15 Agustus 2018

Penyebab Mual & Muntah Setelah Makan

Mual dan muntah setelah makan

Mual dan muntah setelah makan dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari keracunan makanan hingga kehamilan.

Dengan memperhatikan gejalanya akan membantu menentukan penyebab mual setelah makan. Pengobatan yang efektif baru dapat dimulai setelah penyebabnya diketahui.

Penyebab mual dan muntah setelah makan

Kondisi-kondisi berikut ini dapat membuat Anda mual dan muntah setelah makan.

Alergi makanan

Makanan tertentu, seperti kerang, kacang, atau telur, dapat membuat sistem kekebalan tubuh mengidentifikasinya sebagai penyerbu asing yang berbahaya. Ketika memakan salah satu makanan pemicu ini, sistem kekebalan tubuh akan berusaha melawan yang mengarah pada pelepasan histamin dan kimia tubuh lainnya. Zat kimia ini menimbulkan reaksi alergi, yang dapat berupa gatal-gatal, pembengkakan mulut, hingga mual.

Keracunan makanan

Makanan yang tidak diolah dengan baik dapat terkontaminasi bakteri, virus, dan parasit yang dapat membuat tubuh sakit. Gejala keracunan makanan seperti mual, muntah, dan diare, biasanya dimulai dalam beberapa jam setelah Anda mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Flu perut

Flu perut menginfeksi usus dan memicu gejala gastrointestinal (GI) seperti mual, muntah dan diare. Penularan flu perut dapat terjadi karena berada terlalu dekat dengan orang yang sakit atau berasal dari makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi virus.

Kehamilan

Salah satu tanda awal kehamilan adalah perasaan tidak nyaman dan mual, yang sering dimulai selama bulan kedua kehamilan Anda. Hal ini diakibatkan perubahan tingkat hormon tubuh selama kehamilan.

Meskipun secara resmi disebut "morning sickness," mual dapat menyerang wanita hamil kapan saja sepanjang hari, termasuk pada waktu makan. Terkadang bau atau rasa makanan tertentu sudah cukup untuk membuat perut bergejolak. Perasaan mual selama kehamilan bersifat sementara, dan tidak akan mengganggu kesehatan Anda dan bayi Anda, kecuali bila asupan makanan sudah benar-benar terganggu.

Refluks asam

Perasaan terbakar di belakang tulang dada adalah gejala khas dari penyakit gastroesophageal refluks (GERD), yang gejalanya dapat menyebabkan mual juga. GERD terjadi ketika katup otot antara esofagus dan perut malfungsi, membuat asam lambung naik ke esofagus.

Kecemasan dan stres

Stres tidak hanya mempengaruhi emosi. Stres juga mempengaruhi kesehatan fisik. Perpisahan dengan seseorang yang sangat dicintai atau kehilangan pekerjaan dapat membuat seseorang kehilangan nafsu makan, atau merasa sakit setelah makan. Mual dan muntah akan berhenti setelah stres dapat diatasi.

Pengobatan kanker

Beberapa obat kemoterapi menyebabkan efek samping mual. Rasa mual akan hilang setelah pengobatan kemoterapi dihentikan.

Penyakit kandung empedu

Kandung empedu adalah organ letaknya di sisi kanan atas perut. Kandung empedu membantu tubuh mencerna lemak. Batu empedu dan penyakit kandung empedu lainnya dapat mempengaruhi kemampuan tubuh dalam mencerna lemak. Akibatnya, muncul gejala mual, terutama setelah makan makanan yang kaya lemak.

Sindrom iritasi usus besar (IBS)

IBS merupakan kumpulan dari gejala GI, yang bisa termasuk sakit perut, diare, dan konstipasi. Mual adalah salah satu keluhan paling umum pada orang dengan IBS.

Mabuk perjalanan

Sebagian orang sangat sensitif terhadap gerakan. Gerakan kendaraan yang bergerak akan membuat seseorang merasa mual. Makan sebelum atau sesudah perjalanan dapat membuat mual menjadi lebih buruk.

Gejala

Lihat tabel gejala lainnya berikut ini untuk membantu Anda menentukan penyebab mual Anda:

Kemungkinan Penyebab Gejala Lainnya
Alergi makanan gatal-gatal, kaligata, pembengkakan pada mulut atau tenggorokan, kesulitan bernapas, mengi, sakit perut, diare, muntah
Keracunan makanan atau flu perut muntah, diare, kram perut, demam
Penyakit kandung empedu nyeri di perut kanan atas, muntah
GERD perasaan terbakar di dada, bersendawa cairan asam, perasaan ada sesuatu di dada, batuk
Sindrom iritasi usus besar sakit di perut, diare, sembelit
Mabuk perjalanan muntah, pusing, keringat dingin, perasaan tidak enak
Kehamilan payudara lunak dan bengkak, haid berhenti, kelelahan
Stres dan kecemasan nyeri otot, kelelahan, kehilangan dorongan seksual, masalah tidur, kesedihan, lekas marah

Bilakah harus ke dokter?

Mual sesekali setelah makan tidaklah perlu dikhawatirkan, yang perlu dikhawatirkan adalah jika mual tidak hilang dalam waktu satu minggu. Segera hubungi dokter jika Anda memiliki gejala lain yang lebih serius seperti:
  • darah pada muntah atau tinja
  • sakit dada
  • kebingungan
  • diare yang berlangsung lebih dari beberapa hari
  • haus ekstrem, produksi urine sedikit, kelemahan, atau pusing, yang merupakan tanda-tanda dehidrasi
  • demam lebih dari 38,6°C
  • rasa sakit yang hebat di perut
  • detak jantung cepat
  • muntah berat atau kesulitan menjaga makanan.

Pada anak-anak di bawah usia 6 tahun, hubungi dokter jika mereka:
  • muntah yang berlangsung selama lebih dari beberapa jam
  • terlihat tanda-tanda dehidrasi, seperti popok tetap kering, tidak ada air mata, atau pipi cekung
  • mengalami demam lebih tinggi dari 37,8°C
  • diare tidak hilang.

Pada anak-anak di atas usia 6 tahun, hubungi dokter jika mereka:
  • muntah atau diare berlangsung lebih dari sehari
  • terlihat tanda-tanda dehidrasi, seperti anak tidak buang air kecil atau mengeluarkan air mata, atau pipinya cekung
  • mengalami demam lebih dari 38,9°C.

Diagnosis

Untuk mendiagnosis, Dokter perlu mengetahui gejala-gejalanya, termasuk saat Anda merasa mual, berapa lama rasa mual muncul, dan apa yang tampaknya memicunya.

Tergantung pada kondisi apa yang dokter curigai, mungkin perlu dilakukan tes, seperti:
  • tes darah atau urin
  • tes kulit untuk melihat apakah ada alergi makanan
  • endoskopi atas untuk melihat pembengkakan pada esofagus, yang merupakan pertanda GERD
  • CT scan, X-ray (rontgen), atau ultrasonografi (USG) untuk memeriksa organ-organ untuk mencari tanda-tanda penyakit atau kelainan
  • kolonoskopi, sigmoidoskopi fleksibel, atau pemindaian GI atas atau bawah untuk mencari masalah di saluran pencernaan.

Pengobatan

Pengobatan mual dan muntah setelah makan akan ditentukan berdasarkan penyebabnya.

Penyebab Pengobatan
Pengobatan Kanker minum obat anti-muntah yang diresepkan dokter, makan makanan kecil lunak, seperti kaldu yang bening, ayam, atau oatmeal, dan coba akupunktur
Alergi makanan hindari makanan yang memicu gejala alergi
Penyakit kandung empedu minum obat untuk melarutkan batu empedu atau menjalani operasi untuk mengangkat kandung empedu, yang dikenal sebagai kolesistektomi
GERD hindari makanan pedas dan berlemak, kurangi berat badan, dan minum antasid atau obat lain untuk mengurangi asam lambung berlebih
IBS hindari makanan yang mengganggu perut Anda
Mabuk perjalanan saat bepergian, duduklah di bagian kendaraan yang paling sedikit gerakannya, seperti di dekat bagian depan kereta api atau di atas sayap pesawat terbang
Kehamilan makan makanan hambar, seperti kerupuk, roti panggang, dan pasta
Flu perut makan makanan hambar, dan istirahat selama beberapa hari sampai infeksi teratasi
Stres dan kecemasan berkonsultasi ke terapis dan mencoba teknik relaksasi, seperti meditasi dan yoga

Pencegahan

Cobalah kiat-kiat berikut ini untuk mencegah rasa mual setelah Anda makan:
  • Mengisap es batu
  • Hindari makanan berminyak, digoreng, atau pedas
  • Makan terutama makanan lunak, seperti biskuit atau roti panggang
  • Makan dalam porsi kecil namun sering, bukan tiga kali makan besar
  • Bersantailah dan duduk diam setelah makan untuk memberi waktu bagi perut untuk mencerna
  • Makan dan minum dengan perlahan
  • Sajikan makanan dingin atau pada suhu kamar jika bau makanan yang dimasak membuat Anda merasa mual.

Article Resources
  • Healthline. "What Causes Nausea After Eating?"