31 مارس 2018

Kolonoskopi : Kegunaan, Prosedur, dan Komplikasi

Kolonoskopi adalah prosedur medis untuk memeriksa usus besar atau kolon. Kolonoskop adalah alat kolonoskopi yang berbentuk selang (tabung) plastik panjang, ramping, dan fleksibel yang dilengkapi dengan kamera digital kecil dan ringan, serta lampu di ujungnya.

Dokter penyakit dalam (subspesialis gastroenterolog) akan dengan hati-hati memandu kolonoskop ke berbagai arah untuk melihat keadaan usus besar. Gambar dari kamera kolonoskop dikirimkan ke layar monitor dan dapat diperbesar sehingga lebih jelas dalam melihat lapisan usus besar.

Kolonoskopi


Usus besar

Usus besar atau kolon adalah bagian terakhir dari saluran pencernaan. Usus besar yang panjangnya 1,5 meter ini layaknya sebuah tabung hampa berakhir di rektum atau anus. Fungsi utama usus besar adalah sebagai tempat penyimpanan makanan yang tidak diserap sebelum dibuang menjadi feses (tinja).

Usus besar merupakan organ yang kompleks dan penting bagi kesehatan saluran pencernaan seseorang. Satu sampai tiga kilogram bakteri berada di usus besar guna mencerna serat dan pati yang tidak terserap. Usus besar juga menghasilkan banyak gas, yang sebagian besar diserap kembali.

Usus besar menghasilkan asam lemak rantai pendek, beberapa diantaranya mungkin peting untuk mencegah kondisi seperti kanker usus besar. Usus besar juga menyerap kembali cairan sehingga hanya tersisa sekitar 100-200 mililiter air di dalam feses.

Kegunaan kolonoskopi

Kolonoskopi dapat digunakan untuk mencari keberadaan kanker usus besar atau polip usus besar, yang tumbuh di lapisan usus besar yang terkadang bisa tumbuh menjadi kanker.

Kolonoskopi dapat dilakukan untuk menemukan penyebab dari gejala seperti:
  • pendarahan dari rektum
  • darah di tinja
  • nanah atau lendir di tinja
  • nyeri perut tanpa sebab jelas
  • perubahan kebiasaan buang air besar seperti diare yang tidak diketahui penyebabnya atau diare kronis
  • skrining dan pengawasan untuk kanker kolorektal (kanker yang tumbuh pada usus besar dan rektum).

Kolonoskopi juga dapat dilakukan bila pada usus besar ditemukan suatu kelainan pada pemeriksaan x-ray atau CT Scan.

Individu dengan riwayat polip atau kanker usus besar dan individu tertentu dengan riwayat keluarga dengan kanker non-kolonik atau masalah kolon yang mungkin terkait dengan kanker usus besar (seperti kolitis ulserativa dan polip) disarankan untuk melakukan kolonoskopi secara periodik karena risiko mereka yang lebih besar untuk mengalami polip atau kanker usus besar.

Seberapa sering seseorang perlu menjalani kolonoskopi tergantung dari tingkat risiko dan kelainan yang ditemukan pada kolonoskopi sebelumnya. Salah satu rekomendasi yang diterima secara luas adalah orang yang sehat dengan risiko normal untuk kanker usus besar disarankan untuk menjalani kolonoskopi pada usia 50 tahun dan setiap 10 tahun sesudahnya, untuk tujuan menghilangkan polip kolon sebelum menjadi kanker.

Persiapan sebelum kolonoskopi

Pada saat kolonoskopi, usus besar harus benar-benar dalam keadaan bersih. Mungkin ada perbedaan dalam persiapan kolonoskopi, tapi pasien biasanya sudah diberitahu secara rinci tentang apa yang harus dilakukan atau dipersiapkan sebelum kolonoskopi.

Secara umum, pasien akan diperintahkan untuk meminum sejumlah besar larutan pembersih khusus atau diet cair selama beberapa hari, dan obat pencahar sebelum kolonoskopi. Instruksi yang diberikan petugas harus ditaati atau jika tidak visualisasi usus besar akan dikaburkan oleh kotoran di usus besar, dan mungkin saja perlu kolonoskopi ulangan.

Instruksi yang diberikan juga dapat berupa larangan untuk mengonsumsi makanan tertentu selama beberapa hari menjelang prosedur, seperti mungkin makanan berserat dan makanan biji-bijian.

Prosedur kolonoskopi

Sebelum prosedur kolonoskopi, petugas akan memberikan obat melalui jalur intravena untuk membuat pasien mengantuk dan rileks. Obat akan memberikan efek sedasi mendalam sehingga pasien tidak akan merasakan sakit dan mengganggu prosedur.

Pasien berbaring pada sisi kiri dengan lutut ditekuk. Dengan lembut, kolonoskop dimasukkan melalui anus dan naik ke usus besar, dan udara dan karbondioksida dipompa untuk membantu kolonoskop.

Setelah kolonoskop mencapai titik dimana usus besar bergabung dengan usus kecil, dokter perlahan menariknya sambil melihat lapisan usus besar dengan seksama. Gambar-gambar dapat diambil. Prosedur ini biasanya membutuhkan waktu antara 15 hingga 60 menit.

Jika ditemukan polip usus besar, polip diangkat dan jaringannya dikirim ke laboratorium untuk dianalisis untuk menentukan apakah polip itu bersifat kanker. Pengangkatan polip atau biopsi tersebut dapat menyebabkan pendarahan. Pendarahan dapat dihentikan dengan menggunakan klip atau metode lain selama kolonoskopi. Jika terjadi pendarahan hebat, mungkin memerlukan transfusi darah atau menyisipkan kembali kolonoskop untuk mengontrol pendaharan.

Pasca kolonoskopi

Setelah kolonoskopi, mungkin Anda akan mengalami:
  • kembung
  • gas perut
  • kram ringan.

Pasien mungkin disarankan untuk memakan atau minum minuman ringan setelah satu jam setelah pasien sadar. Biasanya pasien diperbolehkan pulang setelah sekitar 4 jam setelah kolonoskopi.

Rasa nyeri dan kembung bisa jadi akan bertahan hingga beberapa hari. Gejala ini disebabkan oleh gas yang dipompa ke usus besar selama prosedur kolonoskopi. Pengobatan selanjutnya akan tergantung dari diagnosis dokter.

Komplikasi kolonoskopi

Kolonoskopi adalah prosedur yang aman. meskipun begitu, kemungkinan komplikasi akan tetap ada, seperti:
  • pendarahan yang berlebihan
  • perforasi atau tusukan pada dinding usus besar.

Perawatan di rumah

Saran-saran yang umum diberikan dokter sebagai perawatan di rumah pasca kolonoskopi antara lain:
  • Tidak boleh menyetir kendaraan sendiri atau mengoperasikan mesin pasca prosedur kolonoskopi, karena efek dari obat-obat yang diberikan
  • Tidak boleh mengonsumsi alkohol, karena dapat berinteraksi dengan obat-obatan
  • Mengikuti semua saran diet.

Pemeriksaan lain selain kolonoskopi

Ada pemeriksaan alternatif untuk kolonoskopi, tetapi hasilnya tidak selalu pasti. Terkadang, pemeriksaan ini dilakukan bersamaan dengan kolonoskopi, sebagai pemeriksaan pendukung diagnosis.

Pemeriksaan-pemeriksaan ini meliputi:
  • CT colonography - CT scan khusus yang dirancang untuk melihat usus besar.
  • CT scan -  pemeriksaan ini dapat melihat struktur lain di perut, meskipun bukan pemeriksaan yang sensitif untuk melihat usus besar.
  • Sigmoidoskopi - prosedur yang mirip dengan endoskopi, bedanya sigmoidoskop jauh lebih pendek.

Ringkasan
  • Kolonoskopi adalah prosedur medis untuk memeriksa usus besar
  • Kolonoskop terdiri dari tabung plastik panjang elastis dengan kamera digital kecil dan lampu di ujungnya
  • Kolonoskopi dapat digunakan untuk membantu mendiagnosis gejala seperti diare, sakit perut atau darah di tinja yang tidak diketahui penyebabnya.
Article Resources
  • https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/colonoscopy
  • https://www.medicinenet.com/colonoscopy/article.htm#what_bowel_preparation_is_needed_for_colonoscopy
  • Gambar: https://www.mayoclinic.org