23 ديسمبر 2014

Efek Merokok Sebelum, Selama, dan Setelah Kehamilan

Merokok saat kehamilan

Merokok tidak hanya merusak kesehatan, penampilan, dan dompet, tetapi juga serius mempengaruhi peluang seseorang untuk hamil. Merokok selama kehamilan akan membahayakan bayi Anda.

Tapi apa saja masalah yang ditimbulkan akibat merokok selama kehamilan? Artikel ini akan memberikan gambaran tentang bagaimana kebiasaan merokok akan memberikan dampak buruk pada bayi Anda sebelum, selama, dan setelah kehamilan.

Efek merokok sebelum kehamilan

Kesuburan seseorang, baik wanita maupun pria, dapat dipengaruhi oleh rokok, sehingga meskipun Anda tidak merokok namun pasangan Anda merokok, maka Anda juga berkemungkinan memiliki masalah kehamilan.

Sebenarnya keinginan untuk hamil atau memiliki bayi dapat dijadikan motivasi besar untuk berhenti merokok, atau untuk meningkatkan kesehatan secara umum. Ingat bahwa berhenti merokok selama kehamilan akan memberikan manfaat kesehatan yang besar bagi Anda dan bayi yang Anda kandung.

Kebiasaan merokok akan meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan, dan juga dapat menurunkan peluang untuk hamil. Bahkan wanita yang merokok kurang dari 10 batang sehari, dua kali lebih berisiko untuk telat hamil satu tahun dibandingkan dengan wanita non-perokok. Dan semakin sering seseorang merokok, semakin lama pula kemungkinannya akan hamil.

Jika pun saat ini Anda tengah menjalani terapi kesuburan untuk hamil, maka peluang Anda untuk hamil juga berkurang karena kebiasaan merokok atau karena menjadi perokok pasif.

Pria perokok juga cenderung memiliki sperma yang lebih sedikit, dan kemungkinan spermanya juga rusak atau lemah sehingga kurang atau tidak mampu untuk membuahi sel telur. Kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan risiko disfungsi ereksi, dan semakin banyak seseorang merokok, maka semakin tinggi risikonya.

Kabar baiknya adalah bahwa jika Anda berhenti merokok, maka kesuburan akan segera pulih, yang berarti peluang Anda untuk hamil semakin besar.

Efek merokok selama kehamilan

Jika seorang ibu adalah perokok, maka ia berisiko mengalami sejumlah besar masalah atau gangguan kesehatan terkait kehamilan. Malah yang paling parah adalah keguguran (bayi meninggal sebelum kehamilan berusia 24 minggu) atau lahir mati (bayi meninggal setelah kehamilan 24 minggu saat persalinan). Merokok juga dianggap menjadi penyebab dari sepertiga kematian seluruh bayi yang lahir mati atau mati sebelum mereka berusia 4 minggu.

Ada banyak lagi komplikasi lain yang dapat terjadi selama kehamilan dan persalinan akibat kebiasaan merokok. Diantaranya adalah:
  • Kehamilan ektopik - kondisi sel telur yang sudah dibuahi berkembang di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Untuk kehamilan ektopik, wanita perokok berisiko empat kali lipat dari wanita non-perokok.
  • Placental abruption - kondisi dimana plasenta lepas dari dinding rahim sebelum persalinan, yang menyebabkan bayi meninggal sebelum atau sesaat setelah lahir.
  • Plasenta previa - kondisi dimana plasenta memblokir serviks (leher rahim) atau jalan lahir, yang dapat mengakibatkan perdarahan atau kelahiran prematur.
  • Persalinan prematur - persalinan yang terjadi sebelum 37 minggu kehamilan dan risikonya dua kali lebih besar pada wanita perokok.

Efek merokok pada pertumbuhan bayi

Jika Anda merokok selama kehamilan, karbon monoksida dalam asap rokok akan menurunkan suplai oksigen kepada bayi Anda yang sedang tumbuh. Kurangnya suplai oksigen akan memperlambat pertumbuhan dan mempengaruhi perkembangan otak bayi Anda. Bahan kimia yang terdapat di dalam rokok akan memberikan efek buruk bagi bayi Anda selama kehamilan.

Dan semakin banyak Anda merokok, maka semakin besar pula risiko masalah kesehatan pada bayi Anda, antara lain:
  • Kelahiran dini - bayi dari ibu yang perokok dua kali lebih mungkin lahir dengan prematur.
  • Lahir dengan berat badan rendah - ibu perokok berisiko tiga kali lebih besar dari non-perokok untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau berat kurang dari 2,5 kilogram. Bayi dengan berat badan rendah akan semakin berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan.
  • Cacat lahir - bayi yang dilahirkan dari ibu perokok berisiko tinggi mengalami gangguan perkembangan dan kecacatan, seperti bibir sumbing.

Efek merokok pasca melahirkan

Merokok selama kehamilan akan meningkatkan risiko cot death. Cot death atau sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), adalah kondisi dimana bayi meninggal sebelum berusia dua tahun dengan penyebab tidak diketahui. Inilah yang sering terjadi pada bayi berusia kurang dari satu tahun.

Risiko cot death empat kali lebih tinggi jika Anda merokok selama kehamilan. Cot death juga lebih mungkin terjadi pada bayi yang lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah, yang mana kedua kondisi ini juga disebabkan karena kebiasaan merokok selama kehamilan.

Jika bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi akan lebih berisiko mengalami infeksi sesaat setelah kelahiran. Bayi tersebut juga cenderung mengalami masalah kesehatan di kemudian hari ketimbang bayi yang lahir dari ibu non-perokok. Masalah lain yang diakibatkannya adalah ketidakmampuan belajar dan terhambatnya perkembangan keterampilan sosial.

Anak-anak dengan orangtua perokok juga berisiko dua kali lipat lebih besar mengalami infeksi serius terkait sistem pernapasan, seperti pneumonia dan bronkitis. Mereka juga lebih rentan terkena asma.

Bayi dengan ibu perokok juga lebih cenderung mudah mengalami kolik. Semua bayi memang menangis, tapi jika bayi mengalami kolik, maka ia akan menangis beberapa jam dalam sehari, seperti tanpa alasan. Hal ini biasanya membuat orang-orang dirumah panik.

Merokok akan menempatkan bayi dalam berbagai risiko masalah kesehatan selama kanak-kanak dan bahkan di kemudian hari. Risiko-risiko masalah kesehatan tersebut, antara lain:
  • Ukuran tubuhnya lebih kecil dibanding usianya
  • Prestasi di sekolah rendah
  • Tingkat kesuburan menurun
  • Kolesterol tinggi
  • Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) - gangguan pemusatan perhatian
  • Masalah atau gangguan pada jantung atau paru-paru.

Efek merokok pada ASI

Menyusui merupakan langkah terbaik untuk memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi yang diperlukan bayi selama enam bulan pertama kehidupannya. ASI juga sangat baik untuk kesehatan bayi, karena akan memberikan perlindungan dari infeksi dan kondisi kesehatan lainnya seperti asma. Selain itu, menyusui juga menurunkan risiko cot death.

Kebiasaan merokok akan sangat mempengaruhi kemampuan seorang ibu untuk menyusui. Hal ini rokok akan mengurangi produksi ASI, diperkirakan bahwa racun dalam rokok mempengaruhi hormon prolaktin, yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi ASI. Selain itu, kebiasaan merokok juga menyebabkan kualitas AS menjadi rendah.