03 Februari 2015

Efek Samping Obat-Obat Anti Tuberkulosis (TBC)

Obat anti tuberkolosis

Pengobatan tuberkulosis (TBC) membutuhkan waktu minimal enam sampai sembilan bulan, bahkan terkadang lebih. Hampir semua kasus TBC dapat disembuhkan dengan obat-obat anti TBC saat ini. Tentunya jika dikonsumsi minimal selama enam bulan tanpa putus.

Seperti halnya obat-obat lain, obat anti tuberkulosis juga dapat menyebabkan efek samping. Selama pengobatan tuberkulosis, dokter akan terus memantau perkembangan dari kemajuan pengobatan pasien, biasanya dengan melakukan pemeriksaan darah, dahak, atau tes urin dan rontgen.

Jika setelah enam bulan pasien dinyatakan sembuh dari tuberkulosis berdasarkan pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, maka pengobatan akan dihentikan.

Efek samping obat-obatan TBC

Setidaknya ada empat jenis obat yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis. Keempat obat ini memiliki efek samping tersendiri. Obat-obatan tersebut adalah:
  • Isoniazid - dapat membuat tubuh merasa lemah, mual, atau membuat nafsu makan hilang. Isoniazid terkadang juga menyebabkan mati rasa atau kesemutan di tangan atau di kaki, tapi biasanya hanya terjadi pada orang yang kurang gizi.
  • Rifampisin - dapat menurunkan efektivitas pil kontrasepsi (KB) dan beberapa jenis obat lainnya. Beritahu dokter jika mengonsumsi obat jenis lain selama periode pengobatan TBC. Wanita penderita TBC yang ingin ber-KB sebaiknya berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu mengenai jenis kontrasepsi apa yang paling efektif untuknya. Selain itu, rifampisin dapat membuat lensa implan dan lensa kontak lunak menjadi bernoda. Rifampisin juga dapat menyebabkan urin, air lir, dan keringat berwarna merah atau oranye. Kabar baiknya, efek samping ini tidak berbahaya, sehingga tidak perlu dikhawatirkan.
  • Etambutol - dapat menyebabkan masalah penglihatan. Biasanya kualitas penglihatan pasien akan diperiksa selama pengobatan dengan etambutol.
  • Pirazinamid - dapat menyebabkan mual dan hilangnya nafsu makan. Pirazinamid biasanya hanya diterapkan selama dua atau tiga bulan pertama pengobatan TBC.

Yang perlu diperhatikan selama pengobatan TBC

Selama periode pengobatan tuberkulosis, perhatikan hal-hal berikut:
  • Beritahu dokter jika ada obat lain yang dikonsumsi.
  • Mengonsumsi obat TBC harus dalam selama minimal enam bulan, agar semua bakteri TBC mati.
  • Minum terus obat TBC dan jangan berhenti meskipun merasa sudah sehat, kecuali jika dokter telah menyatakan sembuh. Mengonsumsi obat TBC harus teratur dan sesuai dengan jadwal, karena bila tidak, bakteri TBC akan menjadi resisten (kebal) terhadap obat-obatan.
  • Alkohol dapat meningkatkan efek samping dan toksisitas obat TBC, karena keduanya mempengaruhi hati. Jangan minum alkohol.

Hubungi dokter jika mengalami efek samping berupa:
  • Mual atau muntah
  • Penyakit kuning - kulit dan mata berwarna kuning
  • Demam yang tidak jelas penyebabnya
  • Kesemutan atau mati rasa pada tangan atau kaki, atau nyeri sendi
  • Ruam kulit, kulit gatal atau memar
  • Perubahan visual atau perubahan penglihatan (warna merah-hijau).
Article Resources
  • Gambar: www.anti-tuberculosis.com