21 April 2013

Penanganan Sederhana untuk Patah Tulang (Fraktur)

Patah tulang dikenal dalam dunia medis dengan istilah fraktur. Secara umum, ada dua jenis fraktur, yaitu fraktur terbuka (majemuk) dan fraktur tertutup (simplek). Pada fraktur tertutup tidak terdapat pecah/sobek pada kulit, sedangkan fraktur terbuka keadaannya lebih serius. Bukan saja kulit yang pecah, tetapi ujung tulang yang patah mungkin akan menonjol keluar dari kulit. Jenis fraktur terbuka jauh lebih serius karena berisiko besar terjadi infeksi.
 
Fraktur tulang terbuka dan tertutup
Fraktur terbuka (kiri) dan fraktur tertutup (kanan). Foto : www.911emg.com
Fraktur harus mendapatkan perawatan yang benar. Karena jika tidak, fraktur tertutup pun akan menjadi fraktur terbuka akibat penanganan yang kasar atau menyalahi prosedur. Salah penanganan fraktur pada bagian-bagian tertentu dari tubuh bisa juga menyebabkan kerusakan pada paru-paru, kandung kemih dan organ-organ lainnya di dalam tubuh. Di bawah ini ada 6 langkah sederhana untuk merawat/menangani fraktur.

Penanganan Fraktur (Patah Tulang)
  1. Jika memungkinkan, segera panggil dokter.
  2. Cegah kerusakan lebih lanjut dengan memakaikan bidai pada bagian tubuh yang tulangnya patah sebelum berusaha memindahkan si korban.
  3. Si korban harus tetap dalam keadaan hangat dan nyaman demi menghindarkan shock.
  4. Jika terjadi pendarahan seperti pada fraktur terbuka, tekanlah dengan keras pembuluh-pembuluh darah yang sedang mengeluarkan darah, dengan memakaikan pembalut (kain) atau kain kasa yang bersih. Ada baiknya menerapkan langkah tourniquet. Gunting atau lepaskanlah pakaian si korban yang menutupi/mengganggu pandangan si penolong pada bagian tubuh yang patah.
  5. Jika si penolong melihat adanya tulang yang menonjol keluar dari kulit, tutupilah dengan kain kasa (boleh kain lainnya) yang bersih dan pakaikan sebuah bidai. Anggota badan sebaiknya tetap pada posisi sewaktu fraktur terjadi. Untuk perawatan selanjutnya, serahkan saja kepada dokter atau rumah sakit. 
  6. Jika merasa ragu apakah ada fraktur atau tidak, sebaiknya ambil aman saja, pakaikanlah sebuah bidai seperti halnya pada kejadian fraktur. Fungsi pemakaian bidai ini adalah untuk menahan patahan tulang supaya persendian yang didekatnya tidak dapat bergerak. Menggerakkan anggota tubuh yang patah bisa menyebabkan kerusakan yang lebih serius.
Cara Pemasangan Bidai

Jika tidak didapati kayu atau bahan keras lainnya yang pas untuk dijadikan bidai. Pakaikan apa saja yang mudah didapat seperti kain tebal yang keras (dilipat), bantal, selimut (dilipat), majalah atau juga koran yang dilipat. Cabang-cabang pohon, payung, tongkat, logam, gagang sapu, atau apa saja yang memungkinkan bisa dijadikan bidai. Yang terpenting, pastikan bidai tersebut kuat menahan bagian tubuh yang patah dari pergerakan.
 
Pemasangan bidai pada fraktur
 
Jika yang patah adalah bagian punggung, cari papan yang lebar agar si penolong dapat membawanya ke rumah sakit dengan selamat. Taruh papan itu disamping si korban dan gulingkan perlahan-lahan ke atas papan. Berhati-hatilah dalam memindahkannya dan jangan sampai membengkokkan punggungnya. Sesudah itu, si korban bisa segera di bawa ke rumah sakit.

Membuat Usungan / Tandu

Untuk mengangkat si korban fraktur saat keadaan darurat sangat memerlukan kecakapan dan pertimbangan yang benar. Banyak korban fraktur keadaannya bertambah parah akibat penolong yang sembrono. Tujuan si penolong tentu saja baik, namun karena ketidaktahuan dan sifat yang tergesa-gesa karena ingin segera membawa si korban ke rumah sakit, mengakibatkan keadaan fraktur si korban semakin parah karena salah posisi dalam membawanya.
 
Untuk itu, ada baiknya untuk mengetahui penanganan yang baik untuk membawa korban fraktur seperti di bawah ini : 
  1. Baringkanlah si korban dalam keadan terlentang atau miring. Jika tidak ditemui usungan, pakai saja papan yang lebar yang cukup pas untuk seluruh tubuhnya, jika tidak ditemui, lepas daun pintu rumah dan jadikan sebagai usungan.
  2. Letakkan usungan di samping si korban, lalu gulingkan si korban perlahan-lahan ke atasnya. Posisi yang lebih baik adalah muka si korban menghadap ke atas (jangan tertelungkup).
  3. Ikat si korban dengan usungan dengan cara melingkarinya dengan tali, kain sprei atau bahan lainnya. Ikat dengan erat, pastikan posisinya tidak bergerak ketika usungan tersebut dalam keadaan miring atau terhentak.
  4. Angkat usungan perlahan-lahan dan bawa si korban ke rumah sakit untuk segera mendapatkan perawatan.
Itulah langkah sederhana untuk pertolongan pertama pada keadaan fraktur. Ingat, untuk semua keadaan darurat, pastikan diri Anda dan si korban tetap tenang, karena kepanikan hanya akan memperburuk keadaan.