Hipertiroidisme adalah kondisi kesehatan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan. Kelenjar tiroid berfungsi menghasilkan hormon tiroid untuk mengatur metabolisme tubuh. Jika terlalu banyak hormon tiroid yang diproduksi, metabolisme tubuh menjadi lebih cepat dari biasanya dan organ-organ tubuh berfungsi dengan lebih cepat dari biasanya. Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi kesehatan.
Fungsi tiroid dalam tubuh
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar endokrin yang terletak di leher, yang berfungsi menghasilkan hormon tiroid yang sangat penting dalam mengatur berbagai fungsi tubuh. Hormon tiroid memiliki peran penting dalam metabolisme tubuh, yaitu dalam proses tubuh yang mengubah makanan dan oksigen menjadi energi dan zat-zat penting lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh. Beberapa fungsi utama hormon tiroid dalam tubuh antara lain:
- Meningkatkan metabolisme: Hormon tiroid membantu meningkatkan laju metabolisme dalam tubuh, sehingga menghasilkan energi yang cukup untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh.
- Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan: Hormon tiroid sangat penting dalam perkembangan janin, bayi, dan anak-anak, karena membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak dan tulang.
- Mempengaruhi suhu tubuh: Hormon tiroid mempengaruhi suhu tubuh dan membantu mengatur suhu tubuh yang seimbang.
- Mempengaruhi fungsi jantung: Hormon tiroid mempengaruhi fungsi jantung dan membantu dalam mempertahankan detak jantung yang normal.
- Mempengaruhi sistem pencernaan: Hormon tiroid juga mempengaruhi fungsi sistem pencernaan dan membantu dalam mempertahankan kesehatan saluran pencernaan.
Dengan begitu banyak fungsi penting dalam tubuh, gangguan pada kelenjar tiroid dapat mempengaruhi banyak sistem dalam tubuh.
Gejala hipertiroidisme
Hipertiroidisme dapat menyebabkan berbagai gejala yang berbeda pada setiap individu. Beberapa gejala umum yang dapat terjadi pada hipertiroidisme antara lain:
- Penurunan berat badan yang tidak disengaja: Karena metabolisme tubuh meningkat, maka individu dengan hipertiroidisme sering mengalami penurunan berat badan meskipun tidak sedang berusaha menurunkan berat badan.
- Peningkatan nafsu makan: Meskipun terjadi penurunan berat badan, namun seseorang dengan hipertiroidisme sering merasa lapar dan memiliki nafsu makan yang meningkat.
- Kebingungan dan kecemasan: Hipertiroidisme dapat menyebabkan perasaan cemas, mudah tersinggung, dan bahkan kebingungan pada beberapa individu.
- Nyeri kepala: Beberapa orang dengan hipertiroidisme mengalami sakit kepala atau migrain.
- Keringat berlebihan: Hipertiroidisme dapat menyebabkan keringat berlebihan dan membuat kulit terasa lembab.
- Palpitasi atau detak jantung yang cepat: Hipertiroidisme dapat menyebabkan detak jantung yang cepat dan palpitasi.
- Kelelahan: Meskipun terjadi penurunan berat badan, namun seseorang dengan hipertiroidisme sering merasa lelah dan kehilangan energi.
- Masalah tidur: Hipertiroidisme dapat menyebabkan sulit tidur atau insomnia.
- Gemetar: Hipertiroidisme dapat menyebabkan gemetar atau tremor pada tangan atau lengan.
- Pembesaran kelenjar tiroid: Beberapa individu dengan hipertiroidisme mengalami pembengkakan atau benjolan pada kelenjar tiroid.
Penyebab hipertiroidisme
Hipertiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan hipertiroidisme antara lain:
- Penyakit Graves: Penyakit Graves adalah penyebab paling umum dari hipertiroidisme. Ini adalah kondisi autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid, dan merangsang produksi hormon tiroid yang berlebihan.
- Tiroiditis: Tiroiditis adalah peradangan pada kelenjar tiroid yang dapat menyebabkan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan ke dalam darah.
- Penggunaan obat-obatan tertentu: Beberapa obat-obatan, seperti amiodarone, interferon, dan litium, dapat menyebabkan hipertiroidisme.
- Nodul tiroid: Nodul tiroid adalah pertumbuhan abnormal pada kelenjar tiroid yang dapat menyebabkan produksi hormon tiroid yang berlebihan.
- Paparan radiasi: Paparan radiasi pada leher atau kepala dapat merusak kelenjar tiroid dan menyebabkan hipertiroidisme.
- Adenoma toksik: Adenoma toksik adalah tumor jinak pada kelenjar tiroid yang menyebabkan produksi hormon tiroid yang berlebihan.
Faktor risiko hipertiroidisme
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertiroidisme antara lain:
- Riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga yang menderita hipertiroidisme, maka risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini juga meningkat.
- Jenis kelamin: Wanita memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami hipertiroidisme dibandingkan dengan pria.
- Usia: Hipertiroidisme dapat terjadi pada semua usia, namun risiko meningkat pada orang yang lebih tua.
- Riwayat penyakit autoimun: Penyakit autoimun seperti diabetes tipe 1, lupus, atau rheumatoid arthritis dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertiroidisme.
- Kehamilan dan kelahiran baru: Kehamilan dan kelahiran baru dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami hipertiroidisme. Terutama pada wanita yang memiliki riwayat penyakit tiroid atau memiliki keluarga dengan riwayat hipertiroidisme.
Diagnosis hipertiroidisme
Diagnosis hipertiroidisme dapat dilakukan melalui serangkaian pemeriksaan yang meliputi:
- Pemeriksaan fisik: Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa tanda-tanda hipertiroidisme, seperti pembesaran kelenjar tiroid, detak jantung yang cepat, dan tremor pada tangan atau lengan.
- Pemeriksaan darah: Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengukur kadar hormon tiroid, yaitu T3 dan T4. Kadar hormon tiroid yang tinggi dapat menunjukkan adanya hipertiroidisme.
- Pemeriksaan fungsi tiroid: Pemeriksaan fungsi tiroid dilakukan untuk mengukur kadar hormon TSH (thyroid stimulating hormone) pada darah. Kadar TSH yang rendah dapat menunjukkan adanya hipertiroidisme.
- Pemeriksaan pencitraan: Pemeriksaan pencitraan, seperti ultrasonografi atau skintigrafi, dilakukan untuk melihat kondisi kelenjar tiroid dan mengetahui apakah terdapat pembengkakan atau benjolan pada kelenjar tiroid.
- Pemeriksaan biopsi: Jika terdapat benjolan pada kelenjar tiroid, dokter dapat melakukan pemeriksaan biopsi untuk memeriksa apakah terdapat sel-sel kanker tiroid.
Jika diagnosis hipertiroidisme sudah ditegakkan, dokter akan menentukan pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi dan gejala yang dialami oleh pasien.
Pengobatan hipertiroidisme
Pengobatan hipertiroidisme bertujuan untuk menurunkan kadar hormon tiroid yang tinggi dan mengurangi gejala yang dialami oleh pasien. Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertiroidisme antara lain:
- Obat-obatan: Dokter dapat meresepkan obat-obatan, seperti beta blocker dan antitiroid, untuk mengurangi detak jantung yang cepat, kecemasan, dan gejala hipertiroidisme lainnya. Beta blocker dapat membantu mengontrol gejala hipertiroidisme pada jangka pendek, sedangkan antitiroid dapat menurunkan produksi hormon tiroid pada jangka panjang.
- Terapi radioaktif: Terapi radioaktif (radioiodine) dilakukan dengan memberikan dosis radioaktif yang tinggi pada kelenjar tiroid untuk menghancurkan sel-sel kelenjar tiroid yang berlebihan dan menurunkan produksi hormon tiroid. Terapi ini biasanya aman dan efektif dalam mengatasi hipertiroidisme.
- Operasi: Jika terdapat benjolan pada kelenjar tiroid atau terdapat risiko kanker tiroid, dokter dapat menyarankan operasi pengangkatan kelenjar tiroid. Setelah operasi, pasien perlu mengonsumsi obat pengganti hormon tiroid seumur hidup.
Pilihan pengobatan yang tepat tergantung pada kondisi dan gejala yang dialami oleh pasien. Selain pengobatan, perubahan gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi makanan yang mengandung yodium, dapat membantu mengurangi produksi hormon tiroid.
Terapi radioiodine
Terapi radioiodine (RAI) adalah prosedur medis non-bedah yang dilakukan untuk mengatasi hipertiroidisme dengan memberikan dosis radioaktif yodium pada kelenjar tiroid. RAI bekerja dengan cara menghancurkan sel-sel kelenjar tiroid yang berlebihan dan menurunkan produksi hormon tiroid yang berlebihan.
RAI biasanya diberikan dalam bentuk kapsul atau cairan yang diminum oleh pasien. Setelah diminum, radioaktif yodium akan diserap oleh sel-sel kelenjar tiroid dan menghancurkan sel-sel yang berlebihan.
Prosedur RAI biasanya tidak menyebabkan rasa sakit dan tidak memerlukan rawat inap di rumah sakit. Namun, pasien perlu menjalani beberapa tes darah dan pemeriksaan pencitraan sebelum dan setelah pemberian RAI untuk memantau efektivitas pengobatan.
Efek samping RAI yang umum terjadi antara lain sakit tenggorokan, keringat berlebih, rasa lelah, dan rasa mulut kering. Beberapa pasien juga dapat mengalami peningkatan gejala hipotiroidisme, yaitu produksi hormon tiroid yang kurang, setelah menjalani RAI. Untuk mengatasi gejala ini, pasien perlu mengonsumsi obat pengganti hormon tiroid setelah menjalani RAI.
Pengobatan RAI biasanya efektif dalam mengatasi hipertiroidisme dan dapat membantu pasien mengurangi gejala yang dialami. Namun, seperti halnya dengan pengobatan lainnya, RAI memiliki risiko dan manfaat tertentu yang perlu dievaluasi dengan cermat oleh dokter sebelum memutuskan untuk menjalani pengobatan ini.
Komplikasi hipertiroidisme
Hipertiroidisme yang tidak diobati atau tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, termasuk:
- Masalah jantung: Hormon tiroid yang berlebihan dapat menyebabkan detak jantung yang cepat atau tidak teratur, meningkatkan risiko serangan jantung, dan menyebabkan gagal jantung.
- Osteoporosis: Kadar hormon tiroid yang berlebihan dapat mempercepat penurunan massa tulang dan meningkatkan risiko osteoporosis.
- Masalah mata: Hipertiroidisme dapat menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan iritasi pada mata, serta meningkatkan risiko pengembangan penyakit mata autoimun yang disebut penyakit mata Graves.
- Masalah kehamilan: Hipertiroidisme pada wanita hamil dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, preeklampsia, dan masalah kesehatan pada bayi.
- Masalah psikologis: Hipertiroidisme dapat menyebabkan gejala seperti kecemasan, kegelisahan, dan masalah konsentrasi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien.
- Tirotoksikosis: Kondisi medis serius yang terjadi ketika kadar hormon tiroid berlebihan menyebabkan komplikasi sistemik pada tubuh, seperti kegagalan organ dan syok.
Penting untuk segera mengobati hipertiroidisme untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.
Pencegahan hipertiroidisme
Hipertiroidisme tidak dapat sepenuhnya dicegah, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kondisi ini atau mencegah terjadinya komplikasi. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan hipertiroidisme antara lain:
- Perhatikan asupan yodium: Asupan yodium yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat meningkatkan risiko terkena gangguan tiroid, termasuk hipertiroidisme. Konsumsi makanan yang kaya yodium, seperti ikan laut, rumput laut, dan garam yang diperkaya yodium, dapat membantu menjaga kesehatan tiroid.
- Hindari merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit Graves, yaitu salah satu penyebab hipertiroidisme. Oleh karena itu, hindari merokok atau menghindari paparan asap rokok yang berlebihan.
- Konsumsi makanan sehat: Konsumsi makanan sehat, seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan protein tanpa lemak, dapat membantu menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan dan menurunkan risiko terkena penyakit tiroid.
- Olahraga secara teratur: Olahraga teratur dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko terkena hipertiroidisme. Namun, jangan terlalu berlebihan dalam melakukan olahraga, karena latihan berlebihan dapat memicu hipertiroidisme.
- Pemeriksaan kesehatan rutin: Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mendeteksi masalah tiroid secara dini dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius. Periksakan tiroid Anda secara teratur, terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan gangguan tiroid.
Jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan gangguan tiroid atau telah mengalami gejala hipertiroidisme sebelumnya, segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Article Resources
- American Thyroid Association. Diakses 2023. Hyperthyroidism
- Mayo Clinic. Diakses 2023. Hyperthyroidism
- National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses 2023. Hyperthyroidism
- MedlinePlus. Diakses 2023. Hyperthyroidism
- EndocrineWeb. Diakses 2023. What Is Hyperthyroidism?
- WebMD. Diakses 2023. (Hyperthyroidism Directory)