03 Juni 2018

Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan Pertusis (Batuk Rejan)

Pertusis dapat diderita oleh orang dari semua kelompok usia, tetapi pertusis akan lebih serius pada bayi. Pertusis dapat dicegah dengan imunisasi pada usia dua, empat, dan enam bulan. Injeksi booster diperlukan untuk anak yang berusia 4 tahun, remaja, dan orang dewasa dengan kondisi tertentu.

Pertusis

Apa itu pertusis?

Pertusis (batuk rejan) atau juga dijuluki batuk 100 hari adalah penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis.

Apa saja gejala pertusis?

  • Pertusis biasanya dimulai seperti pilek biasa, dengan hidung beringus, rasa lemah dan adakalanya demam parah.
  • Selanjutnya batuk terjadi, biasanya sebagai serangan batuk, diikuti dengan tarikan napas panjang. Adakalanya penderita muntah setelah batuk.
  • Pertusis akan berbahaya pada anak kecil. Mereka mungkin menjadi biru atau berhenti bernapas ketika serangan batuk dan mungkin butuh penanganan darurat.
  • Pertusis pada remaja dan dewasa mungkin tidak separah anak kecil, tapi batuk tetap bisa berlanjut hingga berminggu-minggu.

Bagaimana penularan pertusis?

Pertusis ditularkan kepada orang lain melalui tetesan/percikan dari batuk atau bersin. Tanpa perawatan, penderita pertusis dapat menularkannya kepada orang lain sampai tiga minggu setelah batuk muncul. Waktu antara eksposur (tertular) hingga jatuh sakit biasanya tujuh sampai sepuluh hari, tetapi dapat juga sampai tiga minggu.

Siapa saja yang berisiko?

Siapapun berisiko tertular pertusis, tapi orang yang tinggal serumah dengan penderita pertusis akan lebih berisiko. Imunisasi dapat mengurangi risiko terinfeksi.

Bagaimana mencegah pertusis?

Imunisasi anak Anda tepat waktu

  • Vaksin tidak memberikan kekebalan seumur hidup terhadap pertusis, dan perlindungan adakalanya tidak lengkap.
  • Bayi perlu diimunisasi pada usia dua, empat dan enam bulan.
  • Booster diperlukan pada usia empat tahun dan sekali lagi pada usia 15 tahun.
  • Imunisasi pertusis dapat diperoleh dari dokter keluarga atau Puskesmas / Posyandu setempat.

Di Puskesmas atau Posyandu, vaksin pertusis sudah dikombinasikan dalam vaksin DPT (Difteri - Pertusis - Tetanus). Jadi satu suntikan sudah mencakup tiga imunisasi. Sedangkan vaksin terbaru dari pemerintah adalah vaksin Pentabio, ini sudah mencakup vaksin difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, dan Hib. 

Jauhkan bayi Anda dari orang yang batuk

Bayi memerlukan dua atau tiga kali vaksinasi sebelum terlindung. Oleh karena itu, penting sekali bayi Anda dijauhkan dari penderita batuk supaya pertusis atau kuman lain tidak ditularkan.

Jika Anda kontak dekat dengan penderita pertusis:

  • Perhatikan gejala-gejalanya. Jika gejala timbul, hubungi dokter.
  • Beberapa kontak dekat yang menghadapi risiko tinggi, misalnya anak di bawah usia satu tahun, anak yang belum divaksinasi secara lengkap dan wanita di akhir kehamilannya dan orang lain yang hidup atau bekerja dengan orang yang menghadapi risiko tinggi mungkin perlu menggunakan antibiotik untuk mencegah infeksi.

Jika Anda menderita pertusis:

Segera dapatkan pengobatan sedini mungkin, jauhkan diri dari orang lain dan jauhi anak kecil

Bagaimana pertusis didiagnosis?

Jika seorang dokter merasa bahwa seseorang menderita pertusis, sekaan dari belakang hidung atau tes darah mungkin dilakukan untuk membantu mengkonfirmasikan diagnosis.

Bagaimana pengobatan pertusis?

Antibiotik khusus – biasanya azitromisin (azithromycin), eritromisin (erythromycin) atau klaritromisin (clarithromycin) digunakan untuk mengobati pertusis. Antibiotik ini dapat mencegah menularnya kuman ini kepada orang lain. Batuk sering masih terjadi selama berminggu-minggu meskipun tengah menjalani pengobatan.

Article Resources
  • http://www.health.nsw.gov.au/