24 فبراير 2020

Hubungan Osteoporosis dan Gangguan Tiroid

Osteoporosis dan hipertiroidisme

Apa itu osteoporosis?
Secara harfiah osteoporosis berarti 'tulang keropos'. Osteoporosis adalah kondisi medis dimana tulang Anda rapuh dan rentan patah. Tulang yang paling sering mengalami kerusakan pada osteoporosis adalah pergelangan tangan, tulang belakang, dan pinggul. Meskipun osteoporosis dapat diobati, namun mencegahnya akan lebih mudah.

Bagaimana osteoporosis bisa terjadi?
Di dalam tulang terdapat dua jenis sel, 'osteoklas' dan 'osteoblas' , yang terus bekerja untuk menumbuhkan rangka dan dan memperbaiki kerusakan seperti retak dan patah tulang. Osteoklas bertugas memecah tulang sementara 'osteoblas' membangun kembali tulang. Setiap siklus memecah dan membangun kembali tulang ini biasanya memakan waktu 200 hari.

Banyak faktor yang mempengaruhi proses penggantian tulang ini, diantaranya hormon, olahraga yang biasa dilakukan, dan jumlah vitamin D dan kalsium yang dikonsumsi.

Pemecahan dan pembangunan kembali tulang terjadi dalam proses atau tingkat yang seimbang. Jika lebih banyak tulang yang hilang daripada yang diganti, maka tulang Anda menjadi kurang padat dan Anda mungkin menderita osteoporosis. Jika menderita osteoporosis, tulang Anda rentan sekali untuk patah.

Siapa saja yang berisiko terkena osteoporosis?
Baik pria dan wanita semua berisiko terkena osteoporosis. Faktanya, semua orang akan mulai kehilangan kepadatan tulang sejak usia 35 tahun dan ini merupakan bagian normal dari penuaan. Namun, kehilangan kepadatan tulang yang besar lebih sering terjadi pada wanita setelah menopause, masa dimana mereka berhenti memproduksi estrogen, hormon yang melindungi tulang. Pasca menopause, kepadatan tulang bisa hilang lebih cepat dalam lima hingga 10 tahun setelahnya.

Faktor-faktor yang meningkatkan risiko patah tulang osteoporosis meliputi:
  • Pernah patah tulang, baik patah tulang spontan, atau akibat trauma ringan seperti jatuh biasa
  • Riwayat keluarga dengan osteoporosis atau patah tulang akibat trauma ringan
  • Menopause dini
  • Sebelumnya menjalani terapi steroid
  • Anoreksia nervosa
  • Berat badan rendah
  • Diet yang buruk
  • Merokok
  • Alkohol
  • Kurang olahraga
  • Hipertiroidisme yang tidak diobati dalam waktu lama
  • Hipotiroidisme yang terlalu lama diobati
  • Penyakit lain seperti rheumatoid arthritis (peradangan sendi), penyakit celiac (penyakit auto imun), dan hiperparatiroidisme primer (gangguan pada satu atau beberapa kelenjar paratiroid).

Apa hubungan antara penyakit tiroid dan osteoporosis?
Hormon tiroid (yaitu tiroksin) mempengaruhi laju proses penggantian tulang. Terlalu banyak hormon tiroksin di dalam tubuh akan mempercepat laju kehilangan tulang. Jika ini terjadi terlalu cepat, osteoblas mungkin tidak dapat mengganti kehilangan tulang dengan cepat. Jika kadar hormon tiroksin dalam tubuh Anda terlalu tinggi untuk jangka waktu lama atau tingkat hormon perangsang tiroid (TSH) dalam tubuh Anda terlalu rendah untuk jangka waktu yang lama maka ada risiko lebih tinggi terkena osteoporosis.

Ada juga beberapa bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang dengan kadar TSH rendah dapat kehilangan tulang dengan lebih cepat daripada mereka dengan kadar TSH normal bahkan ketika pengukuran tiroksin darah berada dalam kisaran normal, tetapi ini masih sedang dipelajari.

Tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme)
Jika Anda menderita hipertiroidisme, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengobati overaktivitasnya. Setelah kadar hormon tiroid dalam tubuh Anda turun ke kisaran normal, proses kehilangan tulang akan melambat dan kekuatan tulang dapat meningkat. Namun, sebagian orang akan mengalami keropos tulang yang persisten, dengan atau tanpa penyakit tiroid, dan wanita pasca menopause berisiko sangat tinggi mengalami hal ini. Jika Anda mengalami hipertiroidisme dan tidak diobati dalam jangka waktu yang lama, serta memiliki faktor risiko lain untuk osteoporosis dan patah tulang, pemindaian kepadatan mineral tulang dua hingga tiga tahun setelah pengobatan tiroid Anda dimulai akan membantu menilai risiko Anda. Jika pemindaian kepadatan tulang menunjukkan osteoporosis maka dapat diobati dengan obat-obatan.

Tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme)
Tiroid yang kurang aktif, bukan merupakan faktor risiko osteoporosis, tetapi jika Anda diresepkan obat seperti levothyroxine untuk meningkatkan kadar hormon tiroid ke kisaran normal, maka Anda harus melakukan tes darah rutin, minimal sekali setahun, untuk memastikan kadar hormon tiroid Anda tidak terlalu tinggi.

Bagaimana menurunkan risiko terkena osteoporosis?
Kesehatan tulang dapat dijaga dengan mengonsumsi makanan seimbang yang kaya akan kalsium, mendapatkan vitamin D yang cukup, menghindari rokok dan alkohol, dan berolahraga secara teratur. Olahraga yang memiliki dampak tinggi seperti jogging atau jalan kaki, akan membantu menguatkan tulang. Olahraga lain, seperti pilates dan yoga, mungkin berguna dalam meningkatkan keseimbangan, sehingga mengurangi risiko jatuh yang dapat mematahkan tulang.

Terapi Penggantian Hormon (HRT) dapat membantu mengurangi risiko osteoporosis pada wanita tetapi sekarang ini hanya direkomendasikan untuk pengobatan gejala menopause dan dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kondisi lain tergantung pada individu. Menghabiskan waktu barang 10-20 menit setiap hari untuk terpapar sinar matahari akan memenuhi kebutuhan vitamin D tubuh.

Berapa banyak kalsium yang dibutuhkan?
National Osteoporosis Society merekomendasikan asupan kalsium harian 700 mg untuk pria dan wanita, termasuk wanita hamil, atau hingga 1.000 mg setiap hari jika Anda sedang menjalani perawatan obat osteoporosis. Jika Anda menyusui maka perlu menambah asupan kalsium hingga 550 mg setiap hari.

Makanan apa yang mengandung kalsium dan vitamin D?
Kalsium paling mudah ditemukan dari produk susu (terutama yang rendah lemak) seperti susu, keju, dan yoghurt. Satu liter susu skim mengandung 880 mg kalsium. Jenis ikan tertentu, dan sayuran hijau seperti okra dan selada air, juga merupakan sumber kalsium yang baik sebagai ganti jika Anda tidak menyukai susu. Ikan berminyak, seperti salmon, trout, mackerel, herring (termasuk kippers) dan tuna segar mengandung vitamin D.

Perlu diingat
  • Tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme) dapat meningkatkan risiko osteoporosis
  • Pengobatan hipertiroidisme akan mengurangi laju keropos tulang dan meningkatkan kekuatan tulang
  • Lakukan pemindaian kepadatan mineral tulang jika Anda telah lama mengalami hipertiroidisme
  • Risiko osteoporosis dapat diturunkan dengan rutin mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D, dan berolahraga secara teratur
  • Asupan kalsium harian yang direkomendasikan untuk pria dan wanita dewasa termasuk wanita hamil adalah 700 mg, dan tambahan 550 mg jika Anda menyusui.

Article Resources