14 Januari 2018

Syarat dan Prosedur Mendonorkan Darah

Donor darah

Donor darah adalah penyumbangan darah dari seseorang untuk tujuan membantu orang lain yang membutuhkan darah. Karena hingga saat ini darah belum bisa disintesa, maka kebutuhan akan darah dari luar hanya bisa terpenuhi dari para pendonor.

Benarkah donor darah menyehatkan?

Bila seseorang mendonorkan darah, tubuhnya akan mengganti darah yang hilang dalam waktu 48 jam setelahnya, dan semua sel darah merah yang hilang akan benar-benar tergantikan dengan sel-sel darah merah baru dalam waktu empat sampai delapan minggu. Proses pembentukan sel-sel darah merah yang baru akan membantu tubuh tetap sehat dan bekerja lebih efisien dan produktif.

Apa saja syarat untuk mendonorkan darah?

Tidak semua orang bisa mendonorkan darahnya. Di bawah ini adalah syarat-syarat untuk mendonorkan darah, meliputi:
  • Sehat jasmani dan rohani
  • Berusia minimal 17 tahun dan maksimal 60 tahun
  • Berat badan minimal 45 kg untuk donasi darah 350 ml, dan minimal 50 kg untuk donasi darah 450 ml
  • Suhu tubuh normal antara 36,5 - 37,5°C
  • Tekanan darah normal, sistole = 110-160 mmHg dan diastole = 70-100 mmHg
  • Denyut nadi normal dan teratur antara 50-100 kali/ menit
  • Hemoglobin (Hb) wanita minimal 12 gr/dl, sedangkan pria minimal 12,5 gr /dl
  • Tiga hari terakhir tidak mengonsumsi obat yang mengandung salisilat.
  • Tidak mendapat imunisasi virus dilemahkan dalam waktu 2 minggu.
  • Jarak waktu dari donor sebelumnya adalah minimal 75 hari.

Untuk wanita yang sedang haid masih banyak yang bertanya-tanya apakah mereka boleh mendonorkan darahnya atau tidak. Sebagian berpendapat boleh. Tidak ada masalah bagi seorang wanita yang menstruasi untuk mendonorkan darahnya asalkan memang sudah memenuhi syarat-syarat diatas. Namun sebagian lagi berpendapat bahwa lebih baik menunggu selesainya haid karena kekhawatiran akan anemia mengingat si wanita akan kehilangan darah dari menstruasi dan donor darah.

Untuk tips sehat dalam mendonorkan darah, baca tips donor darah.

Bagaimana prosedur mendonorkan darah?

Di bawah ini adalah prosedur dalam mendonorkan darah:
  1. Mengisi formulir donor
  2. Menyerahkan kartu donor darah bagi yang sudah mempunyai/ pernah mendonorkan darah
  3. Pendonor ditimbang berat badannya
  4. Anamnesa sederhana / tanya jawab singkat oleh petugas terkait dengan syarat-syarat mendonorkan darah
  5. Golongan darah dan Hemoglobin pendonor dites
  6. Periksa tekanan darah / tensi
  7. Setelah memenuhi syarat, maka barulah petugas transfusi darah siap untuk menyadap (mengambil) darah pendonor
  8. Setelah diambil darahnya pendonor diistirahatkan selama 5-10 menit
  9. Selanjutnya pendonor minum dan makan makanan ringan di "refreshment room."
  10. Selesai. Pendonor diizinkan pulang
NB: Urutan prosedur sebelum darah diambil, bisa saja berbeda pada tiap-tiap layanan.


Kapan harus menunda donor darah?

Di bawah ini adalah alasan mengapa seseorang harus menunda donor darah, antara lain:
  • Sedang sakit demam atau influenza, tunggu 1 minggu setelah sembuh
  • Setelah cabut gigi, tunggu 5 hari setelah sembuh
  • Setelah operasi kecil, tunggu 6 bulan
  • Setelah operasi besar, tunggu 12 bulan
  • Setelah transfusi, tunggu 1 tahun
  • Setelah tato, tindik, dan transplantasi, tunggu 1 tahun
  • Bila kontak erat dengan penderita hepatitis, tunggu 12 tahun
  • Sedang hamil, tunggu 6 bulan setelah melahirkan
  • Sedang menyusui, tunggu 3 bulan setelah berhenti menyusui
  • Setelah sakit malaria, tunggu 3 tahun setelah bebas dari gejala malaria
  • Setelah berkunjung pulang dari daerah endemis malaria, tunggu 1 tahun
  • Bila tinggal di daerah endemis malaria selama 5 tahun berturut-turut, tunggu 3 tahun setelah keluar dari daerah tersebut
  • Bila sakit tipus, tunggu 6 bulan setelah sembuh
  • Ada gejala alergi, tunggu 1 minggu setelah sembuh
  • Ada infeksi kulit pada daerah yang akan di tusuk, tunggu 1 minggu setelah sembuh.

Yang tidak boleh mendonorkan darah

Di bawah ini adalah beberapa kondisi dimana seseorang tidak boleh mendonorkan darahnya jika memilikinya:
  • Penyakit jantung dan paru
  • Kanker
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Diabetes
  • Kelainan darah atau perdarahan abnormal
  • Epilepsi
  • Sedang atau pernah menderita hepatitis B atau C
  • Sifilis
  • Tuberkulosis
  • Ketergantungan narkoba
  • Kecanduan alkohol
  • HIV/AIDS.

Article Resources
  • Palang Merah Indonesia