Jika anak tak nyambung (tidak menghiraukan) ketika diajak mengobrol, orang tua harus
mewaspadai. Mungkin saja anak
tersebut mengidap autis. Autis merupakan gangguan perkembangan perilaku yang
terjadi karena adanya kerusakan
di otak. Penyandang autis sering
dianggap memiliki dunia dan kepribadian sendiri.
Ada beberapa kriteria anak
penyandang autis, di antaranya tak
nyambung ketika diajak mengobrol dan selalu mengulang pembicaraannya,
tidak pemah melakukan kontak
mata, tersenyum, atau minta
dipeluk saat berada dekat sang
ibu. Ini semua lantaran adanya gangguan
interaksi sosial pada anak autis. Jadi, penyandang
autis seakan tidak peduli dengan
keberadaan orang di sekitarnya.
Selain itu, anak penyandang autis juga mengalami
gangguan perilaku, misalnya,
bersikap hiperaktif atau melakukan perilaku aneh berulang-ulang, seperti memukul meja,
mengepakkan tangan, atau
memutar-mutar badan. Saat
bermain pun, permainannya
tak bervariasi. Mainan hanya
dipegang, dilempar, atau paling
sering dibariskan memanjang
begitu saja.
Menurut para ahli kesehatan,
perilaku autis sudah bisa terlihat sejak
anak berusia 1 tahun setengah. Jadi,
seharusnya sudah terdiagnosis
bila orang tua menyadari dan
peka terhadap kondisi sang
anak. Ketika anak
sudah dipastikan mengalami autis, maka harus diobati
secepat mungkin sebelum si anak
berusia 2 tahun. Ini mengingat pada usia tersebut, otak anak sedang berkembang dengan pesatnya.
Pengobatan untuk anak autis adalah dengan mengkonsumsi obat-obatan
dan berlatih. Obat diberikan oleh
dokter anak atau psikiater anak
guna memperbaiki perhatian,
perilaku, maupun hiperaktivitasnya sehingga anak peduli lingkungan. Dilanjutkan dengan latihan,
mulai dari latihan sosialisasi,
bermain, motorik dan geraham.
Terapinya memang akan membutuhkan
waktu yang cukup lama.
Hingga saat ini, penyebab
autis belum diketahui secara pasti.
Tapi diperkirakan autis disebabkan karena adanya gabungan beberapa hal, mulai
dari kelainan genetik dimana
gennya sudah ada kelainan
untuk menjadi autis ditambah
dengan faktor-faktor lain. Faktor lain tersebut, misalnya,
pernah mengalami infeksi saat
di dalam kandungan, bisa juga
karena ada masalah dalam proses persalinan, seperti trauma
lahir, bayi tidak langsung menangis. Sebagian juga beranggapan,
autis muncul karena gangguan
pada metabolisme tubuh, dari
makanan yang dikonsumsi dan
kontaminasi dari polusi, misalnya, keracunan logam berat dari
limbah industri.
Untuk pencegahan, sangat penting untuk menerapkan perilaku hidup sehat ketika hamil, menjaga tubuh agar
tetap sehat. Saat melahirkan jangan ada komplikasi persalinan
dan jaga tubuh agar terhindar
dari infeksi. Pada artikel berikutnya, akan kita bahas lebih lanjut mengenai autis.
Kredit foto : myaspergerschild.com