Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis kanker ketiga yang paling umum dialami wanita. Perkembangan kanker serviks terbilang lambat sehingga seringkali tidak disadari. Namun kanker serviks yang belum berubah menjadi agresif sudah dapat dideteksi melalui pemeriksaan panggul rutin dan tes Pap Smear.
Meningkatnya kesadaran wanita-wanita saat ini untuk memeriksakan diri dengan pemeriksaan panggul rutin dan Pap Smear telah secara signifikan menurunkan angka kematian akibat kanker serviks dalam beberapa dekade terakhir.
Pap Smear dapat mendeteksi keberadaan kanker serviks sebelum gejala-gejalanya muncul, karena itulah banyak kanker serviks stadium awal yang terdeteksi. Semakin dini kanker serviks diketahui, semakin besar peluang untuk kesembuhan. Namun ketika gejala kanker serviks telah muncul, maka pilihan pengobatan telah terbatas dan sukar untuk diobati.
Berbeda dengan kanker serviks, minim sekali pemeriksaan untuk mendeteksi kanker ovarium di tahap awal. Di Amerika Serikat ada lebih dari 22.000 kasus kanker ovarium baru setiap tahunnya, dan lebih dari 75 persennya didiagnosis meninggal akibat penyakit ini.
Seperti halnya kanker serviks, jika kanker ovarium terdeteksi sejak stadium awal, tingkat kelangsungan hidup penderita masih di atas 90 persen. Namun kabar buruknya, kanker ovarium sulit dideteksi di stadium awal, sehingga mendapat julukan sebagai "silent killer", artinya baru terdeteksi ketika mencapai stadium lanjut dan sukar untuk diobati.
Gejala kanker serviks antara lain:
Gejala kanker serviks antara lain:
- Perdarahan vagina abnormal
- Keluar cairan yang mungkin berbau busuk dan mengandung lendir yang tidak biasa
- Nyeri panggul yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi
- Nyeri saat buang air kecil
- Perdarahan diantara periode haid, setelah berhubungan seksual, atau setelah pemeriksaan panggul.
Gejala kanker ovarium meliputi:
- Kesulitan makan atau perut cepat merasa penuh ketika makan
- Perut kembung, nyeri perut atau panggul
- Sering ingin buang air kecil (BAK).
Gejala kanker ovarium stadium lanjut, meliputi:
- Perubahan dalam buang air besar (BAB)
- Rasa sakit saat hubungan seksual
- Kelelahan yang persistent
- Pembesaran (buncit) pada area perut
- Berat badan tiba-tiba naik atau turun.
Sayangnya, beberapa gejala diatas masih cukup umum dan sering hanya dikaitkan/mirip dengan gejala penyakit atau kondisi lain yang tidak berbahaya.
Para ahli menyarankan agar setiap wanita yang mengalami salah satu dari gejala tersebut setiap hari selama lebih dari dua minggu harus segera memeriksakan diri ke dokter kandungan untuk dievaluasi.