28 April 2014

Penyebab, Jenis, dan Pengobatan Fobia

Fobia

Sering melihat seseorang merasa takut terhadap sesuatu, terkadang mereka juga berteriak sambil menutup mata. Nah, kemungkinan besar seseorang itu mengalami fobia, yang merupakan rasa takut berlebihan terhadap sesuatu. Fobia termasuk sebagai gangguan kecemasan yang bisa mempengaruhi kualitas hidup seseorang.

Fobia berupa ketakutan yang irasional (tidak wajar) yang menimbulkan gejala-gejala cemas, berdebar-debar, keringat dingin, serta gejala kecemasan lainnya, dan seringkali disertai dengan perasaan panik. Fobia sebenarnya sangat merugikan. Selain sering menimbulkan perasaan cemas dan panik, mengganggu pekerjaan, hubungan sosial, bahkan bagi pemuda yang sedang menuntut ilmu di sekolah, juga bisa mempengaruhi organ tubuh seperti jantung.

Penyebab fobia

Penyebab fobia tidak terlepas dari faktor biologis seseorang, diantaranya: peningkatan tonus saraf otonomi simpatik dan perubahan sistem penghantar transmisi di otak. Seperti adanya perubahan norefinefrin, serotonin, dan gamma amino butirik asid (GABA) yang berpengaruh pada lokus sereleus di batang otak sebagai pusat sistem saraf otonom, yang juga berpengaruh pada pusat emosi di sistem limbik dan korteks otak pre-frontalis.

Selain itu, fobia juga bisa diperoleh karena faktor genetika atau keturunan. Orang yang terlahir dari orang tua yang memiliki fobia, sangat rentan terkena fobia. Dari faktor psikososial, ada teori perilaku yang diungkapkan oleh Pavlov, mengenai refleks yang dibiasakan (conditioned reflex) untuk menjelaskan timbulnya fobia. Dimana, kecemasan ditimbulkan oleh rangsang alami menakutkan.

Fobia juga bisa terjadi akibat respon dari suatu tekanan atau peristiwa traumatis. Sebenarnya cukup tidak masuk akal jika fobia terhadap sesuatu terjadi karena tidak ada pemicu. Selalu ada pemicunya. Dunia medis sendiri menganggap fobia sebagai bentuk psikologis dan termasuk salah satu bentuk dari gangguan kejiwaan.

Jenis fobia

Ada berbagai jenis fobia, antara lain:
  • Agoraphobia - takut jika berada di dalam suatu tempat atau situasi dimana ada kemungkinan penderita merasa malu kalau timbul serangan panik.
  • Achluophobia - takut kegelapan.
  • Acrophobia, takut tempat tinggi.
  • Alektorophobia - takut pada ayam.
  • Arrhenphobia - takut laki-laki.
  • Claustrophobia - takut pada tempat tertutup.
  • Bacteriphobia dan virusphobia - takut terhadap kuman atau virus misalnya aidsphobia (sering terjadi pada petugas kesehatan).
  • Hydrophobia - ketakutan berlebih pada air.
  • Photophobia - takut terhadap cahaya.
  • Zoophobia - takut akan binatang, dan masih banyak lagi fobia lainnya.

Pegobatan fobia

Pengobatan fobia harus dilakukan dengan tindakan pengkajian terlebih dahulu guna mencari tahu penyebabnya, mulai dari faktor keturunan hingga faktor tumbuh kembang, serta ciri kepribadian dan bagaimana support sistem dalam keluarga penderita. Psikiater biasanya akan memberikan psikoterapi yang diantara berupa terapi kognitif perilaku yang disertai dengan obat-obat psikofarmaka.

Obat yang biasanya digunakan adalah antidepresan, obat yang cukup efektif dalam mengobati berbagai gejala yang berhubungan dengan fobia sosial, serangan panik, depresi. Obat anti kecemasan (benzodiazepin) dan beta-blocker juga sering digunakan untuk mengobati fobia. Obat-obat tersebut antara lain:
  • SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors), yang akan mengubah kadar serotonin di otak, dan memiliki efek samping yang lebih sedikit dibanding obat anti depresan lainnya.
  • Antidepresan trisiklik, yang digunakan dengan dosis rendah telah umum digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan; namun obat ini memiliki efek samping seperti pusing, mengantuk, mulut kering, dan bertambahnya berat badan.
  • MAOI (monoamine oxidase inhibitors), bekerja cukup baik untuk mengatasi gangguan panik dan fobia sosial; obat ini harus disertai dengan diet khusus karena bila tidak akan menimbulkan reaksi yang serius.
  • Beta-blocker, biasanya digunakan dalam mengobati kondisi jantung. Beta-blocker efektif dalam mengobati fobia sosial. Obat ini terkadang juga diresepkan untuk orang yang takut berbicara/berpidato di depan umum.
  • Benzodiazepin adalah obat anti kecemasan yang efektif dalam pengobatan jangka pendek kecemasan, bisa digunakan segera saat serangan panik akut. Obat ini umumnya tidak digunakan untuk pengobatan jangka panjang.

Psikoterapi adalah pengobatan non-obat yang cukup ampuh dalam mengobati fobia sosial, gangguan panik, dan fobia yang lebih spesifik. Terapi kognitif dan intervensi psikologis tertentu yang efektif untuk fobia sosial dan gangguan panik, bertujuan untuk mengubah pola pikir dan menemukan cara untuk mendefinisikan ulang terhadap ketakutan akan sesuatu. Terapi perilaku, khususnya terapi desensitisasi, efektif untuk mengatasi fobia tertentu di mana orang tersebut akan secara bertahap dihadapkan pada situasi yang mereka takuti, dan mereka diajarkan cara untuk mengatasi kecemasan yang timbul.

Berbicara mengenai ketakutan tertentu terhadap sesuatu dapat membantu meringankan kecemasan. Teman dekat dan keluarga sejatinya harus memberikan dukungannya, terutama ketika kecemasan berhubungan dengan adanya trauma di masa lalu. Komunitas fobia tertentu juga bisa sangat membantu dalam pengobatan, setiap anggotanya bisa berbagi pengalaman dan berbagi solusi mengenai bagaimana orang lain dengan masalah yang sama mengatasi ketakutan mereka. Teknik manajemen stres dan relaksasi, belajar dari para profesional (berkonsultasi langsung, dari buku atau video), dan membentuk komunitas khusus akan sangat membantu dalam mengatasi kecemasan yang terkait fobia.