Setiap satu dari lima orang dewasa penduduk Indonesia mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Dengan jumlah penduduk yang hampir menyentuh angka 270 juta jiwa, dapat dibayangkan betapa banyak kejadian obesitas di Indonesia.
Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan kondisi dimana seseorang terlalu banyak memiliki lemak tubuh. Ini berkaitan dengan penumpukan lemak di jaringan tubuh yang normalnya tanpa lemak, seperti otot.
Banyak faktor yang menjadi penyebab obesitas, diantaranya faktor genetik, hormon, lingkungan, emosional, dan budaya. Penderita obesitas berisiko tinggi mengalami banyak kondisi kesehatan serius, seperti diabetes tipe-2, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Obesitas juga dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai jenis kanker.
Obesitas dan risiko kanker
Beberapa penelitian telah menunjukkan mengapa kelebihan berat badan atau obesitas dapat meningkatkan risiko dan pertumbuhan sel kanker. Kemungkinan alasan obesitas memiliki hubungan dengan perkembangan kanker yaitu:
- Peningkatan kadar insulin dan insulin growth factor-1 (IGF-1), yang dapat membantu perkembangan beberapa jenis kanker.
- Peradangan tingkat rendah, kronis, yang lebih sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas dan dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
- Kadar hormon estrogen tinggi yang diproduksi oleh jaringan lemak, yang dapat mendorong perkembangan beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan endometrium.
- Sel-sel lemak dapat mempengaruhi proses yang mengatur pertumbuhan sel kanker.
Perubahan berat badan selama hidup juga dapat mempengaruhi risiko seseorang untuk terkena kanker. Penelitian telah menunjukkan bahwa faktor-faktor berikut dapat mempengaruhi risiko kanker:
- Berat lahir tinggi
- Berat badan bertambah pesat saat dewasa
- Naik turun berat badan berulang kali.
Jenis kanker yang berhubungan dengan peningkatan berat badan
Hampir semua bukti yang mengaitkan obesitas dengan risiko kanker berasal dari studi kohort besar, sejenis studi observasional. Namun, data dari studi observasional dapat menjadi sulit untuk ditafsirkan dan tidak dapat memastikan bahwa obesitas menyebabkan kanker. Itu karena orang obesitas mungkin berbeda dari orang kurus dengan cara lain selain lemak tubuh mereka, dan ada kemungkinan bahwa perbedaan-perbedaan lain ini — diluar perbedaan lemak tubuh mereka — yang menjelaskan risiko kanker mereka.
Terlepas dari keterbatasan rancangan studi, ada bukti konsisten yang menunjukkan bahwa lemak tubuh yang lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan risiko sejumlah kanker, termasuk:
- Payudara
- Kolorektal
- Rahim
- Ginjal
- Kerongkongan
- Pankreas
- Endometrium
- Prostat
- Kantung empedu
- Tiroid
- Hati
- Multiple myeloma
- Meningioma
- Ovarium.
Mengukur penambahan berat badan
Obesitas sering diukur dengan indeks massa tubuh (IMT) dan pengukuran lingkar pinggang. IMT adalah rasio berat dan tinggi badan seseorang. IMT yang sehat adalah antara 18,5 dan 24,9. IMT antara 25 dan 29,5 dianggap kelebihan berat badan, sementara IMT 30 atau lebih tinggi adalah obesitas.
Juga, orang dengan ukuran pinggang yang lebih besar memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai penyakit, seperti penyakit jantung. Ukuran pinggang yang sehat untuk orang Indonesia adalah di bawah 90 cm untuk pria dan di bawah 80 cm untuk wanita.
Menurunkan risiko kanker dengan menjaga berat badan
Salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko kanker adalah dengan menjaga berat badan tetap normal.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah obesitas:
- Berolahraga. Selama 150 menit untuk olahraga sedang dalam seminggu.
- Makan makanan yang sehat. Perbanyak makan sayuran, buah-buahan, biji-bijian atau kacang polong (kacang-kacangan).
- Istirahat cukup. Kelelahan dapat membuat keinginan untuk makan lebih banyak, dan memunculkan keinginan untuk memakan makanan yang tidak sehat.
Menjadi obesitas secara otomatis merusak kemampuan kerja tubuh. Mempertahankan berat badan yang normal menjadi kunci untuk menurunkan risiko kanker.
Article Resources
- American Society of Clinical Oncology (ASCO). Obesity, Weight, and Cancer Risk. (Diakses pada 21/02/2020)
- The University of Texas MD Anderson Cancer Center. How does obesity cause cancer?. (Diakses pada 21/02/2020)
- National Cancer Institute. Obesity and Cancer. (Diakses pada 21/02/2020)
- Depkes. Riskesdas 2018
- Gambar: clubindustry