22 Januari 2018

Hipokalemia : Kekurangan Kalium

Kalium

Kalium adalah mineral yang sangat penting bagi otot, termasuk jantung. Kalium juga berperan dalam mengontrol tekanan darah. Kekurangan kalium atau hipokalemia dapat menyebabkan terpengaruhnya proses seluler yang dapat mengakibatkan kelemahan.

Kalium adalah mineral (elektrolit) dalam tubuh. Hampir 96% kalium ditemukan di dalam sel. Jika terjadi perubahan kadar kalium tubuh, maka akan berefek buruk pada jantung, saraf, dan otot.

Ginjal adalah organ utama yang mengontrol keseimbangan kalium dengan membuang kalium berlebih melalui urin.

Kadar kalium normal dalam darah adalah 3,5 - 5,0 mmol / L (milimol per liter). Sedangkan kekurangan kalium atau hipokalemia didefinisikan dengan kondisi kadar kalium darah di bawah 3,5 mmol / L.

Orang dengan gangguan makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia, pasien AIDS, pecandu alkohol, dan mereka yang telah menjalani operasi bariatrik (operasi untuk kondisi obesitas), berisiko tinggi mengalami hipokalemia.

Penyebab kekurangan kalium

Penyebab umum kekurangan kalium antara lain: dehidrasi, diare, berkeringat berlebih (hiperhidrosis) dan salah menggunakan obat pencahar.

Kekurangan kalium juga bisa disebabkan oleh kurangnya asupan kalium dalam makanan. Namun, ini jarang sekali terjadi.

Penyebab lainnya adalah akibat mengonsumsi obat yang mempengaruhi kadar kalium tubuh, seperti obat jenis diuretik.

Gejala kekurangan kalium

Gejala kekurangan kalium biasanya ringan, dan seringkali efeknya tidak tampak. Tapi mungkin ada lebih dari satu gejala kekurangan kalium yang terkait dengan pencernaan, ginjal, otot, jantung, dan saraf, diantaranya:
  • Kelemahan, kelelahan, dan kram pada otot lengan atau kaki, terkadang cukup parah sehingga pasien kesulitan menggerakkan lengan atau kaki (seperti kelumpuhan)
  • Kesemutan atau mati rasa
  • Mual atau muntah
  • Kram perut, kembung
  • Sembelit
  • Palpitasi (jantung berdebar tidak teratur)
  • Sering atau banyak buang air kecil atau merasa sangat haus hampir sepanjang waktu
  • Pingsan
  • Perilaku psikologis abnormal - depresi, psikosis, delirium, kebingungan, atau halusinasi.

Diagnosis kekurangan kalium

Penyebab kekurangan kalium seringkali tidak diketahui. Jika dokter mencurigai adanya ketidakseimbangan elektrolit, maka dilakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa kadar kalium, fungsi ginjal, glukosa, magnesium, kalsium, dan fosfor.

Jika Anda kekurangan kalium, hindari aktivitas yang berat dan lama karena kalium bisa hilang akibat berkeringat.

Jika suplemen diet, suplemen herbal, atau obat pencahar yang menyebabkan kalium tubuh rendah, hindari dari mengonsumsi produk ini.

Pengobatan kekurangan kalium

Terapi penggantian kalium akan diberikan sesuai dengan jenis dan tingkat keparahan gejala kekurangan kalium seseorang. Pengobatan dimulai setelah pemeriksaan darah telah benar-benar mengonfirmasinya.

Orang yang diduga kekurangan kalium dengan tingkat yang sangat rendah maka perlu ditempatkan monitor jantung dan diberikan cairan melalui infus.

Biasanya, mereka dengan kadar kalium tubuh rendah atau sedang rendah (2,5-3,5 mmol / L), yang tidak memiliki gejala, atau yang hanya mengalami keluhan ringan, hanya perlu diobati dengan kalium yang diberikan dalam bentuk pil atau cairan.

Mencegah kekurangan kalium

Pasien yang kekurangan kalium sangat disarankan untuk mengubah dietnya dengan mengonsumsi makanan-makanan tinggi kalium.

Contoh makanan yang tinggi kalium, antara lain:
  • Pisang
  • Tomat
  • Jeruk
  • Melon melon
  • Persik.

Kadar kalium tubuh yang rendah bisa diobati. Penyebab rendahnya kalium harus bisa ditemukan dan diatasi, karena jika penyebabnya tidak ditemukan, kondisi kekurangan kalium akan terulang kembali di masa mendatang.

Article Resources
  • https://www.webmd.boots.com/a-to-z-guides/low-potassium-hypokalaemia