang kelenjar tiroid dan menyebabkan peradangan. Gejalanya dapat bervariasi, dan termasuk kelelahan, penurunan berat badan, dan pembesaran kelenjar tiroid. Pengobatannya melibatkan penggunaan hormon tiroid sintetis untuk menggantikan hormon yang hilang karena peradangan.
  • Tiroiditis subakut: Merupakan kondisi di mana kelenjar tiroid mengalami peradangan akut setelah infeksi virus atau bakteri. Gejala yang umum meliputi nyeri leher, kelelahan, dan demam. Pengobatannya melibatkan penggunaan obat antiinflamasi dan terapi hormon.
  • Tiroiditis pospartum: Merupakan kondisi di mana peradangan terjadi pada kelenjar tiroid setelah melahirkan. Gejalanya termasuk kelelahan, penurunan berat badan, dan depresi. Pengobatannya melibatkan penggunaan obat-obatan untuk mengendalikan peradangan dan terapi hormon jika diperlukan.
  • Tiroiditis radang: Merupakan kondisi di mana kelenjar tiroid mengalami peradangan kronis. Gejalanya termasuk pembesaran kelenjar tiroid, kelelahan, dan penurunan berat badan. Pengobatannya melibatkan penggunaan obat-obatan untuk mengendalikan peradangan dan terapi hormon jika diperlukan.
  • Tiroiditis pasca-radiasi: Merupakan kondisi di mana peradangan terjadi pada kelenjar tiroid setelah terpapar radiasi pada leher atau dada. Gejalanya termasuk pembesaran kelenjar tiroid, kelelahan, dan kesulitan menelan. Pengobatannya melibatkan penggunaan obat-obatan untuk mengendalikan peradangan dan terapi hormon jika diperlukan.
Penting untuk memahami jenis tiroiditis yang terjadi karena dapat membantu dalam diagnosis dan pengobatan kondisi ini.

Diagnosis tiroiditis

Diagnosis tiroiditis melibatkan beberapa langkah, termasuk:
  • Pemeriksaan fisik: Dokter akan memeriksa leher pasien untuk mencari tanda-tanda pembesaran kelenjar tiroid atau peradangan.
  • Tes darah: Tes darah untuk mengukur kadar hormon tiroid dan antibodi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh. Kadar hormon tiroid yang rendah atau kadar antibodi yang tinggi dapat menunjukkan adanya tiroiditis.
  • Biopsi jarum halus: Jika ada benjolan di kelenjar tiroid, dokter mungkin akan melakukan biopsi jarum halus. Ini melibatkan mengambil sampel kecil jaringan kelenjar tiroid dengan menggunakan jarum halus dan diperiksan menggunakan mikroskop.
  • Tes pencitraan: Dokter mungkin akan memeriksa kelenjar tiroid dengan menggunakan sinar-X, ultrasonografi, atau scan radioaktif untuk melihat apakah ada pembesaran atau peradangan pada tiroid.
Setelah mendapatkan diagnosis, dokter akan menentukan jenis tiroiditis yang pasien alami dan memberikan pengobatan yang sesuai.

Pengobatan tiroiditis

Pengobatan tiroiditis tergantung pada jenis dan penyebabnya. Beberapa opsi pengobatan yang umum termasuk:
  • Pengobatan simptomatik: Dokter mungkin meresepkan obat untuk membantu mengatasi gejala, seperti nyeri atau kelelahan.
  • Hormon pengganti: Jika kadar hormon tiroid rendah, dokter mungkin meresepkan hormon tiroid sintetis untuk membantu menggantikan hormon yang hilang.
  • Pengobatan antiinflamasi: Untuk tiroiditis Hashimoto (jenis tiroid autoimun) atau tiroiditis subakut granulomatosa, dokter mungkin meresepkan kortikosteroid untuk membantu mengurangi peradangan.
  • Pengobatan imunosupresif: Jika tiroiditis autoimun, seperti Graves 'disease, dokter mungkin meresepkan obat imunosupresif untuk membantu menekan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi produksi antibodi.
  • Operasi: Jika kelenjar tiroid membesar dan menyebabkan kesulitan bernapas atau menelan, atau jika ada risiko kanker tiroid, dokter mungkin merekomendasikan operasi untuk mengangkat kelenjar tiroid.
Pengobatan tiroiditis dapat memakan waktu dan membutuhkan beberapa kali kunjungan ulang untuk memastikan pengobatan berjalan dengan baik.

Pencegahan tiroiditis

Sayangnya, tidak ada cara pasti untuk mencegah tiroiditis, terutama yang disebabkan oleh faktor genetik atau autoimun. Namun, ada beberapa tindakan yang dapat membantu mengurangi risiko terkena tiroiditis atau memperbaiki kesehatan tiroid, yaitu:
  • Menghindari paparan bahan kimia berbahaya: Paparan bahan kimia seperti pestisida, zat kimia berbahaya di tempat kerja, dan polutan lingkungan dapat merusak kesehatan tiroid. Hindari paparan bahan kimia berbahaya sebisa mungkin.
  • Menjaga kesehatan umum: Kesehatan umum yang baik dapat membantu mencegah kondisi yang dapat mempengaruhi tiroid, seperti diabetes atau tekanan darah tinggi.
  • Mengonsumsi makanan sehat: Makanan sehat yang kaya akan nutrisi dapat membantu menjaga kesehatan tiroid. Konsumsi makanan yang mengandung yodium dan selenium, seperti makanan laut, telur, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
  • Menjaga keseimbangan hormon: Keseimbangan hormon penting untuk menjaga kesehatan tiroid. Mengelola stres, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup dapat membantu menjaga keseimbangan hormon.
  • Pemeriksaan kesehatan tiroid rutin: Periksa kesehatan tiroid secara teratur dan ikuti rekomendasi dokter untuk pengobatan jika ada masalah tiroid yang terdeteksi.
Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah tiroiditis, tindakan pencegahan ini dapat membantu meningkatkan kesehatan tiroid dan mengurangi risiko terkena kondisi yang mempengaruhi kesehatan tiroid.

Komplikasi tiroiditis

Tiroiditis yang tidak diobati atau dikontrol dapat menyebabkan beberapa komplikasi, tergantung pada jenis dan keparahan kondisinya. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
  • Hipotiroidisme: Jika peradangan menyebabkan kerusakan pada kelenjar tiroid, dapat terjadi penurunan produksi hormon tiroid dan menyebabkan hipotiroidisme. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan, penambahan berat badan, rambut rontok, kulit kering, dan masalah kesehatan lainnya.
  • Kehamilan berisiko: Jika tiroiditis terjadi selama kehamilan, dapat meningkatkan risiko persalinan prematur, preeklampsia, dan masalah kesehatan lain pada bayi.
  • Tirotoksikosis: Pada beberapa jenis tiroiditis, seperti tiroiditis Hashimoto dan Graves 'disease, sistem kekebalan tubuh dapat memproduksi antibodi yang merusak kelenjar tiroid. Hal ini dapat menyebabkan produksi hormon tiroid berlebihan atau tirotoksikosis, yang dapat menyebabkan berbagai gejala seperti detak jantung yang cepat, kecemasan, kelelahan, penurunan berat badan, dan gangguan tidur.
  • Kanker tiroid: Pada beberapa kasus tiroiditis, seperti tiroiditis Hashimoto, risiko kanker tiroid meningkat. Kanker tiroid dapat menyebabkan pembengkakan pada leher dan gejala lainnya, dan memerlukan pengobatan segera.
  • Peningkatan risiko infeksi: Peradangan kronis pada kelenjar tiroid dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi dan masalah kesehatan lainnya.
Untuk mencegah komplikasi, sangat penting untuk mengobati tiroiditis dengan tepat dan mengikuti instruksi dokter.

Kesimpulan

Tiroiditis adalah kondisi medis yang terjadi ketika kelenjar tiroid mengalami peradangan. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan kondisi ini meliputi masalah autoimun, infeksi virus atau bakteri, atau efek samping dari obat-obatan tertentu. Gejala tiroiditis dapat bervariasi dari ringan hingga parah, termasuk lelah, demam, pembengkakan leher, dan gangguan tidur. Diagnosa dilakukan melalui tes darah dan pemeriksaan fisik, sedangkan pengobatan tergantung pada jenis tiroiditis dan keparahannya. Komplikasi tiroiditis termasuk hipotiroidisme, tirotoksikosis, risiko kehamilan yang sulit, kanker tiroid, dan peningkatan risiko infeksi. Oleh karena itu, pengobatan segera dan perawatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi dan mengontrol kondisi ini.

Article Resources
  • American Thyroid Association. (2022). Thyroiditis. Diakses pada 6 April 2023 dari https://www.thyroid.org/thyroiditis/
  • Cleveland Clinic. (2022). Thyroiditis. Diakses pada 6 April 2023 dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/15455-thyroiditis
  • National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2021). Hashimoto's disease. Diakses pada 6 April 2023 dari https://www.niddk.nih.gov/health-information/endocrine-diseases/hashimotos-disease
  • Mayo Clinic. (2022). Thyroiditis. Diakses pada 6 April 2023 dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hashimotos-disease/symptoms-causes/syc-20351855