Nyeri pasca operasi merupakan hal yang normal dan umum terjadi. Beberapa langkah dapat diambil untuk meminimalisir atau meredakannya, namun rasa nyeri pasca operasi dapat memburuk ketika disertai dengan gejala lainnya, yang bisa jadi adalah komplikasi operasi yang butuh penanganan medis.
Seperti halnya orang dewasa, anak-anak yang menjalani operasi juga merasakan nyeri yang sama, dan mereka biasanya akan mengekspresikan rasa nyerinya dengan ucapan seperti "sakit". Namun, anak-anak yang masih kecil atau yang belum bisa bicara akan kesulitan dalam mengekspresikan rasa nyeri yang mereka rasakan.
Di sinilah orangtua harus selalu mengawasi dan memahami anaknya untuk tanda-tanda nyeri nonverbal dari anak-anak, seperti:
Seperti halnya orang dewasa, anak-anak yang menjalani operasi juga merasakan nyeri yang sama, dan mereka biasanya akan mengekspresikan rasa nyerinya dengan ucapan seperti "sakit". Namun, anak-anak yang masih kecil atau yang belum bisa bicara akan kesulitan dalam mengekspresikan rasa nyeri yang mereka rasakan.
Di sinilah orangtua harus selalu mengawasi dan memahami anaknya untuk tanda-tanda nyeri nonverbal dari anak-anak, seperti:
- menangis
- tidak mau menyusu
- tidak mau makan atau minum
- lesu atau lemah
- tidak mau tidur
- menunjukkan ekspresi wajah yang tidak bahagia.
Orangtua juga harus memahami bagaimana perilaku anak mereka dibanding perilaku di hari-hari normal sebelum operasi. Namun, sebagai acuan, seorang anak yang tampak senang, lucu, mau tidur dan makan umumnya tidak menghiraukan atau tidak merasakan nyeri.
Sebagaimana anak-anak mengekspresikan rasa nyeri dengan cara yang berbeda-beda, begitu pula penanganan nyerinya juga bervariasi. Dosis dan jenis obat pereda nyeri untuk anak-anak bisa berbeda-beda. Pada anak-anak, dosis obat biasanya dihitung berdasarkan berat badannya. Oleh karena itu, mengetahui berat badan anak sangatlah penting.
Rasa nyeri pasca operasi pada anak-anak juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sebagai contoh, seorang anak mungkin takut berlebihan pada prosedur operasi, atau anak mungkin merasa bahwa rasa nyeri pasca operasi adalah hukuman untuknya. Oleh karena itu, sebaiknya jelaskan kepada anak tentang apa yang akan terjadi, mengapa mereka harus dioperasi, baik sebelum maupun sesudah operasi.
Penyebab nyeri pasca operasi
Penyayatan pada kulit akan merangsang saraf untuk menghantarkan sinyal rasa nyeri ke otak. Seiring tubuh yang mulai sembuh, rasa nyeri seharusnya berkurang dan akhirnya hilang sama sekali.Lamanya nyeri pasca operasi dapat tergantung dari beberapa faktor seperti kesehatan umum seseorang, keberadaan penyakit lain, dan juga kebiasaan merokok.
Pada kasus yang cukup jarang, nyeri pasca operasi bisa saja menetap dan penyebabnya tidak teridentifikasi. Kondisi seperti ini dapat menjadi nyeri jangka panjang.
Nyeri pasca operasi bisa menjadi pertanda adanya komplikasi dari operasi, seperti:
- Infeksi pada kulit atau tubuh bagian dalam. Nyeri yang disertai dengan demam (suhu lebih dari 38° C) atau nyeri yang disertai dengan kemerahan, nanah atau bengkak di lokasi operasi. Hal ini sering merupakan pertanda infeksi.
- Kedua tepi luka tidak menyatu sebelum luka sembuh. Jika jahitan operasi tidak rapat, maka kedua tepi luka menjadi terpisah (renggang).
- Adanya gumpalan darah atau cairan tubuh di bawah kulit (hematoma atau seroma). Gumpalan darah atau cairan ini dapat menimbulkan rasa nyeri dan pembengkakan di lokasi luka. Kondisi ini harus dikeringkan oleh dokter.
- Muntah atau perubahan kebiasaan buang air besar pasca operasi perut. Obstruksi pada usus bisa saja terjadi pasca operasi perut dan seringkali menyebabkan nyeri dan muntah. Demikian pula, hilangnya gerakan usus dapat menyebabkan nyeri, distensi abdomen, dan muntah. Kedua kondisi ini harus mendapatkan penanganan medis.
- Komplikasi paru-paru. Terutama pasca operasi berdurasi lama atau operasi yang membutuhkan waktu pemulihan yang lama, komplikasi paru-paru bisa saja terjadi. Komplikasi ini bisa termasuk pneumonia atau gumpalan darah ke paru-paru, yang disebut emboli paru, yang dapat menyebabkan batuk, nyeri dada saat bernapas, demam, atau sesak napas.
- Perdarahan, baik dari luka eksternal (luar tubuh) atau luka internal (dalam tubuh). Komplikasi perdarahan dapat berkisar dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa seseorang.
- Kondisi kronis lain. Jika Anda sebelumnya mengalami kondisi-kondisi kronis yang menyebabkan rasa nyeri, seperti lupus atau rheumatoid arthritis, beberapa jenis operasi mungkin akan membuat kondisi ini semakin memburuk.
Gejala nyeri pasca operasi
Nyeri diungkapkan dalam banyak bentuk. Beberapa hal yang mungkin akan ditanyakan oleh dokter untuk menilai kualitas nyeri Anda, antara lain:- Karakter - jenis rasa nyeri, apakah terasa menusuk, tajam atau tumpul
- Lokasi - dimana rasa nyeri muncul
- Durasi - berapa lama rasa nyeri berlangsung
- Skala - pada skala 1-10, dengan angka 10 sebagai nyeri terburuk yang pernah Anda alami
- Radius - pergerakan nyeri dari satu lokasi ke lokasi lainnya
- Hal lain - hal-hal lainnya yang membuat rasa nyeri bertambah atau berkurang.
Selain rasa nyeri, beritahu juga dokter apabila ada gejala-gejala berikut:
- Demam (suhu lebih dari 38º C)
- Mual, muntah, atau keduanya
- Sembelit
- Diare
- Nanah atau cairan lain keluar dari luka
- Kemerahan dan bengkak pada luka bekas operasi
- Sesak atau kesulitan bernapas.
Segera hubungi dokter jika Anda mengalami salah satu dari gejala berikut:
- Nyeri tidak berkurang atau bahkan meningkat setelah Anda meminum obat yang diresepkan dokter
- Nyeri di dada
- Nyeri yang disertai dengan salah satu gejala berikut: muntah, sembelit atau diare, sesak napas, perdarahan, kemerahan, nanah atau cairan keluar dari luka.
Pengobatan nyeri pasca operasi
Untuk mengatasi rasa nyeri pasca operasi, dokter biasanya sudah meresepkan obat untuk meringankannya. Beberapa jenis obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri, antara lain:- Asetaminopen, obat bebas yang umum digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai nyeri sedang.
- Nonsteroidal anti-inflammatory medications (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen adalah obat bebas dan obat nyeri yang digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang.
- Opiat, seperti morfin, fentanil, oxycodone, dan antalgin, digunakan untuk mengobati nyeri sedang sampai berat.
Banyak orang yang tidak mau mengonsumsi obat anti nyeri yang diresepkan oleh dokter dengan alasan takut ketagihan. Sebenarnya ketagihan obat anti nyeri sangat jarang terjadi. Bahkan terkadang, tidak menggunakan obat anti nyerilah yang berbahaya.
Nyeri yang hebat terkadang membuat seseorang susah mengambil napas dalam dan meningkatkan risiko pneumonia. Nyeri juga dapat membuat seseorang sulit melakukan pekerjaan sehari-hari, seperti berjalan, makan dan tidur. Padahal gizi dan istirahat yang cukup sangat diperlukan dalam mempercepat proses kesembuhan luka akibat operasi.
Selain menggunakan obat anti nyeri, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dirumah untuk mengatasi nyeri pasca operasi, antara lain:
- Istirahatkan bagian tubuh yang menjalani operasi
- Jaga luka agar tetap bersih dan kering
- Kompres dingin (dalam 1-2 hari pertama) dan kompres hangat (setelah 2 hari). Namun hal ini harus dengan persetujuan dokter
- Mengonsumsi makanan yang dianjurkan dokter atau ahli gizi, hal ini sangat penting untuk mempercepat proses penyembuhan.
Mencegah rasa nyeri pasca operasi
Rasa nyeri pasca operasi sangat normal terjadi. Tidak ada metode khusus untuk mencegah rasa nyeri pasca operasi selain Anda harus menaati perintah dan obat yang diberikan oleh ahli bedah atau dokter. Beberapa hal yang perlu Anda ketahui dan patuhi untuk membantu mencegah nyeri pasca operasi, antara lain:- Kapan waktu minum obat
- Kapan waktu mengganti perban
- Apa saja makanan yang sebaiknya dikonsumsi
- Kegiatan apa saja yang tidak boleh dilakukan
- Kapan boleh mandi
- Kapan harus menghubungi dokter
- Kapan harus kontrol ulang.