01 April 2023

10 Mitos dan Fakta Tentang Anestesi Umum

Anestesi umum

Anestesi umum sudah menjadi bagian yang sangat penting dalam proses operasi modern. Namun, meskipun anestesi umum telah digunakan selama lebih dari satu abad, masih banyak mitos yang terus beredar tentang penggunaannya.

Banyak orang yang masih merasa khawatir tentang risiko yang terkait dengan anestesi umum, seperti efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi setelah operasi. Namun, sebenarnya ada banyak fakta yang perlu diketahui tentang anestesi umum, dan mitos yang perlu dihindari. Dalam artikel ini, kita akan membahas 10 mitos dan fakta tentang anestesi umum.

Mitos 1: Anestesi umum hanya diperlukan untuk operasi besar atau kompleks.

Mitos bahwa anestesi umum hanya diperlukan untuk operasi besar atau kompleks sebenarnya salah. Anestesi umum dapat digunakan dalam berbagai jenis prosedur, dari yang sederhana hingga kompleks. Contohnya, anestesi umum dapat digunakan untuk prosedur gigi, pemeriksaan endoskopi, hingga operasi transplantasi organ.

Mitos 2: Anestesi umum lebih berbahaya bagi orang tua.

Mitos bahwa anestesi umum lebih berbahaya bagi orang tua sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Meskipun orang tua mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi terkait anestesi umum, hal ini dapat diatasi dengan memperhitungkan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Dokter anestesi akan melakukan evaluasi yang ketat terhadap kondisi kesehatan pasien sebelum menjalani prosedur operasi. Mereka akan mempertimbangkan riwayat kesehatan, penyakit kronis, dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi oleh pasien untuk memutuskan jenis anestesi yang paling aman dan efektif bagi pasien.

Selain itu, teknologi anestesi modern dan prosedur yang ditingkatkan telah memperbaiki keamanan dan keefektifan anestesi umum bagi orang tua. Bahkan, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa anestesi umum yang aman pada pasien dewasa yang lebih tua pada umumnya tidak lebih berisiko daripada pada pasien dewasa yang lebih muda.

Mitos 3: Pasien harus puasa sebelum menerima anestesi umum.

Mitos bahwa pasien harus puasa sebelum menerima anestesi umum sebenarnya cukup kompleks. Sebelum menjalani prosedur anestesi umum, pasien akan diberi instruksi tentang waktu yang tepat untuk berhenti makan dan minum sebelum operasi. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko aspirasi (masuknya makanan atau cairan ke dalam saluran pernapasan) selama operasi. Namun, tidak selalu harus berpuasa selama beberapa jam sebelum operasi.

Pada umumnya, pasien dapat minum air putih atau cairan lain sampai 2 jam sebelum operasi. Selain itu, beberapa pasien juga diperbolehkan untuk mengonsumsi makanan atau minuman yang ringan, seperti jus buah atau teh tanpa susu, beberapa jam sebelum operasi. Namun, jenis dan jumlah makanan atau minuman yang diperbolehkan akan berbeda-beda tergantung pada jenis operasi dan jenis anestesi yang digunakan.

Mitos 4: Pasien yang menerima anestesi umum dapat merasakan segalanya tetapi tidak dapat bergerak atau berbicara.

Mitos bahwa pasien yang menerima anestesi umum dapat merasakan segalanya tetapi tidak dapat bergerak atau berbicara adalah salah besar. Anestesi umum bekerja dengan mematikan kesadaran pasien secara sementara sehingga pasien tidak merasakan atau mengingat apa yang terjadi selama operasi. Selama operasi, pasien dalam keadaan tidur dan tidak sadarkan diri.

Selain itu, anestesi umum juga dapat memblokir kemampuan pasien untuk merespons rangsangan fisik atau verbal, termasuk tidak dapat bergerak atau berbicara. Namun, sebelum anestesi umum diberikan, dokter anestesi akan memastikan bahwa pasien sepenuhnya tidak sadarkan diri dengan memantau kondisi pasien secara terus-menerus selama operasi.

Oleh karena itu, pasien yang menerima anestesi umum tidak akan merasakan atau mengingat apa yang terjadi selama operasi dan tidak dapat bergerak atau berbicara selama operasi berlangsung.

Mitos 5: Anestesi umum dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh.

Mitos bahwa anestesi umum dapat menyebabkan kerusakan permanen pada organ tubuh adalah salah besar. Anestesi umum telah digunakan selama bertahun-tahun dan telah terbukti menjadi prosedur yang relatif aman. Efek samping yang mungkin terjadi akibat anestesi umum umumnya sifatnya sementara dan dapat diatasi.

Meskipun demikian, seperti semua prosedur medis, anestesi umum juga memiliki risiko yang terkait dengannya. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi termasuk reaksi alergi, infeksi, dan kerusakan jaringan karena pemakaian peralatan medis yang digunakan selama prosedur.

Namun, risiko ini relatif kecil dan dapat diatasi dengan pengawasan yang ketat dan penanganan yang tepat. Organ tubuh juga tidak akan mengalami kerusakan permanen karena anestesi umum. Selama pasien dipantau dengan baik dan dokter anestesi menentukan dosis anestesi yang tepat, risiko komplikasi dari anestesi umum akan minimal.

Mitos 6: Anestesi umum bisa membahayakan janin.

Mitos bahwa anestesi umum bisa membahayakan janin tidak sepenuhnya benar. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi risiko anestesi umum terhadap janin selama kehamilan. Hasilnya menunjukkan bahwa risiko yang terkait dengan anestesi umum selama kehamilan relatif kecil dan tidak signifikan.

Namun, dokter anestesi harus tetap berhati-hati ketika memberikan anestesi umum kepada ibu hamil. Pemilihan jenis anestesi dan dosisnya harus disesuaikan dengan kondisi ibu hamil dan janin.

Jika memungkinkan, operasi pada ibu hamil yang membutuhkan anestesi umum sebaiknya ditunda hingga setelah kelahiran. Namun, jika operasi tidak dapat ditunda, dokter anestesi dan dokter kandungan akan bekerja sama untuk meminimalkan risiko yang terkait dengan anestesi umum selama kehamilan.

Mitos 7: Pasien selalu memerlukan waktu yang lama untuk pulih setelah menerima anestesi umum.

Mitos bahwa pasien selalu memerlukan waktu yang lama untuk pulih setelah menerima anestesi umum adalah tidak sepenuhnya benar. Pasien mungkin merasa mengantuk setelah menerima anestesi umum, tetapi ini adalah efek samping yang normal dan seharusnya hilang dalam beberapa jam setelah operasi.

Durasi pemulihan pasca-anestesi umum bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis operasi yang dilakukan, dosis anestesi yang diberikan, usia pasien, dan kondisi kesehatan umum. Namun, kebanyakan pasien dapat pulih sepenuhnya dalam waktu 24-48 jam setelah operasi.

Setelah pasien sadar dari anestesi, dokter anestesi akan memantau kondisi pasien dan memberikan instruksi tentang perawatan pasca operasi. Pasien biasanya akan diminta untuk tetap di rumah sakit selama beberapa jam setelah operasi sebelum dipulangkan, dan mereka juga dapat diberi obat pereda nyeri untuk membantu mengurangi ketidaknyamanan selama pemulihan.

Dalam banyak kasus, pasien mungkin dapat kembali ke aktivitas normal dalam beberapa hari setelah operasi, meskipun beberapa kasus membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama. Adapun perawatan yang dilakukan selama pemulihan juga akan disesuaikan dengan kebutuhan individu pasien.

Mitos 8: Anestesi umum dapat merusak otak.

Mitos bahwa anestesi umum dapat merusak otak tidak sepenuhnya benar. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi risiko anestesi umum terhadap otak, dan sebagian besar hasil penelitian menunjukkan bahwa anestesi umum tidak menyebabkan kerusakan otak pada pasien.

Namun, ada beberapa kasus jarang di mana pasien mengalami efek samping yang berhubungan dengan anestesi, seperti delirium atau kebingungan setelah operasi. Ini biasanya terjadi pada pasien yang menderita kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Studi terbaru juga menunjukkan bahwa penggunaan anestesi umum pada anak-anak di bawah usia tiga tahun mungkin meningkatkan risiko gangguan perkembangan neurokognitif. Oleh karena itu, anestesi umum pada anak-anak harus dipertimbangkan dengan hati-hati dan harus selalu dilakukan oleh dokter anestesi yang berpengalaman.

Namun, penting untuk diingat bahwa risiko yang terkait dengan anestesi umum sangat kecil dan efek samping yang terkait biasanya bersifat sementara. Dokter anestesi selalu memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi pasien dan menyesuaikan dosis dan jenis anestesi yang diberikan untuk meminimalkan risiko dan memastikan kesehatan dan keselamatan pasien selama operasi dan pemulihan.

Mitos 9: Anestesi umum dapat mengurangi kemampuan intelektual.

Mitos bahwa anestesi umum dapat mengurangi kemampuan intelektual atau menyebabkan penurunan kecerdasan tidak sepenuhnya benar. Beberapa studi telah dilakukan untuk mengevaluasi efek jangka panjang anestesi umum pada fungsi kognitif, termasuk kemampuan intelektual, dan sebagian besar hasilnya menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara anestesi umum dan penurunan kemampuan intelektual.

Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan anestesi umum pada anak-anak di bawah usia tiga tahun mungkin meningkatkan risiko gangguan perkembangan neurokognitif, termasuk penurunan kemampuan intelektual dan belajar.

Mitos 10: Anestesi umum bisa membuat kehilangan ingatan jangka panjang.

Mitos bahwa anestesi umum dapat menyebabkan hilangnya ingatan jangka panjang tidak sepenuhnya benar. Beberapa pasien dapat mengalami sedikit kebingungan atau lupa setelah menerima anestesi, tetapi efek ini biasanya bersifat sementara dan hilang dalam beberapa jam atau hari setelah prosedur.

Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi hubungan antara anestesi umum dan hilangnya ingatan jangka panjang, dan hasilnya tidak konsisten. Beberapa studi menunjukkan adanya peningkatan risiko hilangnya ingatan jangka panjang setelah anestesi, sementara studi lain tidak menemukan hubungan yang signifikan antara keduanya.

Namun, ada faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan hilangnya ingatan jangka panjang setelah anestesi, termasuk usia yang lebih tua, penyakit Alzheimer, dan riwayat keluarga penyakit Alzheimer. Oleh karena itu, dokter anestesi akan mempertimbangkan faktor-faktor ini saat merencanakan anestesi untuk pasien tertentu.

Penutup

Setelah membahas 10 mitos dan fakta populer tentang anestesi umum, dapat disimpulkan bahwa banyak anggapan yang tidak benar tentang anestesi. Fakta-fakta yang telah dijelaskan menunjukkan bahwa anestesi umum adalah prosedur medis yang aman dan efektif, dan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi pasien yang menjalani operasi atau prosedur medis lainnya.

Namun, seperti halnya dengan setiap prosedur medis, anestesi umum memiliki risiko dan manfaat yang harus dipertimbangkan dengan cermat oleh pasien dan dokter anestesi. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengikuti instruksi dokter anestesi sebelum dan sesudah prosedur, serta memahami risiko dan manfaat yang terkait dengan jenis anestesi yang akan diterapkan.

Article Resources
  • Anesthesia & Analgesia Journal. (Diakses 2023). Anesthesia-Analgesia
  • Mayo Clinic. (Diakses 2023). General Anesthesia.
  • MedlinePlus. (Diakses 2023). Anesthesia
  • National Health Service (NHS). (Diakses 2023). General anaesthesia
  • American Association of Nurse Anesthetists. (Diakses 2023). All About Anesthesia.