16 April 2013

Penyakit yang Disebabkan Cacing Pita

Setidaknya ada lebih dari tiga puluh jenis penyakit pada manusia yang disebabkan oleh cacing pita. Infeksi yang disebabkan oleh cacing pita dikenal dengan Taeniasis. Panjang cacing pita bisa bermacam-macam tergantung jenisnya. Sebagian cacing pita hanya memiliki panjang beberapa inci saja, namun cacing pita yang lainnya bisa mencapai panjang sampai 30 kaki (9 meter) atau lebih.

Jenis cacing pita yang terdapat pada sapi (lembu) adalah Taenia Saginata, bila sudah cukup besar, maka ukuran panjangnya bisa mencapai lima belas hingga dua puluh kaki. Ternak seperti sapi ini makan rumput/pakan yang sebelumnya sudah terkotori oleh telur-telur dari cacing pita. Manusia bisa terjangkiti karena mengkonsumsi daging sapi yang mengandung telur cacing pita ini. Sebenarnya hal ini dapat dihindari dengan memasak daging tersebut sampai matang benar.

Ada juga jenis cacing pita yang lain, yaitu Taenia Solium atau cacing pita yang terdapat pada babi. Panjang cacing pita ini antara enam hingga sepuluh kaki. Proses penyebarannya sama, karena manusia memakan daging babi yang tidak dimasak dengan benar.
Taenia Solium menyerang dinding lambung
Taenia Solium yang menyerang dinding lambung

Biasanya kita hanya mendengar dua jenis cacing pita saja, yaitu Taenia Saginata pada sapi (lembu) dan Taenia Solium yang terdapat pada babi. Hanya dua parasit ini yang menjadi agen penyebaran cacing pita? Tidak. Adalah Diphyllobothrium latum yaitu cacing pita pada ikan, dan merupakan yang terbesar di antara semuanya, panjangnya bisa mencapai tiga puluh kaki atau lebih.

Bagaimana ikan bisa menjadi agen penyebaran cacing pita ini? Cacing-cacing pita betina akan mengeluarkan sebanyak satu juta telur perhari. Dikeluarkan melalui usus manusia, dan karena proses penyebaran dari alam atau manusia itu sendiri, telur-telur cacing ini masuk ke air tawar dan menetas dan dimakan oleh kutu-kutu air. Disinilah perkembangan selanjutnya terjadi. Setelah itu, ikan kecil di air tawar makan kutu-kutu air yang sudah terjangkiti oleh cacing-cacing pita tersebut, dan akhirnya cacing pita itu tinggal di dalam otot-otot ikan.

Selanjutnya, ikan yang besar memakan ikan yang kecil itu dan dengan demikian penjangkitan terus berlangsung. Bila manusia makan ikan mentah/setengah matang atau tidak dimasak dengan baik, maka parasit-parasit itu akan masuk dengan mudah ke dalam usus manusia, dan mereka akan berubah menjadi cacing dewasa dalam waktu lima sampai enam minggu berikutnya. Ikan-ikan besar di air tawar sering menjadi sumber penjangkit penyakit cacing pita pada manusia, terutama pada daerah-daerah yang mana penduduknya sering mengkonsumsi ikan mentah atau setengah matang.

Ada lagi jenis cacing pita yang lain, seperti hymenolepis nana (dwarf tapeworm), cacing pita tikus, cacing pita anjing (echinococcus granulosus), Taenia crassiceps, Taenia pisiformis, Taenia asiatica dan Taenia taeniaeformis.

Gambaran klinis manusia yang terserang cacing pita bisa berbeda-beda. Ini tergantung dari seberapa banyak cacing pita yang ada di dalam ususnya. Cacing pita dapat hidup di dalam tubuh manusia hingga bertahun-tahun lamanya. Terkadang manusia yang dijangkiti cacing pita seolah tidak mengalami gangguan apapun, kecuali pengeluaran sebagian dari ruas-ruas cacing pita yang terlepas melalui poros usus. Sebagian penderita cacing pita mungkin akan mengalami rasa nyeri yang tajam dan menusuk-nusuk seperti saat lapar, namun akan lekas hilang setelah si penderita makan. Anemia hebat bisa saja terjadi pada manusia yang dijangkiti cacing pita, namun biasanya akan segera hilang bila cacing pita itu sudah keluar dari tubuh.

Gejala Penderita Cacing Pita

Berikut beberapa gejala bila manusia sudah terinfeksi oleh cacing pita:
  • Feses (kotoran) akan mengandung cacing atau bagian dari cacing pita
  • Anemia, yang menyebabkan perasaan lemah, letih, lesu, lekas lelah dan mudah mengantuk
  • Lubang anus gatal
  • Mual, muntah
  • Pusing, sakit kepala
  • Lekas lapar namun tidak selera makan (tapi nafsu makan juga bisa meningkat)
  • Diare
  • Susah buang air besar
  • Berat badan terus menurun
  • Lambung terasa tidak nyaman
  • Otot terasa pegal
  • Sakit pada bagian perut
  • Bisa terjadi gangguan pernapasan
  • Kejang-kejang
  • Bisa terjadi demam
  • Rasa gatal pada kulit.

Pengobatan cacing pita dilakukan dengan menilai seberapa berat atau lama kasus seseorang itu. Beberapa obat yang cukup lazim digunakan pada penderita cacing pita antara lain niklosamid, prazikuantel, atabrin, librax dan tidak menutup kemungkinan akan digunakan juga obat-obat anti protozoa lain.

Pencegahan yang utama agar tidak terjangkiti oleh cacing pita adalah dengan memasak makanan dengan baik. Semua bahan makanan hewani seperti daging sapi dan ikan harus dimasak sampai matang benar. Untuk daging babi, alangkah lebih baik untuk dihindari mengingat banyak bahaya yang bisa ditimbulkan karena mengkonsumsi daging babi.